You are on page 1of 22

LAPORAN TUTORIAL BLOK IV PREMEDICAL SCIENCE IN PATHOLOGICAL SETTING

BATUK SEBAGAI REFLEK FISIOLOGIS DAN GEJALA PATOLOGIS PADA SISTEM PERNAFASAN

OLEH

Nim

: J500090008

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009

ANT.FILE

2009
BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Batuk bukanlah suatu penyakit melainkan salah satu tanda atau gejala klinik yang paling sering dijumpai pada penyakit paru dan saluran napas. Batuk merupakan salah satu cara tubuh untuk membersihkan saluran pernafasan dari lendir atau bahan dan benda asing yang masuk. Batuk berfungsi sebagai imun atau perlindungan tubuh terhadap benda asing namun dapat juga sebagai gejala dari suatu penyakit. (Sylvia A, Wilson LM. 2006) Rangsangan penyebab batuk dapat berasal dari lingkungan maupun penyakit. Jika penyebabnya dari lingkungan, maka batuk yang terjadi adalah batuk berbentuk refleks mekanisme pertahanan tubuh, misalnya tersedak makanan/cairan, iritasi asap rokok atau kendaraan bermotor, suhu dingin atau panas. Penyebab lainnya adalah karena penyakit, baik yang berasal dari paru maupun luar paru. Penyakit paru yang menyebabkan batuk adalah infeksi (bronkhitis, pneumonia, tuberkulosis dan sebagainya) , alergi (asma, reaksi alergik sistemik) dan tumor. Sedangkan penyakit di luar paru penyebabnya adalah kelainan lambung seperti refluks gastroesophageal, kelainan jantung, pemakaian obat-obatan jantung, kelainan telinga dan gangguan emosi. (Wirjodiarjo, M. 2008) Banyak sekali pasien yang mengeluhkan gejala batuk ketika

memeriksakan diri. Oleh karena itu sebagai calon dokter kita harus mengetahui dan memahami lebih mendalam tentang batuk. Dan pada laporan tutorial ini penulis akan membahas mengenai Batuk sebagai Reflek Fisiologis dan Gejala Patologis pada Sistem Pernafasan. Semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan diridhoi oleh Allah SWT.

B. Rumusan Masalah 1. 2. Apakah yang dimaksud batuk itu? Apa penyebab terjadinya batuk?

ANT.FILE

2009

3. 4. 5. 6. 7.

Bagaimana reflek batuk terjadi? Bagaimana mekanisme terjadinya batuk? Apa saja jenis-jenis batuk? Apa saja gejala-gejala yang menyertai batuk. Bagaimana penatalaksanaan terhadap batuk?

C. Tujuan Tujuan dari pembelajaran mengenai batuk adalah 1. Memahami mengenai batuk dan faktor-faktor yang menyebabkannya. 2. Mengetahui tentang reflek terjadinya batuk. 3. Memahami bagaimana mekanisme batuk terjadi. 4. Mengetahui jenis-jenis batuk. 5. Mengetahui apa saja gejala-gejala yang menyertai batuk. 6. Memahami bagaimana penatalaksanaan terhadap batuk.

D. Manfaat Dengan mempelajari mengenai batuk diharapkan dapat memberi manfaat antara lain : 1. Mahasiswa memahami mengenai batuk dan faktor penyebabnya. 2. Mahasiswa mengetahui tentang reflek batuk. 3. 4. 5. 6. Mahasiswa memahami bagaimana mekanisme batuk. Mahasiswa mengetahui jenis-jenis batuk. Mahasiswa mengetahui apa saja gejala-gejala yang menyertai batuk. Mahasiswa memahami bagaimana penatalaksanaan terhadap batuk.

ANT.FILE

2009
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Batuk Batuk merupakan refleks fisiologis kompleks yang melindungi paru dari trauma mekanik, kimia dan suhu. Batuk juga merupakan mekanisme pertahanan paru yang alamiah untuk menjaga agar jalan nafas tetap bersih dan terbuka dengan jalan mencegah masuknya benda asing ke saluran nafas dan mengeluarkan benda asing atau sekret yang abnormal dari dalam saluran nafas. Batuk menjadi tidak fisiologis bila dirasakan sebagai gangguan. Batuk semacam itu sering kali merupakan tanda suatu penyakit di dalam atau diluar paru dan kadang-kadang merupakan gejala dini suatu penyakit. Penularan penyakit batuk melalui udara (air borne infection). Penyebabnya beragam dan pengenalan patofisiologi batuk akan sangat membantu dalam menegakkan diagnosis dan penatalaksanaan batuk. (Yunus, F. 2007) Batuk adalah suatu refleks pertahanan tubuh untuk mengeluarkan benda asing dari saluran napas. Batuk juga membantu melindungi paru dari aspirasi yaitu masuknya benda asing dari saluran cerna atau saluran napas bagian atas. Yang dimaksud dengan saluran napas mulai dari tenggorokan, trakhea, bronkhus, bronkhioli sampai ke jaringan paru. (Guyton, et all. 2008) Batuk merupakan gejala klinis dari gangguan pada saluran pernapasan. Batuk bukan merupakan suatu penyakit, tetapi merupakan manifestasi dari penyakit yang menyerang saluran pernafasan. Penyakit yang bisa

menyebabkan batuk sangat banyak sekali mulai dari infeksi, alergi, inflamasi bahkan keganasan. (Kumar, et all. 2007)

