You are on page 1of 8

Analisis Aspek-Aspek Perencanaan BTS pada

Sistem Telekomunikasi Selular Berbasis CDMA

Rika Sustika
LIPI Pusat Penelitian Informatika
rika@informatika.lipi.go.id

Abstrak
Telah dilakukan analisis terhadap aspek-aspek yang berpengaruh pada penentuan
jumlah BTS (Base station Transceiver Subsystem) yang optimal dalam sistem telekomunikasi
selular berbasis CDMA (Code Division Multiple Access). Parameter yang dianalisis adalah
kapasitas trafik dan coverage (luas daerah layanan) yang mampu dilayani oleh satu BTS serta
trafik dan coverage yang harus dilayani sistem. Kapasitas trafik satu BTS dihitung dengan
menentukan jumlah kanal, sektorisasi antena, besar band frekuensi yang dialokasikan, dan
grade of service yang ditawarkan. Coverage satu BTS dihitung dengan menentukan redaman
lintasan maksimum yang besarnya dipengaruhi kondisi fisik lingkungan. Kapasitas trafik
demand ditentukan dengan menganalisis jumlah pelanggan serta besar kapasitas trafik setiap
pelanggan (Erlang/pelanggan). Parameter demand kemudian dibandingkan dengan parameter
satu BTS. Hasil yang diperoleh adalah jumlah BTS yang akan dipasang untuk melayani para
pelanggan tersebut. Untuk contoh aplikasi di daerah Bandung diperlukan delapan buah
macro-BTS dengan antena tiga sektor dan menggunakan dua frekuensi pembawa.

Kata kunci: BTS, CDMA kapasitas, trafik, coverage

juga untuk mengakses data (internet


mobile). Hal ini menuntut jaringan sistem
1. Pendahuluan telekomunikasi yang dibangun harus mampu
melayani komunikasi data dengan kecepatan
Teknologi informasi dan telekomunikasi yang tinggi
merupakan salah satu teknologi yang Untuk bisa membangun suatu jaringan
pertumbuhannya cepat sekali. Hal ini atau infrastuktur yang dapat melayani
ditandai dengan bertambahnya jutaan pelanggan dengan kualitas yang baik
pelanggan sistem wireless (selular) di dunia diperlukan perencanaan yang baik pula
setiap tahunnya. Pertumbuhan pelanggan sehingga nilai investasi yang ditanamkan
selular yang cepat ini tidak hanya terjadi di bisa optimal. Dalam suatu perencanaan
kota-kota besar melainkan sudah sampai ke sistem selular, spektrum frekuensi
kota-kota kecil bahkan pedesaan. Hal ini merupakan salah satu faktor yang harus
tentu saja memerlukan tersedianya mendapat perhatian karena selama ini
infrastuktur jaringan yang mampu melayani alokasi frekuensi untuk suatu sistem selular
pelanggan dengan kualitas yang baik dan sangat terbatas. Salah satu metoda akses
memuaskan. Parameter untuk melihat yang digunakan untuk mengatasi
kualitas layanan diantaranya adalah keterbatasan frekuensi sehingga lebih
persentase berhasilnya panggilan yang banyak kapasitas, lebih baik kualitas, dan
dilakukan (call success ratio) dan tidak dapat mendukung kebutuhan komunikasi
terputusnya hubungan pada saat generasi ketiga adalah CDMA (Code
berkomunikasi (call completion ratio). Pada Division Multiple Access). Pada kesempatan
saat ini sistem selular juga telah memasuki ini akan dilakukan analisis terhadap aspek-
generasi ketiga dimana telepon mobile tidak aspek perencanaan sel (BTS) jaringan sistem
hanya untuk komunikasi suara, melainkan

INKOM I-31
telekomunikasi selular yang berbasis CDMA
(Code Division Multiple Access).
Perencanaan hanya akan dilakukan sampai
tahap penentuan jumlah BTS awal, belum
sampai tahap optimasi.

