You are on page 1of 24

PENDAHULUAN

Industrialisasi merupakan salah satu strategi pembangunan dan dianggap sebagai jalan pintas untuk mengatasi kemiskinan dan meningkatkan kemakmuran. Pembangunan industri pada umumnya diarahkan pada peningkatan industri kecil demi perluasan kesempatan kerja (Yusri, 2007). Secara ideal, proses industrialisasi bertujuan untuk perubahan struktur ekonomi sehingga terjadi penciptaan nilai tambah yang lebih tinggi dan secara ekonomis masyarakat akan lebih makmur. Kemajuan proses industrialisasi dapat diukur dengan melihat jumlah kebutuhan yang berasal dari industri pengolahan. Semakin banyak jenis kebutuhan manusia dalam lingkungan tertentu dipenuhi oleh hasil-hasil industri pengolahan dapat juga dijadikan pertanda maju atau terlambatnya proses itu berlangsung (Sofa, 2008). Era industrialisasi ditandai dengan industri-industri baru berkembang dengan pesat, memberikan keuntungan yang sebagian besar diinvestasikan lagi dalam bentuk baru. Indutri-industri baru ini tentunya membutuhkan banyak pekerja pabrik, yang pada akhirnya mendorong timbulnya layanan-layanan jasa yang mendukung para pekerja tersebut dan kebutuhan akan barang-barang manufaktur lainnya (Yasinta, 2008). Semakin maju perkembangan industri, semakin banyak dibutuhkan tenaga profesional, teknisi dan sejenisnya (Haryoto, 1998). Tenaga kerja yang terampil merupakan potensi sumber daya manusia yang dibutuhkan dalam proses pembangunan menyongsong era globalisasi. Data Badan Pusat Statistik (2003), pekerja di Indonesia mencapai 100.316.007 dimana 64,63% pekerja lakilaki dan 35,37% pekerja wanita. Jumlah tenaga kerja wanita di Indonesia terus menerus meningkat. Selama Agustus 2006 sampai Agustus 2007, jumlah pekerja perempuan

bertambah 3,3 juta orang. Peningkatan ini selain dilihat dari segi positif dengan bertambahnya tenaga produktif, status kesehatan dan gizi pekerja umumnya belum mendapat perhatian yang berakibat akan menurunkan produktivitas kerja dan ongkos produksi menjadi tidak efisien. Tenaga kerja wanita umumnya bekerja pada tekstil, pakaian jadi, rokok dan sebagainya (Nadhiroh, 2008). Menurut Depkes (2005), beberapa masalah kesehatan pada pekerja wanita yaitu adanya gangguan haid seperti amenorrhea, menorrhagia, dysmenorrhoea, premenstrual sindrom, serta menopause dan gangguan gizi yang meliputi kekurangan kalori protein, kekurangan vitamin A yang dapat mengakibatkan gangguan penglihatan, kekurangan yodium yang dapat mengganggu metabolisme dan defisiensi zat besi yang dapat mengakibatkan anemia. Pada pekerja kelas menengah kebawah umumnya menderita kurang gizi seperti Kurang Energi Protein (KEP), anemia serta sering menderita penyakit infeksi. Dari beberapa hasil penelitian didapat gambaran bahwa 30 40% masyarakat pekerja kurang kalori protein, 30% menderita anemia gizi dan 35% kekurangan zat besi tanpa anemia (Nadhiroh, 2008). Menurut Supariasa (2001), masalah anemia merupakan masalah gizi utama yang masih dihadapi di Indonesia, hal ini terbukti dengan masih tingginya prevalensi anemia. Prevalensi anemia di Indonesia khususnya pada pekerja berpenghasilan rendah antara 30% sampai 40% (Bhakta, 2006). Beberapa penelitian melaporkan bahwa dikalangan tenaga kerja wanita 30-40% menderita anemia, dan hasil studi di Tangerang tahun 1999 menunjukan prevalensi anemia pada pekerja wanita 69%. Pekerja yang menderita anemia dari hasil penelitian produktivitasnya 20% lebih rendah dari pada pekerja yang sehat (Nadhiroh, 2008). Anemia dapat disebabkan oleh masukan besi dari makanan yang tidak cukup, kehilangan darah (misal pada kondisi menorrhagia/menstruasi yang lama, perdarahan