B. Faktor Penyebab Batuk Reflek batuk dapat ditimbulkan oleh : - Rangsangan mekanis, misalnya asap rokok, debu, tumor - Adanya perubahan suhu mendadak - Rangsangan kimiawi, misalnya gas dan bau-bauan

ANT.FILE

2009

- Adanya peradangan / infeksi - Reaksi alergi (Waisya, R. 2008) Disamping infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) seperti influenza, penyebab batuk yang paling sering adalah: Alergi dan asthma Infeksi paru-paru seperti pneumonia atau bronkitis akut. Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) atau bronkitis kronik, emphysema Sinusitis yang menyebabkan postnasal drip. Penyakit paru seperti bronkiektasis, tumor paru. Gastroesophageal reflux disease (GERD) ini artinya cairan lambung balik ke tenggorokan, orangnya suka bertahak asam atau pahit. Merokok Terpapar asap rokok (perokok pasif), polutan udara Obat darah tinggi golongan ACE Inhibito (Nadesui, H. 2008)

C. Reflek dan Mekanisme Batuk Batuk dapat dipicu secara refleks ataupun disengaja. Sebagai refleks pertahanan diri, batuk dipengaruhi oleh jalur sarad aferen dan eferen. Batuk diawali dengan inspirasi dalam diikuti dengan penutupan glotis, relaksasi diafragma, dan kontraksi otot melawan glotis yang menutup. Hasilnya akan terjadi tekanan positif pada intratoraks yang menyebabkan penyempitan trakea. Sekali glotis terbuka, perbedaan tekanan yang besar antara saluran napas dan udara luar bersama dengan penyempitan trakea akan menghasilkan aliran udara yang melalui trakea. Kekuatan eksplosif ini akan menyapu sekret dan benda asing yang ada di saluran napas. (Ikawati, 2008) Reflek Batuk Batuk dimulai dari suatu rangsangan pada reseptor batuk. Reseptor ini berupa serabut saraf non mielin halus yang terletak baik di dalam maupun di luar rongga toraks. Yang terletak di dalam rongga toraks antara lain terdapat

ANT.FILE

2009

di laring, trakea, bronkus, dan di pleura. Jumlah reseptor akan semakin berkurang pada cabang-cabang bronkus yang kecil, dan sejumlah besar reseptor di dapat di laring, trakea, karina dan daerah percabangan bronkus. Reseptor bahkan juga ditemui di saluran telinga, lambung, hilus, sinus paranasalis, perikardial, dan diafragma. Serabut afferen terpenting ada pada cabang nervus vagus yang mengalirkan rangsang dari laring, trakea, bronkus, pleura, lambung, dan juga rangsangan dari telinga melalui cabang Arnold dari nervus vagus. Nervus trigeminus menyalurkan rangsang dari sinus paranasalis, nervus

glosofaringeus, menyalurkan rangsang dari faring dan nervus frenikus menyalurkan rangsang dari perikardium dan diafragma. Oleh serabut afferen rangsang ini dibawa ke pusat batuk yang terletak di medula, di dekat pusat pernafasan dan pusat muntah. Kemudian dari sini oleh serabut-serabut efferen nervus vagus, nervus frenikus, nervus interkostalis dan lumbar, nervus trigeminus, nervus fasialis, nervus hipoglosus, dan lainlain menuju ke efektor. Efektor ini berdiri dari otot-otot laring, trakea, bronkus, diafragma,otot-otot interkostal, dan lain-lain. Di daerah efektor ini mekanisme batuk kemudian terjadi. (Wirjodiarjo, Muljono. 2008) Mekanisme Batuk dapat dibagi menjadi empat fase yaitu : Fase iritasi Iritasi dari salah satu saraf sensoris nervus vagus di laring, trakea, bronkus besar, atau serat afferen cabang faring dari nervus glosofaringeus dapat menimbulkan batuk. Batuk juga timbul bila reseptor batuk di lapisan faring dan esofagus, rongga pleura dan saluran telinga luar dirangsang. Fase inspirasi Pada fase inspirasi glotis secara refleks terbuka lebar akibat kontraksi otot abduktor kartilago aritenoidea. Inspirasi terjadi secara dalam dan cepat, sehingga udara dengan cepat dan dalam jumlah banyak masuk ke dalam paru. Hal ini disertai terfiksirnya iga bawah akibat kontraksi otot toraks, perut dan diafragma, sehingga dimensi lateral dada membesar mengakibatkan

