You are on page 1of 30

PENDAHULUAN

Tidur merupakan hal yang bersifat individual, kebutuhan tidur yang berkualitas tiap orang berbeda-beda. Rata rata kebutuhan tidur orang dewasa antara 5- 8 jam perhari. Sedangkan pada anak-anak lebih lama lagi dan pada orang tua biasanya makin pendek. Salah satu ciri yang menandakan bahwa tidur yang kita alami adalah tidur yang berkualitas adalah rasa segar di pagi hari dan tidak mengantuk pada siang hari. Tidur terutama malam hari sangat penting untuk kesehatan tubuh dan tidak dapat digantikan oleh tidur pada waktu lain. Karena pada tidur malam hari metabolisme otak dapat diperbaiki, sel saraf teraktifasi sehingga meningkatkan daya ingat dan juga meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Insomnia atau susah tidur adalah keluhan atas berkurangnya waktu tidur dengan gejala-gejala kesulitan untuk tidur, terjaga dari tidur berulang kali dengan kesulitan tidur kembali, terjaga dari tidur terlalu dini atau tidur yang tidak menyegarkan sehingga penderita merasa belum cukup tidur pada saat terbangun. Saat sebagian besar orang tidur terlelap untuk beristirahat setelah seharian beraktifitas, penderita insomnia tetap terjaga sepanjang malam. Akibatnya sangat menganggu saat beraktifitas dan merasakan kelelahan di keesokan harinya.

Insomnia menyebabkan kurang maksimalnya pemanfaat waktu sepanjang hari sehingga menyebabkan turunnya produktivitas dan kualitas hidup, meningkatnya tingkat absensi di perkerjaan, kecelakaan kerja serta dapat menimbulkan gangguan fisik

dan psikiatri seperti gangguan emosional, kecemasan, kegelisahan, depresi atau ketakutan.

Insomnia sering dialami baik pada usia muda maupun usia lanjut. Namun dengan bertambahnya usia, waktu tidur cenderung berkurang. Perubahan ini, walaupun normal, sering membuat orang tua berfikir bahwa mereka tidak cukup tidur. Pola terbangun pada dini hari lebih sering ditemukan pada usia lanjut. Beberapa orang tertidur secara normal tetapi terbangun beberapa jam kemudian dan sulit untuk tertidur kembali.

Banyak penderita insomnia tergantung pada obat tidur dan zat penenang untuk bisa beristirahat. Semua obat penenang memiliki potensi untuk menyebabkan ketergantungan psikologis berupa anggapan bahwa mereka tidak dapat tidur tanpa obat tersebut. Akibat insomnia, banyak orang yang stres dan tanpa disadari bisa menyebabkan kematian. Survei American Cancer Society pada 1,1 juta penduduk di Amerika, menemukan mereka yang tidur sekitar 7 jam setiap malam memiliki tingkat kematian terendah, sedangkan orang-orang yang tidur kurang dari 6 jam atau lebih dari 8 jam lebih tinggi tingkat kematiannya. Tidur selama 8,5 jam atau lebih setiap malam dapat meningkatkan angka kematian sebesar 15%. Pada insomnia kronis tidur kurang dari 3,5 jam (wanita) dan 4,5 jam (laki-laki) juga dapat menyebabkan kenaikan sebesar 15% tingkat kematian. Selain itu penggunaan pil tidur juga berkaitan dengan peningkatan angka kematian.

Penelitian Lianne Kurina University of Chicago mewawancarai 95 orang Amerika Serikat Selatan, rata-rata berusia 40 tahun, menemukan bahwa kesepian

menjadi penyebab dominan dari insomnia. Di Indonesia, prevalensi insomnia di perkirakan 10 % dari total penduduk.

Banyak penderita insomnia tidak menyadari dirinya mengalalmi gangguan sulit tidur dan tidak mencari pertolongan medis untuk mengatasi msalah ini. Karena insomnia berdampak luas bagi kesehatan, maka penderita insomnia wajib mendapatkan penanganan dokter.

INSOMNIA

A. PENGERTIAN

(Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas) Insomnia adalah gejala kelainan dalam tidur berupa kesulitan berulang untuk tidur atau mempertahankan tidur walaupun ada kesempatan untuk itu. Gejala tersebut biasanya diikuti gangguan fungsional saat bangun.

Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders-IV (DSM-IV), mendefinisikan insomnia sebagai kesulitan memulai tidur, mempertahankan tidur, merasa tidak fresh pada waktu bangun pagi dan mengalami kualitas tidur yang buruk.

Tidur kita lakukan setiap hari,ketika tidur biasanya tubuh menjadi tidak sadar dan kita pun tidak menyadari keadaan disekitar kita. Tidur sendiri terdiri dari 5 fase,perasaan mengantuk, tidur ringan, 2 tahap tidur lelap dan yang terakhir tahap REM (rapid eye movement). Pada tahap REM ini

pernafasan, detak jantung dan gerakan mata menjadi lebih kencang dan otot-otot di anggota badan menjadi lumpuh sementara, pada tahapan inilah biasanya mimpi terjadi. Tiap orang bisa jadi berbeda kebutuhan tidurnya dan seringkali orang dengan usia yang berbeda membutuhkan lama tidur yang berbeda pula. Bayi membutuhkan waktu tidur sekitar 17 jam, sedangkan anak yang lebih besar membutuhkan waktu tidur sebanyak 10 jam. Untuk orang dewasa kebanyakan membutuhkan waktu tidur 7-8 jam.

KLASIFIKASI INSOMNIA

Insomnia dikelompokkan menjadi:

1. Insomnia primer, yaitu insomnia menahun dengan sedikit atau sama sekali tidak berhubungan dengan berbagai stres maupun kejadian 2. Insomnia sekunder, yaitu suatu keadaan yang disebabkan oleh nyeri, kecemasan, obat, depresi atau stres yang hebat.

