You are on page 1of 11

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Dalam makalah ini kita akan membahas tentang Flora Normal Tubuh Manusia

(Mikrobiota) yang mencakup pengertian flora normal itu sendiri, asal mula flora normal, penggolongan floranormal, faktor-faktor yang mempengaruhi kehadiran flora normal pada tubuh manusia, peranflora normal dan penyebaran flora normal pada tubuh manusia Sebagaimana kita ketahui sebelumnya mikroorganisme adalah organisme hidup y angberukuran mikroskopis sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Mikroorganisme dapat ditemukan di semua tempat yang memungkinkan terjadinya kehidupan, di segala lingkungan hidup manusia. Mereka ada di dalam tanah, di lingkungan akuatik, dan atmosfer (udara) serta makanan. Dan karena beberapa hal mikroorganisme tersebut dapat masuk secara alami ke dalam tubuh manusia, tinggal menetap dalam tubuh manusia atau hanya bertempat tinggal sementara. Mikroorganisme ini dapat menguntungkan inangnya tetapi dalam kondisi tertentu dapat juga menimbulkan penyakit. Untuk itu lah makalah ini disusun guna membahas mikroorganisme alami penghuni tubuh manusia, sehingga kita dapat mengetahui hubungan antara manusia dan flora normal tubuh manusia.

1.2

Perumusan Masalah 1. Apa pengertian dari mikroflora normal ? 2. Bagaimana asal mula mikroflora normal ? 3. Bagaimana penggolongan mikroflora normal ? 4. Bagaimana peran mikroflora normal pada tubuh manusia ? 5. Bagaimana penyebaran dan terjadinya mikroflora normal ?

1.3

Tujuan Setelah mempelajari bab ini kita sama-sama dapat memahami tentang flora normaltubuh manusia

serta hubungannya dengan manusia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Pengertian Flora Normal Tubuh Manusia (Mikrobiota) Manusia secara konstan berhubungan dengan beribu-ribu mikroorganisme. Mikrobe

tidak hanya terdapat dilingkungan, tetapi juga menghuni tubuh manusia. Mikrobe yang secara alamiah menghuni tubuh manusia disebut flora normal, atau mikrobiota. Selain itu juga disebutkan bahwa, flora normal adalah kumpulan mikroorganisme yang secara alami terdapat pada tubuh manusia normal dan sehat. Kebanyakan flora normal yang terdapat pada tubuh manusia adalah dari jenis bakteri. Namun beberapa virus, jamur, dan protozoa juga dapat ditemukan pada orang sehat. 2.2 Asal Mula Mikro Flora Normal Pada keadaan alamiah, janin manusia mula-mula memperoleh mikroorganisme ketika lewat sepanjang saluran lahir. Jasad-jasad renik itu diperolehnya melalui kontak permukaan, penelanan atau penghisapan. Mikrobe-mikrobe ini segera disertai oleh mikrobe-mikrobe lain dari banyak sumber yang langsung berada di sekeliling bayi yang baru lahir tersebut. Mikroorganisme yang menemukan lingkungan yang sesuai, pada permukaan luar atau dalam tubuh, dengan cepat berbiak dan menetap. Jadi di dalam waktu beberapa jam setelah lahir, bayi memperoleh flora mikrobe yang akan menjadi mikrobiota yang asli. Setiap bagian tubuh manusia, dengan kondisi lingkungan yang khusus, dihuni berbagai macam mikroorganisme tertentu. Sebagai contoh, di rongga mulut berkembang populasi mikrobe alamiah yang berbeda dengan yang ada di usus. Dalam waktu singkat, bergantung kepada faktor-faktor seperti berapa seringnya dibersihkan, nutrisinya, penerapan prinsip-prinsip kesehatan, serta kondisi hidup, maka anak tersebut akan mempunyai mikrobiota normal yang macamnya sama seperti yang ada pada orang dewasa.

