You are on page 1of 15

KONVERSI ENERGI ANGIN MENJADI ENERGI LISTRIK

Rikky Cahya Putera


Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Lambung Mangkurat
Jl. Jend. Ahmad Yani KM.36, Banjarbaru, 70714
E-mail : rikkycputera@gmail.com

ABSTRAK

Energi angin merupakan salah satu energi alternatif selain dari minyak bumi dan batu bara,
sedangkan energi listrik merupakan salah satu komponen yang penting dalam kehidupan
manusia. Semakin majunya peradaban manusia ketergantungan terhadap energi listrik pun
semakin meningkat. Oleh karena itu, energi listrik yang dihasilkan pun harus lebih meningkat
untuk mengimbangi teknologi yang semakin maju terutama listrik dari hasil energi terbarukan.
Listrik dari energi terbarukan dapat dihasilkan dari berbagai sumber, salah satunya yaitu energi
listrik yang dihasilkan dari tenaga angin. Perkembangan energi angin di Indonesia untuk saat ini
masih tergolong rendah. Salah satu penyebabnya adalah karena kecepatan angin rata-rata di
wilayah Indonesia tergolong kecepatan angin rendah yaitu berkisar antara 3 m/s hingga 5 m/s.
Meskipun demikian potensi angin di Indonesia tersedia hampir sepanjang tahun, sehingga
memungkinkan untuk dikembangkannya teknologi Turbin Angin.

Kata kunci: konversi energi angin, energi listrik, teknologi turbin angin

ABSTRACT

Wind energy is an alternative energy other than petroleum and coal, while electrical energy is
one of the most important components in human life. The more advanced human civilization
dependence on electric energy is increasing. Therefore, the electrical energy generated must also
be increased to compensate for the increasingly advanced technology, especially electricity from
renewable energy. Electricity from renewable energy can be generated from various sources, one
of them is electrical energy generated from wind power. The development of wind energy in
Indonesia to date is still relatively low. One reason is that the average wind speed in Indonesia is
low wind speeds ranging from 3 m / s to 5 m / s. Nevertheless, the wind potential in Indonesia is
available almost throughout the year, making it possible for the development of Wind Turbine
technology.

Keywords: wind energy conversion, electrical energy, wind turbine technology


1. PENDAHULUAN

Krisis energi pada saat ini mengajarkan kepada kita, karena bangsa Indonesia dalam usaha serius
dan sistematis untuk bisa menerapkan dan mengembangkan sumber energi terbarukan untuk
mengurangi ketergangungan terhadap bahan bakar fosil yang perlu segera dilakukan.
Penggunaan sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan, terpenting dapat mengatasi
dampak buruk yang dihasilkan dari penggunaan BBM. Desakan untuk meninggalkan inyak bumi
sebagai sumber pengadaan energi nasional saat ini terus digulirkan oleh berbagai pihak,
termasuk dari pemerintah itu sendiri. Langkah tersebut diperlukannya cara atau sistem sumber
energi terbarukan di Indonesia agar keluar dari krisis energi berkelanjutan.

Karena adanya peningkatan konsumsi listrik disetiap daerah, hal ini merupakan suatu motivasi
penting untuk bisa mengembangkan sumber energi pembangkit listrik di Indonesia.
Menyoroti masalah ketergantungan suatu negara pada hanya satu jenis energi yang diimpor yaitu
minyak. Hal ini menyebabkan terjadinya permintaan untuk pusat-pusat pembangkit tenaga listrik
yang dapat mempergunakan jenis bahan bakar lain. Pada saat ini terdapat lima jenis bahan bakar
untuk pembangkitan tenaga listrik, yaitu batubara, gas, hidro, nuklir dan minyak. Kemudian
berkembang tuntutan-tuntutan lain, yaitu keperluan peningkatan efisiensi pembangkitan dan
perlunya teknologi yang lebih bersahabat lingkungan.

Angin sebagai sumber energi yang jumlahnya melimpah merupakan sumber energi yang
terbarukan dan tidak menimbulkan polusi udara karena tidak menghasilkan gas buang yang dapat
menyebabkan efek rumah kaca. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki sekitar
17.500 pulau dengan panjang garis pantai lebih dari 81.290 km dan berada di daerah tropis yang
dilewati angin muson pada tiap musim. Indonesia memiliki potensi energi angin yang sangat
besar yaitu sekitar 9,3 GW dan total kapasitas yang baru terpasang saat ini sekitar 0,5 MW
(Daryanto, 2007).