Berdasarkan lamanya, insomnia di kelompokkan menjadi : 1. Jenis transient (artinya cepat berlalu), oleh karena itu insomnia jenis ini hanya terjadi beberapa malam saja atau kurang dari seminggu. 2. Jenis Jangka pendek berlangsung lebih dari 2-3 malam tetapi terjadinya kurang dari 3 minggu. biasanya akan kembali seperti biasa.

Kedua jenis insomnia ini biasanya menyerang orang yang mengalami stres, berada di lingkungan yang ramai, perubahan temperatur ekstrim, masalah dengan

jadwal tidur seperti yang terjadi saat jetlag maupun efek samping pengobatan. 3. Jenis kronis (atau parah) gangguan tidak dapat tidur berlangsung lebih dari 3 minggu.

Insomnia kronis bila kesulitan tidur yang dialami hampir setiap malam dan terjadi >= 3 minggu. Salah satu penyebab yang paling umum adalah depresi. Penyebab lainnya berupa radang sendi, gangguan ginjal, gagal jantung, sleep apnea, parkinson, dan hyperthyroidism. Namun demikian, insomnia kronis bisa juga disebabkan oleh faktor perilaku, termasuk penyalahgunaan kafein, alkohol, kerja lembur dan kegiatan malam hari lainnya dan stres kronis

Jenis penyakit insomnia ada 3 yaitu :

1. Susah tidur (sleep onset insomnia) 2. Terbangun di tengah malam (sleep maintenance insomnia)

3. Bangun lebih cepat (early awakening insomnia)

B. DIAGNOSA INSOMNIA Ada 2 tipe susah tidur atau insomnia, yaitu : 1. Insomnia Primer Insomnia primer ini mempunyai faktor penyebab yang jelas. insomnia atau susah tidur ini dapat mempengaruhi sekitar 3 dari 10 orang yang menderita insomnia. Pola tidur, kebiasaan sebelum tidur dan lingkungan tempat tidur seringkali menjadi penyebab dari jenis insomnia primer ini. 2. Insomnia Sekunder Insomnia sekunder biasanya terjadi akibat efek dari hal lain, misalnya kondisi

medis. Masalah psikologi seperti perasaan bersedih, depresi dan dementia dapat menyebabkan terjadinya insomnia sekunder ini pada 5 dari 10 orang. Selain itu masalah fisik seperti penyakit arthritis, diabetes dan rasa nyeri juga dapat menyebabkan terjadinya insomnia sekunder ini dan biasanya mempengaruhi 1 dari 10 orang yang menderita insomnia atau susah tidur. Insomnia sekunder juga dapat disebabkan oleh efek samping dari obat-obatan yang diminum untuk suatu penyakit tertentu, penggunaan obat-obatan yang terlarang ataupun penyalahgunaan alkohol. Faktor ini dapat mempengaruhi 1-2 dari 10 orang yang menderita insomnia.

Untuk mendiagnosis insomnia, dilakukan penilaian terhadap: a. Pola tidur penderita. b. Pemakaian obat-obatan, alkohol, atau obat terlarang. c. Tingkatan stres psikis. d. Riwayat medis. e. Aktivitas fisik. Diagnosis berdasarkan kepada kebutuhan tidur secara individual.

C. GEJALA INSOMNIA

Gejala insomnia adalah susahnya seorang individu untuk jatuh ke dalam tidur, sehingga terjadi peningkatan waktu antara tidur. Sulitnya mempertahankan tidur dan tidak dapat tidur secukupnya mengakibatkan seseorang terbangun sebelum dia mendapatkan tidur yang cukup. Gangguan dari siklus tidur dapat disebabkan oleh irama sikardian (gannguan dalam irama tidur bangun) yang terganggu karena jet-lag atau pekerjaan. Hypersomnia atau tidur yang berlebih adalah gejala dari kurangnya kualitas

dari tidur seseorang sehingga seringkali dibutuhkan waktu tidur yang lebih lama dari normal. Beberapa gejala lain dari gangguan tidur adalah tidur berjalan (sonambulisme) dan mimpi buruk (nightmares).

Gejala insomnia antara lain:


Merasa lelah dan tertekan pada waktu pagi hari atau malam hari. Memiliki lingkaran gelap dan membengkak di sekitar mata. Jatuh tertidur di pesta atau setelah makan malam di rumah orang. Kurang aktif dan memiliki sedikit hubungan sosial. Merasa seperti kehilangan fokus perhatian sehingga tidak dapat merespon rangsangan dari luar dan menjadi lebih sensitif terhadap hal lainnya.

Sangat sensitif terhadap rangsangan internal seperti sakit perut (maag) atau kejang-kejang.Sering tidak dapat tidur, tidur tidak nyenyak ataupun bangun terlalu dini.

Takut menghadapi malam hari karena akan susah tidur. Mengkonsumsi obat-obat tidur dalam beberapa bulan terakhir. Menggunakan rokok, alkohol atau obat-obatan untuk menenangkan diri dan membantu untuk tidur.

Sulit tidur pada malam hari Terbangun saat malam hari Bangun terlalu awal Tidak merasa segar setelah bangun tidur Lelah atau mengantuk saat siang hari Mudah marah, depresi atau gelisah

Meningkatnya risiko kesalahan dan kecelakaan Sakit kepala Gejala gastrointestinal

D. PENYEBAB DAN FAKTOR RESIKO INSOMNIA Penyebab

Sulit tidur sering terjadi, baik pada usia muda maupun usia lanjut; dan seringkali timbul bersamaan dengan gangguan emosional, seperti kecemasan, kegelisahan, depresi atau ketakutan. Kadang seseorang sulit tidur hanya karena badan dan otaknya tidak lelah. Dengan bertambahnya usia, waktu tidur cenderung berkurang. Stadium tidur juga berubah, dimana stadium 4 menjadi lebih pendek dan pada akhirnya menghilang, dan pada semua stadium lebih banyak terjaga. Perubahan ini, walaupun normal, sering membuat orang tua berfikir bahwa mereka tidak cukup tidur. Pola terbangun pada dini hari lebih sering ditemukan pada usia lanjut. Beberapa orang tertidur secara normal tetapi terbangun beberapa jam kemudian dan sulit untuk tertidur kembali. Kadang mereka tidur dalam keadaan gelisah dan merasa belum puas tidur. Terbangun pada dini hari, pada usia berapapun, merupakan pertanda dari depresi. Orang yang pola tidurnya terganggu dapat mengalami irama tidur yang terbalik, mereka tertidur bukan pada waktunya tidur dan bangun pada saatnya tidur.

