You are on page 1of 18

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) TENTAMINE SUICIDE

Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Sasaran Hari/ Tanggal Waktu Tempat Struktur Organisasi Penyaji Moderator Notulen Fasilitator Observer

: Penyakit Neurobehavior II : Tentamine Sucide : Masyarakat : Jumat, 13 April 2012 : 08.00-08.30 WITA : Desa Adat Buruan

: Winantara : Arista Dewi : Siska Ambayati Dewi : Netiari, Sumertini : Adhi Maha WIguna

A. Latar Belakang Kemajuan IPTEK di dunia ini ternyata tidak diimbangi dengan kemajuan psikologis dan sosiologis dari setiap kalangan yang ada di setiap negara. Maraknya peristiwa mengakhiri hidup dengan bunuh diri menjadi sebuah fenomena menarik. Bagi bangsa Indonesia, bunuh diri bukanlah hanya sebuah tradisi budaya turun-temurun sebagaimana yang terjadi di Jepang dengan harakirinya. Namun, pada kondisi empiric kita temukan justru pada akhir-akhir ini

fenomena mengambil jalan pintas bunuh diri menjadi sebuah alternatif yang banyak dipilih tak hanya kalangan orang dewasa, tetapi juga oleh remaja,bahkan anak-anak yang masih bersekolah di tingkat dasar. Tingkat bunuh diri di Indonesia di nilai masih cukup tinggi. Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2005, sedikitnya 50 ribu orang Indonesia melakukan tindakan bunuh diri tiap tahunnya. Dengan demikian, diperkirakan 1.500 orang Indonesia melakukan bunuh diri per harinya. Jumlah ini belum ditambah tingkat kematian akibat dari pemakaian obat terlarang (overdosis) yang jumlahnya mencapai 50 ribu orang tiap tahun. Ditambahkan, factor psikologi yang mendorong orang bunuh diri adalah dukungan social kurang, baru kehilangan pekerjaan, kemiskinan,huru-hara psikologi, konflik berat pengunsi dan sebagainya B. Tujuan Umum Pada akhir penyuluhan kesehatan, peserta penyuluhan diharapkan mampu memahami tentang pengertian tentamine sucide, penyebab, tanda dan gejala, pengobatan serta pencegahannya. C. Tujuan Khusus Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan, peserta penyuluhan diharapkan mampu: 1. Menjelaskan pengertian tentamine sucide 2. Menjelaskan penyebab tentamine sucide 3. Menjelaskan gejala klinis tentamine sucide 4. Menjelaskan tentang terapi tindakan tentamine sucide 5. Menjelaskan pencegahan tentamine sucide D. Metode 1. Ceramah 2. Diskusi dan tanya jawab E. Media 1. Laptop

2. LCD 3. Leaflet F. Isi Materi 1. Pengertian tentamine suicide 2. Penyebab tentamine suicide 3. Klasifikasi tentamine suicide 4. Tanda dan Gejala tentamine suicide 5. Pencegahan tentamine suicide G. Proses Pelaksanaan Sasaran No 1. Waktu 5 menit Kegiatan Penyajian Pembukaan a. Salam pembuka b. Perkenalan c. Menyampaikan tujuan d. Kontrak waktu e. Melakukan apersepsi Menyampaikan salam pembuka, maksud dan tujuan serta kontrak waktu pelaksanaan kegiatan kepada peserta penyuluhan dengan bahasa yang sopan dan jelas serta penggunaan kata yang efisien. Menanyakan beberapa pertanyaan seputar opini peserta mengenai topik penyuluhan. Menyampaikan materi dengan jelas dan tepat sesuai dengan metode yang dipilih Menyampaikan materi tidak berbelit-belit serta efisien sehingga mencegah kekurangan waktu Memanfaatkan semua media yang tersedia untuk Masyarakat Menjawab salam Memperhatikan dan terlihat antusias mengikuti penyuluhan

2.

15 menit

Kegiatan Inti a. Penyampaian materi Pengertian tentamine sucide Penyebab tentamine sucide Tanda dan Gejala tentamine sucide Terapi tentamine

Menyimak dan memperhatikan penyuluhan dengan baik dan antusias.

3.

