You are on page 1of 2

PENDAHULUAN

Latar Belakang Bumi Indonesia terdiri dari tanah-tanah pertanian yang subur, dengan pengolahan yang baik sesuai dengan yang dianjurkan oleh para pakar pertanian akan mampu berproduksi bila ditanami sejenis atau beberapa jenis tanaman yang memang telah tumbuh di bagian bumi ini sendiri, di daerah-daerah tropis lainnya, bahkan juga tanaman yang tumbuh di daerah-daerah subtropis dan sementara tanaman yang berasal dari daerah dingin. Perhatikan saja tanaman apel, coklat, kentang dan lain-lain dapat menghasilkan dengan baik jika ditanam dibagian bumi kita. Jadi selain buah-buahan, sayur-sayuran, umbi-umbian pun merupakan bahan pangan yang potensial dapat mencukupi kebutuhan bahan pangan penduduk Indonesia yang dapat diusahakan di bumi Indonesia sendiri, bahkan kelebihannya dapat diekspor guna mencukupi kebutuhan bahan pangan dan industri di belahan-belahan bumi lainnya. Perhatikan saja ubi kayu, ubi rambat, kentang, talas, demikian pula wortel yang banyak diperlukan karena banyak mengandung karoten. Karena hasilnya berlebihan (terutama ubi kayu dan ubi rambat) dan belum diolah menjadi bahanbahan yang dapat diekspor, maka kelebihan itu sering mubazir dan kerap kali harus terbuang karena kerusakan atau pembusukan (Kartasapoetra 1994). Umbi-umbian adalah bahan nabati yang diperoleh dari dalam tanah, misalnya ubi kayu, ubi jalar, kentang, garut, kunyit, gadung, bawang, jahe, kencur, talas, kimpul, gembili, ganyong, bengkoang dan sebagainya. Pada umumnya umbi-umbian tersebut merupakan sumber karbohidrat terutama pati atau merupakan sumber cita rasa dan aroma karena mengandung oleoresin (Almatsier 2005). Banyak faktor yang mempengaruhi struktur fisik dari umbi-umbian yaitu suhu, pH, kelembapan, dsb. Salah satunya pengaruh pH terhadap perubahan warna umbi-umbian. Oleh karena itu, percobaan umbi-umbian kali ini dilakukan untuk mengetahui perubahan warna yang terjadi akibat diberikan perlakuan pH yang berbeda-beda. Tujuan Percobaan umbi-umbia bertujuan untuk mengamati warna umbi-umbian selama pengolahan pada pH yang berbeda.

Ini dapusnya emir 1. 2. Kartasapoetra, A.G. 1994. Teknologi Penanganan Pasca Panen. Jakarta : Rineka Cipta. Almatsier, Sunita. 2005. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka.

You might also like