Insomnia bukanlah penyakit, tetapi merupakan gejala yang memiliki berbagai penyebab antara lain :

1. Pola tidur yang tidak konsisten. Banyak orang cenderung untuk terjaga sampai sangat larut dan bangun sangat terlambat pada hari libur, ini yang mengganggu pola tidur yg normal 2. Makan makanan berat terlalu dekat dengan waktu tidur. Tubuh membutuhkan waktu untuk menyelesaikan proses pencernaan sehingga akan mengalami kesulitan tidur. 3. Lapar, terutama dilakukan pada mereka yang sedang diet 4. Merokok. Nicotin adalah substansi yang bertanggung jawab terjadinya insomnia pada perokok, karena merangsang jantung berdetak lebih cepat, aliran darah ke otak terisi lebih cepat sehingga rasa lelah dan kantuk hilang. 5. Berlebihan mengkonsumsi kafein seperti kopi 6. Masalah kejiwaan (stress). Banyak orang membawa masalah pekerjaan, atau masalah keseharian ketika beranjak tidur. Problematika hidup, susah senang, masa depan dan penyesalan sering dibawa ke tempat tidur. Hal ini akan mempersulit tubuh merasakan rileks 7. Obat-obatan tertentu yang menyebabkan masalah tidur 8. Tidur siang terlalu lama 9. Penggunaan alkohol yang berlebihan 10. Kurang olahraga 11. Kebisingan atau cahaya yang berlebihan di ruang tidur. 12. Perubahan pola hidup seperti berubah-ubah jam kerja ( shift atau kerja gilir) terutama bekerja pada malam hari atau jet lag (terutama dari timur ke barat). 13. menonton atau membaca sampai larut malam.

14. Faktor lingkungan, seperti keributan, tempat tidur yang tak nyaman,suhu ruangan/badan terlalu panas atau terlalu dingin. Suhu tubuh bervariasi antara individu antara 97,2 - 100F (36.2-37.8C). Lingkungan, apa yang kita makan, bagaimana kita merasa dan seberapa aktif kita semua faktor yang juga mempengaruhi tidur kita. Ada perubahan suhu tubuh pada siang hari dengan suhu terendah di pagi hari. Hipotalamus di otak mengatur suhu tubuh dan darah dikirim ke kulit dan tubuh berkeringat ketika terlalu panas. Menjadi terlalu panas atau terlalu dingin pada malam hari akan merangsang otak, sehingga masuk akal untuk mencoba dan mengatur suhu badan untuk tidur nyenyak di malam hari. Terlalu dingin juga akan mempengaruhi bagaimana mudahnya Anda tertidur dan kualitas tidur. Cahaya, pakaian hangat dapat membantu Anda tetap hangat dan dapat dimatikan lampu jika Anda menjadi terlalu panas. 15. Kurangnya latihan. Walaupun anda tidak ingin melakukan terlalu banyak dekat dengan waktu tidur, sedikit latihan ringan dapat aktual bersantai Anda dan membantu Anda tertidur. Hal ini dapat sesuatu yang ringan sebagai hanya mengambil sepuluh atau lima belas menit berjalan di luar. 16. Penyakit tertentu seperti batuk, migrain, stroke, penyakit alzheimer

Faktor risiko

Risiko terkena insomnia membesar jika: Wanita dua kali lebih besar kemungkinannya mengalami insomnia. Perubahan hormon saat siklus dan menopause memainkan peran

Berusia lebih dari 60 tahun Mengalami gangguan kesehatan mental Mengalami stress Bekerja pada malam hari Mengalami perjalanan jauh

source : http://id.wikipedia.org/wiki/Insomnia

E. DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF INSOMNIA

Dampak Positif

1. Membantu proses pembakaran kalori Sebuah penelitian yang dilakukan para ahli dari Colorado Sleep and Chronobiology Laboratory menemukan bahwa begadang dapat membantu proses pembakaran kalori. Para ahli itu mengatakan begadang dapat membakar kalori sebanyak 135 kalori. Jumlah tersebut setara dengan berjalan kaki sepanjang 3,2 kilometer. Profesor Kenneth Wright, pemimpin penelitian itu mengatakan bahwa jumlah penyimpanan energi yang dibutuhkan untuk menjelaskan epidemi obesitas adalah 50 kalori sehari, sehingga temuan itu sangat berarti. Kendati demikian, Wright menekankan bahwa begadang bukanlah cara yang baik untuk digunakan dalam program penurunan berat badan karena mereka yang menghabiskan waktu lebih dari 16 jam untuk tetap terjaga harus mendapatkan istirahat tanpa jeda selama 8 jam. Itu bertujuan untuk menjaga kondisi beberapa organ tubuh.

