You are on page 1of 9

Proses pemboran

Dalam proses pembuatan sumur bor atau proyek pengeboran, secara teknis tentunya
memiliki tahapan-tahapan yang harus dilakukan secara sistematis. Gambaran umum mengenai
tahapan proses pengeboran tersebut dapat dilakukan sebagai berikut:

1. Persiapan Sebelum Proses Pengeboran

Sebelum memulai proses pengeboran, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan agar
pekerjaan proyek berjalan dengan lancar. Dalam tahap persiapan ini, yang dilakukan terdiri
atas:
1.1. Pembuatan bak pengendap, bak penampung, serta saluran sirkulasi air.
1.2. Pemasangan balok landasan mesin, papan sirkulasi, dan lantai dasar mesin.
1.3. Penyetingan mesin sirkulasi dan pompa
1.4. Perakitan mesin bor dan pendirian menara
1.4. Persiapan lainnya seperti pembuatan saluran pembuangan lumpur

2. Proses Pengeboran

Untuk pengeboran dengan kedalaman dan diameter tertentu diperlukan dua tahapan, yaitu
Pengoboran Inti dan Non-Inti. Pengeboran Inti dilakukan untuk mengeksplorasi dan survey
geoteknik. Informasi geoteknik (data rekahan, joint, dan struktur lainnya), informasi litologi,
kualitas terhadap mineral tertentu, dll. Eksplorasi informasi yang diperoleh tebal dan posisi
endapan serta kualitas (melalui analisis kimia). Pengeboran inti hanya memungkinkan
dilakukan dengan metode pengeboran putar, dan panjang inti bor pada setiap run pengeboran
akan dibatasi oleh panjangnya stang bor itu sendiri.

Untuk pengeboran yang dalam akan lebih efektif menggunakan sistem wireline (core barrel
diangkat cukup menggunakan sebuah kawat yang ditarik dari atas). Sampel yang didapatkan
dalam pengeboran inti adalah inti bor dan cutting. Dalam pengeboran non (membuat lubang
tanpa memperoleh inti bor). Pengeboran non inti bisa dilakukan dengan metode pengeboran
putar, tumbuk (cable tool), auger, bor bangka, dll.
Dalam pengeboran non inti ini interpretasi bawah permukaan melalui cutting yang terangkat
ke permukaan oleh fluida bor. Akurasi interpretasi geologi akan menemui banyak kelemahan
terutama dalam ketepatan penentuan kedalamannya. Hal penting dalam pengeboran non inti
adalah bidang gerus (berai) mata bor yang lebih luas.

3. Tahapan Pengeboran Air

Untuk pengeboran air perlu dilakukan beberapa tahapan yang diantaranya adalah
pengeboran awal (pilot-hole), pengujian geofisika (well-logging), pembesaran lubang
(reaming), konstruksi sumur, pembersihan lubang sumur (development), dan pengujian pompa
(pumping-test).

3.1. Pengeboran awal (pilot-hole)

Pengeboran awal (pilot-hole) dilakukan guna untuk mengetahui litologi secara rinci.
Biasanya menggunakan mata bor jenis tricone dengan diameter 6” hingga kedalaman
melebihi konstruksi sumur yang direncanakan.
3.2. Pembesaran lubang bor (reaming)

Tujuan dari proses ini adalah untuk mendapatkan kemudahan dalam pemasangan pipa
dan saringan (konstruksi), yang antara lain adalah:
a. Pemasangan pipa penghantar saat pengisian gravel dan grouting-cement
b. Peletakan pipa piezometer (kalau ada)
c. Pemasangan pipa pelindung sementara

3.3. Konstruksi sumur

Proses konstruksi pemasangan pipa cassing sumur harus secepatnya dilakukan sesegera
mungkin setelah selesai proses pengeboran, untuk menghindari terjadinya ambrukan atau
keruntuhan pada dinding sumur yang telah tersedia. Konstruksi sumur disesuaikan dengan
hasil pengukuran penampang lubang bor.