saluran pencernaan, muntah/berak darah, dan lain-lain), kebiasaan mengkonsumsi teh, infeksi cacing, diare kronis (menahun), kurang gizi (berkaitan dengan kondisi sosial ekonomi), latihan atau olahraga yang berlebihan (Anurogo, 2007). Perempuan sangat rentan dengan gejala anemia karena perempuan mengalami pengurangan volume darah yang dikeluarkan secara alamiah, seperti saat menstruasi. Selama satu periode menstruasi, darah yang keluar juga membawa zat besi dalam darah. Oleh karena itu, wajar jika anemia juga akan dialami perempuan yang tengah menstruasi. Perempuan menstruasi akan lebih rentan mengidap anemia jika mengalami gangguan haid. Misalnya saja perempuan gangguan gejala haid hipermenorhea atau menorhagia jika selama satu periode haid berjalan lebih lama, sehingga volume darah yang dikeluarkan lebih banyak dari haid normal (Wulandari, 2008). Kehilangan banyak darah menyebabkan terkurasnya cadangan zat besi dalam tubuh sehingga pembentukan sel darah merah terganggu (Djauzi, 2004). Gizi makanan sangat berkaitan dengan anemia. Gizi yang buruk atau gangguan penyerapan nutrisi oleh usus juga dapat menyebabkan seseorang mengalami kekurangan darah, terutama gizi yang membentuk hemoglobin, seperti zat besi (Fe) dan asam folat. Penyebab lain adalah kecenderungan wanita berdiet karena ingin mempertahankan bentuk tubuh ideal, tanpa mempertimbangkan jumlah zat gizi penting yang masuk, terutama zat besi (Nadhiroh, 2008). Kebiasaan mengkonsumsi teh terutama setelah makan dapat mengakibatkan anemia karena teh merupakan sumber makanan penghambat asupan zat besi. Selain mengandung tanin, teh juga mengandung beberapa zat, antara lain kafein, polifenol, albumin, dan vitamin. Tanin bisa mempengaruhi penyerapan zat besi dari makanan terutama yang masuk kategori heme non-iron. Minum teh paling tidak sejam sebelum

atau setelah makan akan mengurangi daya serap sel darah terhadap zat besi (Yulianingsih, 2008). Anemia mengakibatkan seseorang mudah terserang infeksi karena daya tahan tubuh menurun atau lemah dan tidak mampu membentuk zat kekebalan tubuh untuk melawan penyakit. Anemia dapat membawa akibat negatif seperti rendahnya kemampuan intelektual, rendahnya kemampuan dan produktivitas kerja serta rendahnya kekebalan tubuh (De Moeyer, 1993). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada 10 responden di PT. Golden Flower Ungaran, didapatkan hasil bahwa dari 10 responden terdapat 60 % responden sering mengalami pusing, susah berkonsentrasi, pandangan berkunang-kunang, mudah lelah, mudah mengantuk dan konjungtiva pucat. Dari uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan judul Beberapa Faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada pekerja wanita di bagian sewing line 2 PT. Golden Flower Ungaran. Tujuan umum dari penelitian ini untuk mengetahui beberapa faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada pekerja wanita di bagian sewing line 2 PT. Golden Flower Ungaran.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian jenis deskriptif korelasi, yaitu penelitian atau penelaahan hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau sekelompok subjek (Notoadmodjo, 2005), dengan metode pendekatan cross sectional, yaitu suatu penelitian dimana variabel-variabel yang termasuk faktor risiko dan variabel-variabel yang termasuk efek, diobservasi sekaligus pada waktu yang sama (Notoadmodjo, 2005). Populasi penelitian adalah keseluruhan pekerja pada bagian sewing line 2 sebanyak 150 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah pekerja wanita dibagian sewing line 2 PT. Golden Flower Ungaran, yang telah terpilih menjadi sampel. Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan sampling sistematis, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu (Sugiono, 2006). Dalam penelitian ini pengambilan sampel dilakukan dengan cara kelipatan bilangan. Dari penghitungan diketahui bahwa jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 60 responden Kriteria pengambilan sampel yaitu dengan menggunakan kriteria eksklusi, yaitu: 1) Pekerja wanita yang sedang mengalami menstruasi 2) Pekerja wanita yang sedang mengalami menometroragi. 3) Pekerja wanita yang sedang hamil. 4) Pekerja wanita yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan 5) Pekerja wanita yang menolak atau tidak bersedia untuk diteliti. Setelah melalui kriteria eksklusi, maka yang memenuhi syarat menjadi responden sebanyak 40 orang.

Penelitian dilakukan di bagian sewing line 2 PT. Golden Flower dan penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2009. Pengumpulan data merupakan kegiatan penelitian untuk mengumpulkan data. Alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah: 1. Kuesioner Kuesioner atau angket yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari pertanyaan terbuka dan pertanyaan tertutup. Kuesioner diisi pada hari yang sama dan diambil pada hari yang sama pula serta pada waktu mengisi kuesioner, responden didampingi oleh peneliti. Penyebaran kuesioner dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh beberapa tenaga kesehatan. Data sekunder untuk jumlah pekerja wanita di bagian sewing PT. Golden Flower diperoleh dari hasil pencatatan data yang ada di PT. Golden Flower. 2. Pengukuran tinggi badan dan berat badan Pengukuran tinggi badan dan berat badan dilakukan untuk mengetahui indeks massa tubuh (IMT) pekerja wania. Hasil pengukuran IMT ada 2 kategori yaitu beresiko tinggi jika status gizinya kurang dan tidak beresiko jika status gizinya normal atau lebih. 3. Pengukuran Hb Pengukuran Hb dengan dibantu oleh tenaga kesehatan, yang dilakukan dengan menggunakan metode sianmethemoglobin, dimana dikatakan anemia jika Hb <12 g/dl dan dikatakan tidak anemia jika 12 g/dl. Peneliti menggunakan beberapa langkah untuk mengumpulkan data antara lain sebagai bberikut : 1. Peneliti mengajukan permohonan ijin penelitian kepada PT. Golden Flower.