2. Teori

2.1 Prinsip dasar metoda akses


CDMA
CDMA (Code Division Multiple Access)
adalah salah satu teknik akses jamak yang Gambar 2 Arsitektur jaringan sistem selular
membedakan satu pengguna dengan CDMA
pengguna lain berdasarkan kode-kode unik
yang digunakan dalam proses pengkodean
(encoding). CDMA berbasis pada teknik
spread spectrum, yaitu metoda yang
menebarkan sinyal informasi dalam
bandwidth transmisi yang jauh lebih lebar
sehingga rapat spektral daya transmisi
menjadi lebih rendah daripada spektral daya
informasi asal. Ilustrasinya dapat dilihat Gambar 3 Model sel segi enam beraturan
pada gambar 1 [1]. Model sel berbentuk segienam ini
digunakan agar peletakan BTS (di pusat sel)
bisa mencakup seluruh daerah layanan.
2.3 Kapasitas sistem CDMA
Dalam sistem CDMA, setiap pengguna
dibedakan dengan kode-kode yang unik,
sehingga pengguna dapat melakukan
panggilan dalam band frekuensi yang sama
dan dalam waktu yang bersamaan. Meskipun
Gambar 1 Prinsip dasar penyebaran sinyal
DS-CDMA demikian tidak berarti jumlah pelanggan
yang bisa melakukan panggilan secara
2.2 Arsitektur jaringan sistem bersamaan dalam sistem CDMA menjadi
telekomunikasi selular CDMA tidak terbatas. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi kapasitas maksimum pada
Arsitektur jaringan sistem selular CDMA sistem CDMA, diantaranya adalah faktor
dapat digambarkan secara sederhana pada interferensi pada reverse link, faktor
gambar 2[2]. pembebanan dari sel lain, sektorisasi antena,
Yang dimaksud satu sel dalam dan deteksi terhadap aktivitas suara [3].
perencanaan ini adalah satu BTS (Base Pada umumnya setiap vendor penyedia
station Transceiver Subsystem) yang infrastruktur telah menyatakan besar jumlah
melayani sejumlah pelanggan dengan asumsi kanal maksimum yang dapat disediakan
sel berbentuk segi enam beraturan. dalam satu sinyal pembawa (1,25 MHz).
Gambaran mengenai model sel segi enam Kapasitas trafik tergantung pada jumlah
dapat dilihat pada gambar 3. kanal, sektorisasi antena, dan grade of
service (GOS) yang ditawarkan. Grade of
service menyatakan besarnya probabilitas

INKOM I-32
panggilan yang ditolak pada jam sibuk. multipath serta naik turunnya sinyal secara
Dengan menggunakan parameter-parameter lambat yang disebabkan oleh efek
tersebut di atas, besar kapasitas trafik (dalam shadowing. Cadangan fading untuk
satuan erlang) dapat dihitung dengan mengatasi terjadinya efek shadowing (FM1)
persamaan berikut [3]. dapat dihitung dengan menggunakan
ρc persamaan 3 [3].
(1) 1⎡ r − R⎤
P(blocking ) = c C! i
ρ Pr (r > R) = ⎢1 + erf ⎥ (3)

i =0 i!
2⎣ 2σ ⎦
Dimana C adalah jumlah kanal dan ρ
Untuk menghitung fading margin karena
adalah trafik demand.
propagasi multipath (FM2) digunakan
2.4 Coverage sel sistem CDMA persamaan berikut ini[3].
R
⎡ πR 2 ⎤
Menghitung coverage (luas satu sel) pada P(r ≤ R) = ∫ p(r )dr = 1 − exp ⎢− 2 ⎥ (4)
sistem komunikasi bergerak selular berarti 0 ⎣ 4r ⎦
menentukan besar jarak terjauh (jari-jari sel) Besar jarak terjauh yang dapat dijangkau
antara BTS dengan terminal pelanggan. oleh satu BTS dapat dihitung dengan
Untuk sistem CDMA, coverage lebih menggunakan model propagasi tertentu. Ada
dibatasi oleh link budget pada reverse link beberapa model propagasi (yang merupakan
(dari terminal pelanggan ke BTS) [3]. fungsi dari jarak) yang dapat digunakan, dua
Analisis link budget berhubungan dengan diantaranya adalah model Hata dan model
penentuan redaman lintasan (path loss) Lee [4]. Persamaan yang menunjukkan
maksimum dan penentuan jari-jari sel dari hubungan antara jarak dan redaman lintasan
redaman lintasan tersebut dengan (path loss) pada model Hata adalah sebagai
menggunakan model propagasi yang sesuai berikut [4] :
dengan kondisi daerah layanan dan sistem ⎡ 69,5 + 26,16 log( f ) − ⎤
yang digunakan. Persamaan untuk mencari ⎢13,82 log(h ) − a(h ) − PL ⎥
(5)
besar redaman lintasan maksimum yang d = log−1 ⎢ t r ⎥
diperbolehkan dapat dilihat pada persamaan ⎢ 65,5 log(ht ) − 44,9 ⎥
2 berikut ini [5]. ⎢ ⎥
⎣ ⎦
PL = Pt-Lt+Gt+Gr-{Eb/No+10 log R+ untuk kota kecil, a(hr)=[1,1log(f)-0,7]hr-
10log k+10log To+NF- [1,56log(f)-0,8].
10log(1-X)+FM} (2) Persamaan yang menunjukkan hubungan
Dimana : antara jarak dengan redaman lintasan
PL = redaman lintasan maksimum maksimum pada model Lee adalah[4] :
Pt = daya pancar pengirim ⎛ − 129,45 + 20 log(h) − PL ⎞ (6)
Lt = redaman kabel pengirim d = log −1 ⎜ ⎟
⎝ 38,4 ⎠
Gt = penguatan antena pengirim
Gr = penguatan antena penerima Jika bentuk sel diasumsikan segi enam
FM = cadangan fading beraturan, luas sel (A) dihitung dengan
Eb/No = Energy bit to noise power dengan persamaan ini.
density A = 2,6d2 (7)
R = kecepatan data
k = konstanta Boltzman (1,83.10-23) 3. Metodologi
T0 = suhu (290 K) Metodologi (langkah-langkah) yang
NF = noise figure digunakan dalam perencanaan BTS ini
X = faktor pembebanan sel adalah sebagai berikut.
Cadangan fading dialokasikan untuk a. Menentukan luas daerah yang akan
mengantisipasi naik turunnya sinyal dengan dilayani.
cepat yang disebabkan oleh propagasi

