You are on page 1of 8

PETUNJUK TIDAK LANGSUNG EVOLUSI DARI BIDANG BIOGEOGRAFI

Penyebaran Organisme Di Bumi Distribusi organisme dipengaruhi oleh sejarah, iklim masa lalu dan susunan atau bentuk benua-benua dan hubungan ekologis masa lalu dan masa sekarang, serta semua interaksi satu sama lainnya. Karena kompleksitas hubungan ini, maka para pakar biogeografi telah cenderung memusatkan pada salah satu dari dua pendekatan utama terhadap bidang ilmu ini. Iklim merupakan faktor utama yang menentukan tipe tanah maupun spesies tumbuhan yang tumbuh di daerah tersebut. Sebaliknya jenis tumbuhan yang ada menentukan jenis hewan dan mikroorganisme yang akan menghuni daerah tersebut. Pada dasarnya iklim tergantung pada matahari. Matahari bertanggung jawab tidak hanya untuk intensitas cahaya yang tersedia untak proses fotosintesis, tetapi juga untuk temperatur umumnya. Komponen iklim lain yang menentukan organisme apa yang dapat hidup di suatu daerah adalah kelembaban, kelembaban ini juga bergantung pada cahaya matahari dan temperatur. Curah hujan yang banyak diperlukan untuk mendukung pertumbuhan pohon-pohon yang besar, sedangkan curah hujan yang lebih sedikit membantu komunitas yang didominasi oleh pohon-pohon pendek, semak belukar, rumput dan akhirnya kaktus atau tumbuhan gurun lainnya. Makin tinggi curah hajan dan temperatur di suatu daerah (tanah) makin banyak dan makin besar jumlah tumbahan yang didukungnya. Dengan demikian iklim merupakan salah satu faktor utama terbentuknya daerah-daerah biografi. Biogeografi yaitu bidang ilmu yang mempelajari dan berusaha untuk

menjelaskan distribusi organisme di permukaan bumi. Bapak Biogeografi evolusi adalah Alfred Russel Wallace O.M., F.R.S. (lahir 8 Januari 1823 wafat 7 November 1913 pada umur 90 tahun) dikenal sebagai seorang naturalis, penjelajah, pengembara, ahli antropologi dan ahli biologi dari Britania Raya. Ia terkenal sebagai orang yang mengusulkan sebuah teori tentang seleksi alam, dimana kemudian hari malah membuat Charles Darwin lebih terkenal dari dia dengan teorinya sendiri.

Wallace banyak melakukan penelitian lapangan, dimana untuk pertama kalinya dilakukan di sungai Amazon di tahun 1846 saat ia masih berusia 23 tahun dan kemudian di Kepulauan Nusantara. Dia ketika itu mengoleksi aneka serangga dari ekspedisi Amazon. Kemudian koleksinya dia bawa pulang ke Eropa. Koleksi serangga itu laku dijual dan modal itu menjadi titik awal penjelajahan Wallace di Nusantara. Pada perjalanan antara tahun 1848 hingga tahun 1854, Ia tiba di Singapura. Selama delapan tahun kemudian (1854 - 1862) ia menjelajah berbagai wilayah di Nusantara. Dari penjelajahan itu, ia membukukannya ke dalam sebuah catatan yang berjudul The Malay Archipelago. Selama ekspedisinya di Nusantara, diperkirakan dia telah menempuh jarak tidak kurang dari 22.500 kilometer, melakukan 60 atau 70 kali perjalanan terpisah, dan mengumpulkan 125.660 spesimen fauna meliputi 8.050 spesimen burung, 7.500 spesimen kerangka dan tulang aneka satwa, 310 spesimen mamalia, serta 100 spesimen reptil. Selebihnya, mencapai 109.700 spesimen serangga, termasuk kupukupu yang paling disukainya. Kebiasaannya mencatat perjalanan dan menyelamatkan catatan-catatan itu dengan cara mengirimkan ke Inggris melalui pos kapal-kapal dagang Eropa, termasuk ketika singgah di Pulau Ternate antara tanggal 8 Januari 1858 dan 25 Maret 1858, ketika ia terserang malaria memaksakan diri menulis surat dan mengirimkan kepada ilmuwan, Charles Darwin di Inggris. Dalam penjelajahannya di bumi Nusantara, ia menemukan sebuah garis imajiner yang membagi flora dan fauna di Indonesia menjadi dua bagian besar. Garis ini dikemudian hari dikenal sebagai Garis Wallace, dimana di satu bagiannya, bentuk flora dan faunanya masih mempunya hubungan dengan flora dan fauna dari Australia dan memiliki ciri-ciri yang sangat mirip. Sedangkan di bagian yang lainnya sangat mirip dengan flora dan fauna dari Asia. Di dunia ini dikenal 6 daerah biogeografi dengan masing-masing daerah yang memiliki perbedaan dan keseragaman tertentu (unik) dalam kelompok-kelompoknya. Daerab-daerah biogeografl di dunia dengan beberapa organisme yang khas 1. Australia Australia Irian, Selandia Baru, dan kepulauan di Samudera Pasifik. Misalnya: Semua Monotremata, Marsupialia (mammalia tidak berplasenta/mammalia berkantung),