a. Pengisian gravel

Gravel berfungsi sebagai pengikat cassing agar terpasang lebih kokoh dan sekaligus
juga berfungsi sebagai saringan (filter) yang dimasukkan pada ruang yang tersedia
antara lobang sumur dengan pipa cassing. Gravel yang digunakan biasanya berukuran
antara 2 - 5mm dimasukkan melalui pipa penghantar berukuran 1,5” dari dasar sumur
hingga kedalaman yang direncanakan. Bersamaan dengan pengerjaan pengisian gravel,
dilakukan juga pemompaan lumpur (spulling) dari pompa melalui ruang pipa
konstruksi. Pekerjaan ini harus dilakukan agar lumpur sisa pengeboran dapat
dikeluarkan melalui dinding pipa konstruksi dan dinding lubang bor tempat posisi
gravel berada dengan menutup ruangan di dalam pipa konstruksi. Spulling tersebut
bertujuan untuk membuat gradasi gravel yang dimasukkan agar dapat tersusun dengan
baik dan padat.

b. Grouting cement

Grouting cement adalah pemasangan adonan semen yang diletakkan di atas permukaan gravel
(ruang antara dinding pipa konstruksi dengan dinding lubang bor) melalui pipa penghantar
berukuran 1,5”, selanjutnya pipa tersebut dibuka kemudian diangkat satu persatu sehingga
adonan semen mencapai permukaan sumur.

3.4. Pembersihan sumur (Development)

Pembersihan sumur ini dapat dilakukan melalui beberapa tahapan, yang antara lain adalah
sebagai berikut:

a. Pengocokan mekanis (surging)

Pengocokan mekanis dilakukan dengan cara menaik-turunkan stang bor atau pipa di antara
stang bor atau pipa penghantar yang telah dipasang alat plunger, biasanya diletakkan di dalam
pipa jambang. Pengocokan mekanis dilakukan berkali-kali sampai kondisi air terlihat cukup
jernih.

Pengocokan mekanis ini dilakukan antara lain bertujuan untuk mengeluarkan kotoran yang ada
di dalam sumur (saat ditekan), menghisap air dari akuifer ke dalam sumur sehingga kondisi
lumpur yang kental menjadi encer (saat ditarik) serta kotoran-kotoran yang menempel dalam
saringan terbawa ke dalam sumur, membantu proses pemadatan dan gradasi gravel (saat
ditarik).

b. Metode pembersihan lubang

Pembersihan lubang dilakukan dengan fluida (sirkulasi langsung atau normal), fluida (udara,
air, atau lumpur) dipompa dengan tekanan ke bawah melalui stang bor, mata bor, dan kemudian
membawa cutting ke permukaan di antara dinding lubang bor dan stang bor. Pembersihan
dengan fluida (sirkulasi terbalik), pada metode ini fluida dipompa ke bawah melalui lubang di
antara dinding lubang bor dan stang bor, kemudian melewati mata bor, dan naik ke atas melalui
lubang di dalam stang bor.

4. Kedalaman dan Ukuran Lubang Bor

Kedalaman dan ukuran lubang bor sangat ditentukan oleh tipe pengeboran yang dilakukan.
Tipe pengeboran harus sesuai dengan kedalaman dan ukuran lubang bor yang diinginkan.
Sebagai contoh misalnya, tipe pengeboran dengan auger tangan hanya dapat digunakan untuk
pengeboran yang berkedalaman beberapa meter saja dengan ukuran lubang yang kecil.
Beberapa tipe pengeboran dapat diaplikasikan pada rentang ukuran lubang bor tertentu, cable
tool, ukuran lubang 100mm s/d 400mm (4-16") dan sampai kedalaman 1500m (5000ft). Slim
rotary (diamond), ukuran lubang 30mm s/d 100mm (1-4") dan sampai kedalaman 1500m
(5000ft)
Tipe pengeboran juga dapat diklasifikasikan berdasarkan aplikasinya seperti cable tool untuk
pengeboran air, rotary untuk pengeboran minyak, hammer untuk pengeboran pada kuari,
dll. Dalam hal ini klasifikasi lebih banyak ditentukan oleh sifat formasi seperti ditunjukkan
dalam daftar berikut:

4.1. Pengeboran pada formasi yang terkonsolidasi

a. Cable - sampel bagus


b. Rotary mud - tingkat penetrasi cepat
c. Rotary air - sangat cepat pada formasi yang kering dan kohesif
d. Rotary mud reverse - sampel bagus, penetrasi cepat, menjaga kondisi dinding
e. Auger - murah dan cepat pada formasi kering
f. Jetting - murah pada kondisi air yang melimpah

4.2. Pengeboran pada formasi yang stabil (high drillability)

a. Rotary - semua fluida memberikan hasil yang bagus


b. Cable tool - bagus tetapi lebih lambat
c. Hammer - sampling chip dan air, penetrasi cepat
d. Diamond coring - lebih lambat dari hammer, sampel lebih sempurna

4.3. Pengeboran pada formasi yang stabil (low drillability)


a. Hammer-penetrasi cepat (top-hole bor dangkal dan down-hole untuk bor dalam)
b. Diamond drills - Informasi lengkap dan inti lebih bagus
c. Heavy rotary drills - Murah dan cepat
4.4. Pengeboran pada formasi boulder dan breksi keras

Beberapa tipe pengeboran dapat dilakukan dalam berbagai teknik pengeboran, dan aplikasi
akan menentukan teknik pengeboran yang digunakan. Dalam hal aplikasi untuk mendapatkan
informasi bawah permukaan maka sistem kontrol yang cermat dan interpretasi semua indikator
pengeboran adalah parameter yang diutamakan. Dalam aplikasi untuk lingkungan maka
metode pengeboran seharusnya tidak memberikan dampak terhadap kualitas sampel kimia
maupun biologi. Kondisi seperti ini memerlukan modifikasi dalam teknik pengeboran. Dalam
aplikasi yang membutuhkan sampel inti maka metode pengeboran dipilih terhadap proses
penetrasi yang stabil sehingga akan memberikan inti yang lebih sempurna yang tertampung
dalam core barrel. Transmisi ke mata bor transmisi tenaga. Ahli bor harus mengendalikan dan
mengontrol kinerja mata bor dari posisi collar lubang bor. Dalam banyak hal, tenaga diperlukan
untuk membuat mata bor bekerja menggali dimana tenaga berasal dari titik collar lubang bor.
Tenaga harus ditransmisikan ke bawah lubang bor dimana mata bor bekerja. Transmisi tenaga
dapat berlangsung dengan perantara:
a. Cable - pergerakan memutar dari pipa dan stang bor

b. Pergerakan axial dari pipa dan stang bor

c. Aliran fluida kontrol mata bor

d. Transmisi tenaga tidak dilakukan secara efisien, tenaga harus ditransmisikan pada prosedur
yang tepat sehingga mata bor akan menggali batuan secara efisien.

e. Pada cable tool, kawat (cable) dikontrol melalui dua hal, yaitu pergerakan yang ditentukan
oleh panjang hentakan, tingkat hentakan, dan kecepatan pengangkatan atau penjatuhan selama
proses hentakan.

Pengontrol yang kedua adalah bentuk dan berat peralatan pengeboran yang akan menambah
tenaga untuk memberaikan batuan. Pada sistem pengeboran putar dengan pipa dan stang, mata
bor lebih terkontrol oleh karena:
a. Gaya dorong dan tekanan yang dipertahankan pada rangkaian bor

b. Tenaga putaran

c. Diameter dari rangkaian bor (berhubungan dengan diameter lubang bor)