10 menit

sucide Pencegahan tentamine sucide Penutup a. Sesi tanya jawab b. Melakukan evaluasi c. Menyimpulkan materi yang didiskusikan d. Mengakhiri kegiatan dengan salam

menyampaikan dengan baik.

materi

Melalukan dialog interaktif dengan peserta penyuluhan. Menanyakan beberapa pertanyaan singkat kepada pasien tentang materi penyuluhan untuk mengetahui feed back. Contoh pertanyaan: a. Apa pengertian tentamine sucide b. Apa penyebab tentamine sucide c. Apa klasifikasi tentamine suicide d. Apa tanda gejala tentamine sucide e. Apa pencegahan tentamine sucide Menyampaikan kesimpulan dengan singkat dan jelas. Menyampaikan salam penutup dan ucapan terimakasih dengan sopan dan jelas.

Peserta penyuluhan dengan antusias bertanya dan berdialog tentang materi penyuluhan. Bersama penyaji menyimpulkan materi. Mengerti dan mempunyai pengetahuan baru tentang materi penyuluhan ditandai dengan hampir keseluruhan peserta dapat menjawab studi kasus. Menjawab salam.

H. Setting Tempat Penyuluhan dilaksanakan di balai Desa Adat Buruan


Tembok

Laptop

Penyaji

Moderator

LCD

Peserta Penyuluhan

Peserta Penyuluhan

Peserta Penyuluhan

Fasilitator

Fasilitator

Peserta Penyuluhan

Peserta Penyuluhan

Observer

Peserta Penyuluhan

Peserta Penyuluhan

Peserta Penyuluhan

I. Evaluasi 1. Evaluasi Struktur o SAP sudah siap 1 hari sebelum penyuluhan. o Media (Laptop, LCD, Leaflet) dan tempat sudah siap o Moderator dan sekretaris sudah siap. o Peserta siap mengikuti penyuluhan. 2. Evaluasi Proses o Media (Laptop, LCD, Leaflet) sudah disiapkan sesuai rencana. o Tempat siap dan disusun sesuai dengan setting tempat yang telah direncanakan. o Penyaji,moderator, sekretaris dan peserta siap mengikuti penyuluhan. 3. Evaluasi Hasil o Penyuluhan berjalan sesuai rencana dan tepat waktu. o Masalah yang muncul saat pelaksanaan penyuluhan dapat diatasi dengan baik. o Tujuan penyuluhan tercapai yaitu peserta penyuluhan dapat memahami tentang isi penyuluhan dan diharapkan akan terjadi perubahan perilaku.

J. Referensi Gail W. Stuart. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC. Isaacs, Ann. 2005. Keperawatan Kesehatan Jiwa dan Psikiatri. Edisi 3. Jakarta: EGC. Kaplan, Harold I, dkk. 1997. Sinopsis Psikiatri. Jakarta: Binarupa Aksara Willy F. Maramis. 2010. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Edisi 2. Jakarta: EGC. Copyright 2011 Nova Riyanti Yusuf. All Rights Reserved. Web Master: Pry S Pry

LAMPIRAN
A. PENGERTIAN Bunuh diri (tentamine suicuide) adalah segala perbuatan seseorang dengan sengaja, yang tahu akan akibatnya dapat mengakhiri hidupnya dalam waktu yang singkat (Maramis, 2010). Percobaan bunuh diri adalah tindakan klien mencederai atau melukai diri untuk mengakhiri kehidupannya. Bunuh diri adalah setiap aktivitas yang jika tidak dicegah dapatmengarah pada kematian (Gail w. Stuart, Keperawatan Jiwa,2007). Bunuh diri adalah pikiran untuk menghilangkan nyawa sendiri (AnnIsaacs, Keperawatan Jiwa & Psikiatri, 2005). Bunuh diri adalah ide, isyarat dan usaha bunuh diri, yang seringmenyertai gangguan depresif dan sering terjadi pada remaja (HaroldKaplan, Sinopsis Psikiatri,1997). B. PENYEBAB 1. Factor Pendukung Bunuh diri adalah tindakan yang dilakukan dengan sengaj auntuk membunuh diri sendiri Faktor-faktor yang mendukung resiko bunuh diri : a. Faktor demografi : 1) Gender (wanita, lebih banyak berusaha; pria tingkat keberhasilannya tinggi) 2) Usia (kelompok resiko tinggi adalah klien yang berusia kurang dari 19 tahun, lebih dari 45 tahun dan terutama mereka yang berusia lebih dari 65 tahun) b. Status atau gejala emosi dan medis 1) Depresi hebat