INKOM I-33
b. Menghitung kapasitas trafik yang 4. Analisis data dan pembahasan
akan dilayani. Kapasitas trafik ini
dipengaruhi oleh perkiraan jumlah 4.1 Analisis luas daerah dan kapasitas
pelanggan serta Erlang per trafik yang harus dilayani
pelanggan.
c. Menentukan besar coverage satu 4.1.1 Luas daerah layanan
BTS. Besar coverage ditentukan oleh Untuk menerapkan metoda perencanaan
parameter link budget seperti daya sel seperti yang telah dijelaskan di atas, akan
pancar, tinggi antena, redaman kabel, dilakukan contoh aplikasi di kotamadya
penguatan antena, dll, serta kondisi Bandung yang memiliki luas 167,67 km2.
fisik lingkungan. Untuk memasukkan 4.1.2 Kapasitas trafik yang harus dilayani
faktor koreksi kondisi fisik, Kapasitas trafik yang harus dilayani
dilakukan perhitungan cadangan dipengaruhi oleh dua hal, yaitu jumlah
fading dan penentuan model pelanggan serta kapasitas trafik (Erlang) per
propagasi yang tepat dengan pelanggan. Jumlah pelanggan dipengaruhi
menganalisis data penerimaan sinyal oleh jumlah penduduk di daerah yang akan
yang telah dilakukan di kota dilayani, persentase pelanggan selular
Bandung. terhadap jumlah penduduk (MP), dan
d. Menghitung kapasitas trafik satu persentase pelanggan selular yang dilayani
BTS. Dalam hal ini, kemampuan oleh system CDMA (MS), seperti terlihat
setiap BTS dari beberapa vendor pada tabel 1. Erlang per pelanggan
berbeda-beda, dan dari satu vendor dipengaruhi oleh rata-rata panggilan pada
pun tersedia beberapa tipe BTS. jam sibuk serta lamanya pembicaraan, dan
Dalam perencanaan ini diasumsikan pada perencanaan ini diasumsikan sebesar
akan digunakan BTS dari vendor 0,1 erlang.
yang telah dipilih, dan akan Tabel 1 Parameter penentu jumlah trafik di
ditentukan tipenya [6]. sisi demand
e. Membandingkan luas daerah yang Parameter Nilai
akan dilayani dengan coverage satu Jumlah penduduk (JP) 1.919.521
BTS. Dari perhitungan ini diperoleh Market share (MS) 15%
jumlah BTS berdasarkan parameter Market penetration (MP) 5%
coverage (Sc). Trafik per pelanggan 0,1 erlang
f. Membandingkan kapasitas trafik
yang harus dilayani dengan kapasitas Berdasarkan data yang terdapat pada
trafik satu BTS (beberapa tipe). Dari tabel 1, besar kapasitas trafik yang harus
perbandingan ini diperoleh jumlah dilayani dapat dihitung dengan persamaan
BTS berdasarkan parameter trafik sebagai berikut.
(St). Σtrafik = Erl/pelanggan x JP x MS x MP
g. Jumlah BTS yang akan digunakan = 0,1 x 1.919.52321 x 0,15 x 0,05
diperoleh dengan membandingkan = 1439,6 Erlang
besar St dengan Sc. Jika St lebih besar
dari Sc, St yang akan dipasang,
demikian pula sebaliknya. Sedangkan 4.2 Analisis luas (coverage) dan
tipe yang akan dipilih ditentukan kapasitas trafik satu BTS
dengan melihat perbedaan antara St
4.2.1 Coverage satu BTS
dan Sc yang paling sedikit.
Coverage satu BTS tergantung pada
spesifikasi teknis dari peralatan yang akan
digunakan (misalnya daya pancar, penguatan
antena, tinggi antena, dll), dan juga kondisi
fisik daerah layanan. Pengaruh kondisi fisik