Rodentia, Kelelawar, burung Kaswari, burung Cenderawasih, jenis-jenis burung Kakaktua, ikan Paru-paru Australia dan burung Kiwi. 2. Oriental Daerah Asia bagian selatan pegunungan Himalaya, India, Sri Langka, Semenanjung Melayu, Sumatera, Jawa, Kalirnantan, Sulawesi, dan Filipina. Misalnya: Siamang, Orang utan, Gajah, Badak, burung Merak. 3. Ethiopia Afrika, Magaskar dan pulau-pulau sekitar Afrika Misalnya: Gajah Afrika, Gorilla, Simpanse, Badak Afrika, Singa, Kuda Nil, Zebra, Jerapah, Burung Onta. 4. Neotropik Amerika Selatan dan Tengah, Meksiko dan Hindia Barat. Misalnya: Armadillo, kelelawar Vampire, burung Kolibri. 5. Neartik Amerika Utara dari dataran tinggi Meksiko sampai kawasan kutub utara dan Greenland. Misalnya: Kambing gunung, Karibon, tikus air (Beaves). 6. Paleartik Eurasia sebelah selatan ke Himalaya, Afghanistan, Iran dan Afrika bagian utara dari gurun Sahara. Misalnya: Landak, Babi hutan dan Rusa kecil. Dengan mempelajari biogeografi kita dapat menjelaskan mengapa spesiesspesies berdistribusi, dan apa bentuk distribusi yang diperlihatkan mengenai habitat dan daerah asal mula mereka. Dari perjalanan Darwin mengelilingi ia menemukan bahwa spesies tanaman dan hewan umumnya tidak berdistribusi jauh dari habitat yang potensial.Kesimpulan mendasar dari persebaran geografis memperlihatkan bahwa suatu spesies baru muncul pada satu tempat dan kemudian menyebar menuju keluar dari titik atau tempat asal. Beberapa spesies kemudian menjadi lebih luas distribusinya, tetapi mereka tidak dapat melewati barier-barier alami yang terpisah daerah geografis yang besar. Oleh karena itu, meskipun lingkungan hidup sesungguhnya identik pada daerah geografis berbeda, jarang ditempati oleh spesies yang sama. Buktinya, setiap daerah geografi besar di dunia mempunyai karakteristik kelompok tanaman dan hewan. Sebagai contoh, di Australia semacam kanguru (marsupial) mempunyai kantong yang

berperan sebagai tempat menyusui dan melindugi anaknya, pada daerah geografi yang lain kanguru (marsupial) hampir tidak ditemukan. Bukti-bukti observasi atau pengamatan memperkuat konsep bahwa seleksi alam berlaku, oleh kekuatan besar dari lingkungan sehingga muncul spesies baru yang hanya dapat hidup beradaptasi atau dapat menyesuaikan diri dengan kondisi topografinya maupun kondisi iklim disekelilingnya. Sebagai buktinya, apa yang dilihat Darwin ketika menemuakan bahwa spesies pada pulau tertentu terhalang untuk berhubungan dengan spesies pada pulau-pulau dekat, dan bahwa spesies sepulau umumnya berhubungan dengan speseis terdekat yang hidup sedaratan. Sebaliknya, tidak ada bukti yang mendukung keberadaan sekelompok island species (spesies yang hanya ada pada pulau tertentu) dengan karakteristik tertentu ditemukan dalam habitat-habitat pulau lain kemanapun kita mengelilingi dunia. Pada tingkatan yang lebih spesifik, biogeografi menunjukkan banyak bukti-bukti menyolok yang mengarah pada kejadian evolusi konvergen (convergent evolution). Organisme-organisme pada kenyataannya mempunyai geografi berbeda-beda,