2) Merasa tidak berdaya/putus asa 3) Penyalahgunaan zat atau gangguan mental 4) Berjudi patologis (compulsive gambling) 5) Waham atau halusinasi pendengaran yang memerintahkan untuk mebahayakan diri 6) Penyakit kronis, lemah atau penyakit parah 7) Nyeri hebat 8) Ansietas hebat tak tertahankan 9) Kehilangan harga diri 10) Reaksi berlebihan yang berat terhadap stres 11) Kekurangan kontrol terhadap rangsang atau penilaian yang buruk 12) Merasa marah, permusuhan atau ingin balas dendam 13) Rasa marah yang tertahan 14) Konflik internal yang hebat misalnya rasa bersalah yang berlebih atau ambivalensi c. Stresor 1) Riwayat teraniaya 2) Disfungsi keluarga 3) Kesulitan hubungan 4) Terlibat masalah hukum atau tindakan kriminal 5) Masalah keuangan yang serius 6) Pengalaman kehilangan yang serius atau kehilangan ganda 7) Isolasi soaial yang ekstrim akibat kurangnya sistem pendukung sosial 8) Distres spiritual 9) Merasa tidak ada masa depan 10) Anggota kelompok pemujaan 11) Riwayat bunuh diri dalam keluarga 12) Terlebih dahulu berupaya atau mengancam akan bunuh diri

d. Rencana bunuh diri 1) Ide bunuh diri 2) Menyerahkan bisnis pribadi atau menyerahkan barang-barang pribadinya 3) Memiliki rencana bunuh diri yang sangat mematikan (menentukan rencana waktu, tempat, dan cara yang akan membuat sesorang meninggal dengan cepat dengan metode tersebut) 4) Mencari alat yang akan dipakai untuk bunuh diri

2. Factor Pencetus a. Peristiwa kehidupan yang memalukan b. Masalah hubungan interpersonal c. Dipermalukan di depanumum d. Kehilangan pekerjaan e. Ancaman penahanan f. Bisa juga pengaruh media yang mengekspos peristiwa bunuh diri C. KLASIFIKASI Jenis tentamen suicide antara lain : 1. Ancaman Bunuh Diri Peringatan verbal atau nonverbal bahwa orang tersebut mempertimbangkan untuk bunuh diri. Orang tersebut mungkin menunjukkan secara verbal bahwa ia tidak akan berada di sekitar kita lebih lama lagi atau mungkin juga mengkomunikasikan secara nonverbal melalui pemberian hadiah, merevisi wasiatnya dan sebagainya. Pesan-pesan ini harus dipertimbangkan dalam konteks peristiwa kehidupan terakhir. Ancaman menunjukkan ambivalensi seseorang tentang kematian. Kurangnya respon positif dapat ditafsirkan sebagai dukungan untuk melakukan tindakan bunuh diri. 2. Upaya bunuuh diri Semua tindakan yang diarahkan pada diri yang dilakukan oleh individu yang dapat mengarah kematian jika tidak dicegah.