Tenaga angin merupakan salah satu sumber energi terbarukan yang melimpah dinegeri kita dan
ramah lingkungan karena menekan emisi gas CO2, oleh karena itu kita semua dapat memperoleh
listrik murah yang tidak terbatas dari energi angin. Diharapkan dengan adanya energi terbarukan
ini bisa memberikan dan menciptakan sebuah pembangkit listrik tenaga angin dengan efesiensi
yang baik sehingga bisa dimanfaatkan untuk kehidupan masyarakat dan mewujudkan program
pemerintah untuk percepatan pemanfaatan energy terbarukan.

Salah satu pemanfaatan energi angin yaitu dengan menggunakannya turbin angin. Turbin angin
dapat mengubah energi kinetik angin menjadi energi listrik dengan bantuan generator. Turbin
angin yang banyak digunakan adalah turbin angin sumbu horisontal, dimana dalam
menggunakannya diperlukan angin yang berkecepatan tinggi dan arah aliran yang searah dengan
turbin. Namun permasalahan yang terjadi di Indonesia mempunyai kecepatan angin yang rendah
dan arah aliran yang selalu berubah-ubah. Pada turbin angin sumbu horizontal pemanfaataannya
harus diarahkan sesuai dengan arah angin yang paling tinggi kecepatannya (Karwono, 2008).
Berbeda dengan turbin angin sumbu horisontal, turbin angin sumbu vertikal dapat memanfaatkan
angin dari segala arah sehingga tidak perlu mengarahkan turbin pada arah angin yang paling
tinggi kecepatannya.

Pembangkit listrik tenaga angin mengkonversikan tenaga angin menjadi energi listrik dengan
menggunakan kincir angin atau turbin angin. Cara kerjanya cukup sederhana yaitu putaran turbin
yang disebabkan oleh angin diteruskan ke rotor generator dimana generator ini memiliki lilitan
tembaga yang berfungsi sebagai stator sehingga terjadinya GGL (gaya gerak listrik). Listrik yang
dihasilkan dapat disimpan ke batrai atau dimanfaatkan langsung ke beban seperti lampu.

Turbin angin sumbu vertikal jenis savonius mampu menerima angin dari segala arah dan
memiliki torsi awal yang besar pada kecepatan angin rendah (Kamal, 2008), sehingga bisa
digunakan di daerah yang memiliki kecepatan angin rendah dan arah aliran yang berubah-ubah.
Proses pembuatan turbin savonius juga lebih mudah jika dibandingkan dengan pembuatan turbin
angin sumbu horisontal karena turbin savonius memiliki desain yang sederhana. Turbin savonius
mampu menerima angin dari segala arah karena memiliki sisi cekung dan cembung yang saling
berlawanan yang dihadapkan pada arah datangnya angin. Turbin akan berputar searah dengan
sisi cekung sudu yang dikenai aliran angin. Sisi cembung sudut yang dihadapkan pada arah
datangnya angin menjadi penghambat karena menghasilkan torsi negatif yang berlawanan
dengan arah putaran turbin (Altan dkk. 2012).

Turbin angin sumbu vertikal yang lain yaitu jenis darrieus. Turbin darrieus juga dapat menerima
angin dari segala arah dan mampu berputar pada kecepatan rendah. Proses pembuatan turbin
darrieus tidak semudah turbin savonius karena bentuk sudu berupa airfoil, akan tetapi tetap lebih
mudah dari pada turbin horisontal karena konstruksinya yang sederhana sama dengan turbin
savonius. Kelemahan dari turbin darrieus yaitu tidak memiliki sistem self starting sehingga tidak
mudah berputar untuk kecepatan angin rendah kalau tidak ada torsi awal (M. H. Mohamed,
2012).

Energi listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik tenaga angin merupakan fungsi dari
kecepatan angin dan luas bidang sapuan udara pada sudusudu angin (turbine blade). Untuk
pembangkit listrik tenaga angin berskala kecil (small wind Power) dengan daya 20 – 500 watt,
umumnya membutuhkan kecepatan angin minimal 4,0 – 4,5 m/s (clark, 2003).

Secara umum sebagian besar turbin angin akan mulai menghasilkan daya listrik pada kecepatan
angin 4 m/s dan selanjutnya berhenti tidak akan menghasilkan energi pada kecepatan angin 25
m/s (Sarkar dan Bahera, 2012).