meskipun diturunkan dari keturunan nenek moyang yang sangat berbeda, memiliki kesamaan proses adaptasi pada habitat-habitat khusus. Sebagai contoh, tanaman kaktus (famili Cactaceae) ditemukan di gurun pasir sebelah tenggara Amerika Utara, dan di gunung pasir Andes, tetapi tidak ada dimanapun di tempat lain. Di samping itu habitat-habitat kering dan tandus di Afrika ditempati oleh sekelompok tanaman dari famili Euphorbiaceae. Contoh ini memperjelas teori kekuatan seleksi alam dimana terbentuk ciri-ciri atau bentuk-bentuk yang sangat sama oleh karena adaptasi pada lingkungan yang sama. Lebih jauh dijelaskan, dua tempat yang memiliki iklim yang sama belum tentu keadaan flora dan faunanya sama, bahkan mungkin berbeda sama sekali. Sebagai contoh kepulauan Galapagos dan kepulauan Cape Verde mempunyai iklim yang sama tetapi flora dan faunanya berbeda. Flora dan fauna di kepulauan Galapagos hampir sama dengan flora dan fauna yang terdapat di Amerika Selatan. Dihasilkannya 13 spesies burung Finch di kepulauan Galapagos disebabkan oleh adanya penyebaran geografi. Burung yang berasal dari Amerika Selatan yang bermigrasi ke kepulauan Galapagos ini menemukan lingkungan baru yang berbeda

dengan lingkungan asalnya sehingga terbentuk varian-varian yang sesuai dengan lingkungan yang baru dan terus berkembang. Cara penyebaran ini ada 2 macam yaitu penyebaran aktif dan penyebaran pasif. Penyebaran aktif ialah penyebaran yang didorong oleh faktor-faktor dari dalam diri inidividu itu sendiri, misalnya perpindahan populasi burung dari suatu tempat ke tempat lain untuk mencari makanan; sedangkan penyebaran pasif ialah penyebaran yang disebabkan oleh faktor-faktor lain, misalnya penyebaran buah kelapa oleh air. Dalam melakukan penyebaran itu banyak rintangan yang tidak dapat diterobos atau dilalui. Jika dapat diterobos lingkungan yang baru itu tidak memenuhi persyaratan bagi hidupnya, oleh karena itu baik penyebaran aktif maupun penyebaran pasif tidak selalu berakibat perluasan daerah.

Filogeni memiliki dasar biogeografis dalam pergeseran benua (continental drift) Sebenarnya ilmu biogeografi yang pertama kali mendorong Darwin dan Wallace ke arah pandangan evolusioner mengenai kehidupan. Sejarah bumi telah membantu menjelaskan sebaran geografis spesies saat ini. Sebagian contoh, kemunculan pulaupulau vulkanik seperti kepulauan Galapagos membuka lingkungan baru bagi pendiri (founder) untuk mencapai tempat itu, dan penyebaran adaptif mengisi banyak relungrelung yang tersedia dengan berbagai spesies baru. Pada skala global, pergeseran benua merupakan faktor geografi utama yang berkorelasi dengan penyebaran spasial kehidupan dan dengan peristiwa yang berhubungan dengan evolusi, seperti kepunahan massal dan peningkatan eksplosif keanekaragaman biologis. Benua tidak tetap di satu tempat, tetapi bergeser di sekitar permukaan bumi, seperti penumpang pada lempengan raksasa kerak bumi yang mengapung di atas lapisan dasar yang panas. Banyak proses geologis penting, yang meliputi pembentukan pegunungan, vulkanisme, dan gempa bumi, terjadi pada perbatasan lempengan tersebut.

