You are on page 1of 15

PRAKTIKUM III

Topik

Sel Dengan Bagian-bagian Tak Hidup ( Benda-Benda Ergastik)

Tujuan

Untuk mengamati benda-benda ergastik di dalam sel (bagian-bagian sel yang bersifat tak hidup) yaitu amilum, butir aleuron, dan kristal Ca oksalat.

Hari / Tanggal Tempat

: :

Sabtu / 24 Maret 2012 Laboratorium Banjarmasin. Biologi PMIPA FKIP UNLAM

I.

ALAT DAN BAHAN 1. Alat 1. Mikroskop 2. Kaca benda 3. Kaca penutup 4. Silet/cutter 5. Gelas kimia 6. Pipet tetes 7. Jarum pentul 8. Kain flanel dan tissue 9. Baki/nampan

2. Bahan-bahan a. Umbi Solanum tuberosum b. Tepung Oryza sativa c. Tangkai daun Begonia sp d. Tangkai daun Amaranthus spinosus e. Biji Jarak (Ricinus communis) f. Aquadest g. Gliserin atau iodium.

II.

CARA KERJA 1. Menyiapkan alat dan bahan. 2. Menusuk-nusuk umbi kentang (Solanum tuberosum) menggunakan jarum pentul, mengambil bagian yang tercungkil, kemudian meletakkan di atas kaca benda, memberi setetes aquadest dan gliserin, menutup dengan kaca penutup. Kemudian mengamati di bawah mikroskop. 3. Menyayat secara melintang tangkai daun Begonia sp sehingga diperoleh sayatan setipis mungkin, meletakkan di atas kaca benda, memberi setetes aquadest dan gliserin, menutup dengan kaca penutup. Kemudian mengamati di bawah mikroskop. 4. Meletakkan tepung Oryza sativa di atas kaca benda, memberi setetes aqudest dan mengamati di bawah mikroskop. 5. Menyayat secara melintang biji jarak (Ricinus communis) sehingga diperoleh sayatan setipis mungkin, meletakkan di atas kaca benda, memberi setetes aquadest dan gliserin, lalu menutup dengan kaca penutup. Mengamati di bawah mikroskop.

III. TEORI DASAR Protoplas merupakan bagian sel yang ada di sebelah dalam dinding sel. Protoplas tersusun oleh bahan hidup dalam bentik sederhana yang disebut protoplasma. Pada sel tumbuhan protoplas terdiri atas: komponen protoplasma dan komponen nonprotoplasma. Komponen protoplasma terdiri atas: 1). Sitoplasma yaitu bahan protoplasma yang menyelubungi badan protoplasmik dan dan nonprotoplasmik, mengandung butir-butir dan sistem membran. 2). Inti sel yaitu suatu badan yang merupakan pusat sintesis dan pengaturan aktifitas sel, serta menentukan sifat-sifat hereditas suatu organisme. 3). Plastida merupakan komponen protoplasmic yang

mempunyai struktur dan fungsi yang khusus. 4). Mitokondria yaitu badan yang lebih kecil dari plastida yang mempunyai fungsi respirasi.

Komponen nonprotoplasma terdapat di dalam sitoplasma dan vakuola menyusun bahan makanan atau produk metabolisme yang lain. Bahan-bahan ini umumnya dikenal sebagai bahan ergastik 1. Karbohidrat Selulose dan zat tepung merupakan bahan ergastik yang pada prinsipnya terdapat di dalam protoplast. Selulosa ini sangat penting untuk menyusun dinding sel, sedang tepung untuk makanan cadangan. Kedua macam karbohidrat ini tersusun oleh rantai molekul yang panjang. Zat tepung dijumpai dalam sitoplasma, terdapat sebagai butir-butir baik di dalam leukoplas maupun kloroplas

2. Protein Protein merupakan bahan utama dari bahan protoplasma yang hidup. Protein diketahui sebagai bahan cadangan dalam bentuk amorf atau kristal. Pada beberapa macam biji, protein terdapat sebagai aleuron dan tersebar di dalam sel. Ada pula aleuron terdapat di dalam sel, dan sel-sel tersebut menyusun suatu lapisan di sebut lapisan aleuron.

3. Minyak dan Substansi yang Berminyak Badan ergastik ini tersebar pada seluruh tubuh tumbuhan dan untuk setiap tanaman jumlahnya sedikit. Lilin, suberin, kutin, sering terdapat sebagai substansi pelindung pada dinding sel.

