You are on page 1of 57

PELATIHAN IMPLEMENTASI

KURIKULUM 2013
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

MATERI PELATIHAN:
STRATEGI LITERASI DALAM PEMBELAJARAN
DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2018
2018
Materi Strategi Literasi dalam Pembelajaran di SMK 2018

KATA PENGANTAR
Peraturan Presiden nomor 87 tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan karakter pasal
3 mengamanatkan bahwa Penguatan Pendidikan Karakter dilaksanakan dengan
menerapkan nilai-nilai religius, jujur, toleran, disiplin, bekerja keras, kreatif, mandiri,
demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai
prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial,
dan bertanggungjawab. Hal ini menguatkan jalannya Gerakan Literasi Sekolah yang
telah dicanangkan sejak akhir tahun 2014. Berbagai upaya dilakukan untuk
menggerakkan ekosistem sekolah dalam melakukan kegiatan berliterasi dan
mengembangkan sikap. Upaya sistematis dan berkesinambungan perlu dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan literasi siswa. Saat ini, program Gerakan Literasi Sekolah
(GLS) untuk menumbuhkan minat baca dan kecakapan literasi telah dicanangkan di
sebagian sekolah dalam berbagai kegiatan, antara lain 15 menit membaca sebelum
pembelajaran, sebagaimana diamanatkan oleh Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015.

Sejalan dengan implementasi PPK, telah dituliskan dalam Desain Induk Gerakan Literasi
Sekolah maupun Buku Panduan Gerakan Literasi Sekolah di SMK telah dijelaskan
bahwa tahapan GLS meliputi pembiasaan, pengembangan dan pembelajaran. Seiring
dengan maraknya kegiatan literasi sekolah, telah memperlihatkan kepedulian
masyarakat sekolah terhadap bahan dan kegiatan literasi, namun kegiatan literasi di
sekolah masih belum terlalu menyentuh aspek pembelajaran di ruang kelas. Gerakan ini
perlu disempurnakan dengan panduan teknis dan pelatihan-pelatihan untuk
memampukan guru melaksanakan pembelajaran berbasis literasi, yang disusun dalam
Materi Penyegaran bagi Instruktur Kurikulum 2013.

Materi Penyegaran bagi Instruktur Kurikulum 2013 ini sekaligus menjadi materi
pendampingan bagi guru sasaran yang disusun sebagai upaya memberikan inspirasi
kepada guru dalam mengimplementasikan literasi di kelas melalui strategi literasi dalam
pembelajaran, maupun implementasi GLS untuk mewujudkan PPK berbasis Budaya
Sekolah dalam hal literasi. Dengan strategi tersebut diharapkan dapat meningkatkan
performa literasi peserta didik SMK, maupun ekosistem sekolah.

Materi ini terutama menekankan pada peningkatan keterampilan memahami konten


bacaan, konsepsi yang disajikan pada bacaan, dan kemampuan berpikir melalui bacaan
pada strategi sebelum, selama, dan sesudah membaca serta Kemampuan berpikir tinggi
merupakan salah satu kompetensi capaian implementasi Kurikulum 2013. Materi ini juga
memberikan penjelasan tentang model implementasi kegiatan pembiasaan melalui 15
menit membaca dan metode membaca, Cara Memilih Buku, Mengembangkan

@2017, Direktorat Pembinaan SMK i


Materi Strategi Literasi dalam Pembelajaran di SMK 2018

Lingkungan Kaya Teks, Pojok Baca Sekolah dan Perpustakaan kelas. Materi
penyegaran Kurikulum 2013 dilengkapi dengan modul, materi presentasi dan lembar
kerja yang memandu aktivitas peserta untuk mendalami dan mengimplementasi
pembelajaran berbasis literasi. Semua perangkat ini diharapkan menjadi acuan bagi
instruktur dan pemangku kepentingan di jenjang nasional, provinsi, kabupaten/kota dan
sekolah untuk meningkatkan kecakapan literasi siswa secara efektif dan
berkesinambungan.

Jakarta, Desember 2017

Tim Penyusun-Satgas GLS Kemdikbud

@2017, Direktorat Pembinaan SMK ii


Materi Strategi Literasi dalam Pembelajaran di SMK 2018

DAFTAR ISI
JUDUL
KATA PENGANTAR .................................................................................i
DAFTAR ISI ........................................................................................ iii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Tujuan Penyusunan ....................................................................... 4
C. Masalah ........................................................................................ 4
D. Solusi ........................................................................................... 5
BAB II IMPLEMENTASI KEGIATAN LITERASI .......................................... 6
A. Persiapan...................................................................................... 6
1. Rapat Koordinasi ...................................................................... 6
2. Pembentukan Tim Literasi di Sekolah (TLS) ................................ 7
3. Sosialisasi................................................................................. 7
4. Persiapan Sarana Prasarana ...................................................... 7
B. Pelaksanaan .................................................................................. 8
1. Tiga Tahapan Pelaksanaan ........................................................ 8
2. Strategi Membangun Budaya Literasi ........................................ 15
3. Pemantauan, Evaluasi, dan Tindak Lanjut ................................. 21
BAB III STRATEGI LITERASI DALAM PEMBELAJARAN ............................ 22
A. Tujuan......................................................................................... 22
B. Kecakapan Literasi ....................................................................... 22
C. Peta Konsep Strategi Literasi dalam Pembelajaran .......................... 25
D. Indikator Literasi dalam Pembelajaran ........................................... 26
E. Alat Bantu .................................................................................... 28
BAB IV PENUTUP ................................................................................ 30
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ iv

@2017, Direktorat Pembinaan SMK iii


Materi Strategi Literasi dalam Pembelajaran di SMK 2018

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.1 STRATEGI LITERASI DALAM PEMBELAJARAN ...........................19


Lampiran 1.2 KEGIATAN PADA STARTEGI LITERASI DALAM PEMBELAJARAN ..20
Lampiran 1.3 INDIKATOR LITERASI DALAM PEMBELAJARAN .........................21
Lampiran 2.1 Contoh RPP Untuk Mapel Matematika .......................................24
Lampiran 2.2 Contoh RPP Untuk Mapel Tata Kecantikan ................................31

@2017, Direktorat Pembinaan SMK iv


Materi Strategi Literasi dalam Pembelajaran di SMK 2018

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Literasi tidak terpisahkan dari dunia pendidikan. Literasi menjadi sarana peserta didik
dalam mengenal, memahami, dan menerapkan ilmu yang didapatkannya di bangku
sekolah. Literasi juga terkait dengan kehidupan peserta didik, baik di rumah maupun di
lingkungan sekitarnya untuk menumbuhkan budi pekerti mulia. Literasi, di awal,
dimaknai ‘keberaksaraan’ dan selanjutnya dimaknai ‘melek’ atau ‘keterpahaman’. Pada
langkah awal, ‘melek baca’ dan ‘tulis’ ditekankan karena kedua keterampilan berbahasa
ini merupakan dasar bagi pengembangan melek dalam berbagai hal atau disebut
“multiliterasi”.

Menurut Abidin (2015), multiliterasi dimaknai sebagai keterampilan menggunakan


beragam cara untuk menyatakan dan memahami ide-ide dan informasi dengan
menggunakan bentuk-bentuk teks konvensional maupun bentuk-bentuk teks inovatif,
simbol, dan multimedia. Beragam teks yang digunakan dalam satu konteks ini disebut
multimoda (multimodal text). Multiliterasi, pada dasarnya dapat terdiri atas berbagai
hal, seperti baca-tulis, matematika, sains, teknologi informasi komunikasi, kebudayaan
dan kewarganegaraan, kesehatan, keselamatan (jalan, mitigasi bencana), kriminal
(menuju sekolah aman), gesture, dan semua lingkup kehidupan.

Dalam konteks GLS, literasi merupakan kemampuan mengakses, memahami, dan


menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain membaca,
melihat, menyimak, menulis, dan/berbicara (Panduan GLS SMK tahun 2016).

Agar mampu bertahan di abad 21, masyarakat harus menguasai enam literasi dasar,
yaitu literasi baca-tulis, literasi berhitung, literasi sains, literasi teknologi informasi dan
komunikasi, literasi keuangan serta literasi budaya dan kewarganegaraan. Tiga literasi
lainnya yang perlu dikuasai adalah literasi kesehatan, literasi keselamatan (jalan,
mitigasi bencana), dan literasi kriminal (bagi siswa SD disebut “sekolah aman”)
(Wiedarti, Mei 2011). Literasi gestur juga perlu dipelajari untuk mendukung
keterpahaman makna teks dan konteks dalam masyarakat multikultural dan konteks
khusus para disabelitas.

Berdasarkan uraian tersebut, istilah literasi merupakan sesuatu yang terus berkembang
atau terus berproses, yang pada intinya adalah pemahaman terhadap teks dan

@2017, Direktorat Pembinaan SMK 1


Materi Strategi Literasi dalam Pembelajaran di SMK 2018

konteksnya sebab manusia berurusan dengan teks sejak dilahirkan, masa kehidupan,
hingga kematian. Keterpahaman terhadap beragam teks akan membantu
keterpahaman kehidupan dan berbagai aspeknya karena teks itu representasi dari
kehidupan individu dan masyarakat dalam budaya masing-masing.