Gambar lempengan kerak bumi dan tektonika lempengan. Peta ini hanya mengidentifikasi beberapa lempengan utama saja. Tanda panah menunjukkan zona peristiwa tektonik yang kuat; banyak di antaranya merupakan zona subduksi di mana tepi satu lempengan di sebelahnya. Pergerakan lempengan mengatur ulang susunan geografi secara terus menerus, tetapi dua babak dalam pergeseran benua yang berkelanjutan itu berpengaruh sangat kuat pada kehidupan. Sekitar 250 juta tahun silam (akhir zaman Paleozoikum) pergeseran lempengan mengumpulkan semua massa daratan menjadi satu benua raksasa yang dinamai Pangaea, yang berarti semua daratan. Bayangkan spesies yang telah berkembang dalam keadaan terisolasi bertemu dengan yang lain dan bersaing satu sama lain. Pembentukan Pangaea menghancurkan banyak sekali habitat. Keadaan ini barangkali juga merupakan suatu periode yang panjang dan traumatis bagi kehidupan daratan. Bagian tengah benua, yang memilki iklim yang lebih kering dan tidak menentu dibandingkan dengan daerah pantai. Pembentukan Pangaea benarbenar memiliki dampak lingkungan yang sangat dasyat, yang membentuk kembali keanekaragaman biologis dengan cara menyebabkan kepunahan dan menyediakan kesempatan baru bagi kelompok taksonomik dari organisme yang bertahan melewati krisis itu. Babak dramatis kedua dalam sejarah pergeseran benua tercatat sekitar 180 juta tahun yang lalu (zaman Mesozoikum). Pangaea mulai pecah, menyebabkan isolasi geografis daerah-daerah berukuran besar. seiring dengan terpisahnya benua itu,

masing-masing daerah menjadi tempat evolusi yang terpisah, dan flora serta fauna dari alam biogeografis yang berbeda mulai menyebar.

Gambar Sejarah pergeseran benua. Sekitar 200 sampai 250 juta tahun silam, seluruh massa daratan bumi menyatu bersama dengan satu superbenua yang bernama Pangaea. Sekitar 180 juta taun silam, Pangaea mulai terpisah-pisah

menjadi massa daratan bagian utara (Laurasia) dan massa daratan bagian selatan (Godwana), yang kemudian

memisah lagi menjadi benua modern. Insia bertubrukan dengan Eurasia 10 juta tahun silam, sehingga membentuk

Himalaya, daerah pegunungan tertinggi dan termuda di bumi. Benua-benua tersebut masih terus bergeser.

Pola pemisahan benua merupakan penyelesaian bagi banyak pertanyaan di bidang biogeografi. Sebagai contoh, para ahli paleontologi telah menemukan fosil reptilian masa Trias di Ghana (Afrika Barat) yang persis sama dengan yang ditemukan di Brazil. Padahal kedua bagian ini sekarang dipisahkan oleh lautan sepanjang 3000 km. ini menunjukan bahwa dulunya dua daratan ini pernah bersatu. Pergeseran benua juga menjelaskan banyak mengenai penyebaran organisme saat ini, seperti mengapa fauna dan flora Australia jauh berbeda dengan fauna dan flora yang berasal dari bagian dunia lain. Keanekaragaman marsupial (mamalia berkantung) yang sangat tinggi, yang mengisi peran ekologis di Australia yang analog dengan peran ekologisyang diisi oleh mamalia berplasenta pada benua lain, hanya merupakan salah satu contoh dari keunikan koleksi spesies Australia. Hewan marsupial mungkin

berkembang pertama kali di tempat yang sekarang menjadi Amerika Utara dan mencapai Australia melalui Amerika Selatan dan Antartika ketika kedua benua itu masih menyatu. Pemisahan daratan selatan yang terjadi selanjutnya membuat Australia mengapung seperti perahu raksasa yang penuh dengan marsupial. Persebaran organisme di muka bumi dipelajari dalam cabang biologi yang disebut biogeografi. Studi tentang penyebaran spesies menunjukkan bahwa spesies-spesies berasal dari satu tempat, namun selanjutnya menyebar ke sberbagai daerah. Organisme tersebut kemudian mengalami diferensiasi menjadi subspesies baru dan spesies baru yang cocok terhadap daerah yang ditempatinya. Penghalang geografi atau barrier seperti gunung yang tinggi, sungai dan lautan dapat membatasi penyebaran dan kompetisi dari suatu spesies (isolasi geografi).

Adanya isolasi geografi juga menyebabkan perbedaan susunan flora dan fauna di berbagai tempat.

You might also like