Professional Documents
Culture Documents
KELOMPOK 2 :
Jika K > 3,3 mEq/l, dapat diberikan insulin regular 0,15 Unit /kgBB, diikuti
dengan infus kontinyu 0,1 Unit/kgBB/jam (5 - 7 Unit/jam)
Jika K < 3,3 mEq/l, maka harus dikoreksi dahulu untuk mencegah perburukan
hipokalemia yang akan dapat mengakibatkan aritmia jantung.
Jika gula darah tidak menurun sebesar 50 mg/dl dari nilai awal pada jam
pertama, periksa status hidrasi pasien.
Jika status hidrasi mencukupi, infus insulin dapat dinaikkan 2 kali lipat setiap
jam sampai tercapai penurunan gula darah konstan antara 50 - 70 mg/dl.
Ketika kadar gula darah mencapai 250 mg/dl, turunkan infus insulin menjadi
0,05 - 0,1 u/kgBB/jam (3 - 6 u/jam), dan tambahkan infus dextrose 5 % pada
NaCl 0,45%.
6. Fosfat
Ketika diperlukan, 20 - 30 mEq/l kalium fosfat dapat ditambahkan pada terapi cairan yang
telah diberikan. Tetapi diperlukan pemantauan secara kontinyu
7. Magnesium
Jika kadarnya di bawah normal disertai gejala (parestesia, tremor, spame karpopedal,
agitasi, kejang, dan aritmia jantung), maka pemberian magnesium dapat
dipertimbangkan.
(Gotera dan Dewa, 2010)
Rekomendasi Terapi Cairan
1. Pemberian 1L NaCl 0,9 % per jam. Kemudian 250-500mL/jam pada jam berikutnya.
2. Pemberian 40 mEq/jam KCl hingga K > 3,3 mEq/L, karena K pasien < 3,3 mEq yaitu 2,8 mEq.
3. Setelah K pasien > 3,3 mEq dapat diberikan insulin regular 0,15 Unit /kgBB, diikuti dengan infus
kontinyu 0,1 Unit/kgBB/jam
insulin reguler 0,15 unit x 68 kg = 10,2 Unit
infus kontinyu 0,1 unit x 68 kg = 0,68 Unit/jam
4. Tidak perlu diberikan bikarbonat karena pH pasien >7 yaitu 7,2
Pada pH > 7,0, pengembalian aktivitas insulin memblok lipolisis dan memperbaiki ketoasidosis
tanpa pemberian bikarbonat.
Daftar Pustaka
American Diabetes Association, 2004, Hyperglycemic crisis in diabetes, Diabetes Care; 27(1):94-102.
Gotera Wira, dan Dewa Gde Agung Budiyasa, 2010, Penatalaksanaan Ketoasidosis Diabetik (KAD), J
Peny Dalam, Volume 11 Nomor 2, Denpasar.
TERIMAKASIH