Professional Documents
Culture Documents
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. A
Umur : 60 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Warga Negara : Indonesia
Tanggal Pemeriksaan : 9 Oktober 2017
Tempat Pemeriksaan : Poli Kesehatan Jiwa RSU Anutapura Palu
LAPORAN PSIKIATRIK
I. RIWAYAT PENYAKIT
A. Keluhan utama
Susah Tidur
1
berlebihan pada isterinya seperti sekarang serta tidak ada masalah yang
terjadi sebelumnya. Isterinya mengaku kecurigaan pasien timbul
mendadak dan tanpa sebab yang jelas. Sampai pasien melarang isterinya
terlalu sering beraktivitas di luar rumah.
Pasien punya riwayat hipertensi tidak terkontrol, riwayat penyakit
maag, pernah mengalami kecelakaan motor setelah lebaran id Fitri tahun
ini, riwayat penyakit psikiatri tidak ada, pasien juga pernah berobat ke
Puskesmas karena susah tidur yang diderita, tetapi pasien mengatakan
tidak ada perubahan meskipun telah mengkonsumsi obat.
Hendaya/Disfungsi
Hendaya Sosial (+)
Hendaya Pekerjaan (+)
Hendaya Penggunaan Waktu Senggang (+)
2
Pasien lahir dalam keadaan normal dan cukup bulan, lahir tanpa
penyulit apapun dalam persalinan, tidak ada gangguan-gangguan
ataupun penyakit yang diderita ibunya saat mengandung hingga
melahirkan. Pasien lahir tanpa penyakit apapun dalam persalinan.
F. Situasi Sekarang
Pasien tinggal bersama isteri dan anak- anaknya
3
Pasien ingin sembuh dan kembali beraktifitas seperti sebelumnya.
B. Keadaan Afektif
1. Mood : Eutimia
2. Afek : Luas
3. Keserasian : Serasi
4. Empati : Tidak dapat dirabarasakan
D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi : ada
2. Ilusi : tidak ada
3. Depersonalisasi : tidak ada
4. Derealisasi : tidak ada
E. Proses Berpikir
1. Arus pikiran :
a. Produktivitas : Cukup
4
b. Kontinuitas pikiran : Relevan
c. Hendaya berbahasa : Tidak ada
2. Isi Pikiran
a. Preokupasi : curiga isterinya selingkuh
b. Gangguan isi pikiran : Waham curiga berupa pasien merasa
isterinya selingkuh
F. Pengendalian impuls
Baik
G. Daya nilai
1. Norma sosial : terganggu
2. Uji daya nilai : terganggu
3. Penilaian Realitas : Terganggu
H. Tilikan (insight)
Derajat 2: Ambivalensi terhadap penyakitnya
Status neurologis:
GCS: E4M6V5
Pemeriksaan N. Cranialis & Perifer: Tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan Tekanan Intrakranial: Tidak dilakukan pemeriksaan
5
Seorang laki-laki umur 60 tahun dibawa ke poli kesehatan jiwa RSU
Anutapura Palu oleh keluarganya dengan keluhan susah tidur, keluhan ini
sudah dirasakan sejak kurang lebih 4 bulan yang lalu, pasien mengaku sulit
untuk memulai tidur, pasien merasa gelisah, jantung berdebar- debar, napsu
makan menurun sampai terjadi penurunan berat badan. Pada saat pasien
merasa sulit untuk tidur, pasien akan berjalan- jalan keluar rumah.
Pasien merasa emosinya mudah terpancing, sampai mengamuk dan
membanting- banting barang
Pasien selalu beranggapan bahwa isterinya mempunyai selingkuhan.
Pasien juga mengatakan sudah ada keinginan untuk melukai orang yang
dianggap selingkuhan isterinya tapi masih bisa dikontrol.
Pekerjaannya terbengkalai
Pasien sering membayangkan lelaki yang dianggap selingkuhan isterinya
sehingga pasein kerap kali merasa gelisah.
Pasien punya riwayat hipertensi tidak terkontrol, riwayat penyakit maag,
riwayat penyakit psikiatri tidak ada
Pasien juga pernah berobat ke Puskesmas karena susah tidur yang diderita,
tetapi pasien mengatakan tidak ada perubahan meskipun telah mengkonsumsi
obat.