2.3

Penggolongan Flora Normal Tubuh Manusia Flora normal tubuh manusia berdasarkan bentuk dan sifat kehadirannya dapat

digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu :

2.3.1 Mikroorganisme tetap/normal (resident flora/indigenous) Yaitu mikroorganisme jenis tertentu yang biasanya ditemukan pada bagian tubuh tertentu dan pada usia tertentu. Keberadaan mikroorganismenya akan selalu tetap, baik jenis ataupun jumlahnya, jika ada perubahan akan kembali seperti semula. Flora normal yang lainnya bersifat mutualisme. Flora normal ini akan mendapatkan makanan dari sekresi dan produk-produk buangan tubuh manusia, dan tubuh memperoleh vitamin atau zat hasil sintesis dari flora normal. Mikroorganisme ini umumnya dapat lebih bertahan pada kondisi burukdarilingkungannya. Contohnya : Streptococcus viridans, S. faecalis, Pityrosporum ovale, Candida albicans.

2.3.2 Mikroorganisme sementara (transient flora) Yaitu mikroorganisme nonpatogen atau potensial patogen yang berada di kulit dan selaput lendir/mukosa selama kurun waktu beberapa jam, hari, atau minggu. Keberadaan mikroorganisme ini ada secara tiba-tiba (tidak tetap) dapat disebabkan oleh pengaruh lingkungan, tidak menimbulkan penyakit dan tidak menetap. Flora sementara biasanya sedikit asalkan flora tetap masih utuh, jika flora tetap berubah, maka flora normal akan melakukan kolonisasi, berbiak dan menimbulkan penyakit.

2.5

Peran Flora Normal Tubuh Manusia Mikroorganisme yang secara tetap terdapat pada permukaan tubuh bersifat komensal.

Pertumbuhan pada bagian tubuh tertentu bergantung pada faktor-faktor biologis seperti suhu, kelembapan dan tidak adanya nutrisi tertentu serta zat-zat penghambat. Keberadaan flora tersebut tidak mutlak dibutuhkan untuk kehidupan karena hewan yang dibebaskan (steril) dari flora tersebut, tetap bisa hidup. Flora yang hidup di bagian tubuh tertentu pada manusia mempunyai peran penting dalam mempertahankan kesehatan dan hidup secara normal. Beberapa anggota flora tetap di saluran pencernaan mensintesis vitamin K dan penyerapan berbagai zat makanan. Flora yang menetap diselaput lendir (mukosa) dan kulit dapat mencegah kolonialisasi oleh bakteri patogen dan mencegah penyakit akibat gangguan bakteri. Mekanisme gangguan ini tidak jelas. Mungkin melalui kompetisi pada reseptor atau tempat pengikatan pada sel penjamu, kompetisi untuk zat makanan, penghambatan oleh produk metabolik atau racun, penghambatan oleh zat antibiotik atau bakteriosin (bacteriocins). Selain itu, diperkirakan bahwa stimulasi antigenik dilepaskan oleh flora adalah penting untuk perkembangan sistem kekebalan tubuh normal.

Sebaliknya, flora normal juga dapat menimbulkan penyakit pada kondisi tertentu. Berbagai organisme ini tidak bisa tembus (non-invasive) karena hambatan-hambatan yang diperankan oleh lingkungan. Jika hambatan dari lingkungan dihilangkan dan masuk le dalam aliran darah atau jaringan, organisme ini mungkin menjadi patogen. Spesies Bacteroides merupakan flora tetap yang paling sering dijumpai di usus besar dan tidak membahayakan pada tempat tersebut. Tetapi jika masuk ke rongga peritoneum atau jaringan panggul bersama dengan bakteri lain akibat trauma, mereka menyebabkan supurasi dan bakterimia. Terdapat banyak contoh tetapi yang penting adalah flora normal tidak berbahaya dan dapat bermanfaat bagi tubuh inang pada tempat yang seharusnya atau tidak ada kelainan yang menyertainya. Mereka dapat menimbulkan penyakit jika berada pada lokasi yang asing dalam jumlah banyak dan jika terdapat faktor-faktor predisposisi.

2.6

Penyebaran dan Terjadinya Mikrobiota Manusia. Flora normal biasanya ditemukan di bagian-bagian tubuh manusia yang kontak

langsung dengan lingkungan misalnya kulit, hidung, mulut, usus, saluran urogenital, mata, dan telinga. Organ-organ dan jaringan biasanya steril.