ANT.FILE

2009

peningkatan volume paru. Masuknya udara ke dalam paru dengan jumlah banyak memberikan keuntungan yaitu akan memperkuat fase ekspirasi sehingga lebih cepat dan kuat serta memperkecil rongga udara yang tertutup sehingga menghasilkan mekanisme pembersihan yang potensial. Fase kompresi Fase ini dimulai dengan tertutupnya glotis akibat kontraksi otot adduktor kartilago aritenoidea, glotis tertutup selama 0,2 detik. Pada fase ini tekanan intratoraks meninggi sampai 300 cm H2O agar terjadi batuk yang efektif. Tekanan pleura tetap meninggi selama 0,5 detik setelah glotis terbuka . Batuk dapat terjadi tanpa penutupan glotis karena otot-otot ekspirasi mampu meningkatkan tekanan intratoraks walaupun glotis tetap terbuka. Fase ekspirasi/ ekspulsi Pada fase ini glotis terbuka secara tiba-tiba akibat kontraksi aktif otot ekspirasi, sehingga terjadilah pengeluaran udara dalam jumlah besar dengan kecepatan yang tinggi disertai dengan pengeluaran benda-benda asing dan bahan-bahan lain. Gerakan glotis, otot-otot pernafasan dan cabang-cabang bronkus merupakan hal yang penting dalam fase mekanisme batuk dan disinilah terjadi fase batuk yang sebenarnya. Suara batuk sangat bervariasi akibat getaran sekret yang ada dalam saluran nafas atau getaran pita suara. (Guyton. 2008)

D. Jenis-Jenis Batuk Batuk berdasarkan waktu 1. Akut Akut merupakan fase awal dan masih mudah buat sembuh. Jangka waktunya kurang dari tiga minggu dan terjadi karena iritasi, bakteri, virus, penyempitan saluran nafas atas. 2. Subakut Subakut adalah fase peralihan dari akut akan menjadi kronis. Dikategorikan subakut bila batuk sudah 3-8 minggu. Terjadi karena gangguan pada epitel.

ANT.FILE

2009

3. Kronis Kronis adalah batuk yang sulit disembuhkan dikarenakan penyempitan saluran nafas atas dan terjadi lebih dari delapan minggu. Batuk kronis biasanya adalah tanda atau gejala adanya penyakit lain yang lebih berat. Banyak penyakit berat yang ditandai dengan batuk kronis, misalnya asma, TBC, gangguan refluks lambung, penyakit paru obstruksi kronis, sampai kanker paru-paru. Untuk itu, batuk kronis harus diperiksakan ke dokter untuk memastikan penyebabnya dan diatasi sesuai dengan penyebabnya itu (Nadesui, Hendrawan. 2008) Berdasarkan sebabnya 1. Batuk berdahak Batuk berdahak, jumlah dahak yang dihasilkan sangat banyak, sehingga menyumbat saluran pernafasan. 2. Batuk kering Batuk ini tidak mengeluarkan dahak. Tenggorokan terasa gatal, sehingga merangsang timbulnya batuk. Batuk ini mengganggu kenyamanan, bila batuknya terlalu keras akan dapat memecahkan pembuluh darah pada mata. 3. Batuk yang khas Batuk rejan, batuknya bisa berlangsung 100 hari. Bisa menyebabkan pita suara radang dan suara parau. Batuk penyakit TBC, berlangsung berbulan-bulan, kecil-kecil, timbul sekali-sekali, kadang seperti hanya berdehem. Pada TBC batuk bisa disertai bercak darah segar. Batuk karena asma, sehabis serangan asma lendir banyak dihasilkan. Lendir inilah yang merangsang timbulnya batuk. Batuk karena penyakit jantung lemah, darah yang terbendung di paru-paru, menjadikan paru-paru menjadi basah. Kondisi basah pada paru-paru ini yang merangsang timbulnya batuk.

ANT.FILE

2009
Batuk karena kanker paru-paru yang menahun tidak sembuh. Batuknya tidak tentu. Bila kerusakan paru-paru semakin luas, batuk semakin tambah.