Kata kunci
• laki-laki 60 tahun
• susah tidur
• gelisah
• Jantung berdebar-debar
• sulit memulai tidur
• nafsu makan menurun
• penurunan berat badan
• emosi labil
• mengamuk
• perasaan curiga berlebihan terhadap istrinya
Pertanyaan
1. Bagaimana konsep gangguan jiwa?
2. Bagaimana mekanisme terjadinya waham?
3. bagaimana psikopatologi dari kasus diatas?
4. Bagaimana psikodinamik pada kasus diatas ?
6
5. Apa saja DD pada kasus ini?
6. Bagaimana diagnosis multi aksial dari kasus ini?
7. Bagaimana penatalaksanaan dari kasus ini?
8. Rencana terapi pada kasus ini?
9. Efek samping dari obat anti psikotik?
10. Bagaimana prognosis dari kasus ini?
7
Neurotransmiter merupakan cara komunikasi antar neuron. Zat-za tkimia ini
menyebabkan perubahan permeabilitas sel neuron, sehingga neuron menjadi lebih
kurang dapat menyalurkan impuls, tergantung dari neuron dan transmitter
tersebut. Contoh-contoh neurotransmitter adalah norepinefrin, acetilkolin,
dopamin, serotonin, asam gama amino butirat (GABA), glisin, dan lain-lain.
8
sebagian disekresikan oleh sebagian besar neuron post ganglion sistem saraf
simpatis dimana ephineprin merangsang beberapa organ tetapi menghambat organ
yang lain
c. Epinefrin
merupakan salah satu hormon yang berperan pada reaksi stres jangka
pendek. Epinefrin disekresi oleh kelenjar adrenal saat ada keadaan gawat ataupun
berbahaya. Di dalam aliran darah epinefrin dengan cepat menjaga kebutuhan
tubuh saat terjadu ketegangan, atau kondisi gawat dengan memberi suplai oksigen
dan glukosa lebih pada otak dan otot. Selain itu epinefrin juga meningkatkan
denyut jantung, stroke volume, dilatasi dan kontraksi arteriol pada gastrointestinal
dan otot skeleton. Epinefrin akan meningkatkan gula darah dengan jalan
meningkatkan katabolisme dari glikogen menjadi glukosa di hati dan saat
bersamaan menurunkan pembentukan lipid dari sel-sel lemak.
Epinefrin memiliki banyak sekali fungsi di hampir seluruh tubuh,
diantaranya dalam mengatur konsentrasi asam lemak, konsentrasi glukosa darah,
kontrol aliran darah ginjal, mengatur laju metabolisme, kontraksi otot polos,
termogenesis kimia, vasodilatasi, vasokonstriksi, dll.
Serotonin
Serotonin (5-hydroxytryptamine, atau 5-HT) adalah suatu neurotransmitte
rmonoamino yang disintesiskan dalam neuron-neuron serotonergis dalam sistem
saraf pusat (CNS) dan sel-sel enterochromaffin dalam saluran pencernaan.
Pada system sarafpusat serotonin memiliki peranan penting sebagai
neurotransmitter yang berperan pada proses marah, agresif, temperature tubuh,
mood, tidur, human sexuality, selera makan, dan metabolisme, serta rangsang
muntah.
Serotonin memiliki aktivitas yang luas pada otak dan variasi genetic pada
reseptor serotonin dan transporter serotonin, yang juga memiliki kemampuan
untuk reuptake yang jika terganggu akan memiliki dampak pada kelainan
neurologist.
Obat-obatan yang mempengaruhi jalur dari pembentukan serotonin
biasanya digunakan sebagai terapi pada banyak gangguan psikiatri, selain itu
9
serotonin juga merupakan salah satu dari pusat penelitian pengaruh genetic pada
perubahan genetic psikiatri.
Pada beberapa studi yang telah dilakukan dapat dibuktikan bahwa pada
beberapa orang dengan gangguan cemas memiliki serotonin transporter yang tidak
normal dan efek dari perubahan ini adalah adanya peluang terjadinya depresi jauh
lebih besar dibanding orang normal.Dari peneltian terbaru juga didapatkan bahwa
serotonin bersama-sama dengan asetilkolin dan norepinefrin akan bertindak
sebagai neurotransmitter yang dilepaskan pada ujung-ujung saraf enteric.