Turbin angin sumbu tegak merupakan sebagian alternatif pembangkit tenaga listrik yang dapat
diaplikasikan baik di daerah pesisir maupun perkotaan, karena turbin angin jenis ini selalu bisa
berputar walaupun didaerah yang memiliki tiupan angin berkecepatan rendah dan berubah-ubah.
(Dita Rama Insiyanda, dkk, 2015)

Tujuan dari penelitian ini adalah membuat media pembelajaran pembangkit listrik tenaga angin
dalam bentuk turbin angin sehingga dapat dimanfaatkan dalam pemahaman konsep turbin angin
pembangit listrik, prinsip kerja generator, pengaruh jumlah sudu terhadap listrik yang dihasilkan
dan pengaruh jumlah kumparan generator terhadap listrik yang dihasilkan untuk pembelajaran.
Alat ini juga dapat dipakai sebagai media peraga dan praktikum untuk mata kuliah konversi
energi.

Prinsip dasar cara kerja dari turbin angin adalah mengubah energi gerak angin menjadi energi
putar pada kincir, lalu putaran kincir digunakan untuk memutar generator, yang akhirnya akan
menghasilkan listrik

Gambar 1. Prinsip kerja turbin angin

Komponen yang menghasilkan listrik pada rangkaian turbin angin pembangkit listrik adalah
generator. Prinsip kerja generator yaitu memakai kaidah Hukum Faraday, yaitu apabila sebuah
penghantar digerakkan di dalam sebuah medan magnet, maka kedua ujung penghantar tersebut
akan timbul ggl induksi. Bila kedua ujungnya dihubungkan dengan beban, misalnya sebuah
lampu, maka akan mengalir arus listrik dan timbul daya listrik. Dasar pembangkitan ggl ini
seperti dilihat dalam gambar berikut :
Gambar 1.2 Dasar pembangkit GGL

Prinsip utamanya energi yang dihasilkan angin adalah mengubah energi listrik yang dimiliki
angin menjadi energi kinetik poros. Besarnya energi yang dapat ditransferkan ke rotor tergantung
pada massa jenis udara, luas area dan kecepatan angin. Energi kinetik untuk suatu massa angin m
yang bergerak dengan kecepatan v yang nantinya akan diubah menjadi energi poros dapat
dirumuskan sebagai berikut:

Dimana : m : massa udara yang bergerak

(kg) v : kecepatan angin(m/s)

Energi kinetik yang terkandung dalam angin inilah yang ditangkap oleh turbin angin untuk
memutar rotor. Dengan menganggap suatu penampang melintang A, dimana udara dengan
kecepatan v mengalami pemindahan volume untuk setiap satuan waktu, yang disebut dengan
aliran volume V sebagai persamaan :

V = vA

Dimana: V : laju volume (m3/s)

v : kecepatan angin (m/s)

A : luas area sapuan rotor (m 2 )


Rotor satu sumbu dengan poros dimana daya poros dihitung dengan persamaan :

P=T.𝜔

dimana : T = torsi poros (Nm)

𝜔= kecepatan sudut (rad/s)

Brake Horse Power (BHP)

Brake Horse Power adalah daya dari turbin yang diukur setelah mengalami pembebanan yang
disebabkan oleh generator, gearbox, pompa ataupun perangkat tambahan lainnya. Brake yang
dimaksud adalah suatu peralatan yang digunakan untuk memberikan beban pada turbin sehingga
putarannya dapat terjaga secara konstan. Dalam percobaan nantinya BHP diukur dengan
menggunakan generator listrik. Dengan mengukur besarnya tegangan yang dihasilkan, dapat
diketahui besarnya daya generator. Seperti pada rumus :

P generator = V . I

Dimana :
P generator = Daya generator listrik ( Watt )
V = Tegangan generator listrik ( Volt )
I = Arus listrik ( Ampere )

Besarnya BHP dapat dihitung setelah didapatkan harga P generator dengan rumus sebagai
berikut :

dimana :

BHP = Brake Horse Power (Watt)

P generator = Daya generator listrik (Watt)

Ŋ = Efisiensi generator (%)


Torsi ( T )

Torsi biasanya disebut juga momen atau gaya yang menyatakan benda berputar pada suatu
sumbu. Torsi juga bisa didefinisikan ukuran keefektifan gaya tersebut dalam menghasilkan
putaran atau rotasi mengelilingi sumbu tersebut. Besar torsi dapat dihitung dengan menggunakan
rumus:

Dimana :

T = Torsi (Nm)

P generator = Daya generator (Watt)

= Putaran generator (rpm)