2.7 Mikroflora Normal pada Berbagai Bagian Tubuh

2.7.1 Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah dan Jenis MFN Jumlah dan macam MFN berbeda di setiap bagian tubuh, dipengaruhi oleh : Suhu Kelembaban : MFN pada kulit yang lembab > kulit yang kering pH : pH kulit 5,6 penghambat pertumbuhan bakteri Nutrisi : sesuai untuk banyak kuman kuman banyak. Ada tidaknya zat penghambat.

Kel. Keringat kulit : lisozim menghancurkan dinding sel bakteri membatasi jenis bakteri yang menetap di kulit Afinitas :

S. salivarius mempunyai afinitas terhadap sel epitel lidah S. mutans mempunyai afinitas terhadap gigi.

2.7.2 Penyebaran MFN

2.7.2.1 Mikroflora Normal pada Kulit Mikroba Kulit Staphylococcus epidermidis Staphylococcus aureus Proplonebacterium acnes Clostridium perfringens Persentase Timbulnya 85-100 5-25 45-100 sedang

Corynebacteria aerob (difteroid) Lactobacillus sp. Acinetobacter calcoacaticus Moraxella sp. Streptococcus pyogenes Candida albicans C. parapsilosis Pitysosporum ovale P. orbiculare Mycobacterium sp. Escherichia coli

55 Sedang Jarang Jarang Jarang Jarang Jarang Jarang Jarang Jarang Jarang

Mikroorganisme utama pada kulit adalah difteroid aerobic dan anaerobic (misalnya corynebacterium, propionibacterium), stafilokokkus aerobic dan anaerobic non hemolitikus (Staphylococcus epidermidis, kadang-kadang S. aureus dan golongan peptostreptococcus), basil gram postif aerobic, bakteri pembentuk spora yang banyak terdapat di udara, air, tanah; streptococcus alfa hemoliticus (S. viridians) dan enterococcus; dan basil coliform gram negative serta acitenobacter. Jamur dan ragi sering terdapat pada lipatan-lipatan kulit; micro

bacteria tahan asam nonpatogen terdapat pada daerah-daerah yang kaya sekresilemak/sebum (genital, telingan bagian luar). Faktor-faktor yang berperan menghilangkan flora sementara pada kulit adalah pH rendah, asam lemak pada sekresi sebasea danadanya lisozim. Jumlah mikroorganisme pada permukaan kulit mungkin bias berkurang dengan jalan menggosok-gosoknya dengan sabun yang mengandung heksaklorofen atau desinfektan lain, namun flora secara cepat muncul kembali dari kelenjar sebasea dan keringat. 2.7.1.2 Mikro Flora Normal Pada Mulut dan Saluran Nafas Bagian Atas Pada hidung terdapat flora normal utama yaitu dari Corinebacteria, stafilococcus (S. epidermidids, S. aureus) dan streptococcus. Saat lahir, selaput lendir(mukosa) pada mulut dan faring akan terkontaminasi oleh flora. Kemudian setelah 4 12 jam setelah lahir flora seperti Streptococcus viridians menjadi flora tetap yang utama sepanjang hidup. Mikroorganisme Hidung dan Nasofaring Staphylococcus epidermidis Staphylococcus aureus Corynebacteria aerob (difteroid) Haemophylus parainfluenzae Branhamella catarhalis Haemophylus influenzae Moraxella nonliquefaciens Streptococcus pneumoniae Streptococcus pyogenes (grup A) 920-85 5-80 Sedang 12 12 Sedikit Sedikit Jarang Persentase Timbulnya

Streptococcus alfa atau nonhemolitik Neisseria meningitidis Enterobacteriace

Jarang Jarang Jarang

Ketika gigi mulai tumbuh, akan muncul spirochaeta anaerob, spesies prevotella (terutama P. melaninogenica), spesies fusobakterium, spesies rothia dan spesies capnocytophaga muncul secara bersamaan dengan vibrio anaerob dan lactobasili. Spesies Actinomyces secara normal terdapat pada jaringan tonsil dan pada gingival orang dewasa, begitu pula dengan beberapa protozoa. Begitu pula dengan ragi (spesies Candida) terdapat pada mulut. Faring dan Trakhea Pada daerah ini juga terdapat flora normal yang sama. Organism normal pada saluran nafas bagian atas, teruatama pada faring adalah streptococcus non hemoliticus dan alfa hemoliticus serta Neisseria. Mikroba Mulut Staphylococcus epidermidis Streptococcus mitis Streptococcus sanguis Streptococcus salivarius Streptococcus mutans Coccus anaerob Veillonella alcalescens Lactobacillus sp. Actinomyces israelii Bacteroides fragilis Bacteroides melaninogenicus % Timbulnya 75-100 100 Tinggi 100 Tinggi Tinggi 100 95 Tinggi Tinggi Tinggi