Semuanya mengarah pada pemahaman multiliterasi. Adapun pembelajaran yang


bersifat multiliterasi, memadukan karakter, dan keterampilan abad ke-21 (keterampilan
berpikir tingkat tinggi; 4Cs: Critical thinking and problem solving, Creativity and
innovation; Collaboration, teamwork and leadership, Communication and media
fluency), diharapkan dapat menjadi bekal kecakapan hidup sepanjang hayat.

Saat ini, kegiatan di sekolah ditengarai belum optimal mengembangkan kemampuan


literasi warga sekolah, khususnya guru dan siswa. Hal ini disebabkan, antara lain oleh
minimnya pemahaman warga sekolah terhadap pentingnya kemampuan literasi dalam
kehidupan mereka serta minimnya penggunaan buku-buku di sekolah (selain buku-teks
pelajaran). Kegiatan membaca di sekolah masih terbatas pada pembacaan buku teks
pelajaran dan belum melibatkan jenis bacaan lain.

Pada sisi lain, hasil beberapa tes yang telah dilakukan adalah sebagai berikut.

1. PIRLS atau Progress International Reading Literacy Study (PIRLS) mengevaluasi


kemampuan membaca peserta didik kelas IV. Dalam PIRLS 2011 International in
Reading, Indonesia menduduki peringkat 45 dari 48 negara peserta dengan skor
428 dari skor rata-rata 500 (IEA, 2012)
2. PISA atau Programme for International Student Assessment mengevaluasi
kemampuan peserta didik berusia 15 tahun dalam hal membaca, matematika, dan
sains. PISA 2009 peserta didik Indonesia berada dalam peringkat ke-57 dengan
skor 396 (skor rata-rata OECD 493) dan di tahun 2012 peringkat ke-64 dari 65
negara dengan skor 396 (skor rata-rata OECD 496) (OECD, 2013), Sedangkan
tahun 2015 peringkat 64 dari 70 negara.
3. INAP atau Indonesia National Assassment Program (INAP) mengevaluasi
kemampuan siswa dalam hal membaca, matematika, dan sains. Hasil INAP tahun
2016 menunjukkan bahwa nilai kemampuan membaca peserta didik Inonesia
46,83% (kurang)

Data ini selaras dengan temuan UNESCO (2012) terkait kebiasaan membaca
masyarakat Indonesia yang menyatakan bahwa hanya satu dari 1.000 orang Indonesia
yang membaca. Kondisi demikian ini jelas memprihatinkan karena kemampuan dan

@2017, Direktorat Pembinaan SMK 2


Materi Strategi Literasi dalam Pembelajaran di SMK 2018

keterampilan membaca merupakan dasar bagi pemerolehan pengetahuan,


keterampilan, dan pembentukan sikap peserta didik. Oleh sebab itu, dibentuklah
Satuan Tugas Gerakan Literasi Sekolah (GLS) sebagai salah satu alternatif untuk
menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem
literasi sekolah agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat (Wiedarti dan
Kisyani-L. ed., 2016).

Upaya sistematis dan berkesinambungan perlu dilakukan untuk meningkatkan


kemampuan literasi siswa. GLS untuk menumbuhkan minat baca dan kecakapan
literasi telah dicanangkan sejak tahun 2016, namun saat ini belum terlalu menyentuh
aspek pembelajaran di kelas. Beberapa panduan terkait GLS telah diterbitkan tahun
2016 oleh Dikdasmen Kemendikbud, yakni (1) Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah,
(2) Panduan Gerakan Literasi Sekolah (untuk setiap jenjang pendidikan), antara lain
Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Menengah Kejuruan.

Saat ini, GLS perlu disempurnakan dengan panduan Bimbingan Teknis dan Pelatihan
atau Penyegaran untuk memampukan guru melaksanakan strategi literasi dalam
pembelajaran. Salah satu pelatihan tersebut adalah Pelatihan dan/atau Bimbingan
Teknis Penyegaran Instruktur Kurikulum 2013. Materi yang disajikan tentang kegiatan
pembiasaan berliterasi, macam metode membaca, memilih buku yang baik,
membangun lingkungan kaya teks, pojok baca (area baca di sekolah) dan
perpustakaan kelas terutama menekankan pada peningkatan keterampilan mengelola
pembelajaran dengan strategi literasi untuk meningkatkan kecakapan literasi siswa,
membentuk karakter, dan mengembangkan keterampilan abad ke-21 (keterampilan
berpikir tingkat tinggi dan 4Cs). Keterampilan berpikir tingkat tinggi (keterampilan abad
ke-21) merupakan salah satu kompetensi capaian implementasi Kurikulum 2013.

Materi penyegaran Kurikulum 2013 ini terwujud dalam bentuk modul, materi
presentasi, dan alat bantu berwujud pengatur grafis yang memandu aktivitas peserta
untuk mendalami dan mengimplementasi strategi literasi dalam pembelajaran. Semua
perangkat ini diharapkan dapat memandu instruktur dan pemangku kepentingan di
jenjang nasional, provinsi, kabupaten/kota, dan sekolah dalam pelaksanaan,
pengembangan, dan penguatan strategi literasi dalam pembelajaran.

@2017, Direktorat Pembinaan SMK 3


Materi Strategi Literasi dalam Pembelajaran di SMK 2018

B. Tujuan Penyusunan

Tujuan penyusunan materi penyegaran ini adalah untuk:

1. memberikan pemahaman tentang konsep umum Gerakan Literasi Sekolah;


2. memberikan penjelasan tentang Jenis-jenis Literasi Dasar dan penggunaannya di
SMK
3. memberikan penjelasan tentang implementasi tahapan GLS di SMK;
4. memberikan penjelasan tentang hakikat literasi dan mengapa program pembiasaan
berliterasi itu penting;
5. memberikan inspirasi kepada peserta pelatihan untuk memanfaatkan beragam
sumber belajar, termasuk buku-teks-pelajaran dan buku-nonteks-pelajaran dalam
pembelajaran;
6. memberikan penjelasan tentang berbagai macam metode membaca dalam
pembiasaan literasi di sekolah dan cara memilih buku yang baik;
7. memberikan penjelasan tentang membangun lingkungan kaya teks, Pojok baca di
sekolah dan perpustakaan kelas; dan
8. memandu peserta pelatihan menggunakan strategi literasi dalam pembelajaran
guna meningkatkan pemahaman siswa terhadap bacaan, kemampuan berpikir
siswa, dan kecakapan komunikasi siswa.

C. Masalah

Masalah 1

Pengembangan kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan literasi


khususnya mengembangkan minat baca belum berjalan secara optimal di sekolah
karena beberapa guru memiliki pemahaman berbeda atau kurang memadai tentang
literasi. Guru seharusnya dapat menjadi teladan yang baik bagi siswanya, termasuk
dalam membaca. Saat guru meminta siswa membaca, guru pun juga perlu membaca
untuk memberi contoh yang baik bagi siswanya. Hal ini terlihat pada saat
berlangsungnya kegiatan 15 menit membaca sebelum pembelajaran, peserta didik
membaca tetapi guru melakukan kegiatan lain, seperti ‘ngobrol’, berkomunikasi
menggunakan gawai,dll. Tradisi literasi (kemampuan komunikasi yang artikulatif secara
verbal dan tulisan serta kemampuan menyerap informasi melalui bacaan) juga belum
tumbuh secara koheren dalam diri beberapa guru.

@2017, Direktorat Pembinaan SMK 4


Materi Strategi Literasi dalam Pembelajaran di SMK 2018

Masalah 2

Upaya untuk menyosialisasikan dan meningkatkan kemampuan literasi di sekolah


belum membuahkan hasil yang optimal karena kurangnya pendampingan dan
pelatihan untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan literasi guru. Selain itu,
materi ajar dan bahan bacaan yang tersedia di sekolah belum dimanfaatkan secara
optimal untuk mengembangkan kemampuan literasi siswa.

D. Solusi

Guru perlu memahami bahwa upaya pengembangan literasi, tidak berhenti ketika
peserta didik dapat membaca dengan lancar. Pengembangan literasi perlu terjadi pada
pembelajaran di semua mata pelajaran melalui upaya untuk meningkatkan
kemampuan berpikir analitis, kritis, kreatif, dan memecahkan masalah. Para guru perlu
memasukkan strategi literasi dalam pembelajarannya. Pengembangan kemampuan
literasi di sekolah akan membantu meningkatkan kemampuan belajar siswa.
Penggunaan bacaan atau bahan ajar yang bervariasi, disertai dengan perencanaan
yang baik dalam kegiatan pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan kemampuan
literasi siswa. Guru perlu menggalakkan kegiatan berliterasi dengan tidak hanya
membatasi dengan kegiatan membaca, namun juga melakukan pengalakan kegiatan
menulis dan memproduksi tek, karya maupun aktivitas yang menggunakan berbagai
moda dalam pembelajaran maupun kegiatan pengayaan lainnya.

@2017, Direktorat Pembinaan SMK 5


Materi Strategi Literasi dalam Pembelajaran di SMK 2018

BAB II
IMPLEMENTASI KEGIATAN LITERASI

Untuk mengimplementasikan penumbuhan budaya literasi di sekolah diperlukan


langkah-langkah sebagai berikut: persiapan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, dan
tindak lanjut. Persiapan merupakan kegiatan menyiapkan bahan, personal, dan strategi
pelaksanaan. Pelaksanaan merupakan operasionalisasi yang telah dipersiapkan.
Pemantauan, evaluasi, tindak lanjut merupakan kegiatan untuk mengetahui efektivitas
kegiatan literasi yang telah dilaksanakan. Tiga hal yang terakhir ini tidak akan dibahas
di sini karena dapat dicermati dalam Desain Induk GLS (Wiedarti dan Kisyani-L.,
2016).