Untuk sebuah generator jumlah lilitan sangat berpengaruh terhadap tegangan yang dihasilkan.
Sesuai dengan Hukum Faraday sebagai berikut Tegangan induksi dalam satu rangkaian adalah
berbanding lurus pada laju perubahan fluks magnetik yang melalui rangkaian. Jika rangkaian
adalah kumparan terdiri dari N lilitan dan jika ᵩm adalah fluks magnetik melalui satu lilitan,
tegangan diinduksi dalam setiap lilitan. Lilitan adalah seri, sehingga tegangannya (ε) merupakan
penjumlahan, dengan begitu tegangan induksi total dalam kumparan diberikan oleh :
1. METEDOLOGI

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian eksperimental (experimental


research) yaitu dengan melakukan pengamatan untuk mencari data sebab akibat dalam suatu
proses melalui eksperimen sehingga dapat mengetahui pengaruh jumlah sudu terhadap unjuk
kerja turbin angin savonius, variasi kecepatan angin dan pengaruh jumlah lilitan terhadap arus
yang dihasilkan

Bahan dan Peralatan

Table 2.1 Daftar Bahan yang digunakan untuk Pembuatan Miniatur Turbin Angin

No Bahan Keterangan

1 Triplek Untuk landasan

2 Besi siku Untuk kerangka

3 Generator Untuk pengubah besaran

4 Kabel Untuk penyalur arus

5 Map plastic Untuk rancangan sudu-sudu

6 Besi Untuk poros sudu-sudu

7 Mur dan baut Untuk pengikat

8 Elektroda las Untuk bahan pengelasan

9 Lem lilin Untuk perekat pada sudu-sudu


Diagram Aliran Pelaksanaan Penelitian

Gambar 2.2 Diagram Alir pelaksanaan penelitian


Desain Alat

Gambar 2.3 Desain miniatur turbin angin pembangkit listrik

Keterangan :

Lilitan tembaga (generator) (Dapat digantiganti).

1. Magnet Neodimium
2. Poros (rotor)
3. Sudu turbin (Dapat diganti-ganti)
4. Dudukan
5. Bearing

Prinsip Kerja Alat

Prinsip kerja miniatur turbin angin ini adalah putaran blade oleh angin diteruskan ke rotor
generator sehingga menghasilkan listrik. Komponen 1, 2 dan 3 adalah komponen generator
dimana ketiga komponen ini dibuat terbuka agar mahasiswa dapat melihat langsung komponen
utama dari generator. Untuk lilitan dapat diganti-ganti jumlahnya agar mahasiswa dapat
mengetahui pengaruh perubahan lilitan terhadap listrik yang dihasilkan. Beban yang diberikan
berupa lampu LED. Komponen Sudu juga dibuat bisa dibongkar pasang untuk memvariasikan
dalam pengambilan data uji pengaruh jumlah sudu terhadap arus yang dihasilkan. Kemudian
untuk mengganti-ganti kecepatan angin digunakan kipas angin yang mempunyai 3 kecepatan 1,2
dan 3.
Bentuk Sudu

Gambar 2.4 Sudu jenis Savonius 2 Sudu/blade

Gambar 2.5 Sudu jenis Savonius 4 Sudu/blade

Bentuk sudu yang dipilih adalah jenis savonius, pada penelitian ini divariasikan jumlah sudu
yaitu 2 sudu dan 4 sudu untuk melihat pengaruh arus yang dihasilkan dengan memvariasikan
jumlah sudu turbin yang digunakan.

Karena miniatur turbin angin ini dirancang untuk tujuan peraga dan praktikum pembelajaran
maka ada 3 variable bebas yang dibuat untuk mengetahui pengaruh masingmasing variable
terhadap unjuk kerja turbin angin. Variable tersebut yaitu :

a. Jumlah sudu Untuk variable jumlah sudu yang digunakan adalah 2 sudu dan 4 sudu

b. Jumlah lilitan Jumlah lilitan yang disediakan yaitu 250 (Ø= 2 cm) lilitan dan 400 (Ø=3,5
cm) lilitan.

c. Kecepatan angin. Untuk variable kecepatan angin digunakan kecepatan kipas sebagai
pemutar yaitu kecepatan 1, 2 dan 3.
2. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil pengujian prototype untuk mengetahui hubungan kecepatan angin dengan tegangan
yang dihasilkan digunakan fan untuk variasi kecepatan maka didapat data sesuai dengan
grafik berikut :