2. Setelah memperoleh ijin peneliti melakukan konfirmasi pada PT. Golden Flower untuk melakukan pengambilan data dan menentukan responden dengan cara mengkaji pekerja yang memenuhi kriteria sebagai responden. 3. Selanjutnya peneliti menjelaskan tujuan penelitian dan pengisian kuesioner. 4. Setelah memahami tujuan penelitian, responden di minta untuk menandatangani lembar pernyataan kesediaan menjadi responden, kemudian dilakukan pengisian kuesioner. 5. Selanjutnya dilakukan pengecekan pengisian kuesioner. 6. Setelah semua responden mengisi kuesioner, peneliti mengumpulkan hasil pengisian kusioner yang selanjutnya akan diolah dan dianalisis. Analisis Data dalam penelitian ini: 1. Analisis Univariat Analisis univariat yaitu analisis yang dilakukan terhadap tiap variabel penelitian (Notoatmodjo, 2005). Analisis univariat disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi yaitu tabel yang disusun bila jumlah data yang akan disajikan cukup banyak sehingga kala disajikan dalam tabel biasa menjadi tidak efisien dan kurang komunikatif (Sugiyono, 2006). 2. Analisis Bivariat Analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara variabel independent (variabel bebas) dan variabel dependent (variabel terikat). Untuk mengetahui hubungan kedua variabel tersebut dilakukan dengan uji statistik, uji statistik yang digunakan menggunakan uji Chi-Square. Berdasarkan uji statistik tersebut dapat disimpulkan jika nilai x2 hitung sama atau lebih besar dari x2 tabel dan nilai p (0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima, dan

apabila nilai x2 hitung lebih kecil dari x2 tabel dan p> (0,05) maka Ho diterima dan Ha ditolak.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil PT. Golden Flower Ungaran merupakan salah satu perusahaan tekstil di kota Ungaran. PT. Golden Flower Ungaran ini terletak di pinggir kota Ungaran. Batasbatasnya adalah sebelah timur berbatasan dengan PT. Politama, sebelah utara berbatasan dengan jalan umum, sebelah selatan berbatasan dengan daerah pertanian dan sebelah barat berbatasan dengan PT. Prima Ungaran. Karakteristik Responden : 1. Umur Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Umur Responden di Bagian Sewing Line 2 PT. Golden Flower Ungaran. Jumlah 15 25 40 Persentase (%) 37,5 62,5 100,0

Umur 20-35 Tahun > 35 Tahun Jumlah

Berdasarkan tabel 5.1, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden di bagian Sewing Line 2 PT. Golden Flower Ungaran berumur lebih dari 35 tahun, yaitu 50 sebanyak 25 responden (62,5%), sedangkan responden yang berumur 20-35 tahun sebanyak 15 responden (37,5%). 2. Pendapatan Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Pendapatan Responden di Bagian Sewing Line 2 PT. Golden Flower Ungaran. Jumlah 31 9 40 Persentase (%) 77,5 22,5 100,0

Pendapatan < Rp. 838.500, 00 Rp. 838.500, 00 Jumlah

Berdasarkan tabel 5.2, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mempunyai pendapatan kurang dari Rp. 838.500,00 yaitu sebanyak 31 responden (77,5%), sedangkan responden yang mempunyai pendapatan lebih dari Rp. 838.500,00 sebanyak 9 responden (22,5%). Analsis Univariat : 3. Banyaknya Darah Menstruasi Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Banyaknya Darah Menstruasi Responden di Bagian Sewing Line 2 PT. Golden Flower Ungaran. Banyaknya darah Menstruasi Jumlah Persentase (%) Tidak Normal 15 37,5 Normal 25 62,5 Jumlah 40 100 Berdasarkan tabel 5.3, dapat diketahui bahwa sebagian besar banyaknya darah menstruasi responden termasuk dalam kategori normal, yaitu sebanyak 25 responden (62,5%), sedangkan yang termasuk dalam kategori tidak normal sebanyak 15 responden (37,5%). 4. Lama Menstruasi Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Lama Menstruasi Responden di Bagian Sewing Line 2 PT. Golden Flower Ungaran. Lama Menstruasi Jumlah Persentase (%) Tidak normal 2 5,0 Normal 38 95,0 Jumlah 40 100 Berdasarkan tabel 5.4, dapat diketahui bahwa hampir semua responden mengalami menstruasi yang normal, yaitu sebanyak 38 responden (95,0%), sedangkan responden yang mengalami menstruasi tidak normal, yaitu sebanyak 2 responden (5,0%). 5. Status Gizi Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Status Gizi Responden di Bagian Sewing Line 2 PT. Golden Flower Ungaran. Status Gizi Jumlah Persentase (%)

