You are on page 1of 7

BAB I PENDAHULUAN I.1.

Latar Belakang Aterosklerosis merupakan penyebab kematian pada pria dan wanita di Amerika Serikat dan negara-negara barat lainnya. Lipoprotein plasma tertentu memainkan peranan penting dalam aterogenesis. Lipoprotein plasma yang mengandung apolipoprotein (apo) B 100 telah diidentifikasi sebagai kenderaan yang mentranspor kolesterol ke dalam dinding arteri. Mereka adalah lipoprotein berdensitas rendah (LDL), berdensitas menengah (IDL), berdensitas sangat rendah (VLDL) dan lipoprotein Lp(a).(1) Aterosklerosis atau pengerasan arteri adalah kondisi pada arteri besar dan kecil yang ditandai penimbunan endapan lemak, trombosit, neutrofil, monosit, dan makrofag di seluruh kedalaman tunika intima dan akhirnya ke tunika media. Arteri yang paling sering terkena adalah arteri koroner, aorta, dan-arteri serebral.(2) Di dalam darah kita temukan tiga jenis lipid yaitu kolesterol, trigliserid, dan fosfolipid. Oleh karena sifat lipid yang susah larut dalam air, maka perlu dibuat bentuk yang terlarut. Untuk itu dibutuhkan suatu zat terlarut yaitu suatu protein yang dikenal dengan nama apolipoprotein atau apoprotein. Senyawa lipid dengan apoprotein ini dikenal dengan nama lipoprotein. Dengan menggunakan ultrasentrifugasi, pada manusia dapat
1

Universitas Sumatera Utara

dibedakan enam jenis lipoprotein yaitu high-density lipoprotein (HDL), lowdensity lipoprotein (LDL), intermediate-density lipoprotein (IDL), very low density lipoprotein (VLDL), kilomikron dan lipoprotein a kecil (Lp(a).(3) LDL adalah lipoprotein utama pengangkut kolesterol dalam darah yang terlibat dalam proses terjadinya penyakit jantung koroner. Oksidasi LDL (ox-LDL) memainkan peranan penting pada patogenesis

aterosklerosis. Ox-LDL dapat ditangkap oleh makrofag melalui reseptor scavenger pada makrofag menyebabkan terbentuknya sel busa (foam cells). Penimbunan sel busa ini di ruang subendotel pembuluh darah merupakan bukti paling awal adanya pertumbuhan plak aterosklerotik yang dikenal sebagai fatty streak.(4,5,6) Glikasi lipoprotein pada diabetes yang tidak terkontrol baik, juga memberi kontribusi terhadap pembentukan sel busa.(1) Proses yang menyebabkan oksidasi LDL melibatkan radikal superoksida, oksida nitrat, hydrogen peroksida, dan oksidan lain. Anti oksidan, misalnya vitamin E, asam askorbat (vitamin C), dan karotenoid, mungkin berperan melindungi LDL dari oksidasi.(5)

Universitas Sumatera Utara

Diabetes mellitus adalah sekelompok penyakit metabolik yang ditandai oleh hiperglikemia sebagai akibat kerja insulin tidak adekuat dan / atau sekresi insulin tidak cukup atau keduanya-duanya.(7) American Diabetes Association baru-baru ini merevisi klasifikasi dan terminology diabetes mellitus. Istilah sebelumnya, insulin-dependent diabetes mellitus (IDDM) dan non-insulin-dependent diabetes mellitus (NIDDM) telah diganti dengan tata nama masing-masing menjadi diabetes tipe 1 dan tipe 2. Diabetes tipe 1 meliputi kasus yang disebabkan oleh kerusakan sel B pancreas dan diabetes tipe 2 yang terdiri dari gabungan kerusakan sekresi dan kerja insulin, yang terdapat dalam rentang mulai dari resistensi insulin yang dominan dengan defisiensi insulin secara relatif sampai dengan kerusakan sekresi yang dominan dengan resistensi insulin.(18) Diabetes Mellitus (DM) merupakan faktor risiko utama penyakit kardiovaskuler, di mana bukti epidemiologi menunjukkan bahwa mortalitas kardiovaskuler 2-3 kali lebih tinggi dibanding populasi non-DM. Hipertensi sering dijumpai pada penderita DM. Penderita diabetik hipertensi lebih sering menderita penyakit kardiovaskuler dibanding diabetik normotensi. Pada studi epidemiologi dilaporkan mortalitas kardiovaskuler 2-3 kali lebih tinggi pada penderita diabetik hipertensi dibanding diabetik