3. Bunuh diri Bunuh diri mungkin terjadi setelah tanda peringatan terlewatkan atau diabaikan. Orang yang melakukan upaya bunuh diri dan yang tidak benar-benar ingin mati mungkin akan mati jika tanda-tanda tersebut tidak diketahui tepat pada waktunya. D. TANDA DAN GEJALA Terdapat tanda dan gejala umum yang ditemukan pada orang yang cenderung bunuh diri: 1. Tanda Perilaku Bunuh diri : a. Kehilangan status pekerjaan dan mata pencaharian. b. Kehilangan sumber pendapatan secara mendadak karena migrasi, gagal panen, krisis moneter, kehilangan pekerjaan, bencana alam. c. Kehilangan keyakinan diri dan harga diri. d. Merasa bersalah, malu, tak berharga, tak berdaya, dan putus asa. e. Mendengar suara-suara gaib dari Tuhan untuk bergabung menuju surga. f. Mengikuti kegiatan sekte keagamaan tertentu. g. Menunjukkan penurunan minat dalam hobi, seks dan kegiatan lain yang sebelumnya dia senangi. h. Mempunyai riwayat usaha bunuh diri sebelumnya. i. Sering mengeluh adanya rasa bosan, tak bertenaga, lemah, dan tidak tahu harus berbuat apa. j. Mengalami kehilangan anggota keluarga akibat kematian, tindak kekerasan, berpisah, putus hubungan. k. Pengangguran dan tidak mampu mencari pekerjaan khususnya pada orang muda. l. Menjadi korban kekerasan rumah tangga atau bentuk lainnya khususnya pada perempuan. m. Mempunyai konflik yang berkepanjangan dengan diri sendiri, atau anggota keluarga. n. Baru saja keluar dari RS khususnya mereka dengan gangguan jiwa (depresi, skizofrenia) atau penyakit terminal lainnya (seperti kanker, HIV/AIDS, TBC, dan cacat).

o. Tinggal sendirian di rumah dan menderita penyakit terminal tanpa adanya dukungan keluarga ataupun dukungan ekonomi. p. Mendapat tekanan dari keluarga untuk mencari nafkah atau mencapai prestasi tinggi di sekolah. q. Mendapat tekanan/bujukan dari organisasi/ kelompoknya.

2. Gejala Perilaku Bunuh Diri : a. Merasa sedih b. Sering menangis c. Kecemasan dan gelisah d. Perubahan mood (senang berlebihan sampai sedih berlebihan) e. Perokok dan peminum alkohol berat f. Gangguan tidur yang menetap atau berulang g. Mudah tersinggung, bingung h. Menurunnya minat dalam kegiatan sehari-hari i. Sulit mengambil keputusan j. Perilaku menyakiti diri k. Mengalami kesulitan hubungan dengan pasangan hidup atau anggota keluarga lain l. Menjadi sangat fanatik terhadap agama atau jadi atheis m. Membagikan uang atau barangnya dengan cara yang khusus E. PENCEGAHAN Bunuh diri dapat dicegah dan semua anggota masyarakat dapat melakukan tindakan yang akan menyelamatkan kehidupan dan mencegah bunuh diri.

Sangat dibutuhkan kerjasama yang erat antara individu, keluarga, masyarakat, profesi dan pemerintah untuk bersama mengatasi masalahnya.

1. Upaya Pencegahan yang Dapat Dilakukan oleh Individu Bila menemukan orang dengan ciri risiko tinggi bunuh diri:

a. Coba menjalin kontak dan mengenali pelaku tindakan bunuh diri beserta latar belakangnya. b. Dengarkan dengan penuh perhatian dan biarkan pelaku tindakan bunuh diri berbicara mengenai perasaannya. c. Coba mengenali masalah dan memahami perasaannya. d. Hargai pemikirannya dan jangan menyalahkan keputusan mereka untuk bunuh diri. e. Telusuri situasi yang dialami sekarang dan pengalaman serta keyakinannya pada masa lalu. f. Telusuri pilihan alternatif yang positif yang mungkin dan dapat dilakukan sesuai dengan diri, nilai dan hal yang disenangi oleh orang tersebut. g. Identifikasi cara terbaik yang dapat dilakukan untuk menolong mereka dalam situasi krisis. h. Beri mereka harapan dan optimisme. i. Bantu mereka mengurangi beban pikirannya. j. Libatkan mereka dalam kegiatan sosial dan rekreasi seperti bertemu orang, berbicara kepada teman, mendengarkan radio, menonton televisi (bukan yang menayangkan tentang bunuh diri), menghadiri pertemuan sosial dan lain-lain. k. Rujuk mereka kepada konselor atau tenaga kesehatan jiwa (psikiater, psikolog) l. Ikuti saran dari dokter atau konselor, khususnya kepatuhan terhadap terapi. m. Dampingi dan bantu mereka dengan segala cara yang mungkin dilakukan. n. Teruskan berinteraksi, mendengarkan dan menawarkan dukungan. Bila situasi krisis sudah berlalu, penting untuk tetap memberikan dukungan agar mereka mampu mengatasi tantangan hidup dengan cara yang positif. Jika pikiran bunuh diri tetap ada, diperlukan dukungan konselor dan profesional lain, jadi mereka perlu dirujuk ke tenaga yang tepat. Semua anggota masyarakat sebenarnya dapat bertindak sebagai konselor yang terbatas yaitu dengan cara berkomunikasi, berempati, memberi dukungan dan menunjukkan arahan yang positif bagi orang tersebut.