Kebanyakan nuclei rafe akan mensekresi serotonin yang membantu dalam
pengaturan tidur normal. Serotonin juga merupakan salah satu dari beberapa
bahan aktif yang akan mengaktifkan proses peradangan, yang akan dimulai
dengan vasodilatasi pembuluhdarah local sampa ipada tahap pembengkakan sel
jaringan, selain itu serotonin juga memiliki kendali pada aliran darah, kontraksi
otot polos, rangsang nyeri, system analgesic, dan peristaltic usushalus.
- Skizofrenia Paranoid
- Gangguan Waham Menetap
- Psikotik akut Non Organik
1. Skizofrenia Paranoid
10
Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau
bersifat seksual, atau lain-lain perasaan tubuh
halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang
menonjol.
Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi
waham dikendalikan (delusion of control),
dipengaruhi (delusion of influence), atau
“Passivity” (delusion of passivity), dan
keyakinan dikejar-kejar yang beraneka ragam,
adalah yang paling khas.
o Gangguan afektif, dorongan kehendak dan
pembicaraan, serta gejala katatonik secara relatif tidak
nyata / tidak menonjol.
A : Waham yang tidak aneh (yaitu melibatkan situasi yang terjadi didalam
kehidupan nyata, seperti sedang diikuti, diracuni, ditulari virus, dicintai dari jarak
jauh atau dikhianati oleh pasangan atau kekasih atau menderita suatu penyakit)
selama sekurangnya 3 bulan.
11
C : Terlepas dari gangguan waham (-waham) atau percabangannya, fungsi adalah
tidak terganggu dengan jelas dan perilaku tidak jelas aneh atau kacau.
D : Jika episode mood telah terjadi secara bersama-sama dengan waham, lama
totalnya adalah relatif singkat dibandingkan lama periode waham.
E : Gangguan adalah bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat
(misalnya obat yang disalahgunakan, suatu medikasi) atau suatu kondisi medis
umum.
• Kepribadian seseorang tersusun dalam tiga komponen, yakni: id, ego dan
superego
12
Teori Topografik Tentang Kesadaran
• Id
• Ego
Ego mulai terbentuk saat anak mulai merasakan perbedaan yaitu pada usia 1
tahun. Merupakan komponen kepribadian yang bertanggung jawab untuk
memenuhi keinginan id secara realitas, objektif dan tepat secara sosial.
13
Jika kecemasan berkembang menjadi ketegangan yang berlebihan maka ego
akan menempuh beberapa cara yang ekstrem untuk mereduksi ketegangan yang
disebut dengan mekanisme pertahanan ego.
• Represi
• Sublimasi
• Proyeksi
• Displacement
• Rasionalisasi
• Reaction Formation
• Regresi
• Super Ego
Tahapan Perkembangan
14
Menurut Freud tahapan perkembangan terdapat beberapa fase yaitu fase oral,
fase anal, fase falik, fase laten, fase genital. Pada fase ini anak mengembangkan
Teori Naluri (instinct), libido sebagai lambang naluri seksual, objek cinta dan
hubungan cinta berjalan melalui fase ke fase berikutnya , setiap fase memiliki
objek cinta dan area erotic, terdapat fase oral, fase anal, fase falik, fase laten, fase
genital.
Pada fase ini kenikmatin erotik melalui mulut (kepuasan melalui mulut), rasa
lapar yang timbul mendorong anak mengenal dunia luar, menelan memberi
kepuasan, ibu sebagai sumber makanan dan muntah akan menimbulkan
ketegangan, Ibu sebagai objek cinta pertama. Pada fase ini bayi akan
mengembagkan rasa kepercayaan dan kenyamanan melalui stimulasi oral. Fiksasi
pada fase ini akan mengakibatkan masalah dengan minum, merokok, makan, atau
mengigit kuku dan mengakibatkan gangguan kecemasan.
Pada fase ini kenikmatan erotik melalui anus. Fokus utama libido adalah pada
pengendalian kandungkemih dan buang air besar. Kesenangan mengeluarkan
tinja, kepuasan ditunjukkan dengan melepaskan tinja atau tidak. Tinja sebagai
objek libidinal yang ambivalen (dikeluarkan dan ditahan).
Pada fase ini fokus libido adalah pada alat kelamin, mulai menemukan
perbedaan anatara laki-laki dan perempuan dan pada fase ini, anak perempuan
dekat pada Ayahnya, anak laki dekat pada Ibunya, kegiatan erotik berhubungan
dengan perasaan dengan pengeluran air seni.
