You are on page 1of 6

Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Sipil) Vol.

3 Oktober 2009
Universitas Gunadarma - Depok, 20-21 Oktober 2009 ISSN: 18858-2559

STUDI MODEL PENGELOLAAN LIMBAH KONSTRUKSI DALAM


PELAKSANAAN PEMBANGUNAN PROYEK KONSTRUKSI
1
Heri Suprapto
2
Sri Wulandari

Teknik Sipil Universitas Gunadarma (1hsuprapto@staff.gunadarma.ac.id)


(2sri_wulandari@staff.gunadarma.ac.id)

ABSTRAK

Pembagunan proyek konstruksi akan selalu menghasilkan limbah dalam jumlah yang
cukup besar, sehingga kalau tidak dilakukan manajemen terhadap limbah konstruksi
tersebut dapat menjadi permasalahan yang serius bagi lingkungan, sebaliknya apabila
dilakukan manajemen dengan baik dapat mengasilkan keuntungan. Model menajemen
limbah pada dasarnya dilakukan melalui tahapan avoid, reduce, recycle dan disposal.
Metode yang dipergunakan adalah dengan menggunakan kuesioner melalui metode
Delphi. Dari penelitian yang dilakukan di wilayah Bogor dan Depok, didapatkan bahwa
Pengelolaan limbah yang terjadi masih sebatas usaha untuk memperlancar pekerjaaan
sehingga limbah tersebut tidak menggangu pelaksanaan pekerjaan, dan belum sampai
pada usaha untuk mendapakan keuntungan dari pengelolaan limbah tersebut.
Perencanaan pengelolaan limbah hanya dijadikan sebagai bahan untuk memperlancar
pencarian pekerjaan, tetapi belum diaplikasikan dalam pelaksanaan pekerjaan.
Kata Kunci : Limbah Konstruksi, Model, Proyek Konstruksi, Pengelolaan Limbah

ABSTRACT

The build of project construction will always deliver waste in enough multitudes, so that it
will take a serious problem if it is not execute with contruction waste management in
project site, but if it execute with good contruction waste management will take a profit
for the environment. Basicly, waste management model are can be done by avoid phase,
reduce, recycle, and disposal. The methods is using quizioner by Delphi Method. From
the research that has done in Bogor and Depok, it has found that waste management that
happen there are still to effort the work running well, so that the waste do not disturb the
implementation of work, not including to get a profit from that waste management. The
planning of waste management only referable to facilitating for work, and unapply in
work implementation.
Key Words : construction waste, model, construction project, waste management.

PENDAHULUAN maupun limbah yang dihasilkan.


Proyek konstruksi adalah (Colvin, 2004 ). Dampak dari adanya
proyek yang berkaitan dengan upaya pembangunan proyek konstruksi tersebut
pembangunan suatu bangunan adalah menghasilkan limbah padat yang
infrastruktur, yang umumnya mencakup kalau tidak dilakukan penanganan
pekerjaan pokok yang termasuk dalam dengan serius akan membahayakan
bidang Teknik Sipil dan Arsitektur lingkungan. Limbah tersebut dapat
(Dipohusodo, 1996). Industri konstruksi menutupi sungai-sungai yang ada
mempunyai pengaruh yang besar sehingga dapat menyebabkan banjir (
terhadap lingkungan baik menyangkut Chandrakanthi, 2002 ), Dari penelitian
sumber daya alam yang dipergunakan jumah limbah padat yang dihasilkan

D12 Studi Model Pengelolaan Limbah Konstruksi


(Heri Suprapto)
Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Sipil) Vol .3 Oktober 2009
Universitas Gunadarma - Depok, 20-21 Oktober 2009 ISSN: 18858-2559