Gambar 3.1 Grafik Hubungan kecepatan angin dan Tegangan

Dari grafik dapat diketahui adanya kecepatan angin yang berpengaruh terhadap tegangan yang dihasilkan.
Dari kecepatan kipas no. 1 sampai no. 3 yang diberikan kepada alat data memperlihatkan bahwa makin
tingggi kecepatan yang diberikan makin meningkat nilai tegangan yang dihasilkan. Semakin
meningkatnya kecepatan angin akan menyebabkan semakin besar momentum angin yang menumbuk
penampang sudu turbin tiap detiknya, maka perbedaan tekanan antara bagian depan sudu dan bagian
belakang sudu akan semakin meningkat, sehingga gaya drag yang dihasilkan juga semakin meningkat,
akibat dari peningkatan gaya drag ini akan menyebabkan peningkatan putaran pada poros turbin.
Peningkatan putaran pada poros turbin menyebabkan peningkatan pada voltase dan arus yang dihasilkan
generator listrik. Semakin tinggi voltase dan arus generator listrik yang dihasilkan, daya generator listrik
semakin meningkat.
2. Hubungan jumlah kumparan generator dan Tegangan yang dihasilkan

Gambar 3.2 Grafik Hubungan Jumlah Kumparan dan Tegangan

Dari grafik terlihat untuk kumparan 400 lilitan memiliki tegangan lebih besar dibandingkan dengan 250
lilitan kumparan. Ini telah memenuhi hukum faraday yaitu ;

3. Hubungan jumlah sudu dengan tegangan yang dihasilkan. Pengujian dilakukan dengan bantuan
kipas/fan dengan bantuan pengarah sebagai berikut :

Gambar 3.3 Pengujian pengaruh jumlah sudu terhadap tegangan yang dihasilkan sebagai
berikut

Bertambahnya jumlah sudu yang akan mengakibatkan bertambahnya pula berat dari turbin sehingga
membutuhkan gaya dorong yang besar untuk memutar sudu turbin. Hal itu dapat disebabkan karena
semakin tinggi gaya dorong yang dihasilkan, juga akan meningkatkan putaran dari turbin. Semakin tinggi
putaran maka daya motor yang dihasilkan akan semakin meningkat. Hal ini sesuai dengan persamaan
berikut yaitu :

4. KESIMPULAN

Dari hasil desain, pembuatan dan pengujian miniature turbin angin pembangkit listrik sebagai media
pembelajaran dapat disimpulkan, bahwa telah dihasilkannya media pembelajaran yang dapat membantu
dalam memahami konsep pembangkit listrik tenaga angin dan juga prinsip kerja generator. Alat ini dapat
digunakan dalam praktek mahasiswa untuk melihat pengaruh beberapa variable berikut :

a. Kecepatan angin mempengaruhi energi yang dihasilkan oleh turbin semakin besar kecepatan yang
diberikan maka semakin besar juga voltage yang dihasilkan.
b. Jumlah lilitan pada generator juga mempengaruhi voltage yang dihasilkan oleh pembangkit
listrik. Semakin besar diameter lilitan maka semakin besar voltage yang dihasilkan.
c. Jumlah sudu mempengaruhi tegangan yang dihasilkan karena daya angkat sudu berpengaruh
terhadap torsi yang dihasilkan oleh turbin anginnya.
d. Kecepatan kincir akan semakin meningkat, jika kecepatan anginnya meningkat. Besar atau
kecilnya kecepatan putar kincir yang dihasilkan dipengaruhi oleh gearrantai yang ada dibelakang
kincir, karena gear-rantai tersebut termasuk beban yang dapat memperlambat gerak kincir.
DAFTAR PUSTAKA
.

Daryanto Y. (2007). Kajian Potensi Angin Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Bayu.
Balai PPT AGG. Yogyakarta

Dita Rama Insiyanda, dkk, Prototipe Turbin Angin Sumbu Tegak Sebagai Pembangkit Tenaga
Listrik Ramah Lingkungan, Prosiding Seminar Nasional Fisika
(E-Journal) SNF2015 Volume IV, Oktober 2015 ISSN: 23390654
ISSN: 2476-9398.

Djojodiharjo H., Darwin S. (1980). Analisa Data Angin di Beberapa Tempat Indonesia. LAPAN.
Jakarta.

http://mit.ilearning.me/kincir-angin-pembangkit-listrik/

Mohamed, M.H., Janiga, G., Pap, E., Thevenin, D., 2010. Optimization of Savonius turbines
using an abstacleshielding the returning blade. Renewable Energy
35, 2618 - 2626

Peraturan Pemerintah No.61. (2011). Tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas
Rumah Kaca Indonesia

You might also like