Penumbuhan literasi di sekolah dapat dilakukan melalui kegiatan rutin dan kegiatan
insidental. Kegiatan tersebut dilakukan dalam tiga tahapan literasi yaitu tahap
pembiasaan, pengembangan, dan pembelajaran. Agar dapat melaksanakan tiga
tahapan literasi tersebut diperlukan kegiatan persiapan, sebagai berikut.

A. Persiapan

1. Rapat Koordinasi

Kegiatan ini dilaksanakan untuk membicarakan tentang maksud dan tujuan


dilaksanakannya literasi di sekolah. Dalam rapat koordinasi membahas, antara
lain tentang persiapan implementasi GLS, sosialisasi GLS, pembentukan Tim
Literasi Sekolah (TLS), menyusun program kerja GLS, serta penyiapan sarana
dan sarana GLS. Rapat koordinasi diikuti oleh:
a. Kepala Sekolah
b. para Wakil Kepala Sekolah
c. perwakilan guru dan staf sekolah lainnya

Tujuan rapat koordinasi ini, antara lain:

a. pemahaman tentang literasi,


b. pembentukan tim literasi sekolah (TLS),
c. menyusun program kerja literasi sekolah, dan
d. mempersiapkan materi literasi.

@2017, Direktorat Pembinaan SMK 6


Materi Strategi Literasi dalam Pembelajaran di SMK 2018

2. Pembentukan Tim Literasi di Sekolah (TLS)

Kepala sekolah membentuk TLS melalui Surat Keputusan Kepala Sekolah yang
menyertakan tugas pokok dan fungsi TLS (menyusun program kerja, penyiapan
sarana dan sarana, mengimplementasikan, dan menyiapkan monev
internal/eksternal GLS). Susunan anggota TLS disesuaikan dengan kebutuhan
sekolah masing-masing.

3. Sosialisasi

a. Sosialisasi kepada Tenaga Pendidik dan Kependidikan.


Sosialisasi ini dimaksudkan untuk menyamakan persepsi dan komitmen guru
dan karyawan tentang pelaksanaan kegiatan literasi di sekolah.
b. Sosialisasi kepada Siswa
Sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang literasi,
tujuan pelaksanaan literasi dan mekanisme pelaksanaan literasi.
c. Sosialisasi kepada Komite Sekolah dan Orang Tua Siswa.
Sosialisasi pada Komite Sekolah dan orang tua siswa bertujuan untuk
memberikan dukungan terhadap kegiatan literasi di sekolah dan berharap
agar komite dan orang tua siswa juga mendukung program tersebut. Dalam
kegiatan sosialisasi tersebut diperlukan narasumber yang memahami dan
mampu menjelaskan tentang literasi di sekolah.

4. Persiapan Sarana Prasarana

Untuk menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah diperlukan ekositem


sekolah yang literat dengan dukungan sarana dan prasarana penunjang yang
perlu dimiliki oleh sekolah, antara lain:
a. perpustakaan sekolah,
b. perpustakaan kelas dan pojok baca di lingkungan sekolah,
c. buku pengayaan,
d. laman sekolah yang disertai interface literasi,
e. akses internet di lingkungan sekolah,
f. banner dan spanduk penumbuhan budaya literasi diletakan pada sejumlah
lokasi di sekolah,
g. poster-poster budaya literasi di lingkungan sekolah, dan
h. leaflet Gerakan Literasi di sekolah

@2017, Direktorat Pembinaan SMK 7


Materi Strategi Literasi dalam Pembelajaran di SMK 2018

B. Pelaksanaan

1. Jenis-Jenis Literasi

Sebagaimana Desain Induk GLS, mengutip Clay (2001) dan Ferguson


(www.bibliotech.us/pdfs/InfoLit.pdf), menjabarkan bahwa ,komponen literasi
informasi terdiri atas literasi dini, literasi dasar, literasi perpustakaan, literasi media,
literasi teknologi, dan literasi visual. Dalam konteks Indonesia, literasi dini
diperlukan sebagai dasar pemerolehan berliterasi tahap selanjutnya. Komponen
literasi tersebut dijelaskan sebagai berikut:
a. Literasi Dini Literasi Dini [Early Literacy (Clay, 2001)],
yaitu kemampuan untuk menyimak,
memahami bahasa lisan, dan
berkomunikasi melalui gambar dan lisan
yang dibentuk oleh pengalamannya
berinteraksi dengan lingkungan sosialnya
di rumah. Pengalaman peserta didik
dalam berkomunikasi dengan bahasa ibu
menjadi fondasi perkembangan literasi
http://bagguno.blogspot.co.id/2016/
dasar.

b. Literasi Dasar Literasi Dasar (Basic Literacy), yaitu


kemampuan untuk mendengarkan,
berbicara, membaca, menulis, dan
menghitung (counting) berkaitan dengan
kemampuan analisis untuk
memperhitungkan (calculating), mem
persepsikan informasi (perceiving),
mengomunikasikan, serta
menggambarkan informasi (drawing)
LuckySiPustakawin.wordpress.com
berdasarkan pemahaman dan
pengambilan kesimpulan pribadi.
c. Literasi Perpustakaan
Literasi Perpustakaan (Library
Literacy), antara lain, memberikan
pemahaman cara membedakan bacaan
fiksi dan nonfiksi, memanfaatkan
koleksi referensi dan periodikal,
memahami Dewey Decimal System
sebagai klasifikasi pengetahuan yang
memudahkan dalam menggunakan
perpustakaan, memahami
penggunaan katalog dan
pengindeksan, hingga memiliki
http://risnarosida.gurusiana.id/article/ pengetahuan dalam memahami
membangun-budaya-literasi-
dengaperpustakaan-kelas-813663
informasi ketika sedang menyelesaikan

@2017, Direktorat Pembinaan SMK 8


Materi Strategi Literasi dalam Pembelajaran di SMK 2018

sebuah tulisan, penelitian, pekerjaan,


atau mengatasi masalah.
d. Literasi Media
Literasi Media (Media Literacy), yaitu
kemampuan untuk mengetahui
berbagai bentuk media yang berbeda,
seperti media cetak, media elektronik
(media radio, media televisi), media
digital (media internet), dan memahami
tujuan penggunaannya.
https://www.google.co.id/search?q=
literasi+Media &rlz=1C1EJFA_
enID724ID724

e. Literasi Teknologi Literasi Teknologi (Technology


Literacy), yaitu kemampuan memahami
kelengkapan yang mengikuti teknologi
seperti peranti keras (hardware),
peranti lunak (software), serta etika dan
etiket dalam memanfaatkan teknologi.
Berikutnya, kemampuan dalam
memahami teknologi untuk mencetak,
mempresentasikan, dan mengakses
internet. Dalam praktiknya, juga
pemahaman menggunakan komputer
(Computer Literacy) yang di dalamnya

mencakup menghidupkan dan mematikan komputer, menyimpan dan mengelola data,


serta mengoperasikan program perangkat lunak. Sejalan dengan membanjirnya
informasi karena perkembangan teknologi saat ini, diperlukan pemahaman yang baik
dalam mengelola informasi yang dibutuhkan masyarakat.

f. Literasi Visual Literasi Visual (Visual Literacy),


adalah pemahaman tingkat lanjut
antara literasi media dan literasi
teknologi, yang mengembangkan
kemampuan dan kebutuhan belajar
dengan memanfaatkan materi visual
dan audio- visual secara kritis dan
bermartabat. Tafsir terhadap materi
visual yang tidak terbendung, baik
dalam bentuk cetak, auditori, maupun
https://www.edutopia.org/blog/ccia-10-visual-literacy-strategies-
digital (perpaduan ketiganya disebut
todd-finley
teks multimodal),
perlu dikelola dengan baik. Bagaimanapun di dalamnya banyak manipulasi dan
hiburan yang benar- benar perlu disaring berdasarkan etika dan kepatutan

@2017, Direktorat Pembinaan SMK 9


Materi Strategi Literasi dalam Pembelajaran di SMK 2018

Apa sajakah jenis Literasi Dasar?

a. Literasi Baca Tulis

https://www.google.co.id/search?q=language+literacy

Gerakan Literasi Nasional (GLN), mendefiniskan Literasi Baca Tulis,


adalah kemampuan untuk,
1) Memahami teks tertulis, baik yang tersirat maupun tersurat, dan
menggunakannya untuk mengembangkan pengetahuan dan potensi diri;
2) Menuangkan gagasan dan ide ke dalam tulisan dengan susunan yang baik
untuk berpartisipasi di lingungan sosial.