dalam pembangunan proyek konstruksi konstruksi, baik itu proyek


mencapai 20-30 % di Brasil, dan 1-10 % pembangunan maupun proyek
di Belanda (Ekayanake, 2000 ). Dengan pembongkaran (contruction and
adanya kesadaran mengenai dapak yang domolition). Limbah yang berasal dari
dihasilkan terhadap lingkungan tersebut, perobohan atau penghancuran bangunan
maka perlu dilakukan manajemen digolongkan dalam domolition waste,
limbah yang merupakan fungsi dari sedangkan limbah yang berasal dari
manajemen proyek konstruksi tersebut ( pembangunan perubahan bentuk
Shen, 2004 ). Penerapan manajemen (remodeling), perbaikan baik itu rumah
limbah yang baik dan pengurangan atau bangunan komersial, digolongkan
jumlah limbah yang dihasilkan pada kedalam construction waste. Komposisi
dasarnya adalah penggunaan sumber dari limbah konstruksi berupa batu,
daya alam secara bijaksana dan dalam beton, batu bata, plester, barang yang tak
pelaksanaan konstruksi akan berharga, bahan atap, bahan plumbing,
menghasilkan keuntungan karena bahan instalasi listrik
mengurangi biaya yang harus
dikeluarkan ( Graham, et al, 1996). Sumber dan Komposisi Limbah
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk pembangunan proyek konstruksi
mengetahui bagaimana model Limbah dalam pelaksanaan
kecenderungan penanganan terhadap proyek konstruksi pada dasarnya tidak
limbah konstruksi yang dihasilkan dari diinginkan untuk terjadi. Menurut
pelaksanaan proyek konstruksi di Bossink dan Brouwers, (Bossink dan
indonesia. Kontribusi yang diharapkan Brouwers, 1996 ), Limbah konstruksi
dari penelitian ini adalah untuk tersebut timbul karena ada bebarapa
memerikan gambaran cara pengelolaan penyebab yaitu :
limbah konstruksi sehingga dapat 1. Adanya perbedaan antara ukuran
memberikan keuntungan dalam bahan yang dibeli dengan ukuran
manajemen konstruksi. Lakasi penelitian bahan yang dibutuhkan
adalah di Bogor dan Depok. 2. Ketidakcakapan kontraktor
3. Pengetahuan yang kurang dalam
TINJAUAN PUSTAKA pelaksanaan pekerjaan sehingga
Limbah Konstruksi mempengaruhi metode kerja yang
Limbah konstruksi dipergunakan.
didefinisikan sebagai material yang Sekitar 1- 10 % dari material yang
sudah tidak digunakan yang dihasilkan dipergunakan dalam pekerjaan
dari proses konstruksi, perbaikan atau konstruksi akan menjadi limbah
perubahan Atau barang apapun yang konstruksi dan umumnya 50-80 %
diproduksi dari proses ataupun suatu adalah limbah yang dapat dipergunakan
ketidaksengajaan yang tidak dapat lagi.
langsung dipergunakan pada tempat Menurut Hettiaratchi,
tersebut tanpa adanya suatu perlakuan (Hettiaratchi et al, 1997 ) komposisi
lagi. Material limbah konstruksi limbah yang terjadi dalam proses
dihasilkan dalam setiap proyek pembangunan adalah sebagai berikut:

Studi Model Pengelolaan Limbah Konstruksi D13


(Heri Suprapto)
Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Sipil) Vol. 3 Oktober 2009
Universitas Gunadarma - Depok, 20-21 Oktober 2009 ISSN: 18858-2559

Tabel 1.
Jenis-Jenis Sumber Limbah Konstruksi
Katagori limbah Komposisi ( % )
Spencer Bossink & Brouwers 1996 AEP CH2M
1991 1995 HILL
1992
Aspal 46 - - -
Beton 14 13 - 70
Logam 5 - 7 6
Kayu 26 - 35 13
Clay stone - 29 - -
Tiang pancang beton dan kayu - 17 - -
Clay bricks - 14 - 6
Clay roof - 10 - -
Mortar semen - 8 - -
Kertas - 7 8
Aggregat keramik - - 24 -
Gipsum - - 17 2
Kaca - - 3 -
Plastik - - 2 -
Lain-lain 9 2 4 3
Total 100 100 100 100

disebabkan akibat kesalahan kerja,


sebagai konsekuensinya adalah
Pembagian Limbah Konstruksi
terjadinya pemborosan material dalam
Secara umum limbah konstruksi penggantian atau penambahan kapasitas
dapat dikatagorikan dalam 4 jenis material untuk mengganti pekerjaan
1. Limbah alami (natural waste), adalah yang tidak sesuai dengan spesifikasi
limbah yang dalam kerja.
pembentukkannya tidak dapat di
hindarkan, misalnya pemotongan Hierarki Pengelolaan Limbah
kayu untuk penyambungan atau cat Konstruksi
yang menempel pada kalengnya saat Hierarki pengolahan limbah
pengecatan. berdasrkan Chun-li Peng, Domenic E.
2. Limbah Langsung, adalah limbah Scorpio dan Charles Kibert dalam
yang terjadi pada setiap tahap Strategies for Succesful Construction
pembangunan. Biasanya limbah ini and Demolition Waste Recycling
terbentuk pada saat penyimpanan, Opertions (1995) adalah :
pada saat material dipindahkan 1. Reduction, merupakan cara terbaik
ketempat kerja, atau pada saat proses dan efisien dalam meminimasi
pengerjaan tahapan pengembangan limbah yang dihasilkan. Secara
itu sendiri. tidak langsung, zat-zat berbahaya
3. Limbah tidak langsung, terjadi akibat dan beracun dan berbahaya akan
pembelian material tidak sesuai berkurang sehingga biaya-biaya
dengan harga pasar. Misalnya pengelolaan limbah beracun dan
pembelian material yang lebih mahal berbahaya akan berkurang.
dibanding harga pasar. 2. Reuse, adalah pemindahan
4. Limbah konsekuensi (consequential keguanaan suatu barang ke
waste), adalah limbah yang kegunaan lain. Merupakan cara
yang baik setelah reduction, karena