Batuk karena kemasukan benda asing, pada saat saluran pernafasan berusaha mengeluarkan benda asing maka akan menimbulkan batuk. (Yunus, F. 2007)

E. Gejala-Gejala yang Menyertai Batuk Gejala yang menyertai batuk pada umumnya disebabkan oleh influenza. Gejala tersebut antara lain demam yang tinggi disertai otot tubuh yang kaku, bersin-bersin, hidung tersumbat, dan sakit tenggorokan. Namun batuk berdahak juga timbul akibat peradangan pada paru-paru. (Wirjodiarjo, Muljono. 2008)

F. Penatalaksanaan terhadap Batuk Penatalaksanaan batuk yang paling baik yang paling baik adalah pemberian obat spesifik terhadap etiologinya. Tiga bentuk penatalaksanaan batuk adalah : 1. Tanpa pemberian obat Batuk yang tanpa gejala akut dapat sembuh sendiri dan biasanya tidak perlu obat. Untuk mengurangi batuk biasanya dengan cara: Sering minum air putih, untuk membantu mengencerkan dahak, mengurangi iritasi atau rasa gatal. Hindari paparan debu, minuman atau makanan yang merangsang tenggorokan, dan udara malam yang dingin Menghirup uap air panas, uap mentol Permen obat batuk atau permen pedas dapat menolong pada batuk yang kering dan menggelitik (Tjay, HT. Rahardja, K. 2003) 2. Pengobatan spesifik Pengobatan ini diberikan terhadap penyebab timbulnya batuk. Apabila

ANT.FILE

2009

penyebab batuk diketahui maka pengobatan harus ditujukan terhadap penyebab tersebut. Dengan evaluasi diagnosis yang terpadu, pada hampir semua penderita dapat diketahui penyebab batuk kroniknya.

Pengobatan spesifik batuk tergantung dari etiologi atau mekanismenya. (Yunus, F. 2007) 3. Pengobatan simtomatik Diberikan baik kepada penderita yang tidak dapat ditentukan penyebab batuknya maupun kepada penderita yang batuknya merupakan gangguan, tidak berfungsi baik dan potensial dapat menimbulkan komplikasi. (Yunus, F. 2007) Obat batuk biasa disebut dengan antitusif. Obat batuk tersebut berdasarkan sasarannya terbagi menjadi 2 yaitu: 1. Obat batuk sentral Obat batuk sentral bertujuan untuk menekan rangsangan batuk di pusat batuk (medulla). Terbagi menjadi zat adiktif (kodein) dan non adiktif (noskapin, dektrometorfan, prometazin) 2. Obat batuk perifer Obat batuk ini bekerja di luar dari system saraf pusat. Perifer terbagi dalam beberapa kelompok yaitu ekspetoransia (ammonium klorida, guaiokol, ipeca dan minyak terbang), mukolitika (asetilkarbositein, mesna, bromheksin, dan ambroksol), dan zat-zat pereda (oksolamin dan hiperpidin). (Tjay, HT. Rahardja, K. 2003) Obat batuk biasanya mengandung zat antihistamin, yang bekerja sebagai anti alergi. Zat-zat antihistamin inilah yang menyebabkan timbulnya efek kantuk. Obat batuk tanpa efek kantuk biasanya tidak mengandung zat antihistamin sama sekali, atau menggunakan zat antihistamin golongan baru yang tidak memiliki efek mengantuk. Antihistamin dengan efek samping kantuk yang biasa terdapat dalam formula obat batuk adalah Chlorfeniramine maleat atau CTM dan difenhidramin. (Yunus, F. 2007)

ANT.FILE

2009

Jenis obat batuk berdasarkan jenis batuknya dapat dibagi dalam dua golongan obat : 1. Ekspetoran Obat batuk ini ditujukan untuk jenis batuk berdahak, karena dapat mempertinggi sekresi saluran pernapasan atau mencairkan dahak. Kandungan obat batuk yang mungkin ada dalam jenis expectorantia ini adalah zat yang bersifat mencairkan dahak sehingga mudah dikeluarkan, misalnya guaiafenesin atau gliserin guaiacolat (GG), ammonium klorida (NH 4 Cl), dan kalium yodida (KI). Obat batuk jenis ini seringkali dicampur dengan ramuan tumbuh-tumbuhan seperti jahe dan mint sehingga memberikan rasa hangat pada tenggorokan. 2. Non-ekspektoran Obat batuk ini ditujukan untuk jenis batuk kering. Ada dua golongan zat aktif yang biasa digunakan, yaitu : Golongan Alkaloid Morfin, seperti kodein, dionin, dan lain-lain. Obat ini bersifat narkotis dan menimbulkan ketagihan, karenanya hanya dapat dibeli dengan resep dokter. Golongan Non-Morfin, di mana jenis zat aktif ini tidak menimbulkan ketagihan seperti dextromethorphan (DMP). Untuk batuk yang yang disebabkan oleh infeksi/peradangan, diperlukan obat-obat antibiotik yang harus melalui pemeriksaan yang seksama oleh dokter. (Waisya, R. 2008)

ANT.FILE

2009
BAB III PEMBAHASAN

A. Analisis Skenario Irfan, seorang pasien usia 17 tahun, datang ke dokter. Berikut percakapan yang terjadi antara Irfan dan dokter : Irfan : Dok, saya akhir-akhir ini batuk. Teman sekampus saya banyak yang batuk juga. Batuk saya berdahak. Apa karena tertular dok? Dokter : Sebabnya bisa bermacam-macam. Sudah belajar kan tentang reflek batuk? Irfan : Apa karena alergi atau bakteri ya dok?