Untuk penguatan Literasi Baca tulis ini, di SMK diperlukan latihan-


latihan untuk pembiasaan di sekolah agar peserta didik mempunyai kecakapan
dalam memahami informasi dan kemahiran dalam membaca dan menulis.
Lebih lanjut hasil dari kecakapan Literasi Baca Tulis adalah, kemampuan
mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui
berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis,
dan/berbicara. Hal ini sangat berguna bagi siswa SMK dalam menyelesaikan
tugas-tugas memahami berbagai manual/panduan atau petunjuk maupun
penyusunan laporan yang bisas dilakukan dalam tugas-tugas praktik.

b. Literasi Numerasi

https://www.google.co.id/search?q=numerical+literacy
Sebagaimana definisi GLN, bahwa Literasi Numeraasi adalah,
1) Kecakapan untuk menggunakan berbagai macam angka dan symbol yang
terkait dengan matematika dasar untuk memecahkan masalah praktis
dalam berbagai macam konteks kehidupan sehari-hari;

@2017, Direktorat Pembinaan SMK 10


Materi Strategi Literasi dalam Pembelajaran di SMK 2018

2) Kecakapan untuk menganalisis informasi yang ditampilkan dalam berbagai


bentuk grafik, tabel, bagan dan menggunakan interpretasi hasil analisis
untuk memprediksi dan mengambil keputusan.
Meskipun literasi numerasi dan matematika keduanya berlandaskan
kepada pengetahuan dan keterampilan yang sama, namun, pengetahuan
matematika saja tidak membuat sesorang memiliki numerasi. Numerasi
mencakup mengaplikasikan konsep dan kaidah matematika dalam situasi riil
sehari-hari, yang seringkali permasalahannya tidak terstruktur, memiliki banyak
cara penyelesaian atau bahkan tidak ada penyelesaian yang tunta, serta
berhubungan dengan factor non matematis. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa perbedaan matematika dan numerasi terletak pada
pemberdayaan pengetahuan dan keterampilan tersebut.
Berpegang pada definisi tersebut, maka dalam keterampilan di bidang
literasi numerasi ini, bukan hanya kemampuan menghitung, namun juga
memperhitungkan. Memperhitungkan segala sesuatu untuk pemecahan
masalah sebelum mengambil keputusan, termasuk memperhitungkan untung-
rugi sebelum menentukan langkah. Kecakapan ini perlu dilatih dan dibiasakan
sebagai bentuk upaya penggunaan kemampuan berpikir kritis dalam
memecahkan masalah dan menentukan solusi. Siswa SMK sangat perlu
berlatih dalam hal ini agar dapat menjadi nilai tambah dalam produktivitas
kerja. Potensi dan kecakapan literasi merupakan salahsatu karakter kerja.

c. Literasi Sains

http://hpr2.org/post/bytemarks-cafe-science-literacy

GLN mendefinisikan Literasi sains, adalah


1) Kecakapan memahami fenomena alam dan sosial sekitar kita
2) Kecakapan untuk mengambil keputusan yang tepat secara ilmiah agar kita
dapat hidup dengan lebih nyaman, lebih sehat dan lebih baik

@2017, Direktorat Pembinaan SMK 11


Materi Strategi Literasi dalam Pembelajaran di SMK 2018

Bagi Siswa SMK, Literasi Sains sangat berguna untuk menerapkan hukum-
hukum sains dalam pembelajaran dan menghadapi pekerjaan. Karena
pemahaman akan fenomena sosial akan sangat menolong dalam mengambil
keputusan untuk menjalani tugas pekerjaan agar mempunyai kemanfaatan
bsar bagi kehidupan sesama. Misalnya, siswa pariwisata menggunakan
fenomena sosial dalam pemberian layanan terhadap tamu hotel atau
menyiapkan agenda tour; siswa dari program studi seni kriya dapat
mengguanakan pemahaman terhadap fenomena sosila dalam menciptakan
karya seni sesuai bidang kekriyaannya.

d. Literasi Digital/ TIK


Sesuai dengan definisi dari GLS, bahwa Literasi Digital, adalah kecakapan
menggunakan media digital dengan beretika dan bertanggungjawab untuk
memperoleh informasi dan berkomunikasi.
.

Gaya hidup digital, adalah istilah yang seringkali digunakan untuk


menggambarkan gaya hidup modern yang penuh dengan pemanfaatan
teknologi informasi. Misalnya menggunakan jasa taksi daring, belanja dengan
sistem daring, dan tentu saja dalam berkomunikasi dan mengakses informasi.
Hal ini sangat berpengaruh terhadap pengembangan proses pembelajaran di
SMK. Siswa SMK harus mengenal tentang penggunaan internet dalam
pembelajaran maupun kehidupan sehari-hari. Kegiatan perancangan desain
komunikasi visual, aplikasi sofware, animasi banyak digunakan di SMK.
Diperlukan pula pemahaman tentang transaksi elektronik dan penggunaan
sistem daring dalam pemasaran produk

@2017, Direktorat Pembinaan SMK 12


Materi Strategi Literasi dalam Pembelajaran di SMK 2018

e. Literasi Finansial
Literasi Finansial, adalah
pengetahuan dan kecakapan
untuk mengaplikasikan pemaham-
an tentang konsep, risiko, kete-
rampilan, dan motivasi dalam
konteks finansial
Dalam menumbuhkembangkan
literasi finansial ini, di Sekolah
perlu ditanamkan tentang fungsi
uang, yaitu pertama, untuk hidup
(dibelanjakan dalam memenuhi
kebutuhan); kedua, ditabung-
Gatot Supriyanto,wordpress.com sebagai persiapan masa depan,
termasuk di dalamnya untuk investasi; dan yang ketiga untuk sosial, misalnya
bersedekah. Dengan demikian anak-anak telah diajarkan sejak dini untuk
mengimplementasikan literasi finansial dalam hidupnya.
Menurut OJK (Literasi OJK, 2016) Literasi keuangan diartikan sebagai
kemampuan untuk mengidentifikasi, menentukan, menemukan, mengevaluasi,
menciptakan secara efektif dan terorganisasi, menggunakan dan
mengkomunikasikan informasi terkait jasa keuangan untuk mengatasi
mencapai kesejahteraan hidup. Salahsatu bentuk yang dianjurkan dalam
Permendikbud 23/2015, Peserta didik membiasakan diri untuk memiliki
tabungan dalam berbagai bentuk (rekening bank, celengan, dan lainnya).
Di SMK, literasi Keuangan merupakan kecakapan yang sangat
dibutuhkan, karena SMK mempersiapkan lulusannya antara lain untuk
menekuni kewirausahaan. Oleh karena itu Literasi keuangan merupakan
jenisliterasi yang wajib dipahamkan di kalangan siswa SMK.

f. Literasi Budaya dan Kewargaan

http://www.aseanvisa.com/images/ASEAN%20Visit%20Year.jpg
Literasi Budaya merupakan kemampuan dalam memahami dan bersikap
terhadap kebudayaan Indonesia sebagai identitas bangsa. Literasi Kewargaan
adalah kemampuan dalam memahami hak dan kewajibannya sebagai warga

@2017, Direktorat Pembinaan SMK 13


Materi Strategi Literasi dalam Pembelajaran di SMK 2018

negara.
Artinya, bahwa literasi budaya dan kewargaan ini, tidak hanya dalam
lingkup sebagai warganegaraan sebagai global. Misalnya, warga negara
Indonesia sebagai warga regional di tingkat ASEAN maupun warga bangsa di
dunia. Etika, kepatutan dan budaya dari negara tetangga dan sesama warga
bangsa perlu dipahami dan dihargai untuk dapat hidup serasi secara
bersama.
Pemahaman Literasi Budaya dan kewargaan bagi peserta didik SMK,
akan sangat membantu dalam menjadikannya sebagai pertimbangan untuk
menciptakan produk dan jasa yang dapat diterima oleh masyarakat. Dngan
kecakapan Literasi Budaya dan Kewargaan, siswa SMK dapat berinovasi dan
mengembangkan kreativitas berdasarkan kearifan local maupun kebutuhan
global.

2. Tiga Tahapan Pelaksanaan

Pada dasarnya ada tiga tahapan pelaksanaan GLS di sekolah, dimulai dari
Tahap Pembiasan, Tahap Pengembangan, sampai pada tahap Pembelajaran.
Berikut adalah gambaran tiga tahapan itu.

Secara lebih rinci, ihwal ketiga tahapan pelaksanaan GLS dapat dipelajari dalam
Desain Induk GLS dan Buku Panduan GLS di SMK.

Namun demikian, dalam perkembangannya sekolah dapat mengimplementasikan GLS


tidak secara bertahap, namun secara simultan antara kegiatan pembiasaan,

@2017, Direktorat Pembinaan SMK 14


Materi Strategi Literasi dalam Pembelajaran di SMK 2018

pengembangan maupun pembelajaran dengan bentuk kegiatan sesuai dengan


kebutuhan di sekolah, yang dapat digambarkan sebagaimana gambar berikut:

3. Strategi Membangun Budaya Literasi

Pembangunan budaya literasi di sekolah hendaknya berfokus pada tigal hal


sebagai berikut (Beers dkk, 2009).
a. Mengkondisikan lingkungan fisik yang kaya literasi
b. Mengupayakan lingkungan sosial dan afektif sebagai model komunikasi yang
literat
c. Mengupayakan sekolah sebagai lingkungan akademik yang literat

Penjelasan lebih lengkap mengenai hal ini dapat dicermati dalam buku “Desain Induk
GLS.”

4. Strategi Membangun Budaya Literasi

Untuk memberi penjelasan lebih lanjut, berikut ini secara berturu-turut akan
dijelaskan kegiatan konkrit yang dapat dilaksanakan di sekolah dalam
mengembangan Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Sekolah melalui

@2017, Direktorat Pembinaan SMK 15


Materi Strategi Literasi dalam Pembelajaran di SMK 2018

literasi, yang meliputi, Kegiatan 15 Menit Membaca, Pojok Baca dan Perpustakaan
Kelas, serta Lingkungan Kaya Teks.

a. Kegiatan 15 Menit Membaca


Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomer 23 Tahun 2015
tentang Penumbuhan Budi Pekerti mengamanatkan warga sekolah untuk
membaca selama 15 menit sebelum kegiatan pembelajaran dimulai. Membaca
buku nonteks pelajaran merupakan salah satu cara untuk menumbuhkan budi
pekerti karena buku-buku tersebut merupakan sarana yang efektif untuk
mengajarkan nilai moraltanpa menggurui. Selain itu, kegiatan membaca
membuat lingkungan sekolah menyenangkan karena warga sekolah dapat
memilih bacaan yang sesuai dengan minat mereka.