2.

Upaya Pencegahan Yang Dapat Dilakukan Oleh Keluarga Keluarga merupakan pusat dari semua kegiatan dalam kehidupan individu. Konflik

interpersonal, hubungan yang terganggu dan kehidupan yang tidak harmonis merupakan faktor pencetus yang penting dalam tindakan bunuh diri. Keluarga perlu memberi dukungan dan melakukan upaya untuk mencegah bunuh diri. Anggota keluarga dapat melakukan upaya yang efektif dengan berbagai cara, antara lain: a. Mengidentifikasi tanda-tanda dari stres dan kecenderungan bunuh diri. Karena ekspresinya sangat unik untuk setiap budaya, maka keluarga harus mengenali kecenderungan tersebut. b. Membina hubungan yang erat dengan pelaku, penuh perhatian, mendengarkan, menghargai perasaan serta memahami emosinya. c. Tunjukkan bahwa keluarga ingin menolongnya. d. Lebih baik membangun potensi kekuatan pelaku dari pada terpaku pada kelemahannya. e. Jangan tinggalkan seorang diri anggota keluarga yang mempunyai keinginan bunuh diri. f. Menjauhkan pelaku dari benda yang membahayakan dirinya seperti: obat-obatan, racun, benda tajam, tali dan lain-lain. g. Secara bertahap bangkitkan kembali keinginan untuk hidup (untuk beberapa situasi dapat terjadi dengan cepat). h. Ajari dan praktekkan metode penyelesaian masalah dan timbulkan rasa optimis. i. Mencoba untuk meminimalkan konflik di rumah dan mengembangkan latihan pemecahan masalah bersama dengan anggota keluarga yang lain. j. Mendorong anggota keluarga tersebut untuk mencari pertolongan profesional, rumah sakit atau LSM (lihat lampiran) yang tepat. Mereka yang mempunyai masalah kesehatan jiwa tidak mau dilabel dengan gangguan jiwa. Oleh karena itu persuasi merupakan faktor kunci untuk membawanya ke dokter. Konsultasi dengan dokter tidak cukup hanya satu kali. Untuk mendapatkan perubahan yang bermakna diperlukan konsultasi yang teratur dan perlu mengikuti saran yang diberikan oleh dokter.

k. Membantu anggota keluarga tersebut untuk mengatasi krisis dengan berbagai cara yang realistik dan cocok dengan yang bersangkutan. l. Tetap mengobservasi dan mewaspadai tindakan, reaksi dan perilakunya. m. Perhatian khusus diberikan pada usia lanjut, penyakit terminal, gangguan jiwa (depresi, alkoholisme, tindak kekerasan dan lain-lain) dan penderita cacat. n. Identifikasi lembaga atau tokoh dalam masyarakat untuk membantu kasus spesifik (misalnya sekolah, lembaga tenaga kerja, lembaga sosial, institusi kesehatan, tokoh agama dan sesepuh atau tokoh masyarakat). o. Dengan memberikan perhatian yang penuh kasih sayang, pengertian dan dukungan (selain dari memberi pengobatan yang diperlukan secara teratur), dapat mencegah terjadinya tindakan bunuh diri. 3. Upaya pencegahan yang dapat dilakukan oleh masyarakat dan jaringan yang lebih luas Masyarakat mempunyai tanggungjawab yang besar untuk mencegah tindakan bunuh diri. Masyarakat seharusnya menciptakan norma perilaku untuk membantu anggota masyarakat bertumbuh dengan cara yang positif, sehat dan merasa sejahtera. Jadi pengaruh positif dari masyarakat dapat mempengaruhi individu untuk berhenti dari perilaku merusak. Problem besar pada masyarakat yang sedang dalam transisi adalah menurunnya sistem nilai secara bertahap, perubahan yang cepat yang diikuti oleh konflik yang disebabkan oleh adanya peluang baru dan frustrasi yang timbul akibat dari perubahan sosial masyarakat. Jadi setiap institusi dan individu di dalamnya dapat memainkan peranan yang amat penting untuk mencegah tindakan bunuh diri. Masyarakat perlu membangun mekanisme pertahanan sosial yang meliputi pencegahan, terapi dan pelayanan after care untuk mengurangi tindakan bunuh diri. Masyarakat, organisasi dan LSM mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengembangkan pelayanan pencegahan, pelayanan gawat darurat, pelayanan after care dan program pencegahan. Mendata dukungan dari kelompok lokal merupakan langkah penting dalam membuat program dan mengidentifikasi sumberdaya yang ada. Masyarakat dapat membantu program pencegahan bunuh diri dengan cara mengangkat isu lokal, masalah dan penyebab bunuh diri kepada pengambil keputusan (misalnya