Bacteroides oralis Treponema denticola Treponema refringens Stapylococcus aureus Enterobacteriaceae Fusobacterium nucletum Candida albicans Myobacteria

Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Sedang 15-90 6-50 Jarang

2.7.1.3 Flora Normal Pada Saluran Pencernaan Saat lahir, kondisi usus steril namun organism akan segera masuk bersamaan dengan makanan yang dimakan oleh bayi. Saat menyusui, usus akan mengandung flora seperti Strptocokokki asam laktat dan lactobacilli dalam jumlah besar. Organisme aerob dan anaerob, gram positif, non motil ini menghasilkan asam dari karbohidrat dan tahan pada pH 5,0. Pada orang dewasa, esophagus terdiri atas mikroorganisme yang masuk bersama dengan saliva dan makanan. pH asam lambung yang di hasilkan akan melindungi terhadap infeksi bakteri pathogen usus seperti cholera. Pada duodenum terdapat 105 108 bakteri/gram. Pada usus halus bagian atas, lactobacillus dan enterococcus mendominasi dan pada usus halus bagian bawah yang mendominasi adalah flora tinja. Pada kolon sigmoid dan dan rectum, terdapat sekitar 1011bakteri/gram isi kolon. 2.7.1.3 Flora Normal Pada Vagina Saat lahir, lactobacil aerob muncul dalam vagina dan menetap selama pH tetap asam. Apabila pH ini menjadi netral akan terdapat flora campuran yaitu coccus dan bacil.

Saat Pubertas, lactobacil aerob dan anaerob ditemukan kembali dalam jumlah yang besar dan akan mempertahankan keasaman pH melalui pembentukan asam dari karbohidrat khususnya glikogen. Keuntungan pembentukan asam ini yaitu untuk mencegah bakteri yang bersifat pathogen dalam vagina. Setelah Monopause, lactobacil akan berkurang jumlahnnya dan flora campuran coccus dan bacil akan muncul kembali. 2.7.2.4 Flora Normal Pada Uretra Uretra anterior baik itu pada wanita ataupun pria mengandung sedikit mikroorganisme yang berjenis sama seperti pada kulit dan perineum. Mikroorganisme ini terdapat dalam air kemih normal dengan jumlah 102 104/ ml.

2.7.1.5 Flora Normal Pada Mata (konjungtiva) Mikroorganisme yang terdapat pada mata yang paling utama adalah difteroid (Corynebacterium xerosis), S. epidermidis dan streptococcus non hemolitik. Flora normal ini dikendalikan oleh lisozim yang terdapat pada air mata. Mata jarang terinfeksi karena kaya akan lisozim. Konjungtiva : S. epidermidis, H. influenzae, Neisseria sp., Corynebacterium xerosis, Branhamella catarhalis.

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

3.1

KESIMPULAN flora normal adalah kumpulan mikroorganisme yang secara alami terdapat pada tubuh

manusia normal dan sehat. Kebanyakan flora normal yang terdapat pada tubuh manusia adalah dari jenis bakteri. Namun beberapa virus, jamur, dan protozoa juga dapat ditemukan pada orang sehat.

3.2

SARAN Menjaga kebersihan serta kesehatan diri dan orang lain dapat mencegah timbulnya

suatu penyakit yang diakibatkan karena jumalah mikro flora notmal yang berlebihan dan tidak semestinya.

10

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2012. http://imadanalyzeartikelkesehatan.blogspot.com/2008/03/mikro-floranormal.html. Diakses pukul 20.00

Anonim, 2012. http://w3i3t2a.blogspot.com/2011/10/prasitisme-dan-flora-normal-tubuh.html. Diakses pukul 21.00

11

You might also like