2. Hidup serasa lebih lama. Sesuai anjuran dokter tubuh manusia membutuhkan waktu tidur untuk istirahat adalah 6-8 jam perhari, bisa sobat hitung dalam 1 tahun berapa lama waktu yg kita gunakan untuk tidur : 8 jam x 365 hr = 2.920 jam atau sama dengan 121 hr dalam setahun. 3. Tambahan rejeki. Adakalanya pekerjaan atau rejeki justru muncul pada malam hari, 4. Tambahan pahala. Pada malam hari yg sunyi dan sepi tentunya adalah moment yg tepat bagi kita untuk berdoa/sholat malam, karena menurut ajaran Islam berdoa pada malam hari dengan khidmat & khusyuk akan langsung dikabulkan oleh Tuhan, amien, 5. Menambah wawasan & pergaulan. Tentunya teman-teman yang begadang malam atau tidak bisa tidur pada malam hari akan mencari tempat hiburan, missal warung kopi, cafe dll. hal ini secara tidak langsung anda akan bertemu dengan komunitas baru atau kenalan baru yg pastinya akan menambah wawasan & pergaulan anda.

Dampak Negatif 1. Suatu Bentuk Penyiksaan Kurang tidur juga merupakan suatu bentuk penyiksaan. Cara ini pernah digunakan untuk menginterogasi orang lain. Korban dibuat terjaga selama beberapa hari, kemudian diijinkan tidur, dan kemudian dibangunkan paksa dengan tiba-tiba dan diinterogasi. Nicole Bieske, seorang pembicara dari Badan Amnesti Internasional

Australia mengatakan bahwa setidaknya kekurangan tidur sangatlah kejam dan tidak berperikemanusiaan. 2. Gairah seks menurun Para ahli melaporkan, kurang tidur pada pria dan wanita menurunkan tingkat libido dan dorongan melakukan hubungan seksual. Hal ini dikarenakan energi terkuras, mengantuk, dan tensi yang meningkat. Bagi pria yang mengidap sleep apnea-masalah pernapasan yang mengganggu saat tidur, menyebabkan gairah seksual melempem. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism 2002 menunjukkan, hampir semua orang yang menderita sleep apnea memiliki kadar testosteron yang rendah. Dan hampir setengah dari orang yang menderita sleep apnea parah memiliki tingkat testosteron yang rendah pada malam hari. 3. Mempengaruhi Otak Kekurangan tidur dapat mempengaruhi kerja otak. Sebuah studi di UCSD Sekolah Obat-obatan dan Sistem Pengobatan Maju di San Diego, dengan menggunakan teknologi imaging gelombang magnetis untuk memantau kerja otak dalam keadaan kurang tidur, menunjukkan bahwa otak bagian cortex frontal menunjukkan aktifitas yang lebih banyak. Meskipun demikian, kinerja memori menurun sangat drastis pada kondisi ini. Penelitian pada hewan dalam keadaan kurang tidur juga menunjukkan penigkatan dalam produksi hormon stress, yang bisa saja menghambat regenerasi sel pada otak prang dewasa. Beberapa kejadian serangan syaraf yang berdampak kematian terjadi karena sang korban kurang atau bahkan tidak pernah tidur malam. Pernah seorang supir meninggal dunia pada umur 32 karena tidak pernah tidur malam selama kehidupan bekerjanya, padahal ia orang yang menjaga kesehatan, tidak memiliki penyakit, dan kuat.

4. Konsentrasi menurun Tidur yang baik memainkan peran penting dalam berpikir dan belajar. Kurang tidur dapat mempengaruhi banyak hal. Pertama, dapat mengganggu kewaspadaan, konsentrasi, penalaran, dan pemecahan masalah. Hal ini membuat belajar menjadi sulit dan tidak efisien. Kedua, siklus tidur pada malam hari berperan dalam menguatkan memori dalam pikiran. Jika tidak cukup tidur, maka kemampuan mengingat hal-hal yang dipelajari dan dialami selama seharian akan menurun. Menurut Sean Drummond PhD, peneliti masalah tidur dari University of California, San Diego, orang yang sedang capek biasanya lebih mudah mengambil risiko dengan harapan mendapat hasil maksimal. Padahal, hal itu justru sering membuat rencana berantakan. Dalam kasus yang biasa terjadi pada mahasiswa. Harus begadang menyiapkan bahan untuk presentasi besok jam 7 pagi. Setalah bahan presentasi diselesaikan, pada saat presentasi, semua ide pikiran lupa untuk dituangkan. Itu dikarenakan otak kita udah lelah dan tidak mampu untuk berpikir lagi. Sehingga menyebabkan konsentrasi menurun. 5. Pelupa Tidak ingin lupa dengan kenangan terbaik dalam hidup? Cobalah perbanyak tidur. Pada tahun 2009, peneliti dari Amerika dan Perancis menemukkan bahwa peristiwa otak yang disebut sharp wave ripples bertanggung jawab menguatkan memori pada otak. Peristiwa ini juga mentransfer informasi dari hipokampus ke neokorteks di otak, dimana kenangan jangka panjang disimpan. Sharp wave ripples kebanyakan terjadi pada saat tidur. 6. Ceroboh Para ahli mengungkapkan, kurang tidur akan membuat kemampuan motorik kita melambat dan kurang gesit. Akibatnya, kita jadi sering gugup, menabrak atau

menumpahkan sesuatu. Hal itu disebabkan refleks kita berkurang dan otak kita kurang fokus sehingga kita jadi terlihat seperti orang ceroboh. 7. Kecelakaan Kurang tidur adalah salah satu faktor bencana terbesar dalam sejarah selain kecelakaan nuklir di Three Mile Island tahun 1979, tumpahan minyak terbesar Exxon Valdez, krisis nuklir di Chernobyl 1986, dan lain-lain. Terdengar berlebihan, tetapi harus disadari karena kurang tidur juga berdampak pada keselamatan setiap hari di jalan. Mengantuk dapat memperlambat waktu mengemudi; setara dengan kondisi mabuk saat menyetir. Sebuah penelitian yang dilakukan Lembaga Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional Amerika memperkirakan bahwa kelelahan merupakan penyebab 100.000 kecelakaan mobil dan 1.500 kematian terjadi selama setahun di Amerika Serikat, dimana korbannya masih berumur 25 tahun kebawah. http://uniqpost.com 8. Memicu Rasa Gelisah Rasa gelisah setiap malam pasti akan terus menghantui para penggemar begadang yang memiliki kualitas tidur buruk; reaksi tubuh pun bisa menurun. Yang lebih kronis lagi, perasaaan bahagia tidak akan menghampiri hidup mereka yang kurang tidur. Joyce Walsleben, PhD menyebutkan bahwa tidur dan suasana hati diatur oleh zat kimia otak yang sama. Hal ini dapat meningkatkan risiko pengembangan depresi, tapi mungkin hanya bagi mereka yang sudah rentan terhadap penyakit. 9. Menyebabkan depresi Dalam studi tahun 1997, peneliti dari Universitas Pennsylvania melaporkan orang-orang yang tidur kurang dari 5 jam per hari selama tujuh hari menyebabkan stress, marah, sedih, dan kelelahan mental. Selain itu, kurang tidur dan gangguan tidur