Tujuan Pembiasaan 15 menit Membaca:


1) Menjadikan seluruh warga sekolah sebagai pembelajar sepanjang hayat
agar mampu mengembangkan potensi diri seutuhnya.
2) Memberi pengalaman membaca yang menyenangkan kepada peserta didik

Prinsip-Prinsip pembiasaan 15 menit membaca sebelum pembelajaran:


1) Manajemen Sekolah menetapkan waktu 15 menit membaca sebelum
pembelajaran setiap hari
2) Buku yang dibaca adalah buku nonpelajaran.
3) Peserta didik dapat diminta membawa bukunya sendiri dari rumah.
4) Buku yang dibaca adalah pilihan peserta didik sesuai minat dan
kesenangannya.
5) Kegiatan membaca buku di tahap pembiasaan tidak diikuti oleh tugas-tugas
yang bersifat tagihan/penilaian
6) Kegiatan membaca di tahap pembiasaan berlangsung dalam suasana yang
santai, tenang, dan menyenangkan. Suasana ini dapat dibangun melalui
pengaturan tempat duduk, pencahayaan yang cukup terang dan nyaman
untuk membaca, poster-poster tentang pentingnya membaca.
7) Kegiatan membaca di tahap pembiasaan berlangsung dalam suasana yang
santai, tenang, dan menyenangkan. Suasana ini dapat dibangun melalui
pengaturan tempat duduk, pencahayaan yang cukup terang dan nyaman
untuk membaca, poster-poster tentang pentingnya membaca.
8) Dalam kegiatan 15 menit membaca, guru juga ikut membaca buku selama
15 menit.

@2017, Direktorat Pembinaan SMK 16


Materi Strategi Literasi dalam Pembelajaran di SMK 2018

Beberapa metode membaca dalam kegiatan 15 menit membaca

Agar pelaksanaan 15 menit membaca menjadi kegiatan yang


menyenangkan, diperlukan variasi kegiatan membaca, sehingga peserta didik
dapat memperoleh pengalaman membaca yang mengesankan. Beberapa
metode membaca antara lain:
1) Membaca Nyaring (read Aloud)
Mungkin kita beranggapan bahwa membaca nyaring (read Aloud)
hanya berlaku bagi kanak-kanak saja. Tetapi ternyata tidak. Karena
Membaca nyaring juga bisa berguna bagi remaja dan bahkan orang
dewasa. Karena mendengarkan orang yang membaca dengan ucapan dan
intonasi yang benar akan memudahkan kita memahami bacaan.
Contohnya, kita sering dengan seksama mendengarkan / menonton
pembacaan berita di televisi.
Read Aloud, pada dasarnya adalah kegiatan membacakan buku oleh
guru kepada muridnya, namun di SMK bisa dikreasikan membacakan buku
untuk temen sekelasnya. Hal ini juga akan dapat menjadi penguatan
kompetensi bagi siswa bidang keahlian tertentu, misalnya Pariwisata atau
Broadcasting. Dalam kegiatan 15 menit membaca di SMK dapat pula
dipraktikkan oleh siswa secara bergantian.

2) Membaca Mandiri
Dalam membaca mandiri, siswa memilih bacaan dan membaca
secara mandiri. Dalam membaca mandiri, biasanya dilaksanakan dengan
kegiatan Membaca dalam hati (Sustained Silent reading/SSR). Jim Trelease
(2006,2008:113), dalam buku Read-Aloud Handbook, menjelaskan manfaat
membaca dalam hati: (a) memungkikan seseorang membaca cukup lama
dan cukup jauh sehingga aktivitas membaca menjadi otomatid; (b) memberi
perspektif baru kepada para siswa --sebagai bentuk rekreasi; (c) bisa
menghasilkan perubahan-perubahan positif dalam sikap terhadap
perpustakaan, membaca secara sukarela, membaca karena ditugaskan dan
pentingnya membaca.

3) Membaca Bersama (Shared Reading)


Guru membacakan buku untuk siswa dengan nyaring. Dalam
membaca bersama siswa menyimak buku yang sama (bila untuk kanak-
kanak, biasanya menggunakan buku besar yang para siswa dapat melihat

@2017, Direktorat Pembinaan SMK 17


Materi Strategi Literasi dalam Pembelajaran di SMK 2018

langsung gambar dan tulisan yang dibaca guru. Guru membaca dengan
menunjuk tulisan). Membaca bersama dapat digunakan untuk pemahaman
maupun untuk merangkum. Selama proses membaca, peserta didik boleh
bertanya, dapat pule berhenti sejenak untuk membahas isi.
Untuk siswa SMK, membaca bersama bisa dipimpin oleh guru dan
bergiliran peserta didikk membacakan dengan nyaring. Selama proses
pembacaan guru dapat mengehntikan sejenak kemudian menanyakan
sesuatu utuk mendiskusikan isi bacaan.

b. Memilih Bahan Bacaan


Dalam kegiatan membaca 15 menit sebelum kegiatan pembelajaran,
peserta didik perlu dibantu untuk memilih buku yang tepat dengan kemampuan
membaca mereka agar kegiatan membaca menjadi menyenangkan bagi peserta
didik. Buku-buku yang dibaca peserta didik pada kemampuan literasi awal mereka
berperan penting dalam meningkatkan minat baca dan kesiapan belajar mereka.
Karenanya, pendidik dan peserta didik perlu membekali diri dengan kemampuan
memilih bahan bacaan untuk mengembangkan minat baca. Selain itu, peserta didik
perlu terpapar beragam jenis buku. Buku yang baik dapat digunakan oleh pendidik
untuk mengembangkan diskusi dengan peserta didik, sehingga memperluas
wawasan dan daya nalar mereka, serta memperdalam pemahaman mereka.
Elemen apa saja yang perlu dipertimbangkan dalam memilih bahan bacaan
yang baik?
Siswa SMK, yang umumnya berusia 15-19 tahun, sudah termasuk
kelompok usia membaca dewasa muda, yang digolongkan pada kelompok
pembaca Advance. Untuk bahan bacaan siswa SMK, hal yang harus
dipertimbangkan dalam pemilihan buku antara lain adalah:
Sesuai dengan tingkat kemampuan membaca peserta didik.
Konten bacaan yang sesuai, yaitu buku yang memiliki teks yang padat dan
mudah dicerna. Untuk buku cerita yang mengandung informasi yang kaya,
mengandung nilai optimism, besifat inspiratif, mengandung nilai moral yang
disampaikan tanpa menggurui.
Ilustrasi diperlukan untuk menunjang makna bahan bacaan. Namun
demikian untuk siswa SMK tidak selalu memerlukan ilustrasi. Lebih lanjut dapat
dilihat pada chart yang diterbitkan oleh Satgas Gerakan Literasi Sekolah berikut:

@2017, Direktorat Pembinaan SMK 18


Materi Strategi Literasi dalam Pembelajaran di SMK 2018

c. Pojok Baca dan Perpustakaan Kelas


Perpustakaan merupakan salah satu prasarana literasi yang seharusnya
berfungsi sebagai pusat pembelajaran di sekolah. Pengembangan dan
penataan perpustakaan menjadi bagian penting dari pelaksanaan program
literasi sekolah dan pengelolaan pengetahuan yang berbasis pada bacaan.
Perpustakaan yang dikelola dengan baik mampu meningkatkan minat baca
warga sekolah dan menjadikan mereka pembelajar sepanjang hayat.
Dengan memperhatikan kesiapan sumber daya di sekolah, sekolah dapat
mengembangkan prasarana literasi. Berikutnya, dalam prosesnya untuk
mengembangkan perpustakaan berfungsi optimal, perpustakaan sekolah
idealnya berperan dalam mengkoordinasi pengelolaan sudut buku kelas, area
baca, dan prasarana literasi lain di sekolah. Ihwal ketiganya dipaparkan pada
tabel berikut.

