Pendahuluan Gangguan makan adalah gangguan ekstrem dalam tingkah laku makan, seperti mengurangi jumlah makanan secara ekstrem atau makan terlalu banyak yang ekstrem
Gangguan makan merupakan penyakit kompleks
yang mengenai anak dan remaja.
Berdasarkan DSM IV ada tiga bentuk gangguan
makan yaitu: anoreksia nervosa (AN), bulimia nervosa (BN) dan gangguan makan yang tidak tergolongkan.
Gangguan tersebut dapat menyebabkan morbiditas
biologik, psikologik dan sosial, serta kematian. BULIMIA NERVOSA Bulimia artinya “extreme hunger” Bulimia nervosa gangguan fungsi makan yang ditandai oleh episode nafsu makan yang lahap tanpa dpt dikendalikan, diikuti dgn muntah disengaja atau upaya pencahar lain untuk mencegah meningkatnya BB DSM IV membagi 2 btk yaitu purging dan nonpurging. Pada purging penderita menggunakan cara memuntahkan kembali makanan atau dgn pencahar. Pada nonpurging tidak mengeluarkan kembal makanan, mereka melakukan diet ketat, puasa, olahraga berlebihan. Epidemiologi Lebih sering pd wanita daripada laki Onset lebih sering pd remaja daripada dewasa awal Terdapat pada kira-kira 1-3 % populasi perempuan muda BB mereka biasanya normal, nampak sehat, sukses dan cenderung perfeksionis, percaya diri rendah dan sering depresi Etiologi Faktor biologis: kadar endorfin meningkat pd bulimia diperkirakan sebagai penyebab perasaan nyaman setelah muntah. Juga norepinefrin dan serotonin deficiency diduga bertanggung jawab pada bulimia. Faktor sosial: status sosial standar tinggi dan memberi respon pada tekanan sosial yg menuntut utk ramping. Umumnya mereka krg dekat dgn keluarga dan menggambarkan org tua telah mengabaikan mereka. Faktor psikologis Pasien bulimia memiliki perilaku makan yang tidak terkendalikan yang sifatnya egodistonik. Mereka tidak memiliki kendali superego dan kekuatan ego yg mengendalikan perilaku makannya. kebanyakan mereka memiliki riwayat kesulitan berpisah dgn pengasuh yg ditunjukkan dgn tidak ada objek transisi selama thn awal masa kanak-kanak dan memggunakan tubuhnya sebagai objek transisional. Makan diartikan sebagai menyatu dgn pengasuh dan muntah sebagai keinginan utk berpisah Diagnosis dan gambaran klinis Pasien bulimia makan berlebihan melebihi 3000 kalori setiap kali makan dlm waktu kurang dari 40 menit. Makanan yag dikosumsi yang mdh dicerna spt cake dan ice cream. Utk mengontrol BB mereka memuntahkan kembali makanan agar BB tdk naik. Kurang lebih 80% bulimia diikuti dgn muntah. Kebanyakan mereka menggunakan juga laksatif disamping enemas dan diuretik. Kepercayan diri banyak bergantung pada bentuk dan BB tubuh tapi tidak pada tingkatan observasi spt dilakukan anorexia nervosa. Kriteria diagnostik DSM-IV-TR A. Episode makan berlebihan berulang. Ditandai dgn kedua hal berikut 1. Makan, dlm periode wkt terpisah (cth 2 jam) jlh makanan yg jelas lebih besar daripada yg dpt dimakan oleh sebagian besar org selama periode wkt sama dan dlm keadaan yg sama 2. Rasa tdk ada kendali terhadap makan selama episode ini (cth perasaan bahwa ia tdk dapat berhenti makan atau mengendalikan apa atau berapa banyak yg dimakan) B. Perilaku kompensatorik berulang yg tidak tepat utk mencegah kenaikan BB, spt muntah yg diinduksi, penggunaan laksatif, enema dan diuretk atau obat lain, berpuasa, atau olahraga berlebihan C. Evaluasi diri terlalu dipengaruhi bentuk dan BB D. Gangguan ini tdk hanya terjadi selama episode anoreksia nervosa Tentukan tipe : 1. Tipe mengeluarkan kembali makanan: selama episode bulimia, mereka secara teratur muntah yg diinduksi diri sendiri atau penggunaan laksatif, diuretik dan enema 2. Tidak mengeluarkan kembali makanan: selama episode bulimia , org tersebut menggunakan perilaku kompensatorik yg tidak tepat lain spt berpuasa, olahraga berlebihan dan tidak dgn cara spt tipe 1. Diagnosa banding Anoreksia nervosa: diagnosa bulimia tdk dapat ditegakkan bila perilaku makan berlebihan dan dimuntahkan kembali hanya terjadi selama episode anoreksia nervosa. Maka diagnosa adalah anoreksia nervosa, tipe makan berlebihan/mengeluarkan kembali (binge- eating/purging type) Kluver-Bucy syndrome, the kleine-Levin- syndrome: penyakit neurologis terjadi kondisi hiperfagia disamping gejala neurologis lain Terapi Kebanyakan pasien tidak perlu rawat inap 1. Terapi perilaku-kognitif: • menerapkan sejumlah prosedur perilaku utk menghentikan siklus perilaku makan berlebihan • mengubah kognitif dan keyakinan seseorang yang mengalami disfungsi mengenai makanan, berat dan bentuk tubuh, serta konsep diri secara keseluruhan 2. Farmakoterapi Obat SSRI spt fluoxetine dan obat antidepresan lain spt imipramin (Tofranil) dan bila bulimia disertai gangguan mood diberikan carbamazepin dan lithium