d. Kecepatan putaran

e. Kecepatan pergerakan rangkaian bor ke dalam dan keluar lubang bor

f. Bentuk dan berat dari rangkaian bor

alat-alat pemboran
Rig pengeboran adalah suatu instalasi peralatan untuk melakukan pengeboran ke
dalam reservoir bawah tanah untuk memperoleh air, minyak, atau gas bumi, atau
deposit mineral bawah tanah. Rig pengeboran bisa berada di atas tanah (on shore) atau di atas
laut/lepas pantai (off shore) tergantung kebutuhan pemakaianya. Walaupun rig lepas pantai
dapat melakukan pengeboran hingga ke dasar laut untuk mencari mineral-mineral, teknologi
dan keekonomian tambang bawah laut belum dapat dilakukan secara komersial. Oleh karena
itu, istilah "rig" mengacu pada kumpulan peralatan yang digunakan untuk melakukan
pengeboran pada permukaan kerak Bumi untuk mengambil contoh minyak, air, atau mineral.
Dalam suatu Instalasi pemboran, terutama untuk pemboran migas & geothermal, lazimnya
menggunakan spesifikasi peralatan yang mampu bekerja pada rating tekanan yang cukup tinggi
mulai dari 2000 psi sampai 15000 psi.
Rig pengeboran minyak dan gas bumi dapat digunakan tidak hanya untuk mengidentifikasi
sifat geologis dari reservoir tetapi juga untuk membuat lubang yang memungkinkan
pengambilan kandungan minyak atau gas bumi dari reservoir tersebut.
System utama dalam Rig pemboran terdiri dari :
1. Hoisting System
Sistem Pengangkat (Hoisting System) adalah salah satu dari antara komponen-komponen
utama dari Rig yang berfungsi untuk membantu sistem alat-alat pemutar di dalam mengebor
sumur dengan menyediakan alat-alat yang sesuai serta ruang kerja yang dibutuhkan untuk
mengangkat dan menurunkan drill string, casing string dan peralatan subsurface (bawah tanah)
lainnya dari dan ke lubang sumur. Sistem Pengangkat terdiri dari 2 (dua) subbagian utama,
yaitu :
1.1. Rangka pendukung (Supporting Structure) Adalah konstruksi rangka baja yang dirakit
atau dibangun di atas titik sumur (lokasi pengeboran) yang tugasnya adalah untuk mendukung
rangkaian peralatan pipa bor dan lain-lain peralatan yang digunakan oleh sistem pemutar untuk
mengebor lubang.
Rangka Pendukung (Supporting Structure) terdiri dari : a. Substructure adalah Konstuksi baja
yang besar yang dibangun untuk menjadi dasar dan menunjang menara bor yang tingginya
ditentukan oleh kebutuhan pencegah semburan liar. Substructure ini menjadi tempat kerja
untuk kegiatan-kegiatan di atas dan di bawah lantai Rig.
b. Menara Pengeboran (Derrick/Mast) Fungsi dari menara bor adalah untuk menyediakan
ruang untuk mengangkat atau memasukan rangkaian pipa bor dari atau ke dalam lubang bor.
Semakin tinggi menara bor, semakin panjang rangkaian pipa bor yang dapat ditangani,
sehingga semakin cepat proses operasi making a trip.
1.2. Peralatan pengangkat (Hoisting equipment)
Adalah peralatan khusus untuk mengangkat, menurunkan dan menggantung rangkaian pipa bor
(terdiri dari Drill Pipe, Drill Collar, dsb.) dan mata bor (Drilling bit) di dalam lubang sumur.
Alat pengangkat ini terdiri dari :
a. Drawwork (Mesin Penarik) Adalah unit mesin penarik/pengangkat yang kuat (mesin derek)
yang terletak di dekat meja pemutar di lantai Rig.
b. Overhead Tools (Alat-alat Bagian Atas)
Merupakan “mata rantai penghubung” di dalam sistem pengangkat yang terdiri dari : - Crown
Block : Unit roda-roda/puli-puli (sheaves-sheaves) yang terletak di puncak menara
pengeboran.
- Travelling Block :
Susunan roda-roda/puli-puli (sheaves-sheaves) yang digantung di bawah crown block di atas
lantai bor. Bersama-sama dengan crown block membentuk sistem kerek katrol. - Hook (kait) :
Alat berbentuk kait yang besar terletak di bawah travelling block di mana swivel dan rangkaian
pipa bor tergantung selama operasi-operasi pengeboran.
- Elevator :
Penjepit yang sangat kuat dan digantung pada lick (gantungan elevator) yang dikaitkan di sisi
Travelling block atau di hook. Elevator-elevator ini dipakai untuk menurunkan atau menaikkan