Konflik utama pada tahap ini adalah pelatihan toilet training- anak harus
belajar untuk mengendalikan kebutuhan tubuhnya. Mengembangkan kontrol ini
15
akan menyebabkan rasa prestasi dan kemandirian.Tahap ini menjadi dasar
seseorang menjadi dewasa, kompeten produktif dan kreatif.
Jika terjadi kesalahan pada fase ini, maka anak berkembang menajdi pribadi
yang boros, merusak, atau pribadi yang berantakan. Jika orang tua terlalu ketat
atau toilet training nya terlalu ketat, maka anak akan berkembang menjadi pribadi
yang ketat, tertib, kaku dan obsesif.
Pada fase laten perkembangan berhenti hingga anak mencapai masa pubertas.
Tahap ini sangat penting dalam pengembangan keterampilan sosial dan
komunikasi serta kepercayaan diri. Fase ini relatif stabil, Tidak ada organisasi
baru seksualias yang berkembang
Fase akhir perkembangan psikoseksual. Pada fase genetal alat kelamin mulai
tumbuh dan berkembang dan dorongan seksual mulai muncul, mulai dengan
persiapan terakhir untuk peran seksual sesungguhnya. Jika pada tahap yang lain
telah terlewati dengan baik maka individu pada fase ini akan seimbang. Tujuan
utama pada fase ini adalah untuk menetapkan keseimabngan antara berbagai
bidang kehidupan.
16
Proses tumbuh kembang merupakan interaksi antara nature (biologi
genetik) dan nuture (fungsi sosioal/lingkungan)
Bayi yang baru lahir segera dihadapkan dlm lingkunghan asing anak
butuhkan: rasa aman untuk mendapatkan kebutuha fisiologi dan sosial . Titik kritis
: Rasa Aman dan Percaya
Memberi – Menerima
Bila Perkembangan terhambat, timbul Titik Kritis “Rasa Tidak Aman Dan
Tidak Percaya”
Kesulitan Makan
Ketakutan/ Kecemasan
17
Pelekatan
Dewasa : Ketergantungan
Terfiksasi pada masa ini akan meimbulkan : Depresi, Skizofrenia, dan Adiksi
Bebas bergerak
Menuntut/menolak
“rasa malu dan ragu-ragu” karena pertentengan antara kemauan anak dan ibu
Ngompol
GANGUAN JIWA :
18
Perkembangan Psikososial 3-6 Tahun
KEMAMPUAN
Kesulitan belajar
Masalah pergaulan
Inisiatif kurang
DEWASA :
Neurosis / hysteria
Masalah identifikasi
Masalah pasiko-seksual
19
Tidak percaya diri rasa inferior
Hal yang harus dicapai anak remaja pada akhir remaja ialah adanya
perspektif waktu pada pembentukan identitas, adanya “self consciousness”
sebagai kepastian diri, eksperimen peran, berkreasi dan berprestasi,
memperoleh identitas diri TITIK KRITIS : IDENTITY Vs ROLE
CONFUSION
Penyimpangan :
Peran kabur
20
Menjalin hubungan intimasi dalam menerima dan memberi kasih sayang/
cinta
EVALUASI MULTIAKSIAL
• AXIS I
21
Step 1 : Berdasarkan autoanamnesa didapatkan adanya gejala klinis
dimana pasien dibawa oleh keluarganya dengan keluhan susah tidur,
gelisah, suka marah-marah, Keadaan tersebut menimbulkan distress bagi
pasien dan keluarganya, serta menimbulkan disabilitas dalam hal sosial,
pekerjaan dan penggunaan waktu senggang sehingga dapat disimpulkan
bahwa pasien mengalami Gangguan Jiwa.
Step 2 : Pada pasien telah ditemukan adanya hendaya dalam menilai realita
berupa halusinasi visual tetapi perlangsungan timbulnya tidak setiap hari,
sehingga dapat disimpulkan pasien mengalami Gangguan Psikotik .
22
7. Bagaimana penatalaksanaan dari kasus ini?
Tremor
Kejang
mulut kering
megatuk
23
9. prognosis pada kasus ini ?
: dubia ad bonam
Karena pada kasus tersebut terjadi pada usia tua dan juga masih dalam perwatan
yang baik.
24
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Gangguan waham adalah suatu keyakinan tentang suatu isi pikiran
yang tidak sesuai dengan kenyataanya atau tidak cocok dengan intelegensi
dan latar belakang kebudayaan, biarpun dibuktikan kemustahilan hal tersebut.