4. Kristal Endapan anorganik pada sel tumbuhan hampir semuanya terdiri dari garam kalsium oksalat dan silika. Garam kalsium oksalat dijumpai dalam bentuk kristal. Bentuk kristal oksalat bermacam-macam, yaitu seperti prisma, seperti jarum (rafida), dan seperti pasir. Stiloid (rafida semu) bentuknya seperti prisma, panjang dengan kedua ujung runcing. Stiloid dijumpai pada suku Iridaceae, Agavaceae, atau beberapa

Liliaceae. Kalsium karbonat biasanya dijumpai dalam litokis. Sel silika terdapat pada epidermis dan lamina tumbuhan Graminae, Cyperaceae, dan Palmae.

5. Tanin Tanin merupakan kelompok derivate fenol yang heterogen dijumpai terutama pada daun, xylem, floem, perioderm akar dan batang, dan pada buah yang belum masak. Tanin terdapat dalam vakuola sel atau dalam bentuk tetes-tetes kecil pada sitoplasma yang kemudian melebur.

IV. HASIL PENGAMATAN 1. Umbi Solanum tuberosum

Keterangan : 1. Butir amilum tunggal 2. Hilus 3. Lamella

Menurut Literatur : Keterangan : Butir amilum : A. Tunggal B. Setengah majemuk C. Majemuk 1. Hilus 2. Lamella Sumber: Anonim a, 2012

2. Tepung Oryza sativa

Keterangan: 1. Amilum tunggal

Menurut literatur:

Keterangan : A. Amilum tunggal

Sumber: Anonim b, 2012

3. Tangkai daun Begonia sp

Keterangan : 1. Kristal berbentuk bintang 2. Dinding sel 3. Ruang antar sel

Menurut literatur: Keterangan : 1. 2. 3. Kristal bentuk bintang Dinding sel Ruang antar sel

Sumber: Anonim c, 2012

4. Tangkai daun Amaranthus spinosus

Keterangan : 1. Kristal berbentuk pasir 2. Dinding sel 3. Ruang antar sel

Menurut literatur: Keterangan : 1. Kristal bentuk pasir 2. Dinding sel 3. Ruang antar sel

Sumber: Anonim d, 2012

5. Biji Jarak (Ricinus communis)

Keterangan : 1. Kristaloid 2. Butir-butir aleuron 3. Dinding sel 4. Ruang antar sel

Menurut literatur: Keterangan : 1. Dinding sel 2. Aleuron 3. Kristaloid putih telur 4. Globoid 5. Putih telur amorf

Sumber: Anonim e, 2012

V. a.

ANALISIS DATA Umbi Solanum tuberosum Klasifikasi : Divisio Classis : Magnoliophyta : Magnoliopsida

Sub Classis : Asteriidae Ordo Familia Genus Species Sumber : Solanales : Solanaceae : Solanum : Solanum tuberosum : (Dasuki, Undang Ahmad. 1994) Dari hasil pengamatan, pada sel umbi Solanum tuberosum

terdiri dari lamella-lamella dan hilus serta mengandung butir amilum. Amilum merupakan polisakarida dengan rumus molekul C6H10O5. Amilum terjadi dari proses asimilasi tempat-tempat cadangan makanan, seperti umbi, akar atau rimpang kebagian biji. Amilum merupakan karbohidrat ditranslokasikan sebagai sukrosa. Sukrosa yang transportasikan dikonversi dan disimpan dalam bentuk butiran pati. Jika alat penimbun makanan pada umbi kentang itu kering, protein yang larut dalam cairan tersebut akan menjadi benda-benda padat yang di sebut butir-butir aleuron/ badan-badan protein. Butir-butir tepung ini pun terlihat pada saat pengamatan di mana bentuknya lonjong dan tidak pernah bundar. Selain itu juga tampak garisan-garisan/lapisan-lapisan butir tepung. Lapisan ini terbentuk karena adanya lamela-lamela yang disebabkan kadar air dalam butir-butir tepung tidak sama dan terjadi pembiasan sinar. Pada sel umbi kentang juga terdapat hilus yang merupakan titik permulaan atau titik initial terbentuknya amilum. Bentuk hilus bermacam-macam, ada yang konsentris yaitu hilus berada di tengah dan eksentris yaitu hilus berada di tepi.