memperbaiki kualitas hidup masyarakat ekonomi lemah, mengurangi tindak kekerasan dan kriminalitas, menghilangkan stigma, menghilangkan sikap diskriminasi, mempengaruhi media massa lokal dan memperbaiki informasi data tentang bunuh diri). 4. Mewaspadai tempat risiko tinggi Bunuh diri juga sering terjadi di beberapa tempat seperti rumah sakit, panti werda, lembaga pemasyarakatan, penginapan, mal dan lain-lain. Oleh karena itu perlu

mengembangkan mekanisme pencegahan tindakan bunuh diri pada tempat-tempat tersebut dengan upaya khusus. a. Perlu mengidentifikasi individu berisiko tinggi untuk bunuh diri pada tempat-tempat itu dan mengembangkan program intervensi yang ditujukan pada individu tersebut. b. Staf pada tempat tersebut perlu dilatih untuk mengidentifikasi dan tetap mewaspadai mereka. Perlu dilakukan pelatihan periodik untuk mengatasi masalah dan melakukan metode pencegahan. c. Perlu meningkatkan kepekaan petugas penerima tamu dan petugas lainnya untuk dapat mendeteksi adanya kemungkinan risiko tinggi bunuh diri pada calon dan penghuninya. d. Dalam memberikan pertolongan perlu melibatkan tenaga kesehatan, psikolog, pengacara, polisi, pekerja sosial dan konselor. e. Perlu kerjasama antara keluarga, sahabat, pemuka agama, staf rehabilitasi dan konselor profesional dalam memberikan intervensi. f. Perlu menyediakan alat/materi untuk pertolongan pertama bila tiba-tiba terjadi usaha bunuh diri yang tak diduga sebelumnya. g. Orang dengan risiko tinggi ditempatkan bersama dengan orang lain, bila tidak merupakan ancaman terhadap orang lain. h. Tempatkan pada tempat yang aman dan singkirkan benda yang dapat digunakan untuk bunuh diri. i. Tingkatkan pemeriksaan keamanan lingkungan khususnya pada penginapan dan hotel.

j. Perlu meningkatkan interaksi sosial yang sehat dan melibatkan mereka dalam kegiatan rekreasi (seperti menyanyi, olah raga, mendengar radio, menonton televisi, membaca), berdoa, meditasi. 5. Upaya yang Dilakukan oleh Media Massa Media massa (cetak dan elektronik) berdampak luas terhadap kehidupan masyarakat. Walaupun media punya kebebasan untuk menayangkan berita, namun mereka harus menyadari akibat dari berita tersebut terhadap masyarakat. Sejumlah novel, televisi, film, majalah dan surat kabar melaporkan peristiwa bunuh diri sebagai tindakan yang berani dan menjelaskan secara rinci cara bunuh diri yang dilakukan oleh individu atau kelompok. Data menunjukkan bahwa dengan penayangan demikian ternyata angka bunuh diri di masyarakat menjadi meningkat. Jadi media dapat berperan negatif atau positif dalam membentuk pemikiran dan perilaku masyarakat. Media massa sebaiknya melakukan hal berikut: a. Laporan tentang bunuh diri perlu menekankan bahwa setiap bunuh diri merupakan kerugian bagi masyarakat. b. Hati-hati menayangkan celebrity suicide, jangan dianggap sebagai tindakan pahlawan. Berikan publikasi yang minimal terhadap hal tersebut. c. Hindari memberikan penjelasan yang rinci tentang cara dan tempat bunuh diri, karena masyarakat ingin tahu dan melihat tempat tersebut dan mungkin pula melakukannya dengan motif dan cara yang sama. Bila terdapat tempat dengan risiko tinggi, maka media perlu menekankan bagaimana cara membuatnya lebih aman. d. Bunuh diri tidak terjadi karena faktor tunggal. Jangan menyalahkan korban, karena tindakan tersebut disebabkan oleh kombinasi berbagai penyebab. Tekankan bahwa gagal bercinta, tidak lulus ujian, tidak jadi ke luar negeri bukan merupakan penyebab bunuh diri. Masyarakat perlu diberi informasi bagaimana cara menghindari tindakan bunuh diri. e. Pemberitaan bunuh diri di media massa merupakan beban yang memalukan bagi keluarga.