B. Pembahasan Skenario Batuk adalah refleks normal tubuh kita akibat adanya rangsangan dari selaput lendir di daerah tenggorokan dan cabang tenggorokan, yang bertujuan untuk membersihkan saluran pernafasan dari zat-zat asing yang menganggu. Batuk ternyata merupakan salah satu sistem pertahanan untuk mengeluarkan benda asing dari dalam tubuh. (Nadesui, Hendrawan. 2008) Tetapi, ada juga batuk yang merupakan gejala penyakit serius. Batuk terjadi di saluran napas, yang dibagi menjadi saluran napas bagian atas dan saluran napas bagian bawah. Ketika terjadi gangguan pada saluran napas bagian atas misalnya, maka tubuh akan membentuk mekanisme pertahanan dengan bersin atau batuk. Sementara gangguan pada saluran napas bagian bawah biasanya akan membuat tubuh melakukan refleks dengan batuk. (Nadesui, Hendrawan. 2008) Batuk secara umum terbagi menjadi batuk berdahak dan batuk kering. Batuk berdahak yaitu batuk yang terjadi karena adanya dahak pada tenggorokan. Batuk berdahak lebih sering terjadi pada saluran napas yang peka terhadap paparan debu, lembab berlebih, alergi dan sebagainya. Batuk berdahak merupakan mekanisme tubuh untuk mengeluarkan zat-zat asing dari

ANT.FILE

2009

saluran nafas, temasuk dahak. Batuk ini terjadi dalam waktu yang relatif singkat. (Tjay, HT. Rahardja, K. 2003) Pada batuk berdahak produksi dahak meningkat dan kekentalannya juga meningkat sehingga sukar dikeluarkan ditambah terganggunya bulu getar bronchii (silia) yang bertugas mengeluarkan dahak sehingga diperlukan obat yang berlabel ekspektoran. Obat-obat ini biasanya juga merangsang terjadinya batuk supaya terjadi pengeluaran dahak. Selain itu ada juga obatobat yang bisa membantu mengencerkan dahak sehingga mudah dikeluarkan yang disebut mukolitik. Contoh obat-obat ekspektoran adalah amonium klorida, gliseril guaiakol, ipekak, dan lain-lain. Sedangkan contoh obat mukolitik adalah bromheksin, asetilsisitein, dan ambroksol. (Tjay, HT. Rahardja, K. 2003 dan Yunus, F. 2007) Penularan batuk biasanya melalui udara. Batuk lebih sering menular terutama pada pergantian musim dan musim penghujan. Selain itu mekanisme pertahanan tubuh atau imun seseorang juga berpengaruh besar terhadap penularan batuk. Seseorang yang imunitasnya rendah akan lebih mudah terserang batuk. (Kumar, Vinay, et all. 2007) Refleks batuk terjadi karena adanya rangsangan dari luar misalnya debu, alergi dan sebagainya. Reflek batuk sebenarnya merupakan mekanisme pertahanan saluran nafas terhadap benda asing, gas yang mengiritasi, allergen seperti bakteri dan virus. Dengan demikian, batuk merupakan suatu mekanisme perlindungan. Reflek batuk inilah yang selanjutnya akan menyebabkan mekanisme batuk. (Sylvia A, Wilson LM. 2006) Batuk alergi terjadi karena adanya zat-zat yang beterbangan di lingkungan kemudian terhirup hidung (inhalan). Contohnya, debu rumah, tangau (sejenis kutu kecil), partikel asap rokok, serpihan kulit binatang, serbuk sari bunga, atau zat-zat kimia yang disemprotkan (obat nyamuk, minyak wangi, dan hairspray). Batuk alergi juga disebabkan oleh zat-zat kimia tertentu yang terkandung dalam makanan (alergen). Contohnya, zat pewarna makanan, zat pengawet makanan, dan histamin di dalam beberapa jenis makanan laut. (Waisya, Rani. 2008)

ANT.FILE

2009

Batuk karena infeksi merupakan jenis batuk yang paling sering dijumpai. Batuk infeksi disebabkan adanya infeksi dari bakteri atau virus, misalnya : tuberkulosa, influenza, campak, salesma (common cold). Bakteri dan virus tersebut biasanya menular melalui media udara. (Waisya, Rani. 2008) Jadi menurut penulis Irfan terserang batuk infeksi karena tertular dari teman-temannya. Virus batuk tersebut menular melalui udara. Selain itu dapat juga karena pertahanan tubuh Irfan atau daya imunitas Irfan sedang lemah sehingga dia mudah terserang penyakit. Batuk yang disebabkan infeksi biasanya akan menyebabkan produksi dahak bertambah sehingga susah untuk dikeluarkan. Batuk berdahak seperti ini biasanya diobati dengan obat ekspetoran yang berfungsi mengencerkan dahak dan merangsang pengeluaran dahak.