INKOM I-34
dimasukkan dalam perhitungan coverage diperoleh r −R
function = 0,85 , maka
melalui parameter cadangan fading dan 2σ
pemilihan model propagasi yang akan didapat FM1 = 8,3 dB.
digunakan.
Untuk penerapan di kotamadya Bandung Sedangkan cadangan fading untuk
telah dilakukan penelitian level daya terima mengantisipasi terjadinya efek propagasi
di sisi pelanggan pada jarak yang berubah- multipath dihitung menggunakan persamaan
ubah mengelilingi BTS, untuk tinggi antena 4. Untuk keandalan 90%, P(r<R) = 0,1,
BTS 25 m, antena terminal 1,5 m, daya diperoleh nilai FM2 = 8,7 dB. Berdasarkan
pancar BTS 20 watt, penguatan (gain) perhitungan di atas diperoleh cadangan
antena BTS 15 dB, dan redaman kabel 3 dB fading sebesar 17 dB.
[5]. Data hasil pengukuran ini kemudian Level daya terima hasil pengukuran
dibandingkan dengan 2 model propagasi dengan hasil perhitungan menggunakan
yaitu model Hata dan model Lee. Tabel 2 model propagasi Hata dan Lee yang terdapat
menunjukkan perbandingan antara besar pada tabel 2 dapat dinyatakan dalam bentuk
daya sebagai fungsi jarak hasil pengukuran grafik gambar 4.
di lapangan dengan perhitungan Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa
menggunakan model propagasi Hata dan model propagasi yang mendekati hasil
model Lee. pengukuran di lapangan adalah model
propagasi Hata. Model inilah yang akan
Nilai simpangan baku (σ) untuk level digunakan dalam analisis coverage lebih
daya terima di atas dihitung dengan lanjut.
menggunakan persamaan berikut [4]. Spesifikasi teknis peralatan yang akan
J ( n) digunakan serta parameter operasi dan
σ= ∑ k
, paramter propagasi yang diperlukan untuk
menganalisis coverage satu BTS terdapat
dimana J (n) = dan
∑ ( P − Pˆ )
i i
2
pada tabel 3.
level daya terima
⎛d ⎞
Pˆi = Pi − 10n log⎜⎜ i ⎟⎟ 0
⎝ d0 ⎠
jarak (km)
0.2 1.5 4.1 4.3 4.5 5.8 7.7 8.7 9.4 9.7
-20
Nilai n (konstanta propagasi) diperoleh -40
daya (dBm)

dengan membuat turunan pertama J(n) -60 hasil pengukuran

terhadap n = 0 atau dJ (n) = 0 .


hata
-80
lee
n -100

Pi adalah level daya terima di suatu -120

tempat dengan jarak di, n adalah konstanta -140

propagasi di daerah yang diukur, d0 adalah


jarak terdekat dalam pengukuran yang Gambar 4 Perbandingan level daya terima
digunakan sebagai jarak referensi, dan k Dengan menggunakan persamaan 2 dapat
adalah banyaknya data pengukuran. dihitung besar redaman lintasan maksimum
Diperoleh hasil n=2,17 dan σ = 8,9 dB. yang diperbolehkan, dan diperoleh hasil, PL
Nilai σ ini akan digunakan dalam = 142 dB. Jari-jari satu sel menggunakan
penentuan cadangan fading untuk model propagasi Hata dihitung dengan
mengantisipasi efek shadowing dalam persamaan 5. Dengan memasukkan data
propagasi sinyal. Dengan menggunakan yang terdapat pada tabel 3, diperoleh besar
persamaan 3, untuk keandalan 90% jari-jari sel (d) adalah 2,93 km. Untuk d=
diperoleh erf ⎡ r − R ⎤ = 0,8 . Dari tabel error 2,93 km, luas satu sel berdasarkan
⎢ ⎥
⎣ 2σ ⎦ persamaan 7 adalah 22,32 km2.