Resiko tinggi Tidak beresiko Jumlah

17 23 40

42,5 57,5 100

Berdasarkan tabel 5.5, dapat diketahui bahwa sebagian besar status gizi responden termasuk dalam kategori tidak beresiko, yaitu sebanyak 23 responden (57,5%) sedangkan responden yang mamiliki status gizi resiko tinggi sebanyak 17 responden (42,5%). 6. Kebiasaan mengkonsumsi Teh Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Kebiasaan mengkonsumsi Teh Responden di Bagian Sewing Line 2 PT. Golden Flower Ungaran. Kebiasaan mengkonsumsi Teh Jumlah Persentase (%) Ya 21 52,5 Tidak 19 47,5 Jumlah 40 100 Berdasarkan tabel 5.6, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mempunyai kebisaan mengkonsumsi teh, yaitu sebanyak 21 responden (52,5%), sedangkan responden yang tidak mempunyai kebiasaan mengkonsumsi teh sebanyak 19 responden (47,5%). 7. Gejala Anemia Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Gejala Anemia Pada Responden di Bagian Sewing Line 2 PT. Golden Flower Ungaran. Tidak Ya No. Gejala Anemia f % f % 1. Lemah dan Lesu 10 25,0 30 75,0 2. Mata Berkunang-kunang 19 47,5 21 52,5 3. Kuku Kering 29 72,5 11 27,5 4. Jantung Berdebar-debar 20 50,0 20 50,0 5. Napas Pendek / Sesak 29 72,5 11 27,5 6. Merasa Cepat Lelah 11 27,5 29 72,5 7. Merasa Sering Lupa 24 60,0 16 40,0 Berdasarkan tabel 5.7, dapat diketahui bahwa dari 40 responden di bagian Sewing Line 2 PT. Golden Flower Ungaran, yang mengalami lemah dan lesu sebanyak 30 orang (75,0%), yang mengalami mata berkunang-kunang sebanyak 21

orang (52,5%), yang mengalami kuku kering sebanyak 11 orang (27,5%), yang jantungnya sering berdebar-debar sebanyak 20 orang (50,0%), yang mengalami napas pendek sebanyak 11 orang (27,5%), yang merasa cepat lelah sebanyak 29 orang (72,5%), dan yang merasa sering lupa sebanyak 16 orang (40,0%). 8. Kejadian Anemia Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Kejadian Anemia Pada Responden di Bagian Sewing Line 2 PT. Golden Flower Ungaran. Kejadian Anemia Jumlah Persentase (%) Anemia 22 55,0 Tidak Anemia 18 45,0 Jumlah 40 100 Berdasarkan tabel 5.8, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mengalami anemia, yaitu sebanyak 22 responden (55,0%), sedangkan responden yang tidak mengalami anemia sebanyak 18 responden (45,0%). Analisis Bivariat 9. Hubungan Banyaknya Darah Menstruasi dengan Kejadian Anemia Tabel 5.9 Hubungan Banyaknya Darah Menstruasi dengan Kejadian Anemia pada Pekerja wanita di Bagian Sewing Line 2 PT. Golden Flower Ungaran Kejadian Anemia Tidak Anemia Anemia f % F % 13 86,7 2 13,3 9 36,0 16 64,0 22 55,0 18 45,0

Banyaknya darah menstruasi Tidak Normal Normal Total

Total f 15 25 40 % 100 100 100

pvalue 0,005

Berdasarkan tabel 5.9, dapat diketahui bahwa responden yang mengalami anemia dan banyaknya darah menstruasi tidak normal (86,7%) lebih besar dibandingkan dengan responden yang mengalami anemia dan banyaknya darah menstruasi normal (36,0%). Dari hasil uji chi square didapatkan nilai p-value sebesar 0,005. Oleh karean p-value < 0,05, maka Ho ditolak. Ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara

banyaknya darah menstruasi dengan kejadian anemia di Bagian Sewing Line 2 PT. Golden Flower Ungaran. 10. Hubungan Lama Menstruasi dengan Kejadian Anemia Tabel 5.10 Hubungan Lama Menstruasi dengan Kejadian Anemia pada Pekerja wanita di Bagian Sewing Line 2 PT. Golden Flower Ungaran Kejadian Anemia Tidak Anemia Anemia f % f % 2 100,0 0 0,0 20 52,6 18 47,4 22 55,0 18 45,0

Lama Menstruasi Tidak normal Normal Total

Total f 2 38 40 % 100 100 100

pvalue 0,492

Berdasarkan tabel 5.10, dapat diketahui bahwa responden yang mengalami anemia dan lama menstruasinya tidak normal (100,0%) lebih besar dibandingkan dengan responden yang mengalami anemia dan lama menstruasinya normal (52,6%). Dari hasil uji chi square didapatkan nilai p-value sebesar 0,492. Oleh karean p-value > 0,05, maka Ha ditolak. Ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara lama menstruasi dengan kejadian anemia di Bagian Sewing Line 2 PT. Golden Flower Ungaran. 11. Hubungan Status Gizi dengan Kejadian Anemia Tabel 5.11 Hubungan Status Gizi dengan Kejadian Anemia pada Pekerja wanita di Bagian Sewing Line 2 PT. Golden Flower Ungaran Kejadian Anemia Tidak Anemia Anemia f % f % 16 94,1 1 5,9 6 26,1 17 73,9 22 55,0 18 45,0