dapat menyebabkan gejala depresi. Gangguan tidur yang paling umum yaitu insomnia yang memiliki kaitan kuat dengan depresi. Dalam studi tahun 2007 melibatkan 10.000 orang, terungkap bahwa pengidap insomnia 5 kali lebih rentan depresi. Bahkan, insomnia sering menjadi salah satu gejala pertama depresi. Insomnia dan tidak nafsu makan akibat depresi saling berhubungan. Kurang tidur memperparah gejala depresi dan depresi membuat anda lebih sulit tidur. Sisi positifnya, pola tidur yang baik dapat membantu mengobati depresi. 10. Gangguan jiwa Berdasarkan penelitian, kekurangan tidur dapat membantu menjelaskan misteri dari meningkatnya gangguan jiwa di antara anak muda pada dekade ini. Terbiasa begadang untuk menjelajah internet dan chatting di situs jejaring sosial menjadi alasan bagi remaja mengalami kurang tidur. Penelitian itu melibatkan sekitar 20 ribu remaja berusia 17 hingga 24 tahun sebagai subjek penelitian. Kesimpulannya, mereka yang tidur kurang dari lima jam sehari ternyata tiga kali lebih berpotensi mengidap tekanan secara psikologis di tahun berikutnya. Berdasarkan hasil penelitian itu yang diterbitkan oleh Journal Sleep, satu jam kekurangan tidur punya berarti 14 persen risiko gangguan mental. Professor Nicholas Glozier, yang memimpin penelitian itu, mengatakan bahwa gangguan tidur atau secara khusus disebut insomnia merupakan sebuah prediktor dari berkembangnya depresi pada masa selanjutnya maupun perasaan gelisah. Kurang tidur juga berhubungan dengan masalah kesehatan mental berjangka panjang. Kebanyakan gangguan kesehatan mental kadang kambuh dan hal itu tidak pernah berangsur sembuh dan itulah yang beliau minati secara khusus. Professor yang meneliti pengobatan psikiatri dan tidur di Universitas Sydney ini percaya bahwa kekurangan tidur berkontribusi bagi peningkatan tingkat depresi.

11. Meningkatkan resiko kematian Dalam penelitian Whitehall ke-2, peneliti Inggris menemukkan bagaimana pola tidur mempengaruhi angka kematian lebih dari 10.000 pegawai sipil Inggris selama dua dekade. Berdasarkan hasil penelitian yang dipublikasikan pada 2007, mereka yang telah tidur kurang dari 5-7 jam sehari mengalami kenaikan risiko kematian akibat berbagai faktor, bahkan kurang tidur meningkatkan dua kali lipat risiko kematian akibat penyakit kardiovaskuler. Kurang tidur juga dapat memengaruhi penafsiran tentang peristiwa. Keadaan tubuh yang lemas membuat kita tidak bisa menilai situasi secara akurat dan bijaksana. Orang yang kurang tidur sangat rentan terhadap penilaian buruk ketika sampai pada saat menilai apa yang kurang terhadap sesuatu. 12. Mudah Lapar Penelitian menunjukkan bahwa kurang tidur bisa mengganggu kadar gula darah dan menyebabkan tubuh memproduksi sedikit leptin, hormon pengendali nafsu makan, dan menghasilkan lebih banyak ghrelin (kebalikan dari leptin). Karena faktor perubahan biologis ini, tak heran jika masih merasa lapar meski baru saja makan yang banyak. Orang yang sedang dalam kelelahan, biasanya lebih suka mengonsumsi gula dan karbohidrat sederhana. Akibatnya, tubuh selalu menagih karbohidrat karena gula darah turun dengan cepat dan perut selalu terasa lapar. Kurang tidur bisa melenyapkan hormon yang mengatur nafsu makan. Akibatnya, keinginan menyantap makanan berlemak dan tinggi karbohidrat akan meningkat. Sehingga menyebabkan orang yang gemar begadang akan terus menginginkan asupan kalori tinggi. 13. Tubuh jadi melar Jika mengabaikan efek kurang tidur, maka bersiaplah dengan ancaman kelebihan berat badan. Kurang tidur berhubungan dengan peningkatan rasa lapar dan nafsu makan