D14 Studi Model Pengelolaan Limbah Konstruksi


(Heri Suprapto)
Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Sipil) Vol .3 Oktober 2009
Universitas Gunadarma - Depok, 20-21 Oktober 2009 ISSN: 18858-2559

minimasi dari proses dilakukan dengan rangkaian kuesioner.


pelaksanaannya dan energi yang Kuesioner pertama menanyakan respon
digunakan dalam pelaksanaannya. individu terhadap suatu permasalahan,
3. Recycling, adalah pemrosesan kemudia disusul kuesioner kedua yang
ulang material lama menjadi dilampirkan hasil pembahasan dari
material baru. Merupakan cara kuesioner pertama dan seterusnya
yang tidak menghasilkan barang sampai didapatkan kestablan pendapat
baru tetapi juga menguntungkan dari responden tersebut. Metode Delphi
dari segi ekonomi, karena batrang dapat dipergunakan untuk menentukan
tersebut dapat dijual kembali. tujuan dan prioritas, dan
4. Landfilling, adalah pilihan terakhir mengidentifikasi pemecahan masalah.
yang dapat dilakukan dalam Metode delphi juga dapat dipergunakan
pengelolaan limbah yakni untuk penempatan posisi dan
pembuangan ketempat menggambarkan perbedaan antar
penampungan akhir. Landfilling kelompok yang berbeda.
dilakukan hanya bila alternative- Dalam menentukan pembobotan ini
alternatif yang lain sudah tidak digunakan skala Linkert. Yaitu
dapat dilakukan. responden diminta untuk menentukan
jawaban dari soal dengan pilihan skor 1
untuk tidak pernah/tidak terjadi sampai
dengan skor 5 untuk selalu/sangat sering
terjadi sedangkan untuk mengetahui
Av tingkat pengaruh dari masing-masing
variabel dilakukan berdasarkan besanya
Reus nilai indek pengaruh ( IP ) dari masing-
masing variabel. Persamaan yang
Recy dipergunakan untuk menentukan
besarnya indek pengaruh mengacu pada
Dispos persamaan yang dipergunakan oleh
Abdulaziz A. Bubshait at all ( Bubshait
Gambar 1 at all, 1996 ).
Hierarki manajemen limbah

5(N5)+4(N4)+3(N3)+2(N2)+1(N1)
Metode Penelitian IP =
5 ( N5+N4+N3+N2+N1)
Metode yang dipergunakan IP : Indek pengaruh
dalam pengumpulan data adalah metode N1 : Tidak pernah
Delphi. Metode ini dikembangkan oleh N2 : Jarang
Dalkey and his associates pada Rand N3 : Kadang-kadang
corporation. Metode Delphi adalah N4 : Sering
metode pengumpulan dan penyusunan N5 : Selalu
pendapat yang dilakukan secara
sistematik terhadap suatu Hasil dan Pembahasan
permasalahankhusus melalui suatu Dari 70 sampel data yang
rangkaian kuesioner yang disusun secara berhasil di dapatkan untuk kawasan
cermat dengan diselingi informasi yang Jadebotabek, komposisi yanag ada
dihasilkan/dirangkum dari respon adalah 34 data untuk proyek Bangunan
sebelumnya ( Delbecq, et al, 1975 ). pemukiman, perumahan dan gedung dan
Metode Delphi pada umumnya 36 data untuk Bangunan industri dan

Studi Model Pengelolaan Limbah Konstruksi D15


(Heri Suprapto)
Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Sipil) Vol. 3 Oktober 2009
Universitas Gunadarma - Depok, 20-21 Oktober 2009 ISSN: 18858-2559