PERPUSTAKAAN SEKOLAH:
Pusat pengelolaan pengetahuan dan sumber-sumber belajar di sekolah,
dikelola di bawah tanggungjawab kepala sekolah. Dalam pengoperasiannya,
perpustakaan sekolah dilaksanakan oleh tim perpustakaan yang terdiri atas
tenaga yang terlatih di dalam pengelolaan bahan literasi. Untuk optimalisasi
layanan, perpustakaan dapat dilengkapi berbagai system dan aplikasi untuk
pencatatan pengunjung, aktivitas membaca, dan pengembangan budaya
literasi sekolah
POJOK BACA

@2017, Direktorat Pembinaan SMK 19


Materi Strategi Literasi dalam Pembelajaran di SMK 2018

Pojok baca, merupakan area baca yang diciptakan di sekolah yang


meliputi semua area di lingkungan sekolah (serambi, koridor, halaman, kebun,
kantin, dll) yang ditata untuk eningkatkan minat baca peserta didik. Hal ini
merupakan upaya penciptaan lingkungan fisik sekolah yang mendukung
kegiatan literasi sekolah.
Pojok baca perlu dikondisikan untuk menumbuhkan suasana nyaman,
yang dilengkapi dengan prasarana membaca (meja, kursi, rak-rak buku) untuk
membuat peserta didik betah membaca. Misalnya, membuat ruang baca
terbuka di sekolah, dengan menyediakan kursi dan meja di taman sekolah;
dapat pula dibangun gazebo, dan lainnya

PERPUSTAKAAN KELAS
Perpustakaan kelas, yaitu sebuah sudut di kelas yang dilengkapi dengan
koleksi buku yang ditata secara menarik untuk meningkatkan minat baca
peserta didik. Sudut di rungan kelas ini dapat digunakan untuk memajang
koleksi bacaan dan karya peserta didik.
Perpustakaan kelas, dalam digunakan sebagai tempat penyediaan buku
pembelajaran di kelas, sekaligus menjadi perpanjangan fungsi perpustakaan
sekolah yang mendekatkan buku kepada peserta didik. Untuk menumbuhkan
rasa memiliki dan menanamkan rasa tanggungjawab, maka pengelolaan
perpustakaan kelas dapat ditugaskan kepada peserta didik. Agar kolekse selalu
segar dan menarik dilakukan penggantian koleksi bahan bacaan secara berkala
dengan bahan dari koleksi perpustkaan maupun koleksi yang dimiliki peserta
didik.

d. Lingkungan kaya Teks/ Kaya Literasi


Lingkungan kaya Literasi/ Teks, adalah perwujudan lingkungan sekolah
yang disajikan dalam berbagai bentuk teks untuk memberikan informasi,
memberi petunjuk, peringatan, maupun penyajian karya dan prestasi siswa
maupun sekolah. Secara ringkas lingkungan kaya teks/ kaya literasi dapat
dijelaskan dalam chart yang diterbitkan oleh Satgas Gerakan Literasi Sekolah.

@2017, Direktorat Pembinaan SMK 20


Materi Strategi Literasi dalam Pembelajaran di SMK 2018

5. Pemantauan, Evaluasi, dan Tindak Lanjut


Kegiatan ini pada prinsipnya merupakan salah satu siklus agar implementasi GLS
dapat maju berkelanjutan. Pemantauan dapat dilakukan setiap saat, namun disarankan
dilaksanakan tiap bulan sekali. Sementara itu, evaluasi dapat dilaksanakan tiap satu
semester ataupun satu tahun pelajaran. Berdasarkan pemantauan dan evaluasi yang
dilakukan secara terprogram, permasalahan implementasi GLS dapat diketahui
kekurangan dan keunggulan gerakan tersebut. Hal ini akan memudahkan untuk
melakukan rencana tindak lanjut pada tahun pelajaran berikutnya ataupun pada
rencana strategis jangka menengah berikutnya.

@2017, Direktorat Pembinaan SMK 21


Materi Strategi Literasi dalam Pembelajaran di SMK 2018

BAB III
STRATEGI LITERASI DALAM PEMBELAJARAN

A. Tujuan

Tujuan utama penggunaan strategi literasi dalam pembelajaran adalah untuk


membangun pemahaman siswa, keterampilan menulis, dan keterampilan
komunikasi secara menyeluruh. Selama ini berkembang pendapat bahwa literasi
hanya ada dalam pembelajaran bahasa atau di kelas bahasa. Pendapat ini tentu
saja tidak tepat karena literasi berkembang rimbun dalam bidang matematika,
sains, ilmu sosial, teknik, seni, olahraga, kesehatan, ekonomi, agama, prakarya dll.
(cf. Robb, L, 2003).

Konten dalam pembelajaran adalah apa yang diajarkan, adapun literasi adalah
bagaimana mengajarkan konten tersebut. Oleh sebab itu, bidang-bidang yang telah
disebutkan dan lintas bidang memerlukan strategi literasi dalam pembelajarannya.
Strategi literasi dalam pembelajaran akan membentuk karakteristik siswa dan
mengembangkan keterampilan abad ke-21 (keterampilan berpikir tingkat tinggi).

B. Kecakapan Literasi

Agus Marwan menjelaskan, hidup di abad 21 adalah hidup di era informasi.


Keterbukaan informasi yang nyaris tanpa batas menjadikan siswa harus
berkecakapan literasi. Ragam mata pelajaran mengharuskan siswa mampu
membaca dengan baik. Untuk itulah, kecakapan literasi menjadi penting. Literasi
membantu siswa memahami teks lisan, tulisan, audio, maupun gambar atau visual.
Dengan demikian, semakin baik literasi siswa, semakin baik pula prestasi
belajarnya “Pengertian literasi tidak hanya membaca dan menulis tetapi juga
mampu menggali, mengolah, mengidentifikasi dan menggunakan informasi yang
kita peroleh ke dalam bentuk sikap dan mengkomunikasikannya kepada orang
lain,” (http://sorotdaerah.net/perlunya-anak-menguasai-kecakapan-literasi-di-abad-
21/)

Melalui kegiatan pembelajaran (pendahuluan, inti, dan penutup) guru dapat


merencanakan kegiatan yang dapat meningkatkan kecakapan literasi siswa
sebagai berikut:

1. Siswa mampu melakukan prediksi terhadap materi pembelajaran atau bacaan.

@2017, Direktorat Pembinaan SMK 22


Materi Strategi Literasi dalam Pembelajaran di SMK 2018

2. Siswa mampu melakukan inferensi (mengembangkan pemahamannya dengan


menggunakan petunjuk visual atau tulisan).
3. Siswa mampu memahami materi pembelajaran/isi bacaan/konsepsi yang
disajikan dalam bacaan sertamendeskripsikannya dengan baik.
4. Siswa mampu menyimpulkan materi pembelajaran atau bacaan dan dengan
baik, dan mengkomunikasikan pendapatnya terhadap materi pembelajaran atau
bacaan secara verbal dan tulisan.

Selama proses pembelajaran, pada tahap-tahap pembelajaran baik pada


pendahuluan, inti pembelajaran maupun pada tahap penutup, guru seharusnya
merencanakan pembelajaran dan dapat mempraktikkan aktivitas yang dapat
meningkatkan kecakapan literasi. Hal tersebut dapat dilakukan dalam Strategi
Literasi dalam Pembelajaran yang menurut Wilson dan Chavez (2014), meliputi
Strategi Pemahaman Wacana/ teks dan Pengembangan Kompetensi Representasi
Multimoda, yang dijelaskan sebagai berikut:

a. Strategi Pemahaman Wacana/ Teks, yang meliputi pemahaman terhadap teks


baik sebelum, ketika membaca maupun setelah membaca, yang masing-
masing berupa kecakapan-kecakapan sebagai berikut.
1. Sebelum Membaca, siswa mampu:
a) membuat memprediksi, yaitu mampu memperkirakan isi bacaan
menggunakan fitur (gambar, judul, jenis, sumber bacaan) pada bagian
preliminari bacaan (sampul/bagian judul/ halaman-halaman awal, dll.),
dan
b) mengidentifikasi tujuan membaca, antara lain dapat menyusun daftar
pertanyaan (minimal 3) tentang hal-hal yang mereka ingin ketahui dari
bacaan; atau melakukan curah gagasan tentang hal-hal yang mereka
sudah atau ingin ketahui terkait bacaan.

2. Ketika Membaca, siswa mampu:


a) mengidentifikasi informasi yang relevan, antara lain menggunakan fitur-
fitur bacaan (paragraf, ide pokok, ide pendukung, kosakata, jenis,
struktur teks, elemen visual dll) untuk memahami bacaan,
mengidentifikasi ide dan argumen yang penting pada bacaan;
b) memvisualisasi, antara lain menerapkan strategi membaca untuk
mengingat informasi penting pada bacaan, menyajikan dalam moda
yang lain;

@2017, Direktorat Pembinaan SMK 23


Materi Strategi Literasi dalam Pembelajaran di SMK 2018

c) membuat inferensi (mengembangkan pemahamannya dengan


menggunakan petunjuk visual atau tulisan); dan
d) membuat keterkaitan, antara lain menerapkan strategi membaca untuk
mengingat informasi penting pada bacaan.

3. Setelah membaca, siswa mampu:


a) membuat ringkasan, antara lain menjawab pertanyaan terkait bacaan,
mengkomunikasikan pemahamannya terhadap bacaan secara verbal
dan gambar/tulisan, berpartisipasi terhadap kegiatan tindak lanjut
setelah membaca;
b) mengevaluasi teks, antara lain, mengkomunikasikan tanggapannya
terhadap bacaan secara verbal dan gambar/tulisan;
mengkomunikasikan analisis dan evaluasinya terhadap bacaan secara
verbal dan gambar/tulisan; dan
c) mengkonfirmasi, merevisi atau menolak prediksi, antara lain, mampu
membuat pertanyaan terhadap atau terkait bacaan, mampu
mengembangkan pengetahuan terkait bacaan melalui riset lanjut
terhadap bacaan lain yang relevan.

b. Kompetensi Representasi Multimoda, siswa mampu meliputi:


1. mengubah dari satu moda ke moda lain;
2. menjelaskan keterkaitan antara satu dan dua moda untuk mengkomunikasi
pesan yang sama;
3. memerikan (menceritakan/ melukiskan/ mengatakan bagaimana representasi
yang berbeda menjelaskan fenomena yang sama dengan cara yang berbeda;
4. memilih, mengkombinasikan, dan/atau menghasilkan representasi yang
standard an non standar untuk mengkomunikasikan konsep tertentu; dan
5. mengevaluasi representasi multimoda dan menjelaskan mengapa satu
representasi lebih efektif daripada representasi lain untuk tujuan tertentu

@2017, Direktorat Pembinaan SMK 24


Materi Strategi Literasi dalam Pembelajaran di SMK 2018

C. Peta Konsep Strategi Literasi dalam Pembelajaran

Dalam bentuk peta konsep, strategi literasi dalam pembelajaran dapat digambarkan
sebagai berikut.