Status Gizi Resiko tinggi Tidak beresiko Total

Total f 17 23 40 % 100 100 100

pvalue 0,000

Berdasarkan tabel 5.11, dapat diketahui bahwa responden yang mengalami anemia dan status gizinya termasuk dalam kategori resiko tinggi (94,1%) lebih besar

dibandingkan dengan responden yang mengalami anemia dan status gizi yang tidak beresiko (26,1%). Dari hasil uji chi square didapatkan nilai p-value sebesar 0,0001. Oleh karean p-value < 0,05, maka Ho ditolak. Ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara status gizi dengan kejadian anemia di Bagian Sewing Line 2 PT. Golden Flower Ungaran. 12. Hubungan Kebiasaan mengkonsumsi Teh dengan Kejadian Anemia Tabel 5.12 Hubungan Kebiasaan mengkonsumsi Teh dengan Kejadian Anemia pada Pekerja wanita di Bagian Sewing Line 2 PT. Golden Flower Ungaran Kejadian Anemia Tidak Anemia Anemia f % f % 17 81,0 4 19,0 5 26,3 14 73,7 22 55,0 18 45,0

Kebiasaan mengkonsumsi Teh Ya Tidak Total

Total f 21 19 40 % 100 100 100

pvalue 0,002

Berdasarkan tabel 5.12, dapat diketahui bahwa responden yang mengalami anemia dan mempunyai kebiasaan mengkonsumsi teh (81,0%) lebih besar dibandingkan dengan responden yang mengalami anemia dan tidak mempunyai kebiasaan mengkonsumsi teh (26,3%). Dari hasil uji chi square didapatkan nilai p-value sebesar 0,002. Oleh karean p-value < 0,05, maka Ho ditolak. Ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara kebisaan mengkonsumsi teh dengan kejadian anemia pada pekerja wanita di Bagian Sewing Line 2 PT. Golden Flower Ungaran.

B. Pembahasan Analisis Univariat: 1. Gambaran banyaknya darah menstruasi pada pekerja wanita di bagian sewing line 2 PT Golden Flower Ungaran.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar banyaknya darah menstruasi responden termasuk dalam kategori normal, yaitu sebanyak 25 responden (62,5%), sedangkan yang termasuk dalam kategori tidak normal sebanyak 15 responden (37,5%). Jumlah responden yang mengganti pembalut 1 kali dalam sehari sebanyak 2 responden, responden yang mengganti pembalut 2 kali dalam sehari sebanyak 8 responden, responden yang mengganti pembalut 3 kali dalam sehari sebanyak 15 responden dan responden yang mengganti pembalut 4 kali dalam sehari sebanyak 15 responden. Menurut Wulandari (2008), haid atau menstruasi adalah proses keluarnya darah yang terjadi secara periodik atau siklik endometrium. Keluarnya darah dari vagina disebabkan luruhnya lapisan rahim yang banyak mengandung pembuluh darah 59 dan sel telur yang tidak dibuahi. Jumlah darah yang keluar rata-rata 16 sampai 33 cc/hr atau kurang lebih 3 kali ganti pembalut. 2. Gambaran lama menstruasi pada pekerja wanita di bagian sewing line 2 PT. Golden Flower Ungaran. Lama menstruasi pekerja wanita di bagian sewing line 2 PT. Golden Flower Ungaran berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang lama menstruasinya normal lebih besar jika dibandingkan dengan responden yang lama menstruasinya tidak normal. Pekerja wanita yang lama menstruasinya normal sebanyak 38 orang dan pekerja wanita yang lama menstruasinya tidak normal sebanyak 2 orang. Pada setiap orang biasanya lama haid atau menstruasi tetap. Lama haid biasanya antara 3 sampai 5 hari, ada yang 1 sampai 2 hari diikuti darah sedikitsedikit dan ada yang 7 sampai 8 hari (Wulandari , 2008). Lama menstruasi responden sebagian besar adalah 5 hari, yaitu sebanyak 10 responden, jumlah responden yang lama menstruasinya 4 hari dan 7 hari sama yaitu sebanyak 9 responden, responden