bagian-bagian rangkaian pipa bor ke dan dari lubang bor.
c. Drilling Line
Tali kawat baja berkekuatan tinggi yang menjadi penghubung dari Drawwork, Crown Block
dan Travelling Block untuk menarik peralatan overhead lainnya di dalam tugasnya
menurunkan, menarik atau menggantung rangkaian pipa bor dan lain-lain.
2. Circulating System
Circulating System adalah suatu bagian dari system utama dalam rig pemboran yang
difungsikan untuk mengalirkan lumpur pemboran, turun melewati rangkaian pipa pemboran
dan naik ke annulus membawa serbuk bor ke permukaan.Aliran lumpur bor pada saat sirkulasi
akan melewati bagian-bagian: a. Mud tank ke mud pump b. Mud pump ke high pressure surface
connection dan ke drillstring c. Drillstring ke bit d. Bit ke atas melalui annulus hingga ke
permukaan e. Sampai dipermukaan akan melalui solid control equipment, seperti;
1. Shale Shaker
2. Desander
3. Desilter
4. Centrifuge
Hal ini bertujuan untuk penyaringan cutting dari lumpur bor agar lumpur yang kembali ke
tangki penghisapan (suction pit) kembali bersih. Dan terus berulang hingga selesai pekerjaan
pengeboran.
Dalam Perjalanan lumpur dari bit ke permukaan akan membawa banyak informasi di antaranya
adalah sample batuan dalam bentuk cutting, selain itu juga terkadang pada lokasi tertentu akan
membawa gas non hydrocarbon seperti H2S, CO yang berbahaya bagi makhluk hidup disekitar
tempat tersebut.
3. Rotating System
Rotating system (Sistem Pemutar) adalah salah satu dari komponen – komponen utama suatu
drilling rig. Tugas utamanya adalah memutar mata bor, memberi beban mata bor dan memberi
saluran lumpur bertekanan tinggi ke mata bor untuk mengebor membuat lubang sumur. System
pemutar ini terdiri dari empat sub komponen utama :
Swivel (kepala pembasuh) Rotating Assembly (Unit pemutar) Drill Stem (batang bor) Bit
(mata bor)
Swivel (kepala pembasuh) merupakan alat berbentuk khusus yang digantung pada hook yang
terletak dibawah block jalan (travelling block) dan mempunyai fungsi utama untuk :
Menghubungkan bagian alat yang diam dengan batang bor yang berputar bebas, sambil dialiri
lumpur bertekanan tinggi tanpa kebocoran Menahan beban menggantung dari batang bor
selama sirkulasi. Rotari Assembly (unit pemutar) adalah suatu perangkat mesin pemutar yang
berkekuatan besar dan mempunyai fungsi utama untuk : Memutar batang bor selama operasi –
operasi pemboran Menahan dan menggantung batang bor dimeja putar dengan selip – selip
putar (rotary slips) sewaktu menambah atau melepas pipa dari rangkaian pipa bor.
Unit pemutar terletak dilantai bor dibawah block mahkota (crown block) dan terdiri dari :
Rotary table (meja putar) Master bushing (bantalan utama) Kelly bushing (bantalan pipa segi)
Rotary slips (Selip – selip putar) Make up dan break out tong (kunci – kunci pengikat dan
pelepas).
4. BOP System
Merupakan system rig pemboran yang berfungsi : - Menutup lubang sumur pd keadaan ada
pipa atau tidak ada pipa dlm lubang serta utk pekerjaan stripping in atau stripping out -
Menahan tekanan sumur yg timbul dan dpt dilalui semua peralatan yang dipakai utk operasi
pemboran / kerja ulang - Mengendalikan tekanan sumur & dpt dipakai utk pekerjaan sirkulasi
mematikan kick - Menggantung (hanging off) dan memotong pipa bor pd keadaan darurat. -
Memiliki system peralatan cadangan apabila salah satu rusak, khusus utk sumur bertekanan
tinggi. peralatan untuk mencegah blowout (meledaknya sumur di permukaan akibat tekanan
tinggi dari dalam sumur). Yang utama adalah BOP (Blow Out Preventer) yang tersusun atas
berbagai katup (valve) dan dipasang di kepala sumur (wellhead).
5. Power System
Suatu system dalam rig pemboran dimana suatu perangkat instalasi pemboran menadaptkan
supply daya untuk menggerakan system-sytem yang lain. Dalam suatu rig pemboran terdiri
dari power system yaitu mechanical & Electrical.
suatu Rig pengeboran darat dapat dikategorikan menjadi:

 Portable Derrick Rig dimana Rig pemboran tipe ini mudah dipindahkan, seperti yang
digunakan dalam pengeboran dangkal (kurang dari 1000 meter), serta operasi kerja ulang
pindah lapisan dan perawatan sumur. Mobile Rig biasanya memiliki menara yang lebih
kecil dari menara fixed Rig. Rig ini relatif lebih mudah dipindahkan dan diset dibanding
fixed mast rig.portable derrick berukuran dan memiliki kapasitas yang lebih kecil dari
Mast. Umumnya derrick banyak digunakan untuk pemboran menengah (kapasitas 500 –
750HP) dan untuk pekerjaan workover dan well services. Pada saat instalasi, portable mast
dilengkapi dengan pemasangan guy line (labrang) untuk menjaga kestabilannya.
Setiap menara guyed mast di dalam operasi harus dipasang guy line, dengan ketentuan
pemasangan seperti yang disarankan oleh pabrik. Setiap guy line harus memiliki breaking
strength paling kecil 2 1/2 x maksimum guy line load dan tidak lebih kecil dari 3/8”.

 Fixed Mast Rig, biasanya memiliki kapasitas 1000HP ke atas. Untuk memudahkan
transportasi dan pemasangannya, struktur mast biasanya di bagi atas 3 (tiga) bagian, yaitu:
upper, middle dan lower mast.Fixed Mast Rig mampu melakukan pengeboran hingga
ribuan meter ke dalam kerak Bumi. Pompa lumpur yang besar digunakan untuk melakukan
sirkulasi lumpur pengeboran melalui mata bor dan casing (selubung), untuk
mendinginkan sekaligus mengambil "bagian tanah yang terpotong" selama sumur dibor.
Katrol di rig dapat mengangkat ratusan ton pipa pemboran. Peralatan lain dapat
mendorong asam atau pasir ke dalam reservoir untuk mengambil contoh minyak dan mineral;
akomodasi untuk kru yang bisa berjumlah ratusan. Rig lepas pantai dapat beroperasi ratusan
hingga ribuan kilometer dari pinggir pantai.
Pada umumnya RIG pengeboran dapat dibagi menjadi beberapa jenis sesuai daerah

 RIG Darat : Untuk pengeboran di darat. Bentuk paling sederhana, terdiri dari menara dan
struktur penopang.
 Rig Rawa : Biasa dikenal dengan sebuat "Swamp Barge". Untuk kelengkapan alat
pengeboran sama dengan RIG darat, hanya saja menara dan sistem pengeboran
ditempatkan di atas Ponton. Ponton ini akan duduk di dasar rawa saat operasi pengeboran
berlangsung. Biasa beroperasi di perairan dengan kedalaman sekitar 5 M.
 Jack Up Rig : Satu unit alat pengeboran dengan kaki yang panjang. Kaki ini dapat naik dan
turun untuk menopang struktur utama. RIG jenis ini biasa digunakan pada daerah dengan
kedalaman sekitar 100 M atau kurang
 Tender RIG : Sistem pengeboran dipasang pada platform. Tender RIG digunakan untuk
membantu operasi pengeboran (pengangkatan pipa, strultur dll). Tender RIG akan
menempel di platform saat operasi pengeboran berlangsung.
 Semisubmersible RIG : Sesuai namanya, RIG semisub merupakan objek terapung yang
dipasang alat pengeboran. Biasa digunakan untuk mengebor daerah laut dalam (lebih dari
100 M).
 Drill Ship : Semua peralatan untuk pengeboran dipasang pada kapal. Digunakan untuk
mengebor laut yang sangat dalam.