@2017, Direktorat Pembinaan SMK 25


Materi Strategi Literasi dalam Pembelajaran di SMK 2018

D. Indikator Literasi dalam Pembelajaran

Pada dasarnya, silabus berbagai mata pelajaran di SMK sudah menunjukkan


adanya strategi literasi dalam pembelajaran. Penuangan silabus ke dalam langkah-
langkah pembelajaran dapat diceksilangkan dengan indikator literasi dalam
pembelajaran. Berikut adalah daftar cek untuk indikator literasi yang perlu ada
untuk menguatkan langkah-langkah pembelajaran. Dalam hal ini nomor yang
tersaji tidak merujuk pada urutan (dalam pembelajaran hal tersebut tidak harus
urut).

INDIKATOR LITERASI DALAM PEMBELAJARAN


Mata Pelajaran :
Kelas/Semester :
Materi Pokok :
Alokasi Waktu :
NO DESKRIPSI ADA BELUM CATATAN
ADA
A Strategi Literasi dalam Pembelajaran
1. Sebelum "membaca"
a. mengidentifikasi tujuan membaca
b. membuat prediksi
2. Ketika "membaca"
a. mengidentifikasi informasi yang relevan
b. mengidentifikasi kosakata baru, kata kunci,
dan/atau kata sulit dalam teks
c. Mengidentifikasi bagian teks yang sulit (jika
ada) dan/atau membaca kembali bagian itu
d. memvisualisasi dan/atau think aloud
e. membuat inferensi.
f. membuat pertanyaan tentang isi teks dan
hal-hal yang terkait dengan topik tersebut
(dapat menggunakan sumber di luar teks
atau buku pengayaan)
g. membuat keterkaitan antarteks
3. Setelah "membaca"
a. membuat “ringkasan”
b. mengevaluasi teks
c. mengubah dari satu moda ke moda yang lain
d. memilih, mengombinasikan, dan/atau
menghasilkan teks multimoda untuk
mengomunikasikan konsep tertentu
e. mengonfirmasi, merevisi, atau menolak
prediksi
B Penggunaan Alat bantu
Pengatur Grafis
Daftar Cek dll.

(cf. Wilson and Chavez, 2014; Robb, 2003) 130217 KP

@2017, Direktorat Pembinaan SMK 26


Materi Strategi Literasi dalam Pembelajaran di SMK 2018

Dalam pembahasan mengenai indikator literasi tersebut, ada beberapa istilah


teknis yang dikembangkan di antaranya:
(1) Istilah “teks” dalam literasi dapat berwujud teks tulis, audio, visual,
audiovisual, digital, kinestesik, dan sebagainya. Sejalan dengan itu, istilah
"membaca" yang digunakan dalam kegiatan literasi juga merujuk pada
membaca dalam arti luas.
(2) Think-aloud merupakan strategi untuk membunyikan secara lisan apa yang
ada di dalam pikiransiswa atau guru pada saat berusaha memahami
bacaan, memecahkan masalah, atau mencoba menjawab pertanyaan guru
atau siswa lain. Strategi ini dapat membantu siswa memonitor
pemahamannya, berpikir tingkat tinggi, dan membentuk karakter.
(3) Inferensi merupakan simpulan sementara berdasarkan informasi yang
tersirat dalam teks. Inferensi dapat didukung dengan ciri/bukti/fitur khusus
yang ada dalam teks.
(4) Keterkaitan antar teks merujuk pada keterkaitan teks dengan teks yang
pernah dibaca sebelumnya, teks dengan pengalaman pribadi, atau teks
dengan hal lain yang membantu siswa membentuk karakter dan berpikir
tingkat tinggi.
(5) Istilah “ringkasan” dalam arti luas diperoleh dengan kegiatan meringkas isi,
mengidentifikasi gagasan utama, menceritakan kembali, membuat sintesis,
membuat pertanyaan tentang isi, dan sebagainya. Kegiatan ini membantu
siswa membentuk karakter dan berpikir tingkat tinggi.
(6) Evaluasi teks dapat berwujud antara lain membuat opini terkait teks;
membuat penilaian langsung; mengaitkan dengan teks lain; mengaitkan
dengan pengalaman pribadi, pengetahuan sebelumnya, isu lokal dan
global; memilih/menentukan moda yang paling sesuai untuk tujuan tertentu,
misalnya: untuk menjelaskan siklus kehidupan, dipilih moda gambar siklus
(bukan teks tulis).Kegiatan ini membantu siswa membentuk karakter dan
berpikir tingkat tinggi.
(7) Moda merujuk pada bagaimana atau dengan cara apa pesan disampaikan
(teks tulis, audio, visual, audiovisial, digital, kinestesik, dsb.). Moda yang
lain (selain cetak) dapat berwujud visualisasi teks dan/atau respon indrawi
lain; dramatisasi; refleksi pemahaman dengan membuat teks bentuk lain:
lisan, tulisan, audio, visual, audio visual, kinestesik.
@2017, Direktorat Pembinaan SMK 27
Materi Strategi Literasi dalam Pembelajaran di SMK 2018

(8) Pengatur grafis (graphic organizers)1 adalah berbagai bentuk tabel atau
grafik untuk membantu pemahaman dengan cara mengorganisasikan
ide/pikiran/gagasan.
(9) Pemahaman makna kata-kata sulit dalam teks dapat menggunakan
petunjuk dalam teks (konteks).

E. Alat Bantu

Penggunaan alat bantu pengatur grafis dalam pembelajaran yang menggunakan


strategi literasi ditunjukkan dalam daftar berikut.

DAFTAR PENGATUR GRAFIS YANG DAPAT DIGUNAKAN

DALAM PEMBELAJARAN DENGAN STRATEGI LITERASI (SEBELUM-KETIKA-SESUDAH)

NO PENGATUR GRAFIS KEGIATAN PEMBELAJARAN

1 Peta Pengetahuan Latar Menggali pengetahuan latar belakang untuk memahami


Belakang teks nonfiksi.

2 Tabel Prediksi Membuat prediksi tentang teks nonfiksi.

3 Tahu-Ingin-Pelajari Menuliskan hal yang sudah diketahui, yang ingin diketahui


(di awal pembelajaran) dan yang telah dipelajari (di akhir
pembelajaran)

4 Tahu-Ingin-Bagaimana Menuliskan hal yang sudah diketahui, yang ingin diketahui,


dan bagaimana cara mengetahuinya.

5 Tahu-Ingin-Bagaimana- Menuliskan hal yang sudah diketahui, yang ingin diketahui,


Pelajari bagaimana cara mengetahuinya (di awal pembelajaran)
dan yang telah dipelajari (di akhir pembelajaran)

6 Membuat Keterkaitan Membuat keterkaitan antara teks dengan diri sendiri,


Teks dengan teks lain, dengan dunia luar.

7 Rantai Peristiwa Mengurutkan kejadian dalam teks nonfliksi secara


kronologis.

8 Siklus Mengurutkan siklus kejadian/peristiwa

9 Peta Semantik Memahami makna kata baru/sulit dari teks nonfiksi.

10 Tabel Kata ABC Curah pendapat dan identifikasi informasi penting dalam
teks.

1Pusat Bahasa, 2005.


@2017, Direktorat Pembinaan SMK 28
Materi Strategi Literasi dalam Pembelajaran di SMK 2018

11 Adik Simba Mengidentifikasi informasi penting dengan menggunakan


kata tanya.

12 Berpikir-Berpasangan- Memikirkan sebuah pertanyaan/isu penting, bekerja


Berbagi berpasangan, dan membagikan hasil diskusi.

13 Hubungan Tanya Jawab Membuat pertanyaan tentang fakta di dalam teks,


informasi tersirat, keterkaitan antara teks dengan diri , dan
dengan penulis/dunia luar.

14 Diagram Venn Membandingkan antara 2 hal/tokoh

15 Bandingkan-Kontraskan Membandingkan dan mengontraskan antara dua teks

16 Tabel Fakta dan Opini Mengidentifikasi fakta dan opini dalam teks nonfiksi.

17 Tabel Lima Indera Mengindentifikasi lima indera dan bagaimana


pengaruhnya terhadap pengalaman orang dalam sebuah
teks.

18 Gambar dengan Caption Menggambar dan menulis caption baru berdasarkan


informasi dalam teks.

19 Peta Gagasan Utama dan Mengidentifikasi gagasan utama dan gagasan penjelas
Penjelas dalam teks.

20 Sebab-Akibat Menentukan sebab dan akibat sebuah peristiwa dalam


teks.

21 Tabel Ringkasan Membuat ringkasan sebuah teks.

22 Daftar Cek Menceritakan Menggunakan daftar cek untuk membantu menceritakan


Kembali kembali isi sebuah teks.

