You are on page 1of 1

Trauma kepala, secara nyata, merupakan penyebab tersering kematian dan morbiditas pada anak

yang mengalami penganiayaan. Trauma kecelakaan jarang mengakibatkan cedera intrakranial pada
bayi. Kebanyakan (95%) cidera serius atau mengancam jiwa pada anak-anak atau bayi bisa
disebabkan oleh penganiayaan; trauma kecelakaan seperti kecelakan kendaraan bermotor, jatuh
dari ketinggian; pada kasus yang jarang, situasi yang sangat traumatis dengan memperhitungkan
kasus lain. Bayi jatuh dari tempat tidur, sofa, atau kursi yang tinggi paling parah mengalami gegar
otak ringan. Kita tidak bisa menjelaskan tentang cedera intrakranial dengan kasus teraebut.
Kesimpulan ini cocok dengan penelitian yang silakukan oleh helfer dan kawan kawan pada 85 anak
yang jatuh dari bix bayi, tempat tidur, dan meja pemeriksaan saat dii rumah sakit. Dengan ketinggian
saat jatuh sekitar 36 inci (90cm). Dari 85 anak, 57 anak tidak tampak ada cedera, 20 anak terdapat
memar dan benjol, 17 anak terdapat lecet, luka robek kecil, atau hidung berdarah, dan hanya satu
yang mengalami fraktur pada tengkorak. Jumlah total melebihi 85 karena pada beberapa anak
mengalami lebih dari satu temuan. Pada anak dengan fraktur tengkorak, tidak didapatkan sekuel
yang jelas maupun serius. Bahkan tidak ada tanda cedera jaringan lunak pada daerah sekitar lokasi
fraktur.

Cidera tang paling sering ditemukan pada anak yang mengalami penganiayaan adalah fraktur tulang
iga. Fraktur iga diluar masa neonatus pada anak kecil tanpa sejarah trauma akibat kecelakaan yang
jelas, misal kecelakaan kebdaraan bermotor, dan bebas dari penyakit tulang intrinsik, secara kasat
mata spesifik pada penganiayaan anak. Hal itu bisa disebabkan oleh kompresi keras yang tiba tiba
pada dada. Pada anak anak yang dipukuli , biasanya terdapat banyak, dikedua sisi dan kebanyakan
terdapat pada posterior bersekatan dengan coato-vertebral junction. Kebanyakan terjadi pada anak
dibawah 2 tahun. Pada x-ray, mungkin ditemukan adanya fraktur yang sembuh dalam periode waktu
yang berbeda. Fraktur iga posterior pada kasus penganiayaan anak dipercaya disebabkan karena
tekanan atau trauma langsung pada iga. Fraktur lateral pada iga bisa disebabkan karena kompresi
keras pada anterior-posterior dada

You might also like