Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Definisi
1. Sifat Urutan
Dalam bukunya yang berjudul Introduction To Real Analysis edisi ketiga,
Bartle menuliskan sebagai berikut.
Sifat Urutan menyatakan bahwa R memuat suatu himpunan bilang positif,
sebutlah P, yang bersifat tertutup pada operasi penjumlahan dan perkalian:
Jika a,b ϵ P, maka a+b ϵ P. (Sifat tertutup P pada operasi penjumlahan)
Jika a,b ϵ P, maka a.b ϵ P. (Sifat tertutup P pada operasi perkalian)
Jika a ϵ R, maka hanya ada satu diantara tiga kemungkinan berikut yaitu:
Atau a ϵ P, atau a = 0, atau -a ϵ P (Sifat Trikotomi atau Hukum Trikotomi)
Selanjutnya kita tuliskan :
Jika a ϵ P maka kita tulis a > 0 (positif)
Jika a ϵ P U {0} maka kita tulis a ≥ 0 (tidak negatif)
Jika -a ϵ P maka kita tulis a < 0 (negatif)
2. Hukum Trikotomi
Dalam bukunya yang berjudul Introduction To Real Analysis edisi ketiga,
Bartle menuliskan sebagai berikut.
R memenuhi Hukum Trikotomi jika a ϵ R, maka hanya ada satu diantara tiga
kemungkinan berikut yaitu:
Atau a ϵ P, atau a = 0, atau -a ϵ P
Definisi 2.1.6
a, b ϵ R,
a) Jika a – b ϵ P maka kita tulis a > b atau b < a.
b) Jika a – b ϵ P U {0}, kita tulis a ≥ b atau b ≤ a.
Untuk a, b ϵ R, maka menurut Hukum Trikotomi terdapat tiga kemungkinan
dan hanya satu diantara tiga kemungkinan tersebut yang benar, yaitu :
Atau a > b, atau a = b, atau a < b
4
3. Berdagang
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, berdagang artinya berjual beli
atau berniaga. Berdagang berasal dari kata dagang yang artinya pekerjaan
yang berhubungan dengan menjual dan membeli barang untuk memperoleh
keuntungan; jual-beli; niaga;
Secara etimologi, al-bay’u (jual beli) berarti mengambil dan
memberikan sesuatu. Sedangkan secara terminologi, jual beli adalah
transaksi tukar menukar yang berkonsekuensi beralihnya hak kepemilikan,
dan hal itu dapat terlaksana dengan akad, baik berupa ucapan maupun
perbuatan. (Taudhihul Ahkam, 4/211).
Dalam kegiatan berdagang, terdapat beberapa istilah yang sering kita
dengar atau bahkan kita memahaminya, seperti modal, keuntungan,
kerugian, dan balik modal.
Modal
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, modal adalah uang yang dipakai
sebagai pokok (induk) untuk berdagang, melepas uang atau harta benda
(uang, barang, dan sebagainya) yang dapat dipergunakan untuk menghasilkan
sesuatu yang menambah kekayaan.
Sedangkan arti modal dalam Standar Akuntansi Keuangan adalah hak
residual atas asset perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban.
Riyanto dalam bukunya (2015: 17-19) mengemukakan beberapa
pengertian modal menurut beberapa penulis, yaitu :
Lütge mengartikan modal hanyalan dalam artian uang (geldkapital).
Schwiedland yang dikutip oleh Beckmann (1956: 31) memberikan pengertian
modal dalam artian yang lebih luas, di mana modal itu meliputi baik modal
dalam bentuk uang (geldkapital), maupun dalam bentuk barang (sachkapital),
misalnya mesin, barang-barang dagangan, dan lain sebagainya.
Modal sangatlah penting dalam membangun suatu usaha karena
merupakan investasi keuangan kita dalam suatu usaha yang sedang kita
jalankan .
Unsur-unsur modal meliputi uang, barang dagangan, dengan syarat dimiliki
secara penuh dan diniatkan untuk diperdagangkan.
5
Keuntungan
Menurut Wikipedia, keuntungan dapat didefinisikan dengan dua cara,
yaitu:
Keuntungan dalam ilmu ekonomi murni didefinisikan sebagai peningkatan
kekayaan seorang investor sebagai hasil penanam modalnya, setelah
dikurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan penanaman modal tersebut
(termasuk di dalamnya, biaya kesempatan).
Sementara itu, keuntungan dalam akuntansi didefinisikan sebagai selisih
antara harga penjualan dengan biaya produksi.
Kerugian
Kita sering mendengar peribahasa lebih besar pasak dari pada tihang,
peribahasa inilah yang pas untuk mengartikan kata kerugian (rugi).
Maksudnya, keadaan dimana pengeluaran (modal) lebih banyak dari pada
pendapatan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kerugian berasal dari kata rugi
yang artinya (terjual) kurang dari harga beli atau modalnya atau tidak
mendapat keuntungan.
Balik Modal
Menurut ilmu Ekonomi, balik modal diartikan sebagai titik impas yaitu
sebuah titik di mana biaya atau pengeluaran seimbang jika dibanding dengan
pendapatan.
2.2 Pembahasan
1. Penerapan Konsep Hukum Trikotomi Dalam Kegiatan Berdagang
Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi dan
membutuhkan satu sama lain (tidak bisa hidup sendiri). Dengan
berinteraksi manusia dapat mengambil dan memberikan manfaat. Manusia
juga tidak dapat memenuhi sendiri semua kebutuhannya, tanpa disadari kita
juga membutuhkan orang lain untuk memenuhi kebutuhan kita. Salah satu
cara untuk berinteraksi dan memenuhi kebutuhan hidup manusia adalah
dengan cara berdagang, karena dengan berdagang (jual beli) pembeli bisa
memperoleh sesuatu yang diinginkannya dan penjual juga dapat
6
Jika dicermati dari penjelasan diatas, maka dapat dikaji bahwa kegiatan
berdagang dapat dianalogikan dengan Hukum Trikotomi, yaitu:
Jika a ϵ R, maka hanya ada satu diantara tiga kemungkinan berikut yaitu:
Atau a ϵ P, atau a = 0, atau -a ϵ P (Sifat Trikotomi atau Hukum Trikotomi)
Kita andaikan R = kegiatan “berdagang”
dan kita andaikan a = “pendapatan” yang digunakan dalam berdagang
7
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
1. Hukum Trikotomi yaitu bagian dari Sifat Urutan poin ketiga yaitu :
Jika a ϵ R, maka hanya ada satu diantara tiga kemungkinan berikut yaitu:
Atau a ϵ P, atau a = 0, atau -a ϵ P
Atau
Untuk a, b ϵ R, maka menurut Hukum Trikotomi terdapat tiga kemungkinan
dan hanya satu diantara tiga kemungkinan tersebut yang benar, yaitu :
Atau a > b, atau a = b, atau a < b
3.2 Saran
1. Bagi penulis terdapat banyak keterbatasan pada materi yang disampaikan
seperti sumber yang digunakan untuk penyampaian teori kurang cukup
karena hanya dari beberapa sumber saja.
2. Bagi penulis sadar bahwa konsep matematika tentang Hukum Trikotomi
tidak selalu bisa dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari.
3. Bagi pembaca yang berminat sebaiknya melakukan penulisan lebih lanjut
jika ingin mengetahui lebih dalam materi yang disampaikan
11
DAFTAR PUSTAKA
R.G. Bartle and D. Sherbert. [2000]. Introduction To Real Analysis, 3 rd ed. John
Wiley & Sons.