You are on page 1of 12

TUGAS KASUS TPN

KELOMPOK 2 :

Melaty Puti Pertiwi I4C017081


Prizky Deris Suryaman I4C079084
Tri Budi Hastuti I4C017085
Ira Nurlita Primananda I4C017086
Inas Yumn Hanifah I4C017087
Charlina Detty Vikarosa I4C017088
Kasus 2

Tn. Agung 58 thn, BB 68 Kg. MRS mual, bengkak.


suhu 370C, TD 130/90 mmHg, Nadi 100 x/menit, Nafas 20 x/menit

Parameter satuan Normal hasil


Hb g/dl 12-16 9,7
Leukosit /mcl 3.200-10.000 7.000
Eritrosit X 106/ mcl 3,85-5 4,0
Trombosit /mcl 170-380x 103 190.000
MCV Fl 80-100 113
GDS Mg/dl 80-140 457
HbA1C Mg/dl 4-7 11,1
pH - 7,35-7,45 7,2
HCO3 mEq/L 22-26 16
BE mEq/L -3/+3 -11
Kalium mEq/L 3,4-4,5 2,8

Diagnosis Keto Asidosis Diabetik (KAD), terapi cairan apa yang


anda rekomendasikan?
Patofisiologi Ketoasidosis Diabetik (KAD)

Kriteria diagnostik KAD menurut American


Diabetes Association

(Gotera dan Dewa, 2010) (American Diabetes Association, 2004)


(American Diabetes Association, 2004)
Koreksi/Terapi
1. Terapi Cairan

 1L NaCl 0,9 % per jam (15-20


mL/kg/jam). Kemudian dilanjutkan
sesuai dengan status dehidrasi pasien.
 Prioritas utama pada penatalaksanaan
KAD adalah terapi cairan.
 Terapi insulin hanya efektif jika cairan
diberikan pada tahap awal terapi dan
hanya dengan terapi cairan saja akan
membuat kadar gula darah menjadi
lebih rendah.

(American Diabetes Association, 2004)


Koreksi/Terapi
2. Insulin

 Jika K > 3,3 mEq/l, dapat diberikan insulin regular 0,15 Unit /kgBB, diikuti
dengan infus kontinyu 0,1 Unit/kgBB/jam (5 - 7 Unit/jam)
 Jika K < 3,3 mEq/l, maka harus dikoreksi dahulu untuk mencegah perburukan
hipokalemia yang akan dapat mengakibatkan aritmia jantung.
 Jika gula darah tidak menurun sebesar 50 mg/dl dari nilai awal pada jam
pertama, periksa status hidrasi pasien.
 Jika status hidrasi mencukupi, infus insulin dapat dinaikkan 2 kali lipat setiap
jam sampai tercapai penurunan gula darah konstan antara 50 - 70 mg/dl.
 Ketika kadar gula darah mencapai 250 mg/dl, turunkan infus insulin menjadi
0,05 - 0,1 u/kgBB/jam (3 - 6 u/jam), dan tambahkan infus dextrose 5 % pada
NaCl 0,45%.

(American Diabetes Association, 2004)


Koreksi/Terapi
3. Bikarbonat

 Jika pH < 6,9, diberikan 100mmol Na


Bicarbonat ke dalam 400 ml cairan
fisiologis dan diberikan dengan
kecepatan 200 ml/jam.
 Jika pH 6,9 - 7,0, diberikan 50 mmol N
bikarbonat dicampur dalam 200 ml
cairan fisiologis dan diberikan dengan
kecepatan 200 ml/jam.
 Jika pH > 7, Na bikarbonat tidak
diperlukan

(American Diabetes Association, 2004)


Koreksi/Terapi
4. Kalium

 Jika serum K <3,3 mEq/L, tunda


pemberian insulin, dan diberikan 40
mEq/jam (2/3 KCl dan 1/3 KPO4) hingga
K > 3,3 mEq/L.
 Jika serum K ≥ 5mEq/L tidak perlu
diberi K tetapi monitoring K tiap 2 jam.
 Jika serum K antara 3,3 - 5mEq/L , maka
20 - 30mEq kalium (2/3 KCl dan 1/3
KPO4) pada tiap liter cairan infus cukup
untuk memelihara kadar kalium serum
dalam range normal 4 - 5 mEq/l.

(American Diabetes Association, 2004)


Koreksi/Terapi
5. Natrium
 Serum natrium yang lebih tinggi dari 150 mEq/l memerlukan koreksi dengan NaCl 0,45%.

6. Fosfat
 Ketika diperlukan, 20 - 30 mEq/l kalium fosfat dapat ditambahkan pada terapi cairan yang
telah diberikan. Tetapi diperlukan pemantauan secara kontinyu
7. Magnesium
 Jika kadarnya di bawah normal disertai gejala (parestesia, tremor, spame karpopedal,
agitasi, kejang, dan aritmia jantung), maka pemberian magnesium dapat
dipertimbangkan.
(Gotera dan Dewa, 2010)
Rekomendasi Terapi Cairan
1. Pemberian 1L NaCl 0,9 % per jam. Kemudian 250-500mL/jam pada jam berikutnya.
2. Pemberian 40 mEq/jam KCl hingga K > 3,3 mEq/L, karena K pasien < 3,3 mEq yaitu 2,8 mEq.
3. Setelah K pasien > 3,3 mEq dapat diberikan insulin regular 0,15 Unit /kgBB, diikuti dengan infus
kontinyu 0,1 Unit/kgBB/jam
insulin reguler 0,15 unit x 68 kg = 10,2 Unit
infus kontinyu 0,1 unit x 68 kg = 0,68 Unit/jam
4. Tidak perlu diberikan bikarbonat karena pH pasien >7 yaitu 7,2
 Pada pH > 7,0, pengembalian aktivitas insulin memblok lipolisis dan memperbaiki ketoasidosis
tanpa pemberian bikarbonat.
Daftar Pustaka
American Diabetes Association, 2004, Hyperglycemic crisis in diabetes, Diabetes Care; 27(1):94-102.
Gotera Wira, dan Dewa Gde Agung Budiyasa, 2010, Penatalaksanaan Ketoasidosis Diabetik (KAD), J
Peny Dalam, Volume 11 Nomor 2, Denpasar.
TERIMAKASIH

You might also like