ANT.FILE

2009
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan Dari tinjauan pustaka dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa: 1. Batuk merupakan mekanisme pertahanan paru yang alamiah untuk menjaga agar jalan nafas tetap bersih dan terbuka dengan jalan mencegah masuknya benda asing ke saluran nafas dan mengeluarkan benda asing atau sekret yang abnormal dari dalam saluran nafas. Oleh karena itu batuk juga dikatakan sebagai proteksi atau imun tubuh. Namun terkadang batuk juga merupakan gejala dari suatu penyakit. 2. Faktor-faktor yang menyebabkan reflek batuk antara lain : - Rangsangan mekanis, misalnya asap rokok, debu, tumor - Adanya perubahan suhu mendadak - Rangsangan kimiawi, misalnya gas dan bau-bauan - Adanya peradangan / infeksi - Reaksi alergi - Penyakit, misalnya tumor 3. Reflek batuk terdiri dari reseptor batuk, serabut saraf afferent, pusat batuk, serabut saraf efferent, efektor. Reflek batuk selanjutnya akan menyababkan mekanisme batuk. 4. Mekanisme batuk terdiri dari fase iritasi, fase inspirasi, fase kompresi dan fase ekspirasi atau ekspulsi. 5. Batuk biasanya disertai dengan radang tenggorokan, demam, influenza dan sebagainya. Karena pada batuk menyebabkan rusaknya mukosa saluran pernafasan sehingga mempermudah penyakit lain untuk menyerang tubuh. 6. Secara umum batuk terbagi menjadi batuk berdahak, batuk kering dan batuk yang khas (TBC, Batuk karena asma, batuk karena kanker paruparu). Sedangkan menurut waktunya dibagi menjadi batuk akut

ANT.FILE

2009

(berlangsung sebentar), batuk sub-akut dan batuk kronis (terjadi dalam periode yang lama) 7. Penatalaksanaan batuk adalah dengan antitusif yang terbagi menjadi ekspetoran dan non ekspetoran.

B. Saran Dari pembahasan diatas penulis menyarankan : 1. Mahasiswa memahami tentang batuk dan dapat menerapkan pengetahuan mengenai batuk dalam kehidupan sehari-hari. 2. Mahasiswa harus mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya batuk sehingga dapat menghindarinya. 3. Mahasiswa harus bisa menjaga kesehatan dengan baik. Batuk adalah salah satu jenis penyakit yang paling sering menyerang. Pertahanan tubuh yang kuat dapat mengurangi resiko tertular batuk. 4. Mahasiswa harus mensyukuri atas apa yang diberikan oleh Allah SWT, termasuk nikmat sehat yang diberikan oleh Allah. Batuk adalah salah satu mekanisme fisiologis merupakan mekanisme pertahanan paru yang alamiah untuk menjaga agar jalan nafas tetap bersih. 5. Mahasiswa sebaiknya mengetahui lebih mendalam mengenai jenis-jenis batuk dan dapat melakukan penatalaksanaan yang tepat bila terjadi batuk.

ANT.FILE

2009
BAB V DAFTAR PUSTAKA

Chandrasoma dan Taylor. 2006. Ringkasan Patologi Anatomi. Ed: ke-2. Jakarta : EGC. Guyton AC, Hall JE. 2008. Buku Ajar Fisiologi kedokteran. 11th ed. Jakarta: ECG. Ikawati, Zullies. 2008. Farmakoterapi Penyakit Sistem Pernapasan. Yogyakarta : Pustaka Adipura. Kumar, Vinay, et all. 2007. Buku Ajar Patologi. Jakarta : EGC. Nadesui, Hendrawan. 2008. Batuk dan Penyebabnya.

http://www.kimiafarmaapotek.com/index.php/Tanya-Jawab/Batuk-danPenyebabnya.html (27 Desember 2009) Sylvia A, Wilson LM. 2006. Patofisiologi. Jakarta : ECG. Tjay, HT. Rahardja, K. 2003. Obat-Obat Penting. Jakarta : Gramedia. Waisya, Rani. 2008. Penyebab Batuk, Gejala dan Pengobatannya. (27

http://www.scribd.com/doc/15847131/makalah-Rps-respirasi Desember 2009)

Wirjodiarjo, Muljono. 2008. Penyebab Batuk dan Tips Pengobatannya. http://tbmcalcaneus.org/index.php?option=com_content&task=view&id= 176&Itemid=87 (27 Desember 2009) Yunus, F. 2007. Kenali Batuk dan Obat Batuk Anda

http://www.isfinational.or.id/info/berita/658-kenali-batuk-dan-obatbatuk-anda.html (27 Desember 2009)