Waham sering ditemui pada pasien gangguan jiwa berat dan beberapa bentuk
waham yang spesifik sering di temukan pada skizofrenia. Semakin akut
skizofrenia semakin sering ditemui waham yang tidak sistematis. Waham
terdiri dari berbagai jenis, antara lain:
Waham bizar : kepercayaan yang salah dan aneh, sangat tidak masuk akal.
Waham kongruen mood : waham yang isinya sesuai dengan mood (contoh:
pasien depresi yang merasa bahwa dirinya bertanggung jawab atas
kehancuran dunia)
Waham kejaran : pasien yakin bahwa ada orang atau komplotan yang
sedang menganggunya atau bahwa ia sedang ditipu, dimata – matai
atau dikejar.
25
ratu keadilan, dapat membaca pikiran orang lain, mempunyai puluhan
rumah atau mobil.
Waham dosa : keyakinan bahwa ia telah berbuat dosa atau kesalahan yang
besar, yang tidak dapat diampuni atau bahwa ia bertanggung jawab
atassuatu kejadian yang tidak baik (contoh: keluarganya kecelakaan karena
pikirannya tidak baik).
Waham nihilistik : yakin bahwa dunia ini sudah hancur atau bahwa ia
sendiri dan atau orang lain sudah mati.
26
Pseudologia fantastika : bentuk kebohongan ketika sesorang tampaknya
mempercayai bahwa khayalannya menjadi nyata dan terjadi pada dirinya;
dikaitkan dengan sindrom Munchausen, berulang kali memalsukan
penyakit.
2.2. Etiologi
a. Faktor Biologik
b. Faktor Psikodinamik
27
Banyak praktisi yang meyakini faktor psikodinamik dapat
menyebabkan gangguan waham. Seperti pada pasien yang secara sosial
terisolasi dan pada pasien dengan pencapaian yang kurang dari yang
diharapkan. Hal ini melibatkan pasien dengan perasaan hipersensitif dan
mekanisme ego yang spesifik (pembentukan reaksi, proyeksi dan
penyangkalan).
28
pada pasien dengan konflik social dengan teman maupun keluarga, dan pada
pasien yang terisolasi secara sosial. Awitan biasanya terjadi secara
mendadak.
29
sebagai suatu system waham) harus bersifat khas pribadi (personal) dan
bukan budaya setempat.
b) Gejala – gejala depresif atau bahkan suatu episode depresif yang lengkap
/ “full – blown” (F32.-) mungkin terjadi secara intermiten, dengan syarat
bahwa waham – waham tersebut menetap pada saat – saat tidak terdapat
gangguan afektif itu.
c) Tidak boleh ada bukti – buti tentang adanya penyakit otak.
d) Tidak boleh ada halusinasi auditorik atau hanya kadang – kadang saja
ada dan bersifat sementara.
e) Tidak ada riwayat gejala – gejala skizofrenia (waham dikendalikan, siar
pikiran, penumpulan afek, dsb.)
c) Skozofrenia paranoid
e) Delirium
f) Demensia
g) Penyalahgunaan alcohol
h) Malingering
2.7. Penatalaksanaan
Gangguan waham umumnya dianggap resisten terhadap pengobatan.
Namun kini pandangan para klinisi sudah tidak sepesimistik dulu. Tata
30
laksana gangguan waham yang dapat dilakukan terdiri atas pemberian
farmakoterapi dan psikoterapi.
a) Farmakoterapi.
Pada keadaan gawat darurat, pada pasien yang teragitasi berat perlu
diberikan antipsikotik intramuscular. Obat diberikan mulai dari dosis
rendah kemudian dinaikkan secara perlahan. Riwayat pasien terhadap
respon pengobatan adalah petunjuk terbaik untuk memilih obat.
b) Psikoterapi.
31
yang dikembangkan adalah hubungan yang kuat dan saling percaya
dengan klien. Kepuasan yang berlebihan dapat meningkatkan kecurigaan
dan permusuhan klien, karena disadari bahwa tidak semua kebutuhan
dapat dipenuhi. Terapis perlu menyatakan pada klien bahwa keasyikan
dengan wahamnya akan menegangkan diri mereka sendiri dan
mengganggu kehidupan konstruktif. Bila klien mulai ragu-ragu dengan
wahamnya, terapis dapat meningkatkan tes realitas.
32
DAFTAR PUSTAKA
33