Problem Pemboran
1. Masalah Pada Pengeboran Inti (Coring)
Idealnya lubang yang diperoleh pada pengeboran berbentuk sempurna dan tidak
mengalami kerusakan, tetapi pada kenyataannya hal ini sukar diperoleh. Bentuk-
bentuk permasalahan pada lubang yang mungkin dapat dijumpai di lapangan dapat
berupa:
1.1. Lubang terpotong menyerupai spiral yang diakibatkan oleh gangguan pada bit
1.2. Perubahan mendadak pada diameter lubang yang diakibatkan oleh pergantian bit
setelah menembus batuan induk.
1.3. Lubang berbentuk ulir yang diakibatkan dari tekanan bit yang terlalu besar
1.4. Core blocking yang muncul diakibatkan oleh adanya displacement fragmen
bebatuan sepanjang bidang belahannya

2. Caving Shale Problem


Pada saat proses pengeboran menembus lapisan shale, mempunyai permasalahan
tersendiri. Menjaga agar shale stabil, tidak ambruk atau longsor merupakan suatu
masalah, dan tidak terdapat suatu cara pasti yang dapat diterapkan untuk semua
keadaan tersebut. Untuk mengurangi masalah ini, maka biasanya pengeboran
dilaksanakan dengan menerapkan drilling-practice yang baik dan penggunaan mud-
practice yang tepat. Karena ambrukan atau longsornya shale, maka akibat selanjutnya
yang dapat muncul antara lain:
2.1. Lubang bor membesar
2.2. Masalah pembersihan lubang bor
2.3. Pipa bor terjepit
2.4. Bridges dan fill-up
2.5. Kebutuhan lumpur bertambah
2.6. Penyemenan yang kurang sempurna
2.7. Kesulitan dalam pelaksanaan logging dan lain-lainnya

3. Hilangnya Lumpur Pengeboran (Lost-Circulation atau Water-Lost)


3.1. Pengertian
Hilangnya lumpur pengeboran merupakan proses masuknya lumpur ke dalam
formasi. Hilangnya lumpur ini merupakan masalah lama dan sering terjadi dalam
pengeboran, banyak terjadi di mana-mana serta pada kedalaman yang berbeda-beda.
Hilangnya lumpur ini dapat terjadi bila tekanan hidrostatislumpur melebihi tekanan
formasi.

4. Stang Bor Terjepit


4.1. Pengertian
Dalam kenyataannya operasi pengeboran tidak selalu berjalan lancar. Seringkali
stang bor terjepit, benda-benda asing terjatuh, atau benda yang tertinggal di dalam
lubang bor (stang bor patah), semua benda ini disebut dengan fish. Hal ini dapat
menggangu kelancaran operasi pengeboran, karena peralatan-peralatan tersebut
harus dikeluarkan terlebih dahulu dari lubang bor sebelum operasi pengeboran dapat
dilanjutkan. Operasi pembersihan lubang bor ini sering disebut sebagai pemancingan.
Sedangkan peralatan khusus yang dipakai dalam operasi pemancingan ini disebut
sebagai alat pancing. Selanjutnya jenis serta ukuran dan bentuk benda yang harus
dipancing sangat berlainan, dan ini memerlukan prosedur serta peralatan yang
berbeda pula.

You might also like