ANT.FILE

2009

Sputum Normalnya ornag dewsa menghasilkan mukus sekitar 100 ml dalam saluran nafas setiap hari. Mukus ini diangkut menuju faring dengan gerakan pemebrsihan normal silia yang melapisi saluran pernapasan. Kalau terbentuk mukus yang berlebihan, proses normal pembersihan mungkin tidak efektif lagi, sehingga akhirnya mukus tertimbun. Bila hal ini terjadi, membran mukosa akan terangsang, dan mukus dibatukan keluar sebagai sputum. warna sputum pentng, jika berwarna kuning maka terinfeksi, jika hijau ada penimbunan nanah ( wrna hijau disebabkan oleh verdoperoksidase yang dihasilkan oleh leukosit polimorfonuklear dalam sputum), sputum yang berwarna merah muda dan berbusa merupakan tanda edema paru akut. Sputum yang berlendir lekat dan berwarna abuabu atau putih merupakan tanda bronkitis kronik. sedangkan sputum berbau busuk tanda abses paru atau bronkiektasis.

Dahak (sputum) 15:03:00 | Labels: catatan ilmiah Definisi : bahan yang dikeluarkan dari paru, bronchus, dan trachea melalui mulut. Biasanya juga disebut dengan expectoratorian. (Dorland) Orang dewasa normal (menurut bu PW, price wilson) katanya bisa memproduksi mukus (sekret kelenjar) sejumlah 100 ml dalam saluran napas setiap hari. Mukus ini digiring ke faring dengan mekanisme pembersihan silia dari epitel yang melapisi saluran pernapasan. Keadaan abnormal produksi mukus yang berlebihan (karena gangguan fisik, kimiawi, atau infeksi yang terjadi pada

ANT.FILE

2009
mukosa), menyebabkan proses pembersihan tidak

membran

berjalan secara adekuat normal seperti tadi, sehingga mukus ini banyak tertimbun. Bila hal ini terjadi, membran mukosa akan terangsang, dan mukus akan dikeluarkan dengan tekanan

intrathorakal dan intraabdominal yang tinggi. Dibatukkan, udara keluar dengan akselerasi yg cepat beserta membawa sekret mukus yang tertimbun tadi. Mukus tersebut akan keluar sebagai sputum. Sputum yang dikeluarkan oleh seorang pasien hendaknya dapat dievaluasi sumber, warna, volume, dan konsistensinya, karena kondisi sputum biasanya memperlihatkan secara spesifik proses kejadian patologik pada pembentukan sputum itu sendiri. Di sini saya cuma akan menyingkat sedikit yang ada di bukunya bu PW...klasifikasi bentukan sputum dan kemungkinan penyebabnya. Sputum yang dihasilkan sewaktu membersihkan tenggorokan,

kemungkinan berasal dari sinus, atau asluran hidung, bukan berasal dari saluran napas bagian bawah. - Sputum banyak sekali&purulen proses supuratif (eg. Abses paru) - Sputum yg terbentuk perlahan&terus meningkat taanda bronkhitis/ bronkhiektasis. - Sputum kekuning-kuningan proses infeksi. - Sputum hijau proses penimbunan nanah. Warna hijau ini dikarenakan adanya verdoperoksidase yg dihasikan oleh PMN dlm sputum. Sputum hijau ini sering ditemukan pada penderita bronkhiektasis karena penimbunan sputum dalam bronkus yang melebar dan terinfeksi. - Sputum merah muda&berbusa tanda edema paru akut.

ANT.FILE
- Sputum berlendir, lekat, abu-abu/putih tanda bronkitis kronik. - Sputum berbau busuk tanda abses paru/ bronkhiektasis.

2009

Sputum secara konstan dikeluarkan ke atas menuju faring oleh silia paru. Sputum yang terdiri atas lendir, debris selular, mikroorganisme, darah, pus, dan benda asing akai dikeluarkan dari paru-paru dengan membatukkan atau membersihkan tenggorok. Percabangan trakheobronkhial umumnya membentuk sekitar 90 ml mukus per hari sebagai bagian dari mekanisme pembersihan normal. Namun pembentukan sputum disertai dengan batuk adalah hal yang tidak normal. Tanyakan klien tentang warna sputum (jernih, kuning, hijau, kemerahan, atau mengandung darah), bau, kualitas (berair, berserabut, berbusa, kental), dan kuantitas (sendok teh, sendok makan, cangkir). Perubahan warna, bau, kualitas, atau kuantitas sangat penting untuk didokumentasikan dalam rekam medik klien. Tanyakan juga apakah sputum hanya dibentuk setelah klien berbaring dalam posisi tertentu. Beberapa kelainan meningkatkan pembentukan sputum. Banyaknya sputum yang dikeluarkan setiap hari dapat menunjukkan bronkhitis kronis. Warna dari sputum mempunyai makna klinis yang penting. Sputum yang berwarna kuning menandakan suatuinfeksi. Sputum berwarnal hijau menandakan adanya pus yang terrgenang, yang umum ditemukan pada bronkhiekstasis. Karakter dan konsistensi sputum juga penting untuk dicatat.