INKOM I-35
4.2.2 Kapasitas trafik satu BTS 33 9,42 -101 -107,08 -83,8948
34 9,584 -91 -107,348 -84,1826
Seperti telah dijelaskan pada bagian teori,
35 9,689 -109,5 -107,517 -84,3643
kapasitas trafik satu BTS tergantung pada
jumlah carrier yang dipakai, jumlah kanal 36 9,705 -109,5 -107,542 -84,3918
suara setiap carrier, grade of service dan 37 9,716 -107,5 -107,56 -84,4107
sektorisasi sel. Untuk kecepatan vocoder 8 38 9,874 -102,5 -107,81 -84,6797
kbps, spesifikasi teknis beberapa jenis BTS 39 10,017 -101 -108,034 -84,9195
yaitu macro-BTS, mini-BTS dan micro-BTS 40 11,555 -108 -110,251 -87,3016
dapat dilihat pada tabel berikut ini [6].
Tabel 2 Level daya terima (fungsi dari jarak)
Tabel 3 Input analisis coverage pada reverse
hasil pengukuran, model Hata, dan model Lee
Hasil Prediksi Prediksi
link
Jarak Parameter Nilai
No pengukura Hata Lee
(km)
n (dBm) (dBm) (dBm) Daya pancar 0,2 watt
Parameter di
1 0,2288 -71,5 -49,3684 -21,8943 maksimum
terminal
2 0,387 -71,5 -57,527 -30,6593 Gain antena 9 dBi
pelanggan
Tinggi antena 1,5 m
3 0,681 -83 -66,2998 -40,084
Tinggi antena 30 m
4 1,373 -95 -77,1845 -51,7777 Parameter di Gain antena 15 dBi
5 1,484 -83 -78,3913 -53,0743 BTS Redaman kabel 3 dB
6 1,972 -92 -82,8047 -57,8156 Noise figure 5 dB
7 2,83 -92,5 -88,4121 -63,8398 Cell loading 75%
maksimum
8 3,263 -104,5 -90,6222 -66,2141
Bandwidth 1,2288
9 4,136 -96 -94,3024 -70,1679 carrier MHz
Parameter
10 4,163 -97 -94,4034 -70,2764 Frekuensi operasi 834,8-
operasi
11 4,221 -103 -94,6182 -70,5071 837,82
MHz
12 4,266 -95 -94,7828 -70,684
Kecepatan data 9,6 kbps
13 4,296 -109 -94,8916 -70,8009 Eb/No 7 dB
14 4,326 -107,5 -94,9997 -70,9169 Parameter Cadangan fading 17
15 4,329 -99,5 -95,0104 -70,9285 propagasi
16 4,331 -108,5 -95,0176 -70,9362
17 4,539 -100,5 -95,7468 -71,7185 Tabel 4 Spesifikasi teknis BTS
18 4,78 -105,5 -96,5488 -72,5812
Parameter Macro- Mini- Micro-
BTS BTS BTS
19 5,142 -110,5 -97,682 -73,7987
Sektorisasi 1 dan 3 1(omni) 1 dan 3
20 5,546 -108 -98,8561 -75,06 Jumlah carrier 8/sektor 2 2/sekto
21 5,844 -109 -99,6686 -75,9329 maksimum r
22 6,259 -111,55 -100,734 -77,077 Jumlah kanal 35 34 22
23 6,557 -113 -101,456 -77,8527
suara/carrier/sekto
r
24 7,562 -116 -103,669 -80,2308
25 7,72 -93 -103,99 -80,5757 Dengan menggunakan data di atas dan
26 8,155 -106,5 -104,841 -81,4899 grade of service 1 % (artinya dalam jam
27 8,229 -95 -104,981 -81,6405 sibuk kemungkinan 1 dari 100 panggilan
28 8,531 -102,5 -105,541 -82,2416 akan mengalami penolakan), kapasitas trafik
29 8,694 -103 -105,835 -82,5572 per BTS dapat diperoleh dengan rumus
30 9,094 -91,5 -106,533 -83,3074
probabilitas blocking (persamaan 2) atau
bisa dilihat langsung dari tabel Erlang.
31 9,248 -106 -106,794 -83,5874
Hasilnya dapat dilihat pada tabel 5 berikut
32 9,268 -100,5 -106,827 -83,6235
ini.

