You are on page 1of 9
VIRIANOIAN KICRIANAMA Dae ANTARA DINAN LINGKUNGAN TIDUE DAN Kl DENGAN PEMICRINTAN KOTA LANGHA, "VRN'TANG PENGTLOLAAN KAWASAN HUTAN LINDUNG MANQROVIE KUALA LANQHA PADA KPI WILAYAIL UT ACI Nomior | 080/9072-1V Nomor : i2.t/2474/20 07 Pad tard ini, Seni target Diu Puli Detapan butan Agantane tatiusy Du lb “AYUN Bela bertempat de Kote Langa, karti yang bertanda (angi dibawely tn A, Nama Ir, SAMINUDDIN D, TOU, M.81 ; \ dabatan 2 Kepate Dinas Lingkungain Hidup din Kebutauan Aceh Alamat Kantor ¢ Jaki Jenderal Sudirmmn No, 1 Handa Acoh dalam hal int bertindak untuk dan ata nama Pemerintth Aceh, yang solanjutnya discbut PIHAK PERTAMA, 2. Nama : ‘Tgk. USMAN ABDULLAH, SIE sdabatan 5 Watikoty Langan Alama Kantor ¢ Jahn Dartinmtan No. 6-8 Kobe Laure dalam hal ini bertindal: untuk dan adie uum Pemerintih Kota Lingea, yang sclanjutnyn disebut PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA day PIHAK KEDUA yang selaniutuya diuebut PARA PIHAK, secara bersume-suma bersepakat Untuie melakukan kerjawanma Pengelolaan Kageaaan Hutan Lindung Mangrove Kunly Lange Pada KPH Witayals HE Aceh PARA PHHAK (erlobih dabulu menerangkan hal-hal wobagai berikut | 8, bahwa keanckaragaman hayatl yang terkandung di dakar kawasun hutan Hindung mangrove Kuala Langa menjadi baginn dart hutan Aceh yng, memiliki fungsi dan peran sangat penting yang harus dilindungi, dikotola dat dilestarikar b, bahwa kelestarian keanekaragamun hayall ckoaisten. mangrove Kuala Langan akan member! dupa positif techadap keatabihur fungal kewadu maupun lingkungan sekitarnyo ¢. buhwa Keanekuragaman hayatl kawasan bhutan Thdung mangrove Kuala Langsa memiliki potenal dayn tari whaate akon yang haus ailludungl, dikelola dan dikembungktur sebagai bagian pengololaan bhutan Acoh melaltil Kenatuin Pengeloluain Hatin (KPH) Wilayaly tlh; 4. bahwa untuk mendorong ketertibatin dat partisipasi vktlt pare pil, make dalam pengelolnan winat alum pada kuwawn bitan lindung auugrove Kuali Jangse dilaksunakir motalal kerjusania cc bahwa PEAK PERTAMA, nicninndang perhi me! pengembangan wivuta lam pada kawasun hut Tindung mangrove nielalud Kerjnsama dengan berbagai pihak yang mempunyal Kepedulian terhedap kewasun hutan lindung mangrove Kuule Langs dan Haku pengetolann din ft bahwe PIHAK KEDUA, berkeinginan melakukan _pengelolaan dan gan wisata alam serta mendukung upaya perlindungan kawasan dung mangrove Kuala Langsa. hal-hal tersebut PARA PIHAK menyatakan bersepakat untuk Kerjasama dengan ketentuan sebagai berikut : Pasal 1 PRINSIP KERJASAMA, A) Kesepakatan Kerjasama ini dilakukan PARA PIHAK dengan prinsip Kesetaraan, transparan, partisipatif dan saling mendukung dan saling menguntungkan. i (2) Pengelolaan Wisata Alam dilakukan berdasarkan pada asas kelestarian ‘kawasan, partisipatif, profesionalitas dan akuntabilitas publik. Pasal 2 DASAR PELAKSANAAN 1, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Qtonom Provinsi Aceh dan Perubahan Peraturan Pembentukan Provinsi Sumatera Utara; 2, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya; 3.Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang Penctapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun. 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan Menjadi Undang-Undang; 4. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh; 5.Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; ©.Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Femberantasan Kerusakan Hutan; r ) 7.Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah; 8.Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, Serta Pemanfaatan Hutan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, Serta Pemanfaatan Hutan; 9.Qanun Aceh Nomor 19 Tahun 2013 tentan; Aceh Tahun 2013-2033; 10. Qanun Aceh Nomor 7 Tahun 2016 tentang Kehutanan Acch, 11.Qanun Aceh Nomor 13 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Aceh; 12.Peraturan Gubemur Acch Nomor Organisasi dan Tata Kerja Unit Kehutanan Aceh; 13.Qanun Kota Langsa Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Langsa. ig Rencana Tata Ruang Wilayah 20 Tahun 2013 tentang Susunan Pelaksana Teknis Dinas pada Dinas Pasal 3 ... SSS SS Se Se SG Se Seen SR See Ine Stes SS Se SE eat. ee Sinan Sere ee meng SG ES (ames Rex See GSS, SSE SE Re Seagate —s Se he SS 5 SSS Sn = Manama Sech Seen eS SRT RIL = SS ST SG AER San GS SS SSR ee SE See ), tenaga pemandu wisata atau penerjemah; |. transportasi, dapat berupa perahu bermesin tidak bermesin; 4. cinderamata, yang didukung dengan perlengkapan seperti kios/kedai, 5.makanan dan minuman, yang didukung dengan perlengkapan berupa ios /kedai makanan/minuman; 6. perpakiran; 7. tiket masuk; dan 8. jenis usaha dan jasa penunjang wisata alam lainnya, sesuai ketentuan yang berlaku. b.Melakukan usaha penyediaan sarana wisata alam yang berwawasan lingkungan, dapat berupa akomodasi, transportasi dan wisata tirta; dan ©.Mendapatkan bantuan dari PIHAK PERTAMA berupa penugasan personil/tenaga teknis dan polisi kehutanan/pamhut untuk pencezahan dan pemberantasan kegiatan penebangan liar dan perambahan dalam kawasan hutan mangrove. PIHAK KEDUA berkewajiban untuk - a. Menjaga kelestarian fungsi hutan lindung mangrove Kuala Langsa; b. Menyiapkan sarana dan prasarana serta peralatan dan personil/petugas yang diperlukan dalam kegiatan pengelolaan hutan lindung mangrove keuala langsa; . Menjaga Kebersihan lingkangan wisata hutan lindung mangrove Kuala Langsa; . Memberi Konstribusi bagi hasil atas usaha pengelolaan jasa lingkungan wisata alam dalam Kawasan Hutan Lindung Mangrove Kuala Langsa sebagai pemasukan Pendapatan Asli Acch (PAA) sebesar 6% (enam perseratus) pada tahun pertama dan untuk tahun selanjutnya sebesar 10% (sepuluh perseratus) dari hasil usaha kegiatan pengelolaan wisata alam; Menyelesaikan konflik penguasaan lahan oleh masyarakat dalam areal lokasi kerjasama dengan membangun pola kemitraan; {, Melakeanakan pengamanan dan perlindungan hutan pada areal di dalam dan di sekitar lokasi kegiatan kerjasama, pencegahan perambahan kawasan hutan, pendudukan kawasan hutan dan penebangen pohon tanpa izin serta perburuan satwa liar; .Melakukan penanaman atau pengayaan pada areal terbuka/lahan kosong Memberi akses kepada aparat kehutanan yang ditunjuk untuk 6 melakukan pemantauan, pengawasan, evaluasi dan pembinaan kegiatan; i, Melakukan rehabilitasi lahan hutan yang rusak akibat kegiatan usahanyaj; J. Menyusun’ Rencana Kerja Umum jangka waktu 5 (lima) tahun, paling lambat 2 (dua) bulan sejak perjanjian kerjasama untuk disetujui oleh PIHAK PERTAMA setslah mendapat rekomendasi Kepala KPH Wilayah I ce; Menyusun Rencana Kerja Tahunan paling lambat 2 (dua) bulan setelah Rencana Kerja Umum disctujui PIHAK PERTAMA dan mendapat rekomendasi Kepala KPH Wilayah Il Aceh; dan 1, Menyampaikan laporan realisasi rencana kerja secara berkala kepada PIHAK PERTAMA. Pasal 7 PELAKSANAAN (2) Pelaksanaan kerjasama dilakukan berdasarkan Rencana Kerja Tahunan yang telah disetujui PIHAK PERTAMA, (2) Kewajiban pembayaran konstribusi bagi hasil kepada PIHAK PERTAMA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (4) huruf d di atas disetorkan Jangsung ... e kas daerah Pemerintah Aceh paling lambat tanggal 10 (sepuluh) nya. Pengelolaan Hutan Lindung Mangrove Kuala Langsa _untuk elanjutnya secara detail akan dituangkan dalam rencana kerja dan sebagaimana terlampir dalam perjanjian kerjasama ini dalam areal pengelolaan Hutan Lindung Mangrove Kuala Langsa apat kegiatan/program Pemerintah, LSM atau pihak-pihak lain, maka SHAK KEDUA wajib berkoordinasi dan mendapat persetujuan PIHAI PERTAMA, f (8) PIHAK PERTAMA dapat mendelegasikan sebagian kewenangan vant tercantum dalam perjanjian kerjasama ini kepada Kepala KPH Wilayal 6) eae. an pelaksanaan kegiatan bekerja sama dengan jajaran KPH Wilayah lil Aceh, Pemerintah Kota