Batuk merupakan gejala penyakit pernapasan yang paling umum, berfungsi, terutama untuk pertahanan paru terhadap masuknya benda asing. Baik orang sehat maupun orang sakit, batuk dapat dengan disadari (volunteer) maupun tak disadari (involunter). Batuk yang disadari merupakan respon terhadap perasaan adanya sesuatu dalam saluran napas. Batuk yang tak disadari terjadi akibat reflex yang dipacu oleh perangsangan pada reseptor sensorik laring, trakea, atau bronchi sampai alveolus yang besar atau hilangnya compliance paru. Batuk dikatakan abnormal jika jumlahnya sangat banyak dan tidak sesuai atau terbentuk sputum. (Stark, 1990; Rumende, 2007) Sputum merupakan materi yang diekspektorasi dari saluran napas bawah oleh batuk, yang bercampur ludah. Sekresi bronkus normal tak cukup banyak untuk

ANT.FILE

2009

diekspektorasi, biasanya dialirkan ke laring oleh aksi silia lalu ditelan. Gambaran sputum mungkin dapat membantu diagnosis, meskipun makanan atau minuman yang baru saja ditelan mungkin mengkontaminasi sputum. Sputum bisa dibedakan dari ludah. Ludah (saliva) akan membentuk gelembung jernih di bagian atas cairan dalam penampung sputum, sedang pada sputum hal ini jarang terjadi kecuali pada edema pulmonal. (Stark, 1990) . Batuk kronis (batuk perokok) dan sputum mukoid (dahak kental) merupakan satusatunya gejala bronchitis kronis (stark, 1990). Kemungkinan jika dicari tentang gejalanya lebih teliti, sifat batuk Bronchitis kronik berupa batuk dengan dahak yang persisten tiap pagi hari pada seorang perokok dan sputum bronchitis bersifat mukoid dengan sputum jernih keabu-abuan (Rumende, 2007). Pada keadaan tertentu lumen bronkiolus yang sempit dapat menjadi menyempit karena mucus dan kontraksi otot bronkus. Mukus disekresi untuk mengambil patogen yang terperangkap dan partikel kotor. Mukus ini dibawa silia dari lapisan epitel ke kerongkongan untuk ditelan. Karena silia tidak dapat mendorong mukus yang kental, larutan elektrolit biasanya juga dikeluarkan untuk mendorong mukus dari silia sehingga mucus dapat bergerak maju ke kerongkongan dalam lapisan cairan yang encer. Lumen dapat menyempit karena kerja otot bronkus, yang meningkatkan kemungkinan patogen ditangkap oleh mukosa. Tetapi kerugiannya menyebabkan resistensi meningkat (penyakit paru obstruktif) (Lang, 2007). Bronchitis merupakan gangguan klinis yang ditandai oleh pembentukan mucus yang berlebihan dalam bronkus dan bermanifestasi sebagai batuk kronik dan pembentukan sputum selama sedikitnya 3 bulan dalam setahun, sekurang-kurangnya dalam 2 tahun berturut-turut. Temuan patologis pada bronchitis kronik adalah hipertrofi kelenjar mukosa bronkus dan peningkatan jumlah dan ukuran sel goblet dengan infiltrasi sel-sel radang dan edema mukosa bronkus. Pembentukan mucus yang meningkat mengakibatkan gejala khas yaitu batuk produktif. Batuk kronik yang disertai peningkatan sekresi bronkus tampaknya mempengaruhi bronkiolus kecil hingga menjadi rusak dan dindingnya melebar. Faktor etiologi utama adalah merokok dan polusi udara industri. Polusi udara yang terus menerus merupakan predisposisi infeksi rekuren karena polusi memperlambat aktivitas silia dan fagositosis, sehingga timbunan mucus meningkat dan mekanisme pertahanan melemah (Wilson, 2006). Diagnosis ini sebaiknya diduga pada perokok lama (Stark,1990). Pada pemeriksaan fisik thorax

ANT.FILE

2009

kesannya emfisematosa karena terdapat kumpulan udara secara patologis (Dorland, 2009). Thoraks emfisema (barrel-shape) mempunyai ciri berupa: (1) Dada menggembung; (2) Diameter antero-posterior lebih besar dari diameter latero-lateral; (3) Tulang punggung kifosis dan angulus costa >90(Rumende, 2007).

You might also like