berat, maka didapatkan hasil sebagai membersihkan tempat kerja


erikut: merupakan kegiatan yang paling
Pada pembahasan mengenai sering dilaksanakan, sedang kegiatan
komposisi limbah yang terjadi, bahwa menyimpan limbah yang dapat
pada proyek-proyek Bangunan dipergunakan lagi masing sebatas
pemukiman, perumahan dan gedung dan kadang-kadang. Hal ini terjadi
proyek bangunan industri berat, rata-rata karena terbatasnya tempat proyek
limbah yang terjadi pada kisaran dan pendeknya waktu pelaksanaan,
prosentase antara 0 –10 % terhadap total sehingga waktu dan tempat untuk
dari jumlah limbah yang dihasilkan. mengelola lebih lanjut limbah
Pada proyek Bangunan pemukiman, tersebut belum menjadi prioritas.
perumahan dan gedung, jenis limbah 2. Untuk pembuangan limbah, paling
konstruksi yang paling dominan adalah sering dilakukan dengan menyewa
limbah kayu dan puing bongkaran, truk untuk secepatnya membuang
dimana prosentasenya mencapai 20-30% limbah tersebut atau memberikan ke
dari total limbah yang ada. Pada proyek yang membutuhkan. Hal tersebut
bangunan industri dan berat, limbah tentunya kurang akan mendapatkan
konstruksi yang paling dominan keuntungan bahkan harus
disamping limbah kayu dan bongkaran mengeluarkan biaya untuk
puing adalah limbah dari sisa galian pembuangganya.
tanah. Hal ini terjadi karena pada proyek 3. Pada aspek manajemen pengelolaan
bangunan industri dan berat terjadi limbah usaha untuk mengelola
galian dengan jumlah yang besar, dan limbah yang terjadi belum dilakukan
kalau tidak dipergunakan akan menjadi secara rutin, rencana sudah dibuat
limbah. karena hal tersebut merupakan
Pada kegiatan pengelolaan limbah yang bagian dari kesepakatan kerja
dilakukan, maka: dengan owner, tetapi dalam tahap
1. untuk kegiatan yang langsung pelaksanaannya belum dilakukan
berhubungan dengan limbah, bahkan terhadap subkontraktor.
kegiatan mengumpulkan limbah,
Tabel 2.
Jenis-jenis kegiatan pengelolaan limbah konstruksi

Kegiatan Nama Variabel Rangking


Industri Perumahan,
dan berat Pemukiman
dan gedung
Kegiatan Mengumpulkan limbah 3 1
berhubungan Membersihkan tempat kerja 1 2
langsung Menyimpan limbah yang dapat digunakan lagi 2 3
dengan limbah Membakar limbah 6 4
Membersihkan limbah untuk digunakan lagi 5 5
Memilah-milah limbah 4 6
Pembuangan Diangkut dengan truk 1 1
limbah Memberikan limbah ke perkerja 2 2
Memberikan limbah ke orang lain 3 3
Menjual limbah 4 4

D16 Studi Model Pengelolaan Limbah Konstruksi


(Heri Suprapto)
Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Sipil) Vol .3 Oktober 2009
Universitas Gunadarma - Depok, 20-21 Oktober 2009 ISSN: 18858-2559

Aspek Menugaskan mandor untuk pengelolaan limbah 3 1


manajemen Membuat rencana pengelolaan limbah 1 2
pengelolaan Mengalokasikan dana untuk pengelolaan limbah 4 3
limbah Melakukan pendataan limbah yang ada 2 4
Merencanakan pengelolaan limbah secara rutin 5 5

Kesimpulan [3] Delbecq.A. L, Van den ven. A.H.,


Dari hasil penelitian terhadap and Gustafson. D.H, 1975. Group
pelaksanaan proyek-proyek konstruksi techniques for program planing: a
yang dilakukan oleh kontraktor di Bogor guide to nominal group and delphi
dan Depok, maka: processes,.scott, foresman and
1. Pengelolaan limbah yang terjadi company, Illionois.
masih sebatas usaha untuk [4] Ekanayake. L.L, and Ofori, G.
memperlancar pekerjaaan sehingga 2000.Construction Material Waste
limbah tersebut tidak menggangu Source Evaluation, Proceedings:
pelaksanaan pekerjaan, dan belum Strategies for a Sustainable Built
sampai pada usaha untuk Environment, 23-25 August,
mendapakan keuntungan dari Pretoria,.
pengelolaan limbah tersebut. [5] Keys. A, Baldwin A, and Austin S.
2. Perncanaan pengelolaan limbah 2004. Designing to encourage waste
hanya dijadikan sebagai bahan untuk minimisation in the contruction
memperlancar pencarian pekerjaan, industry, departement of civil and
tetapi belum diaplikasikan dalam building engineering, loughborough.
pelaksanaan pekerjaan. [6] Shen. L.Y, 2004.”Mapping approach
for examining waste management on
DAFTAR PUSTAKA construction site”, journal of
[1] Alwi. S, Hampson. K, and construction engineering and
Mohamed. S,2003. waste in management, vol. 130.
Indonesian construction [7] Tam. VWw, Shen. L.Y, and Tam.
projects,school of civil engineering, C.M. 2004. the practices of
tarumanegara. implementing govermental control in
[2] Chandrakanthi.M, Hettiaratchi.P, and managing construction wastes in
Prado. B, 2004. optimation of the hongkong, departement of building
waste management for construction and construction city university of
project using simulation. Hongkong.
Engineering for the environment
program, Calgary.

Studi Model Pengelolaan Limbah Konstruksi D17


(Heri Suprapto)

You might also like