Langsa, Aparat Penegak Hulum seria kelompok masyarakat. Pasal 8 JANGKA WAKTU n kerjasama ini berlaku scjak ditandatangani dengan jangka waktu ei anGa dan dapat diperpanjang sctelah dilalcikan evaluasi oleh PIHAK PERTAMA. — A (2) Apabila PIHAK KEDUA ingin memperpanjang Perjanjian Kerjasama ae maka PIHAK KEDUA harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA paling lambat 6 (enam) bulan sebelum jangke waktu Perjanjian Kerjasama ini berakhir A (3) Apabila PIHAK KEDUA tidak mengajukan permohonan perpanjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), maka Perjanjian Kerjasama int dinyatakan berakhir dengan sendirinya. (4) PIHAK PERTAMA dapat membatalkan Perjanjian Kerjasama ini apabila PIHAK KEDUA tidak memenuhi salah satu dan/atau seluruh kewajiban yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kerjasama ini Pasal 9 SANKSI (Q) PIHAK PERTAMA dapat membatalkan dan memutuskan Perjanjian Kerjasama secara sepihak apabila PIHAK KEDUA: a.tidak melakeanakan kegiatan nyata di lapangan dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sejak Perjanjian Kerjasama ini ditandatangani; b.tidak membayar konstribusi bagi hasil kepada Pemerintah Aceh dan Pemerintah Kota Langsa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (4) huruf d; tidak menyusun Rencana Kerja Umum dan Rencana Kerja Tahunan; tidak melaksanakan kegiatan penanaman pada arcal kosong dan lokasi yang telah ditentukan sesuai dengan rencana kerja yang telah ditetapkan; melakukan kegiatan yang dapat dikategorikan melanggar ketentuan perundang-undangan dibidang kehutanan; tidak menyampaikan laporan kinerja secara periodik kepada PIHAK PERTAMA dan KPH Wilayah Ill Aceh; tidak mclaksanakan kewajiban lainnya sebagaimana disebutkan dalam pasal 6 ayat (4). (2) Pembatalan Perjanjian Kerjasama scbagaimana dimak: dilakukan setelah dikehiarkan Surat Peringatan makeimal 9 (dpa) kal dengan rentang waktu minimal 15 (lima belas) hari, dimana dalam rentang a © f z. waktu .di permasalahan/persclisihan dalam melaksanakan Perjanjian a ini, PARA PIHAK cepakat untuk menyelesaikan secara varah dan mufaket. 1 musyawarah dan mufakat sebagaimana dimaksud pade ayat (a) ercapai, maka PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikannya sechra im melalui Pengadilan Negeri di tempat kedudukan PIHAK PERTAMA, Pasal 11 KEADAAN MEMAKSA terj (1) Yang dimakeud dengan keadaan memaksa (force majeure) adalah wabah epidemi, huru hara, bencana alam, kebakaran, faktor alam seperti iklim, sabotase dan lain-lain kejadian yang nyata di luar dugaan atau kernampuan PARA PIHAK untuk mengatasinya; fs (2) PIHAK KEDUA yang mengalami force majeure wajib memberitabukan kepada PIHAK PERTAMA secara tertulis paling lambat 1 (satu) bulan sejak tenjadinya peristiwa force majeure yang dibuktikan dengan keterangan pejabat yang berwenan (9) Akibat dari force majeure scbagaimana dimaksud pada ayat (1), Kewajiban dari PARA PIHAK dengan sendirinya gugur. maka Pasal 12 ADDENDUM (1) Hal-hal yang belum diatur dalam Perjanjian Kerjasama ini akan diatur kemudian oleh PARA PIHAK dengan membuat addendum tersendiri, dan merupaken bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian Kerjasama ini. (2) Perjanjian Kerjasama ini sewaktu-waktu dapat dievaluasi, ditinjau kembali atau diperbaiki berdasarkan kesepakatan PARA PIHAK. Pasal 13 PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN (1) PIHAK PERTAMA, secara bersama-sama atau melalui KPH Wilavah II! Aceh, melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala atau pada saat diperlukan. (2) Hasil evaluasi scbagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi bahan pertimbangan dalam penyempurnaan dan perbaikan pelaksanaan kegiatan Kerjasama di lapangan. Pasal 14 BERAKHIRNYA KERJASAMA Kerjasama ini dapat diakhiri apabila : @. atas kesepakatan PARA PIHAK; dan b, terjadi pelanggaran Perjanjian Kerjasama oleh salah satu pihak

You might also like