Berdasarkan pengamatan, butir amilum pada kentang yang kami amati merupakan butir amilum tunggal (memiliki 1 hilus) yang dikelilingi oleh lamela-lamela serta. Kandungan amilosa dan

amilopektin rendah dengan kandungan karbohidrat 18 %. Warna umbi kentang yang berwarna kuning disebabkan oleh adanya kandungan karoten. Selain itu umbi kentang juga mengandung glikoalkaloid, alfasalanin dan alfa-cakenin yang beracun. Umbi kentang ini bersifat tak hidup karena mengandung amilum yang terdapat dalam plastida.

b. Tepung Oryza sativa Klasifikasi : Divisio Classis : Magnoliophyta : Liliopsida

Sub Classis : Commelinidae Ordo Familia Genus Species Sumber : Poales : Poaceae : Oryza : Oryza sativa : (Dasuki, Undang Ahmad. 1994)

Berdasarkan hasil pengamatan dengan mikroskop cahaya pada sel tepung Oryza sativa terdiri dari dinding sel dan amilum. Amilum merupakan polisakarida dengan rumus molekul C6H10O5. Pada sel

tepung Oryza sativa ini terdapat amilum dengan butir amilum yang bersifat tunggal. Amilum pada tepung Oryza sativa ini terdapat dalam plastida. Sedangkan plastida yang dibentuk oleh tepung sendiri disebut amiloplastida. Amiloplastida terbagi atas: a. Leukoamiloplas mempunyai warna putih menghasilkan tepung cadangan makanan. b. Kloroamiloplas yang berwarna hijau menghasilkan tepung asimilasi.

Sel tepung Oryza sativa ini termasuk sel yang bersifat tak hidup karena mengandung amilum.

c. Tangkai daun Begonia sp Klasifikasi : Divisio Classis Subclassis Ordo Familia Genus Species Sumber : Magnoliophyta : Magnoliopsida : Dillenidae : Violales : Begoniaceae : Begonia : Begonia sp : (Dasuki, Undang Ahmad. 1994)

Berdasarkan hasil pengamatan dengan mikroskop cahaya pada sel pada tangkai daun Begonia sp terdiri dari dinding sel, kristal Caoksalat berbentuk bintang dan ruang antar sel. Kristal Ca-oksalat adalah bagian-bagian sel yang bersifat nonprotoplasmik di dalam plasma yang bersifat padat. Kristal-kristal Caoksalat yang memiliki rumus molekul Ca (CO2), adalah hasil dari rekresi. Menurut perkiraan asam oksalat bebas akan bersifat racun bagi tumbuhannya, jika jumlahnya terlalu banyak, maka diperlukan pengendapan garam Ca-oksalat. Kristal Ca-oksalat ini terdapat di dalam vakuola atau di dalam plasma, atau mengisi seluruh ruang sel. Dalam keadaan terakhir ini biasanya dinding sel akan menggabus, sedangkan plasma akan mengalami reduksi atau lenyap. Kristal Ca-oksalat pada tangkai daun Begonia sp berupa kristal majemuk yang berbentuk bintang atau roset di sebut kristal druse. Pada sel yang masih muda, bagian inti sel berukuran lebih besar jika dibandingkan dengan sel-sel yang dewasa, selnya akan selalu bertambah besar, dan dalam keadaan seperti ini selnya dapat dikatakan tetap atau tidak mengalami perubahan.

d. Tangkai daun Amranthus spinosus Klasifikasi : Divisio Classis : Magnoliophyta : Liliopsida

Sub Classis : Caryophyllidae Ordo Familia Genus Species Sumber : Caryophyllales : Amaranthecae : Amaranthus : Amaranthus spinosus. : (Dasuki, Undang Ahmad. 1994)

Berdasarkan hasil pengamatan dengan mikroskop cahaya pada sel tangkai daun Amarnthus spinosus terdiri dari dinding sel, ruang antar sel dan kristal Ca-oksalat bentuk pasir. Kristal Ca-oksalat adalah bagian sel yang bersifat nonprotoplasmik di dalam plasma yang bersifat padat. Kristal-kristal Caoksalat yang memiliki rumus molekul Ca (CO2), adalah hasil dari rekresi. Menurut perkiraan asam oksalat bebas akan bersifat racun bagi tumbuhannya, jika jumlahnya terlalu banyak, maka diperlukan pengendapan garam Ca-oksalat. Kristal Ca-oksalat ini terdapat di dalam vakuola atau di dalam plasma, atau mengisi seluruh ruang sel. Dalam keadaan terakhir ini biasanya dinding sel akan menggabus, sedangkan plasma akan mengalami reduksi atau lenyap. Kristal Ca-Oksalat pada sel tangkai daun Amaranthus spinosus berupa kristal pasir dengan bentuk seperti piramida-piramida kecil dan biasanya tersebar di dalam plasma sel, yang biasanya dinamakan crystal sands (dalam bahasa Inggris).