yang lama menstruasinya 6 hari sebanyak 5 responden, responden yang lama menstruasinya 3 hari sebanyak 4 responden, serta jumlah responden yang lama menstruasinya 8 hari, 10 hari dan 11 hari sebanyak 1 responden. 3. Gambaran status gizi pada pekerja wanita di bagian sewing line 2 PT. Golden Flower Ungaran. Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa jumlah pekerja wanita yang memiliki status gizi yang resiko tinggi dan tidak beresiko rata-rata sama. Jumlah pekerja wanita yang mempunyai staus gizi yang resiko tinggi sebanyak 17 responden sedangkan pekerja wanita yang mempunyai status gizi yang tidak beresiko sebanyak 23 responden. Menurut Supariasa (2001), gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi. 4. Gambaran kebiasaan mengkonsumsi teh pada pekerja wanita di bagian sewing line 2 PT. Golden Flower Ungaran. Berdasarkan hasil analisa didapatkan bahwa responden yang mempunyai kebiasaan mengkonsumsi teh sebanyak 21 orang sedangkan responden yang tidak mempunyai kebiasaan mengkonsumsi teh sebanyak 19 orang. Teh merupakan sumber makanan penghambat asupan zat besi. Kebiasaan masyarakat setelah makan tidak dilanjutkan dengan minum air putih, jus buah, atau makan buah-buahan. Sebaliknya, mereka lebih suka mengonsumsi teh. Selain mengandung tanin, teh juga mengandung beberapa zat, antara lain kafein, polifenol, albumin, dan vitamin. 5. Gambaran kejadian anemia pada pekerja wanita di bagian sewing line 2 PT. Golden Flower Ungaran.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada 40 responden, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mengalami anemia, yaitu sebanyak 22 responden (55,0%), sedangkan responden yang tidak mengalami anemia sebanyak 18 responden (45,0%). Dari 22 responden yang mengalami anemia, responden yang mengalami anemia ringan sekali sebanyak 16 responden, responden yang mengalami anemia ringan sebanyak 6 responden. Menurut Supariasa (2001), anemia merupakan keadaan dimana kadar hemoglobin darah kurang dari pada harga normalnya. Anemia adalah keadaan dimana massa eritrosit dan atau massa hemoglobin yang beredar tidak dapat memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen bagi jaringan tubuh (Bhakta, 2006). Sementara angka idealnya untuk wanita dewasa berdasarkan standar WHO adalah 12g/dl. Klasifikasi derajat anemia yang umum dipakai adalah ringan sekali (Hb 10 g/dl cut off point), ringan (Hb 8 g/dl Hb 9,9 g/dl), sedang (Hb 6 g/dl Hb 7,9 g/dl) dan berat (Hb < 6 g/dl). Jumlah responden yang mengalami anemia lebih

banyak jika dibandingkan dengan responden yang tidak mengalami anemia, dimana anemia ini dapat menimbulkan gejala seperti lesu, cepat lelah, mata berkunangkunang, pusing. Anemia dapat mengakibatkan seseorang terserang infeksi karena daya tahan tubuh menurun atau lemah dan tidak mampu membentuk zat kekebalan tubuh untuk melawan penyakit. Anemia dapat membawa akibat negatif seperti rendahnya kemampuan intelektual, rendahnya kemampuan dan produktivitas kerja serta rendahnya kekebalan tubuh. Pekerja yang menderita anemia produktivitasnya 20% lebih rendah dari pada pekerja yang sehat (De Moeyer, 1993). Hasil Analisa Bivariat: 1. Hubungan antara banyaknya darah menstruasi dengan kejadian anemia pada pekerja wanita di bagian sewing line 2 PT. Golden Flower Ungaran.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada 40 responden, dapat diketahui bahwa responden yang mengalami anemia dan banyaknya darah menstruasi tidak normal (86,7%) lebih besar dibandingkan dengan responden yang mengalami anemia dan banyaknya darah menstruasi normal (36,0%). Responden yang mengalami anemia dan banyaknya darah menstruasi tidak normal sebanyak 13 responden (86,7%) dan yang banyaknya darah menstruasi normal sebanyak 9 responden (36,0%), sedangkan responden yang tidak mengalami anemia dan banyaknya darah menstruasi tidak normal sebanyak 2 responden (13,3%) dan yang normal sebanyak 16 responden (64,0%). Hubungan antara banyaknya darah menstruasi dengan kejadian anemia ini dilakukan dengan menggunakan rumus Chi-Square, didapatkan p-value sebesar 0,005 pada taraf signifikan 0,05. Karean p-value < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga ada hubungan antara banyaknya darah menstruasi dengan kejadian anemia di bagian sewing line 2 PT. Golden Flower Ungaran. Hal ini menunjukkan bahwa pada umumnya anemia banyak dialami oleh perempuan yang telah mengalami menstruasi. Perempuan yang menstruasi akan lebih rentan mengidap anemia jika mengalami gangguan haid. Misalnya saja perempuan dengan gangguan gejala haid hipermenorhea atau volume darah yang dikeluarkan lebih banyak dari haid normal (Wulandari, 2008). Menurut Barri (2007), wanita cenderung menderita kekurangan zat besi karena hilangnya zat itu di kala haid tiap bulan tanpa diimbangi asupan makanan yang cukup mengandung zat besi. Kehilangan zat besi lewat haid pada wanita biasanya konstan, tetapi bervariasi jumlahnya di antara kaum wanita. Dapat dimengerti bila beberapa wanita perlu zat besi lebih banyak daripada wanita lain. Pada perdarahan haid yang lebih banyak dari normal dapat menyebabkan terjadinya anemia (Wulandari, 2008).