dan kemungkinan bisa menjadi obesitas. Menurut sebuah studi tahun 2004, orang-orang yang tidur kurang dari enam jam sehari cenderung menjadi lebih gemuk hampir 30 persen daripada mereka yang tidur tujuh sampai sembilan jam sehari. Penelitian terakhir terfokus pada hubungan antara tidur dan peptida yang mengatur nafsu makan. Ghrelin merangsang rasa lapar dan leptin memberi sinyal kenyang ke otak dan merangsang nafsu makan. Waktu tidur singkat dikaitkan dengan penurunan leptin dan peningkatan dalam ghrelin. Kurang tidur tak hanya merangsang nafsu makan. Hal ini juga merangsang hasrat menyantap makanan berlemak dan makanan tinggi karbohidrat. Riset yang tengah berlangsung meneliti apakah tidur yang layak harus menjadi bagian standar dari program penurunan berat badan. 14. Rentan terserang Diabetes Gula adalah bahan bakar setiap sel dalam tubuh Anda. Jika proses pengolahannya terganggu bisa menyebabkan efek buruk. Dalam penelitian yang dilakukan Universitas Chicago, AS, yang meneliti sejumlah orang selama 6 hari, mendapatkan kondisi ini bisa mengembangkan resistansi terhadap insulin, yakni hormon yang membantu mengangkut glukosa dari aliran darah ke dalam sel.Mereka yang tidur kurang dari 6 jam per malam dalam penelitian 6 hari ini menemukan, terjadi proses metabolisme gula yang tidak semestinya. Akibatnya bisa menyebabkan timbulnya diabetes. 15. Pemicu Obesitas Apa sih akan Anda lakukan bila masih terjaga pada saat tengah malam? Tentu saja akan ada rasa lapar. Dengan demikian, Anda telah melebihi porsi makan Anda perhari dengan manambah porsi makan pada waktu begadang. Secara ilmiah, pada keadaan tubuh yang kurang tidur, terjadi gangguan pada hormon yang mengatur

metabolisme glukosa yang nantinya akan mempengaruhi nafsu makan. Selain itu, saluran pencernaan pada saat malam hari tidak bergitu aktif untuk mencerna makanan kita, sehingga akan terjadi penumpukan. Asosiasi antara kurang tidur dan kegemukan muncul paling banyak pada usia remaja. 16. Gangguan pencernaan Dosen Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Dr H. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB menyebutkan bahwa kala malam, kadar asam lambung meningkat. Ini diperparah dengan makanan dan minuman teman begadang. Beliau menyarankan untuk tidak makan makanan berlemak. Pasalnya, makanan berlemak membuat kerja lambung semakin berat dan lambat. 17. Mempengaruhi kesehatan kulit Kebanyakan orang mengalami kulit pucat dan mata bengkak setelah beberapa malam kurang tidur. Keadaaan tersebut benar karena kurang tidur yang kronis dapat mengakibatkan kulit kusam, garis-garis halus pada wajah dan lingkaran hitam di bawah mata. Bila Anda tidak mendapatkan cukup tidur, tubuh Anda melepaskan lebih banyak hormon stress atau kortisol. Dalam jumlah yang berlebihan, kortisol dapat memecah kolagen kulit, atau protein yang membuat kulit tetap halus dan elastis. Kurang tidur juga dapat menyebabkan tubuh lebih sedikit mengeluarkan hormon pertumbuhan. Ketika kita masih muda, hormon pertumbuhan manusia mendorong pertumbuhan. Dalam hal ini membantu meningkatkan massa otot, menebalkan kulit, dan memperkuat tulang. Ini terjadi saat tubuh sedang tidur nyenyak- yang kami sebut tidur gelombang lambat (SWS) hormon pertumbuhan dilepaskan, kata Phil Gehrman, PhD, CBSM, Asisten

Profesor Psikiatri dan Direktur Klinis dari Program Behavioral Sleep Medicine Universitas Pennsylvania, Philadelphia. 18. Mudah Sakit Ini adalah tanda yang paling sering dijumpai. Orang yang kekurangan waktu tidur lebih rentan terkena infeksi. Berbagai penelitian menunjukkan, mereka yang cukup istirahat memiliki sistem imun yang lebih kuat. Tidaklah mengherankan, sakit kronis seperti masalah punggung atau arthritis bisa saja terjadi bila Anda melakukan aktivitas tidur yang buruk. Dalam sebuah studi dari John Hopkins Behavioral Sleep Medicine Program, direktur Michael Smith, PhD, membangunkan orang dewasa muda yang sehat selama 20 menit setiap jam selama 8 jam selama 3 hari berturut-turut. Hasilnya, mereka memiliki toleransi sakit yang lebih rendah, dan mudah mengalami nyeri. 19. Gangguan kesehatan secara umum akibat kelelahan Ternyata dampak dari poin yang di atas dapat menyebabkan tubuh menjadi rentan terhadap infeksi virus, seperti influenza, infeksi usus (diare), infeksi virus hepatitis, demam thypoid, dan demam berdarah. 20. Menurunnya sistem imun Pada orang yang memiliki kebiasaan begadang, jam biologis otak akan memprogram sistem kekebalan mencapai puncaknya di malam hari dan akan menurun di pagi hari. Padahal micro organisme jahat dan bibit penyakit serta karsinogenik (senyawa penyebab kanker) sangat banyak di udara yang kita hirup di pagi hari. http://uniqpost.com 21. Masalah kesehatan serius Gangguan tidur dan kurang tidur tahap kronis dapat membawa Anda pada risiko: a) Penyakit jantung

b) Kencing manis c) Hipertensi d) Sakit kepala (migran/vertigo) e) Detak jantung tidak teratur f) Gangguan sistem jantung g) Tekanan darah tinggi h) Maag i) Stroke j) Asma k) Gangguan sistem pembuluh darah l) Gangguan kejiwaan m) Gangguan pembuluh darah otak n) Diabetes Menurut beberapa penelitian, 90 persen penderita insomnia; gangguan tidur yang ditandai dengan sulit tidur dan tetap terjaga sepanjang malam juga mengalami risiko kesehatan serupa. 22. Sel Rusak Sebuah riset yang berlangsung dari 1987 oleh ahli kanker Steve Richards menunjukkan korelasi antara kerja malam dan kemungkinan menderita kanker. Orangorang yang bekerja di malam hari hingga subuh atau pagi hari ternyata memiliki ketidakseimbangan hormon yang akhirnya mempengaruhi sistem kekebalan tubuh khususnya pada perkembangan sel-sel rusak yang seharusnya dihancurkan oleh sel-sel imun. Pada tubuh normal, yakni waktu kerja pagi-sore, siklus metabolisme tubuh akan meningkat di pagi hari dan mulai menurun hingga malam hari. Saat seseorang

memaksakan untuk terjaga di malam hari, tubuh akan memompa darah sebanyak mungkin dan mendorong sistem imun untuk meningkatkan sel-sel kekebalan tubuh seperti sel T dan CD4. Bila pemaksaan ini dilakukan satu-dua kali, tubuh masih dapat memberikan toleransi tetapi saat menjadi kebiasaan, siklus tubuh yang diatur oleh jam biologis otak (circadian time clock) akan berubah dari default (pagi-sore) menjadi sorepagi. Ini membuat kekebalan tubuh menurun di pagi hari dimana bibit penyakit dan bahan-bahan karsinogenik bertebaran di udara akibat perubahan suhu dan angin. Hasil riset ini dipublikasikan dalam The Lancet Oncology bulan ini.