f. Beritakan tanda-tanda yang perlu diwaspadai yaitu bencana sosial, masalah ekonomi dan gangguan jiwa (khususnya depresi). Pada situasi tersebut perlu kerjasama yang erat dengan petugas kesehatan. g. Berikan penjelasan dampak bunuh diri kepada individu yang selamat, pegawai dan keluarganya serta akibat terhadap individu baik jangka pendek maupun jangka panjang. h. Jelaskan tentang miskonsepsi, budaya, keyakinan dan mitos tentang bunuh diri. Menimbulkan kewaspadaan dan mengubah pemikiran masyarakat merupakan salah satu dari tanggung jawab media. i. Media lokal dapat memberikan informasi tentang hotline service, pusat pencegahan krisis, pusat pengobatan keracunan, atau LSM yang dapat memberikan bantuan kepada individu dan keluarganya. j. Pemilihan kalimat seperti bunuh diri yang berhasil atau bunuh diri yang lengkap dapat mengubah persepsi masyarakat. k. Media massa perlu bekerja sama yang erat dengan petugas kesehatan sebelum menayangkan berita. 6. Upaya yang perlu segera dilakukan oleh sektor kesehatan Bunuh diri bukan semata-mata merupakan fenomena sosial, budaya atau agama. Agar menjadi mitra kerja yang aktif dalam upaya pencegahan bunuh diri, sektor kesehatan perlu meluaskan peran dan tanggung jawabnya. Sektor kesehatan seharusnya memprakarsai untuk melakukan riset multi sektoral, karena dengan memahami masalah, faktor risiko dan metode yang dilakukan, merupakan isu kunci dalam intervensi dan pencegahan bunuh diri yang efektif. Sektor kesehatan perlu melakukan: a. Program pengembangan sumber daya untuk penanganan bunuh diri dengan cara meningkatkan pengetahuan, kemampuan, teknik dan strategi dalam memberikan pelayanan. b. Memperbaiki fasilitas gawat darurat dan pelayanan segera terhadap pasien dengan percobaan bunuh diri dikombinasikan dengan pelayanan rujukan dan rehabilitasi.

c. Mengintegrasikan pelayanan kesehatan jiwa ke sistem pelayanan kesehatan primer seperti puskesmas. Dengan melakukan identifikasi, penatalaksaan dan rujukan segera terhadap pasien (khususnya mereka yang menderita depresi, penyalahgunaan alkohol dan gangguan jiwa lainnya), bersamaan dengan meningkatkan sikap yang positif dari masyarakat, akan sangat menolong mengurangi angka bunuh diri. d. Memberikan arahan kepada insan media massa dan sektor lain untuk mengembangkan kebijakan penyebarluasan informasi yang realistik agar terbentuk sikap yang positif pada masyarakat. e. Mengembangkan program pencegahan bunuh diri lintas sektor yang terintegrasi dan terkoordinasi (sektor kesehatan, pendidikan, agama, pertanian, tenaga kerja, kepolisian, hukum dan lain-lain). f. Mengembangkan pusat keracunan yang dapat memberikan informasi dan saran kepada mereka yang keracunan. Perilaku bunuh diri seringkali dilaporkan oleh keluarga dekat, tetangga, atau teman. Sarankan untuk segera mengubungi fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan pertolongan medis. Perlu menyediakan hotline service yang dapat dihubungi 24 jam.

You might also like