e. Biji Jarak (Ricinus communis) Klasifikasi : Divisio Classis : Magnoliophyta : Magnoliopsida

Sub Classis : Rosidae Ordo Familia Genus Species Sumber : Euphorbiales : Euphorbiaecae : Ricinus : Ricinus communis. : (Dasuki, Undang Ahmad. 1994)

Dari hasil pengamatan dengan mikroskop cahaya pada jaringan endosperm biji jarak terdiri dari dinding sel, ruang antar sel dan butirbutir aleuron. Aleuron adalah bagian sel yang bersifat non-protoplasmik di dalam plasma yang bersifat padat. Aleuron terdiri dari protein yang termasuk kedalam globulin, dengan J berwarna kuning cokelat. Butirbutir aleuron pada Ricinus communis berukuran besar dan letaknya tersebar. Hal ini karena kandungan lemak yang tinggi (terdapat di

seluruh endosperm). Seluruh vakuola pada sel biji jarak ini menjadi satu butir aleuron. Sebuah aleuron terdiri dari sebuah atau lebih kristaloid putih telur dan globoid. Globoid adalah bulatan kecil yang tersusun oleh zat fitin.

VI.

KESIMPULAN

1. Benda ergastik adalah benda yang bersifat tak hidup (non protoplasmik) pada sel, seperti yang berada dalam plasma padat seperti butir aleuron, kristal Ca-oksalat, dan berupa amlium dalam plastida. 2. Pada umbi Solanum tuberosum bagian sel tak hidup (non protoplasmik) berupa butir amilum tunggal, dengan hilus serta lamella. 3. Pada tepung Oryza sativa bagian sel tak hidup (non protoplasmik)

berupa butir amilum tunggal, dengan dinding sel 4. Pada tangkai daun Begonia sp bagian sel tak hidup (non protoplasmik) berupa kristal Ca oksalat berbentuk bintang, dinding sel serta ruang antar sel. 6. Pada tangkai daun Amaranthus spinosus bagian sel tak hidup (non protoplasmik) berupa kristal Ca oksalat berbentuk pasir, dinding sel serta ruang antar sel. 7. Pada biji jarak (Ricinus communis) bagian sel tak hidup (non

protoplasmik) berupa protein dalam bentuk butir-butir aleoron, dinding sel serta ruang antar sel.

VII.

DAFTAR PUSTAKA Anonim a, 2012 : Sri Woelaningsih. 1984. Botani Dasar Sitologi : 15, diakses pada tanggal 30 Maret 2012 Anonim b, 2012 : Sri Woelaningsih. 1984. Botani Dasar Sitologi : 15, diakses pada tanggal 30 Maret 2012 Anonim c, 2012 : Sri Woelaningsih. 1984. Botani Dasar Sitologi : 17, di akses pada tanggal 30 Maret 2012 Anonim d, 2012 : Sri Woelaningsih. 1984. Botani Dasar Sitologi : 17, diakses pada tanggal 30 Maret 2012 Anonim e, 2012 : Sri Woelaningsih. 1984. Botani Dasar Sitologi : 16, diakses pada tanggal 30 Maret 2012 Fahn, A. 1995. Anatomi Tumbuhan. UGM Press. Yogyakarta. Muchyar dan Sri Amintarti. 2012. Penuntun Praktikum Anatomi Tumbuhan FKIP UNLAM: Banjarmasin. Soerodikoesoemo, W. dan Sri W.S. 1991. Anatomi Tumbuhan. UGM Press. Yogyakarta

LAPORAN PRAKTIKUM III ANATOMI TUMBUHAN (AKKC 243)

SEL DENGAN BAGIAN-BAGIAN TAK HIDUP (BENDA-BENDA ERGASTIK)


DOSEN PENGASUH : Drs. H. Muchyar, M.P Dra. Sri Amintarti, M.Si

ASISTEN DOSEN : Fikrah Zakiah M.Nofiar Hadi

OLEH : Fitriani A1C210227 Kelompok III

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN 2012

You might also like