2. Hubungan antara lama menstruasi dengan kejadian anemia pada pekerja wanita di bagian sewing line 2 PT. Golden Flower Ungaran. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada 40 responden, terdapat 22 (55%) responden yang mengalami anemia dan 18 (45%) responden yang tidak mengalami anemia. Dari 22 responden yang mengalami anemia, terdapat 2 responden yang lama menstruasinya tidak normal dan 20 responden yang lama menstruasinya normal. Hubungan antara lama menstruasi dengan kejadian anemia ini dilakukan dengan menggunakan rumus Chi-Square. Dari hasil uji chi square didapatkan nilai pvalue sebesar 0,492. Oleh karean p-value > 0,05, maka Ha ditolak dan Ho diterima. Ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara lama menstruasi dengan kejadian anemia di Bagian Sewing Line 2 PT. Golden Flower Ungaran. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat wulandari yang menyatakan bahwa lamanya menstruasi dapat mempengaruhi terjadinya anemia, yaitu pada wanita yang haid atau menstruasinya lebih lama atau lebih dari 8 hari. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada 40 responden, didapatkan hasil bahwa lama menstruasi tidak berhubungan dengan kejadian anemia karena dari 22 responden yang mengalami anemia, hanya terdapat 2 responden saja yang mengalami menstruasi lebih lama (lebih dari 8 hari). Hal ini menunjukkan bahwa 20 responden lainnya mengalami anemia bukan karena lama menstruasi melainkan karena penyebab lain. 3. Hubungan antara status gizi dengan kejadian anemia pada pekerja wanita di bagian sewing line 2 PT. Golden Flower Ungaran. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa responden yang mengalami anemia dan status gizi yang resiko tinggi (94,1%) lebih besar dibandingkan dengan responden yang mengalami anemia dan status gizi yang tidak beresiko (26,1%). Responden yang mengalami anemia dan status gizi yang resiko

tinggi sebanyak 16 (94,1%) dan responden yang mengalami anemia dan status gizi yang tidak beresiko sebanyak 6 responden (26,1%), sedangkan responden yang tidak mengalami anemia dan status gizi resiko tinggi sebanyak 1 responden (5,9%) dan responden yang tidak mengalami anemia dan status gizinya tidak beresiko sebanyak 17 responden (73,9%). Hubungan antara status gizi dengan kejadian anemia ini dilakukan dengan menggunakan rumus Chi-Square didapatkan hasil p = 0,0001 pada taraf signifikan 0,05. Karena p-value < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga ada hubungan antara status gizi dengan kejadian anemia pada pekerja wanita di bagian sewing line 2 PT. Golden Flower Ungaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Supariasa (2001), yang menyatakan bahwa gizi makanan memang sangat berkaitan dengan anemia. Gizi yang buruk atau gangguan penyerapan nutrisi oleh usus juga dapat menyebabkan seseorang mengalami kekurangan darah, terutama gizi yang membentuk hemoglobin, seperti zat besi (Fe) dan asam folat. Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi. 4. Hubungan antara kebiasaan mengkonsumsi teh dengan kejadian anemia pada pekerja wanita di bagian sewing line 2 PT. Golden Flower Ungaran. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di bagian sewing line 2 PT. Golden Flower Ungaran, dapat diketahui bahwa responden yang mengalami anemia dan mempunyai kebiasaan mengkonsumsi teh (81,0%) lebih besar dibandingkan dengan responden yang mengalami anemia dan tidak mempunyai kebiasaan mengkonsumsi teh (26,3%). Responden yang mengalami anemia dan mempunyai kebiasaan

mengkonsumsi teh sebanyak 17 responden (81,0%) dan yang tidak mempunyai kebiasaan mengkonsumsi teh sebanyak 5 responden (26,3%). Sedangkan responden yang tidak mengalami anemia dan mempunyai kebiasaan mengkonsumsi teh sebanyak 4 responden (19,0%) dan yang tidak mempunyai kebiasaan mengkonsumsi teh sebanyak 14 responden (73,7%). Hubungan antara status gizi dengan kejadian anemia ini dilakukan dengan menggunakan uji chi square, yang kemuadian didapatkan nilai p-value sebesar 0,002 pada taraf signifikan 0,05. Karena p-value < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga ada hubungan antara kebiasaan mengkonsumsi teh dengan kejadian anemia pada pekerja wanita di bagian sewing line 2 PT. Golden Flower Ungaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Yulianingsih (2008), yang menyatakan bahwa teh merupakan sumber makanan penghambat asupan zat besi. Kebiasaan masyarakat setelah makan tidak dilanjutkan dengan minum air putih, jus buah, atau makan buah-buahan. Sebaliknya, mereka lebih suka mengonsumsi teh. Selain mengandung tanin, teh juga mengandung beberapa zat, antara lain kafein, polifenol, albumin, dan vitamin. Tanin bisa mempengaruhi penyerapan zat besi dari makanan terutama yang masuk kategori heme non-iron. Minum teh paling tidak sejam sebelum atau setelah makan akan mengurangi daya serap sel darah terhadap zat besi.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada pekerja wanita di bagian sewing line 2 PT. Golden Flower Ungaran, dapat disimpulkan bahwa: 1. Responden yang banyak darah menstruasinya normal (80 cc) sebesar 25 responden (62,5%). 2. Responden yang lama menstruasinya normal (8 hari) sebanyak 38 responden (95,5%). 3. Responden yang mempunyai status gizi yang tidak beresiko sebanyak 23 responden (57,5%). 4. Responden yang mempunyai kebiasaan mengkonsumsi teh sebanyak 21 responden (52,5%). 5. Responden yang mengalami anemia (Hb <12 g/dl) sebanyak 22 responden (55,5%). 6. Ada hubungan antara banyak darah menstruasi dengan kejadian anemia pada pekerja wanita di bagian sewing line 2 PT. Golden Flower Ungaran. 7. Tidak ada hubungan antara lama menstruasi dengan kejadian anemia pada pekerja wanita di bagian sewing line 2 PT. Golden Flower Ungaran. 8. Ada hubungan antara status gizi dengan kejadian anemia pada pekerja wanita di bagian sewing line 2 PT. Golden Flower Ungaran. 9. Ada hubungan antara kebiasaan mengkonsumsi teh dengan kejadian anemia pada pekerja wanita di bagian sewing line 269 Golden Flower Ungaran. PT.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.