normotensi.(9,10,11)
3

Universitas Sumatera Utara

Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya hipertensi adalah meningkatnya kadar LDL kolesterol pada penderita DM tipe 2 .(13). Studi Framingham melaporkan bahwa LDL kolesterol merupakan suatu komponen yang aterogenik mempunyai dampak klinis pada penyakit kardiovaskuler.(12,13) Insidensi dan keparahan aterosklerosis sangat ditingkatkan oleh faktor resiko lain seperti merokok, hipertensi dan diabetes.(14) Dari penelitian Cooper pada 2000 laki-laki yang sehat didapatkan peningkatan kadar kolesterol total dengan bertambahnya umur. Akan tetapi kadar HDL kolesterol akan tetap konstan sedangkan kadar LDL kolesterol cenderung meningkat. Sedangkan pada 589 perempuan didapatkan respons peningkatan kolesterol sedikit berbeda yaitu kadar LDL kolesterol cenderung meningkat lebih cepat sedangkan kadar HDL kolesterol juga meningkat sehingga rasio kadar kolesterol total/HDL menjadi rendah. Rasio yang rendah tersebut akan mencegah penebalan dinding arteri sehingga perempuan cenderung lebih sedikit terjadi risiko PJK.(15) Berdasarkan penelitian Hamid Nasri et al tahun 2006 di Universitas Shahrekord, Iran, melakukan penelitian terhadap 122 subjek DM tipe 2 yaitu 40 laki-laki dan 82 perempuan terdapat adanya peningkatan kadar LDL-kolesterol dengan hipertensi pada pasien dengan DM tipe 2 dengan p< 0,031.(16)
4

Universitas Sumatera Utara

Pada penelitian H.A.H. Asdie dkk tahun 2005 di RS.DR. Sardjito, Yogyakarta, melakukan penelitian terhadap 72 subjek DM tipe 2 yaitu 56 orang yang hipertensi dan 16 orang yang normotensi menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara LDL kolesterol dengan kejadian hipertensi pada populasi DM tipe 2 dengan p < 0,002.(17) Idogun ES dkk di Universitas Benin Teaching, Nigeria, melakukan penelitian terhadap 52 subjek DM tipe 2 yaitu 23 orang yang diabetik normotensi, 16 orang diabetik hipertensi dan 13 orang diabetik nefrropati menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antara LDL kolesterol dengan kejadian hipertensi pada populasi 0,0001.(18) Dengan dasar teori di atas menimbulkan keinginan peneliti untuk melakukan penelitian tentang hubungan LDL dengan hipertensi pada DM tipe 2. I.2. Perumusan masalah Berdasarkan uraian di atas, maka dapatlah dirumuskan DM tipe 2 dengan p <

permasalahan sebagai berikut : Apakah ada perbedaan kadar LDL kolesterol pada DM tipe 2 dengan hipertensi dibanding LDL kolesterol pada DM tipe 2 non hipertensi.

Universitas Sumatera Utara

I.3.

Hipotesa Penelitian Ada perbedaan kadar LDL kolesterol pada DM tipe 2 dengan atau tanpa hipertensi.

I.4. I.4.1.

Tujuan penelitian Tujuan Umum Untuk melihat peningkatan LDL kolesterol pada DM tipe 2 dengan atau tanpa hipertensi.

I.4.2. Tujuan khusus Untuk mengetahui perbedaan kadar LDL pada DM tipe 2 dengan atau tanpa hipertensi I.5. Manfaat Penelitian Diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat : a. Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan dalam pencegahan terjadinya dislipidemia pada penderita Diabetes Melitus mengingat pada Diabetes Melitus merupakan salah satu penyebab kematian utama pada PJK. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai pertimbangan dalam melakukan pemeriksaan laboratorium yang lebih lengkap pada penderita Diabetes Melitus

Universitas Sumatera Utara

Kerangka Konseptual

DIABETES MELITUS TIPE 2

HIPERTENSI

NON HIPERTENSI

LDL KOLESTEROL

Universitas Sumatera Utara

You might also like