F. CARA MENGATASI INSOMNIA

Untuk mengatasi masalah susah tidur atau insomnia ini biasanya dilakukan dengan 2 cara, yaitu. 1. Terapi Psikologi Konsultan psikolog biasanya dapat mengajarkan teknik relaksasi mudah yang dapat membantu mengatasi insomnia. Mereka juga biasanya menyediakan jasa konsultasi bicara (psikoterapi) yang dapat membantu orang-orang untuk menghadapi kejadian-kejadian seperti kehilangan orang terdekat ataupun masalah rumah tangga yang dapat menyebabkan terjadinya susah tidur atau insomnia. Selain hal di atas, ada juga terapi tentang tidur, yang termasuk di dalamnya cognitive behaviour therapy (CBT) yang dapat mengatasi masalah kecemasan yang menganggu tidur dan juga membantu membangun pandangan positif mengenai tidur. Terapi cognitive behaviour ini meliputi : a. Pengetahuan tentang kebiasaan tidur yang baik. Kebersihan saat tidur yang dijadikan

kebiasaan dapat membantu untuk meningkatkan kualitas tidur. b. Teknik relaksasi, seperti latihan pelemasan otot dan latihan pernafasan dapat digunakan untuk mengatasi kecemasan menjelang tidur. Teknik ini membuat kita dapat mengontrol pernafasan, detak jantung, ketegangan otot serta suasana hati. c. Terapi kognitif, ini termasuk dengan menggantikan kecemasan mengenai tidak bisa tidur dengan hal lain yang positif. d. Kontrol stimulus, termasuk di dalamnya untuk membatasi aktivitas yang dilakukan di kamar tidur hanya untuk istirahat saja. e. Pembatasan tidur, terapi ini membatasi waktu anda di tempat tidur, sehingga menjadi tidur pun berkurang dan menjadi lebih lelah keesokan malamnya. Begitu kualitas tidur sudah meningkat, maka waktu tidur pun akan meningkat kembali secara bertahap tahap. 2. Obat-obatan a. Obat-obatan jenis hipnotik seperti diazepam dan lorazepam dapat diresepkan oleh dokter secara jangka pendek untuk mengatasi masalah insomnia atau susah tidur yang berat. Tetapi obat-obatan ini mempunyai efek samping perasaan mengantuk keesokan harinya dan menimbulkan gejala kecanduan. b. Obat anti alergi yang bersifat sedative seperti difenhidramin dan promethazin juga dapat digunakan untuk mengatasi insomnia atau susah tidur. Tetapi obat-obatan ini dapat berada di dalam tubuh untuk waktu yang lama serta menimbulkan efek hangover di pagi hari. c. Selain obat-obatan di atas, ada beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa herba valerian juga efektif untuk mengatasi insomnia atau susah tidur. Selain itu Passiflora dan ekstrak wild lettuce serta Lavender dan chamomile juga secara tradisional sering digunakan untuk mengatasi insomnia atau susah tidur, walaupun belum ada penelitian

untuk membuktikannya. Sebaiknya konsultasikan dahulu dengan dokter atau apoteker apabila ingin menggunakan bahan herbal tersebut untuk mengatasi insomnia atau susah tidur.

Sumber: http://id.shvoong.com/medicine-and-health/1966284-penyebabinsomnia/#ixzz1q7I341c3

Atau

Berikut ini yang dapat kita lakukan untuk mengatasi insomnia antara lain :

1. Melakukan olahraga teratur. Olah raga teratur dapat membantu masalah dengan tidur, karena sirkulasi darah dan kerja organ tubuh akan menjadi lebih baik. Olahraga yang cukup (tidak berlebihan) akan menyebabkan tubuh terutama otak akan menjadi rileks dan segar. Namun hindari olahraga menjelang waktu tidur. 2. Menghindari konsumsi kafein dan alkohol terutama menjelang waktu tidur. Kafein dipercaya dapat mencegah kantuk. Sebaiknya seorang pecandu kopi lebih baik mengkonsumsinya ketika pagi hari atau empat jam sebelum tidur. 3. Perhatikan waktu makan malam. Makan terbaik ketika malam hari adalah empat jam sebelum waktu tidur. Jarak makan yang terlalu dekat dengan waktu tidur justru akan meningkatkan metabolisme dan suhu tubuh, sehingga membuat tidur semakin sulit. 4. Mandi dengan air hangat sebelum tidur 5. Putar pelan lagu favorit, matikan lampu ruangan tidur dan tutup pintu kamar 6. Berdoa dengan penuh rasa syukur.