2008. Anemia Pada Wanita. http://www.mail-archive.com/wanitaanda@indoglobal.com/msg18704.html.diakses tanggal 26 Maret 2008.

Anurogo. 2007. Tips Praktis Mengenali Anemia Defisiensi Besi. http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=3&jd=Tips+Praktis+Mengenali+An emia+Defisiensi+Besi&dn=20071111104751.diakses tanggal 20 April 2009. Arikunto, S. 2006. Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Reneka Cipta. A.V. Hoffbrand, J. E. Pettit, P. A. H. Moss. Alih Bahasa Setiawan Lyana. 2005. Kapita Selekta Hematologi. Jakarta: EGC. Barri. 2007. Wanita dan Anemia. http://www.kr.co.id/web/detail.php?sid=190308&actmenu=39.diakses tanggal 27 Mei 2009. Bhakta, IM. 2007. Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta: EGC. BPS, 2003. Jumlah Pekerja Perempuan Bertambah. http://www.fajar.co.id/index.php?act=news&id=60900.diakses tanggal 21 Maret 2009. De Moeyer, E. M. Alih Bahasa Arisman M. B. 1993. Pencegahan dan Pengawasan Anemia Defisiensi Besi. Jakarta: Widya Merdeka. Djauzi, S. 2004. Defisiensi Besi Wanita Dengan Bahan-Bahan Alami. http://www.rusiman.bpdaspemalijratun.net/index.php?view=article&id=22%3Adefisiensi-zat-besi-denganbahan-bahan-alami-&option=com_content&Itemid=39.diakses tanggal 29 Maret 2009. 2007. Agar Misi ITB Tak Jadi Angin Lalu. http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptitbpp-gdl-clipp-19894pengurusp-1815&newtheme=gray.diakses tanggal 3 April 2009.

Haryoto.

Hasan, I. 2002. Metodologo Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta : Ghalia Indonesia. Hidayat, AA. 2007. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilniah. Jakarta : Salemba Merdeka. Jonnisyah. 2007. Anemia Gizi Besi. http://jonnisyah.wordpress.com/2007_11_01_archive.html. Diakses tanggal 16 April 2008. Mansjoer, A. et.al. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.

Nadhiroh. 2008. Kesehatan Bagi Para Pekerja Wanita. http://nadhiroh.wordpress.com/2008/11/19/kesehatan-bagi-pekerja-wanita/.diakses tanggal 16 April 2009. Notoatmodjo, S. 2002. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Saifuddin, A.B. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Sihadi, S. 2007. Cermin Dunia Kedokteran. http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/12BeberapaMetode103.pdf/12.html. tanggal 20 April 2009 dari diakses

Sofa. 2008. Industrialisasi Keuntungan Komparatif. http://massofa.wordpress.com/2008/03/02/industrialisasi-keuntungankoperatif/.diakses tanggal 28 April 2009. Sugiyono. 2005. Statistika untuk Penelitian. Jakarta: Alfabeta. Supariasa, I. D, Bakri, D, dan Fajar, I. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC. Wulandari. 2008. Waspadai Anemia. http://cybermed.cbn.net.id/cbprtl/cybermed/detail.aspx?x=Health+Woman&y=cybe rmed|0|0|14|838.diakses tanggal 28 April 2009. Yasinta. 2008. Strategi Industrialisasi dan Proteksionisme. http://yasinta.wordpress.com/2008/08/19/strategi-industrialisasi-danproteksionisme/.diakses tanggal 19 April 2009.

Yulianingsih. 2008. Minum Teh Setelah Makan Mengakibatkan Anemia. http://waqur.multiply.com/journal?&page_start=60.diakses tanggal 5 Mei 2009. Yusri. 2007. Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil. http://jurnalskripsi.com/analisisvariabel-variabel-yang-mempengaruhi-penyerapan-tenaga-kerja-pada-industri-kecilkripik-tempe-di-kecamatan-blimbing-kota-malang-pdf.htm.diakses tanggal 24 April 2009.

You might also like