You are on page 1of 3

1.

Hak Asasi Manusia adalah sebuah perangkat hak yang telah melekat pada hakikat dan keberadaan manusia
sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan suatu anugerah-nya yang wajib dihormati
setiap orang, dilindungi dan dijunjung tinggi oleh negara, pemerintahan, dan setiap orang semi
pelindiungan harkat dan martabat.
2. Undang Undang Nomor 26 Tahun 2000 adalah sebuah Undang-undang yang mengatur Tentang
Pengadilan Hak Asasi Manusia.
3. Hak Asasi Hukum (Rights Of Legal Equality)

Hak Asasi Hukum adalah hak untuk mendapatkan perlakukan yang sama dalam hukum dan pemerintahan.

Contohnya :
 Hak dalam mendapatkan layanan dan perlindungan hukum
 Hak dalam mendapatkan dan memiliki pembelaan hukum pada peradilan.
 Hak yang sama dalam proses hukum
 Hak dalam perlakuan yang adil atau sama dalam hukum
Hak Asasi Peradilan (Procedural Rights)

Hak Asasi Peradilan adalah hak untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan
(procedural rights), misalnya peraturan dalam hal penahanan, penangkapan dan penggeledahan.

Contohnya :
 Hak mendapatkan perlakukan yang adil dalam hukum
 Hak mendapatkan pembelaan dalam hukum
 Hak untuk mendapatkan hal yang sama dalam berlangsungnya proses hukum baik itu penyelidikan,
 Penggeledahan, penangkapan, dan penahanan
4. Tahun 627 -> Piagam Madinah.
Tahun 1215 -> Magna Charta, Inggris.
Tahun 1679 -> Habeas Corpus Act, Inggris.
Tahun 1689 -> Bill Of Rights, Inggris.
Tahun 1789 -> Declaration des Droits de L’homme et du citoyen,Perancis.
Tahun 1945 -> Fundementals of Human Rights, Piagam Pendirian PBB.
Tahun 1948 -> Universal Declaration of Human Rights, PBB.
Tahun 1966 -> International Covenants on CP & ECOSOC Rights, PBB.
…sekarang -> Bundles of International Conventions, PBB; Vienna Declaration 1993, PBB.
5. Faktor internal :

Faktor Penjelasan
1. Keadaan psikologis para pelaku Pelaku dalam keadaan kurang waras,gila,tertekan saat melakukan
pelanggaran HAM
2. Sifat egois Pelaku hanya memikirkan perasaannya sendiri, tanpa memikirkan
perasaan orang lain terutama orang yang ia langgar hak asasinya
3. Tidak toleransi pada orang lain Pelaku tidak memberikan toleransi atau keringanan terhadap suatu
masalah, maupun itu masalah besar atau kecil. Atau bersifat
berlebihan
4. Tingkat kesadaran pelaku Pelaku tidak tau dan tidak mengerti tentang adanya HAM
pelanggaran HAM
5. Tidak memiliki rasa empati dan rasa Pelaku seenaknya melakukan pelanggaran HAM, tanpa
kemanusiaan memikirkan rasa kemanusiaan
6. Adanya pandangan HAM bersifat Pelaku merasa bebas karna dia tau dia punya hak sebagai manusia,
individualistik sehingga ia mementingkan dirinya sendiri tanpa memikirkan orang
lain dan kepentingan umum
7. Sifat individualis Pelaku tidak ingin bersosalisasi dengan masyarakat
8. Adanya dendam Pelaku memiliki dendam terhadap orang lain yang menyebabkan si
pelaku melakukan pelanggaran HAM
9. Adanya diskriminasi dari orang yang Pelaku sering mendapat perlakuan diskriminasi dari orang
ada dalam kesehariannya terdekatnya seperti, orang tua, kakak dan teman sekolah

Faktor Eksternal :

Faktor Penjelasan
1. Perangkat hukum yang tidak tegas dan tidak jelas Perangkat hukum seperti polisi, yang tidak tegas
sehingga menimbulkan ketidakpastian hukum sehingga mudah terjadinya pelanggaran HAM
2.Struktur sosial dan politik yang memungkinkan Kesenjangan sosial memberikan dampak negatif,
terjadinya pelanggaran hukum dan HAM terlebih memberikan dorongan untuk melakukan
pelanggaran HAM
3. Kesenjangan ekonomi Adanya penyalahgunaaan teknologi, umumnya
teknologi informasi
4. Teknologi yang digunakan secara salah Tidak adanya penjelasan atas pelanggaran HAM
kepada setiap lapisan masyarakat, dan dari setiap
umur
5. Belum meratanya pemahaman tentang HAM Adanya orang atau pihak yang membuat pelanggaran
HAM itu menjadi mudah dilakukan
6. Adanya pihak yang membantu dan mempermudah Ketidak tegasan penegak hukum seperti polisi,
pelanggaran HAM hakim, jaksa dalam menangani pelanggaran HAM.
Umumnya ini dilakukan dengan cara menyuap
7. Kurang berfungsinya lembaga-lembaga penegak
hukum
6. pelanggaran HAM yang berat diancam dengan sanksi pidana berupa pidana mati, pidana penjara seumur
hidup dan pidana penjara selama waktu tertentu
7. 1. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM)
Komnas HAM melaksanakan empat fungsi, yaitu pengkajian, penelitian, penyuluhan, dan mediasi tentang
hak asasi manusia. Keempat fungsi tersebut selanjutnya dirinci menjadi 22 tugas dan kewenangan. Lebih
lanjut tugas dan kewenangan tersebut dapat dibaca dalam UU No. 39 tahun 1999 Pasal 89.
2. Pengadilan HAM
Pengadilan HAM dibentuk berdasarkan Undang-Undang No. 26 tahun 2000. Sebagai pengadilan khusus,
pengadilan HAM berada di bawah lingkup peradilan umum dan berkedudukan di tingkat kabupaten/kota.
Pengadilan HAM dibentuk khusus untuk mengadili pelanggaran HAM berat. Kejahatan genosida dan
kejahatan terhadap kemanusiaan (Pasal 7) merupakan contoh pelanggaran HAM bera