INKOM I-36
4.3 Penghitungan Jumlah BTS 4.5 Penentuan tipe dan jumlah BTS
berdasarkan coverage Dari hasil perhitungan di atas, dapat
Seperti telah disebutkan di atas, luas dilihat bahwa dengan menggunakan
daerah yang akan dilayani oleh sistem parameter coverage (Sc), diperlukan 8 buah
CDMA pada contoh perencanaan ini adalah BTS, sedangkan dengan menggunakan
167,67 km2. Dari hasil perhitungan parameter trafik (St), jumlah BTS
diperoleh luas satu sel adalah 22,32 km2. bermacam-macam tergantung tipenya.
Maka jumlah BTS yang diperlukan adalah : Dalam tabel 6 terlihat ada jumlah BTS
Sc = 167,67 / 22,32 = 7,5 ≈ 8 BTS berdasar trafik (St) yang hasilnya sama, yaitu
8, maka tipe BTS inilah yang akan dipasang
Tabel 5 Kapasitas trafik satu BTS untuk melayani daerah Bandung, yaitu
Juml Band Kapasit makro-BTS dengan dua carrier dan antena
Tipe Tipe Kanal
BTS antena
carri width
per sel
as trafik tiga sektor.
er MHz Erlang
Omni 1 1,77 35 24,64
2 3,02 70 56,11
5. KESIMPULAN
Macro
3 1 1,77 105 88,77 Untuk melakukan penentuan jumlah BTS
BTS
sektor
2 3,22 210 189,42
yang diperlukan untuk melayani suatu
Mini Omni 1 1,77 34 23,77 wilayah tertentu perlu dilakukan analisis
BTS 2 3,22 68 54,27 terhadap kapasitas dan coverage yang harus
Omni 1 1,77 22 13,65 dilayani serta kapasitas dan coverage satu
2 3,22 44 35,54 BTS. Dalam penentuan coverage sel, model
Micro
3 1 1,77 66 52,44
BTS
sektor
propagasi yang digunakan untuk penerapan
2 3,22 132 114,38 di Kotamadya Bandung adalah model Hata.
Cadangan fading untuk mengatasi masalah
propagasi multipath sebesar 8,3 dB dan
4.4 Penghitungan jumlah BTS cadangan fading untuk mengantisipasi
berdasarkan parameter trafik shadowing sebesar 8,7 dB. Untuk melayani
Dengan membandingkan kapasitas trafik pelanggan dengan perkiraan kapasitas trafik
demand (1439,6 erlang) dengan kapasitas 1439,6 di daerah Kodya Bandung yang
trafik beberapa jenis BTS pada tabel 5, memiliki luas 167,67 km2, diperlukan
jumlah BTS yang diperlukan dapat dilihat delapan buah macro-BTS dengan antena tiga
pada tabel 6. sektor jika digunakan dua frekuensi
pembawa.
Tabel 6 Jumlah BTS berdasarkan parameter
trafik (St)
Tipe Tipe Juml Erlang 6. DAFTAR PUSTAKA
ΣBTS
BTS antena carrier per BTS
1 24,64 59
[1] Priyanto, Tonda., Teori Dasar dan
Omni Perkembangan DS-CDMA, 1997.
Macro- 2 56,11 26
BTS 3 sektor 1 88,77 17 www.elektroindonesia.com
2 189,42 8 [2] Budianto, Setyo., 2001. C Phone
Mini- 1 23,77 61 Menuju 3G. www.elektroindonesia.com
Omni
BTS 2 54,27 27
[3] Rappaport, Theodore S., Wireless
1 13,65 106
Omni Communication, Principle and Practice,
Micro- 2 35,54 43
BTS 3 sektor 1 52,44 28 New Jersey, Prentice Hall Inc., 1996.
2 114,38 13 [4] Yang, Samuel C., CDMA RF System
Engineering, Boston, Artech House
Publisher, 1998.
[5] Sustika, Rika., Perencanaan Sistem
Wireless Local Loop Dengan Metoda

INKOM I-37
Akses Jamak Code Division Multiple
Access. (Tugas Akhir) Jurusan teknik
elektro, Institut Teknologi Bandung,
2000.
[6] PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk.,
Pedoman Penerapan Jaringan Lokal
Akses Radio, 1998.
[7] Hyundai., Providing Total Solution,
1999.

INKOM I-38

You might also like