7. Jauhkan kamar tidur dengan televisi, majalah atau apapun yang mengganggu aktivitas tidur 8. Tidur dan bangunlah dalam periode waktu yang teratur setiap hari. Waktu tidur yang tidak teratur akan menyebabkan jam biologis terganggu sehingga menyebabkan sulit tidur. 9. Kompres kepala dan dahi dengan air dingin, penelitian dari University of Pittsburgh School of Medicine menemukan bahwa penderita insomnia tertidur lebih cepat. 10. Meletakkan kipas angin di samping tempat tidur untuk menghembuskan udara dingin ke muka, begitu darah yang lebih dingin dari pipi mengalir ke jantung dan otak akan menyebabkan tidur lebih nyenyak menurut profesor Jim Horne dari Loughborough University 11. Pada sebagian orang, tidur siang perlu dihindari karena akan membuat lebih sulit tertidur di malam hari. 12. Jika tidak bisa tertidur, bangunlah dari tempat tidur, tinggalkan kamar dan bacalah bacaan yang ringan sampai merasa mengantuk. 13. Usahakan setidaknya setengah jam untuk bersantai sebelum tidur 14. Kenakan bahan katun yang longgar 15. Penggunaan kaus kaki saat tidur dapat mempermudah seseorang untuk tidur karena tubuh terasa lebih hangat 16. Jika pikiran sedang sibuk memikirkan masalah tertentu, coba pikirkan momen momen bahagia 17. Menyetel suhu kamar senyaman mungkin ( tidak terlalu panas atau dingin) 18. Meminimalisasi cahaya dan suara

19. Diperlukan asupan gizi yang mengandung magnesium dan kalsium. Kekurangan magnesium dan kalsium menyebabkan tidur tidak nyenyak. 20. Konsumsi hormon melatonin dan vitamin B kompleks bermanfaat membuat tidur lebih nyenyak. 21. Konsumsi karbohidrat kompleks seperti roti, crackers, karena ternyata zat gizi tersebut dapat memacu pengeluaran serotin, yaitu suatu neurotransmitter otak yang merangsang rasa kantuk. 22. Minum susu hangat sebelum tidur 23. Makanan yang dianjurkan : lettuce karena mengandung subtansi yang mempercepat kantuk dan mengandung hyoscyarnin yang bersifat antikram. Makan malam hendaknya juga menyertakan kacang-kacangan, ikan atau daging ayam. Jenis-jenis itu kaya akan niasin (vitamin B3) yang membantu pengeluaran serotonin. 24. Hindari makanan dengan bumbu menyengat, karbohidrat sederhana (gula, sirup), makanan berpengawet, makanan kaleng dan MSG

G. PENGOBATAN Prinsip penanganan gangguan tidur selain menjelaskan, memastikan dan memberikan saran juga mengoptimalkan pola tidur yang sehat. Penanganan insomnia perlu dilakukan secara komprehensif, karena penyebab insomnia dapat berasal dari gangguan fisik atau psikologik yaitu berupa : 1. Terapi gangguan fisik terhadap penyakit tertentu seperti hipertensi, radang sendi, gangguan hormonal, apabila terdapat gangguan fisik maka harus ditangani terlebih dahulu.

2. Terapi psikologik terhadap depresi, cemas atau gangguan kepribadian 3. Terapi farmakologi dengan memberikan obat yang aman dan tidak menimbulkan ketergantungan 4. Terapi non farmakologi misalnya terapi tingkah laku untuk mengubah prilaku seseorang terkait dengan masalah tidur, hipnoterapi, psikoterapi, terapi relaksasi dan terapi cahaya Pengobatan insomnia tergantung kepada penyebab dan beratnya insomnia. Orang tua yang mengalami perubahan tidur karena bertambahnya usia, biasanya tidak memerlukan pengobatan, karena perubahan tersebut adalah normal. Penderita insomnia hendaknya tetap tenang dan santai beberapa jam sebelum waktu tidur tiba dan menciptakan suasana yang nyaman di kamar tidur; cahaya yang redup dan tidak berisik. Jika penyebabnya adalah stres emosional, diberikan obat untuk mengurangi stres. Jika penyebabnya adalah depresi, diberikan obat anti-depresi. Jika gangguan tidur berhubungan dengan aktivitas normal penderita dan penderita merasa sehat, bisa diberikan obat tidur untuk sementara waktu. Alternatif lain untuk mengatasi insomnia tanpa obat-obatan adalah dengan terapi hipnosis atau hipnoterapi

H. DURASI TIDUR DAN KEMATIAN

Sebuah survei dari 1,1 juta penduduk di Amerika yang dilakukan oleh American Cancer Society menemukan bahwa mereka yang dilaporkan tidur sekitar 7 jam setiap malam memiliki tingkat kematian terendah, sedangkan orang-orang yang tidur kurang dari 6 jam atau lebih dari 8 jam lebih tinggi tingkat kematiannya. Tidur selama 8,5 jam atau lebih setiap malam dapat meningkatkan angka kematian sebesar 15%. Insomnia kronis - tidur kurang dari 3,5 jam (wanita) dan 4,5 jam (laki-laki) juga dapat menyebabkan kenaikan sebesar 15% tingkat kematian. Setelah mengontrol durasi tidur dan insomnia, penggunaan pil tidur juga berkaitan dengan peningkatan angka kematian.

DAFTAR PUSTAKA
1. 2. 3. 4. 5. 6. http://id.wikipedia.org/wiki/Insomnia http://www.drlaurendeville.com/wp-content/uploads/2012/01/insomnia.jpg http://www.metris-community.com/penyebab-insomnia/ http://www.indowebster.web.id/showthread.php?t=121750&;page=1 http://kesehatan.liputan6.com/read/363941/penyebab-terjadinya-insomnia http://siswa.univpancasila.ac.id/anissalcamelati/2010/11/24/akibat-lain-dariinsomnia-1/ 7. http://medicastore.com/seminar/108/Dampak_Insomnia_Terhadap_Kesehatan_T ubuh.html 8. http://www.milkuma.com/berita/82-insomnia-bisa-sebabkan-kematian.html 9. http://ariesusilo.info/dampak-dan-efek-negatif-akibat-kurang-tidur/ 10. http://www.anneahira.com/penyakit-insomnia.htm 11. http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2012/02/23/anda-insomnia/ 12. http://www.artikelterbaik.com/cara-mengatasi-insomnia-dengan-mudah/ 13. http://www.indoforum.org/t54136/

You might also like