c. Komisi Nasional Perlindungan Anak dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia

Komisi National Perlindungan Anak (KNPA) ini lahir berawal dari gerakan nasional perlindungan anak
yang sebenarnya telah dimulai sejak tahun 1997. Kemudian pada era reformasi, tanggung jawab untuk
memberikan perlindungan anak diserahkan kepada masyarakat.

Tugas KNPA melakukan perlindungan anak dari perlakuan, misalnya: diskriminasi, eksploitasi, baik
ekonomi maupun seksual, penelantaraan, kekejaman, kekerasan, penganiayaan, ketidakadilan dan perlakuan
salah yang lain
d. Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan

Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan dibentuk berdasarkan Keppres Nomor 181 Tahun
1998. Dasar pertimbangan pembentukan Komisi Nasional ini adalah sebagai upaya mencegah terjadinya dan
menghapus segala bentuk kekerasan terhadap perempuan.
8. Ratifikasi adalah proses adopsi perjanjian internasional, atau konstitusi atau dokumen yang bersifat nasional
lainnya (seperti amendemen terhadap konstitusi) melalui persetujuan dari tiap entitas kecil di dalam
bagiannya.
9. 4 POKOK PIKIRAN diantaranya:
a. Pokok Pikiran Pertama: “Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dengan berdasar asas persatuan dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia”.
Dalam pengertian ini diterima pengertian negara persatuan, negara yang melindungi dan meliputi segenap
bangsa seluruhnya. Rumusan ini menunjukkan pokok pikiran ‘persatuan’ dengan pengertian yang lazim,
negara, penyelenggara negara dan setiap warga negara wajib mengutamakan kepentingan negara di atas
kepentingan golongan ataupun perseorangan. Letak pokok pikiran pertama yaitu pada Sila Ketiga
Pancasila dan penjabaran pada Pembukaan.
b. Pokok Pikiran Kedua: “Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
Pokok pikiran kedua merupakan pokok pikiran ‘keadilan sosial’ yang didasarkan pada kesadaran bahwa
manusia Indonesia mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam
kehidupan masyarakat. Letak pokok pikiran kedua yaitu pada Sila Kelima Pancasila dan penjabaran terletak
pada Pembukaan.
c. Pokok Pikiran Ketiga: “Negara yang berkedaulatan rakyat, berdasarkan atas kerakyatan dan
permusyawaratan perwakilan”.
Pokok pikiran ini dalam ‘pembukaan’ mengandung konsekuensi logis bahwa sitem negara yang terbentuk
dalam UUD harus bedasarkan atas kedaulatan rakyat dan berdasrkan permusyawaratan/perwakilan. Memang
aliran ini sesuai dengan sifat masyarakat Indonesia. Ini adalah pokok pikiran ‘kedaulatan rakyat’, yang
menyatakan bahwa kedaulatan di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan
Rakyat. Pokok pikiran inilah yang merupakan Dasar Plotik Negara. Letak pokok pikiran ketiga yaitu
pada Sila Keempat Pancasila dan penjabaran terletak pada Pembukaan.
d. Pokok Pikiran Keempat: “Negara berdasarkan atas Ketuhan Yang Maha Esa menurut dasar
Kemanusiaan yang adil dan beradab”.
Undang-Undang Dasar harus mengandung isi mewajibkan pemerintah dan penyelenggara negara yang lain
untuk memelihara budi pekerti kemanusia yang luhur. Hal ini menegaskan pokok pikiran ‘Ketuhanan Yang
Maha Esa menurut Dasar Kemanusiaan yang Adil dan Beradab’ yang mengandung pengertian taqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia ataunilai kemanusiaan
yang luhur. Pokok pikiran keempat merupakan Dasar Moral Negara. Letak pokok pikiran keempat yaitu
pada Sila Pertama dan Sila Kedua Pancasila dan penjabaran terletak pada Pembukaan.
10. Semenjak bangsa Indonesia merdeka hingga sekarang telah berlaku tiga (3) macam konstitusi dalam priode
berikut ini:
UUD 1945 (18 Agustus 1945 - 27 Desember 1959)
UUD RIS 1949 (27 Desember 1949 - 17 Agustus 1950)
UUD S 1950 (17 Agustus 1950 - 5 Juli 1959)
UUD 1945 (5 Juli 1959 - 21 Oktober 1999)
UUD 1945 Amandemen (21 Oktober 1999 - Sekarang)

You might also like