@2017, Direktorat Pembinaan SMK 29


Materi Strategi Literasi dalam Pembelajaran di SMK 2018

BAB IV
PENUTUP

Sebagaimana telah disebutkan dalam bab sebelumnya, bahwa tujuan utama


penggunaan strategi literasi dalam pembelajaran adalah untuk membangun
pemahaman siswa, keterampilan menulis, dan keterampilan komunikasi secara
menyeluruh. Literasi berkembang dalam berbagai bidang, antara lain matematika,
sains, ilmu sosial, teknik, seni, olahraga, kesehatan, ekonomi, agama, prakarya,
sehingga Strategi Literasi dalam Pembelajaran dapat diterapkan di semua mata
pelajaran, dan dapat dikembangkan oleh guru secara kreatif sehingga mampu
mengembangkan kompetensi peserta didik

Para guru hendaknya memahami bahwa konten dalam pembelajaran adalah apa yang
diajarkan, sehingga literasi adalah bagaimana mengajarkan konten tersebut. Oleh
sebab itu, bidang-bidang yang telah disebutkan dan lintas bidang memerlukan strategi
literasi dalam pembelajarannya. Strategi literasi dalam pembelajaran akan membentuk
karakteristik siswa dan mengembangkan keterampilan abad ke-21 yang antara lain
adalah keterampilan berpikir tingkat tinggi.

Dengan Materi Peyegaran dan pendampingan bagi Instruktur Kurikulum 2013 ini
semakin menginspirasi dan mendorong para guru untuk menggunakan berbagai teks
dalam mengembangkan sikap literat para guru dan peserta didik. Dengan demikian
akan tercipta generasi yang mampu mengakses, memahami dan menggunakan
informasi secara cerdas, serta pembelajar sepanjang hayat.

@2017, Direktorat Pembinaan SMK 30


Materi Strategi Literasi dalam Pembelajaran di SMK 2018

DAFTAR PUSTAKA

Beers, C. S., Beers, J. W., & Smith, J. O. (2009). A Principal’s Guide to Literacy
Instruction. New York: Guilford Press.

Marwan, Agus. 2016. http://sorotdaerah.net/perlunya-anak-menguasai-kecakapan-


literasi-di-abad-21/2.03.2017.18.00

Robb, L. 2003. Teaching Reading in Social Studies, Science, and Math: Practical Ways
to Weave Comprehension Strategies Into Your Content Area Teaching. New
York: Scholastic Professional Books.

Pusat Bahasa, 2005. Seri Glosarium: Glosarium Pendidikan. Jakarta: Kementerian


Pendidikan Nasional.

Wiedarti, Pangesti dan Kisyani-Laksono (ed.). 2016. Desain Induk Gerakan Literasi
Sekolah. Jakarta: Dikdasmen, Kemdikbud.

Wiedarti, Pangesti. Literasi Kriminal dalam Gerakan Literasi Sekolah. Kompas, 11 Mei
2016.

Wilson, A.A. and Chavez, K.J. 2014. Reading and Representing Across the Content
Areas: A Clasroom Guide. New York: Teachers College Press, Columbia
University.

Satgas GLS Ditjen Dikdasmen, 2017a.“Strategi Literasi dalam Pembelajaran di


Sekolah Dasar (Modul Materi Penyegaran Instruktur Kurikulum 2013)”. Jakarta.

Satgas GLS Ditjen Dikdasmen, 2017b.“Strategi Literasi dalam Pembelajaran di


Sekolah Menengah Atas”. Jakarta.

Satgas GLS Ditjen Dikdasmen, 2017c.“Strategi Literasi dalam Pembelajaran di


Sekolah Menengah Pertama”. Jakarta.

@2017, Direktorat Pembinaan SMK iv


Materi Strategi Literasi dalam Pembelajaran di SMK 2018

Lampiran 1.1
STRATEGI LITERASI DALAM PEMBELAJARAN

Membuat prediksi
1. SEBELUM MEMBACA Mengidentifikasi tujuan
membaca

Mengidentifikasi informasi
yang relevan
STRATEGI PEMAHAMAN 2. KETIKA MEMBACA
Memvisualisasi
WACANA/TEKS
Membuat inferensi

Membuat ringkasan
Mengevaluasi teks
3. SETELAH MEMBACA
Mengkonfirmasi, merevisi, atau
menolak prediksi
STRATEGI LITERASI
Menggunakan fitur khusus untuk merepresentasikan
DALAM PEMBELAJARAN
claim, inferensi, atau prediksi.

Mengubah dari satu moda ke moda yang lain.

Menjelaskan keterkaitan antara satu dan


dua moda untuk mengkomunikasikan
pesan yang sama.

KOMPETENSI REPRESENTASI Mendeskripsikan bagaimana representasi


MULTIMODA yang berbeda menjelaskan fenomena yang
sama dengan cara berbeda.

Memilih, mengkombinasikan, dan/atau menghasilkan


representasi yang standar dan nonstandar untuk
mengkomunikasikan konsep tertentu.

Mengevaluasi representasi multimoda dan menjelaskan


mengapa satu representasi lebih efektif daripada
representasi lain untuk tujuan tertentu.

@2017, Direktorat Pembinaan SMK 19


Materi Strategi Literasi dalam Pembelajaran di SMK 2018

Lampiran 1.2

KEGIATAN PADA STARTEGI LITERASI DALAM PEMBELAJARAN

SEBELUM MEMBACA/ KETIKA MEMBACA/ SETELAH MEMBACA/ BELAJAR


BELAJAR BELAJAR

1. memprediksi isi teks/ 1. mengidentifikasi kosa 1. Membaca untuk mendapat


bahan baca-an kata baru gagasan utama/ penting
2. Think aloud 2. memvisualisasi teks 2. Membaca kembali
3. Mengamati bagian- 3. menggunakan graphic 3. Think aloud
bagian teks yang organizers 4. Bertanya
akan dibaca 4. membuat catatan 5. Mengaitkan dnegan teks lain,
4. Bertanya 5. Think aloud pengalaman pribadi isu local atau
5. Mengidentifikasi 6. Bertanya global
kosa kata/ konsep 7. Menggunakan petunjuk 6. Memvisualisasi dari respons
kunsi yang akan berdasarkan konteks indrawi lain
dipelajari 8. Membuat ringkasan 7. Merefleksikan melalui wicara,
6. Menggunakan 9. Mengidentifikasi bagian menulis, menggmbar, musik, dan
- TAHU yang sulit gerakan
- INGIN TAHU 10. Menceritakan kembali 8. membuat ringkasan
- BAGAIMANA 11. Membaca kembali 9. mengevaluasi teks
AGAR TAHU 12. Menyimpulkan 10. membuat inferensi
berdasarkan informasi (mengembangkan
yang ter-sirat pemahamannya dengan
(inferensi) menggunakan petunjuk visual
13. Mengaitkan dengan atau tulisan)
pengalaman pribadi 11. dramatisasi
12. mencatat
13. menggunakan graphic organi-
zers
14. membuat inferensi (kesim-pulan
berdasarkan informasi tersirat:
- membandingkan/
mengontraskan;
- hubungan sebab akibat;
- gagasan utama dalam teks
15. membuat ringkasan
16. menceritakan kembali
17. membuat sintesa
18. membuat evaluasi diri
19. mengkonfirmasi, merevisi atau
menolak prediksi

@2017, Direktorat Pembinaan SMK 20


Materi Strategi Literasi dalam Pembelajaran di SMK 2018

Lampiran 1.3

INDIKATOR LITERASI DALAM PEMBELAJARAN


Mata Pelajaran :

Kelas/Semester :

Materi Pokok :

Alokasi Waktu :

NO DESKRIPSI ADA BELUM CATATAN


ADA
A Strategi Literasi dalam Pembelajaran
1. Sebelum "membaca"
a. mengidentifikasi tujuan membaca
b. membuat prediksi
2. Ketika "membaca"
a. mengidentifikasi informasi yang relevan
b. mengidentifikasi kosakata baru, kata
kunci, dan/atau kata sulit dalam teks
c. Mengidentifikasi bagian teks yang sulit
(jika ada) dan/atau membaca kembali
bagian itu
d. memvisualisasi dan/atau think aloud
e. membuat inferensi
f. membuat pertanyaan tentang isi teks dan
hal-hal yang terkait dengan topik tersebut
(dapat menggunakan sumber di luar teks
atau buku pengayaan)
g. membuat keterkaitan antarteks
3. Setelah "membaca"
a. membuat “ringkasan”
b. mengevaluasi teks
c. mengubah dari satu moda ke moda yang
lain
d. memilih, mengombinasikan, dan/atau
menghasilkan teks multimoda untuk
mengomunikasikan konsep tertentu
e. mengonfirmasi, merevisi, atau menolak
prediksi
B Penggunaan Alat bantu
Pengatur Grafis
Daftar Cek dll.
(cf. Wilson and Chavez, 2014; Robb, 2003)
130217 KP

@2017, Direktorat Pembinaan SMK 21


Materi Strategi Literasi dalam Pembelajaran di SMK 2018

Dalam pembahasan mengenai indikator literasi tersebut, ada beberapa istilah


teknis yang dikembangkan di antaranya:
(2) Istilah “teks” dalam literasi dapat berwujud teks tulis, audio, visual,
audiovisual, digital, kinestesik, dan sebagainya. Sejalan dengan itu, istilah
"membaca" yang digunakan dalam kegiatan literasi juga merujuk pada
membaca dalam arti luas.
(3) Think-aloud merupakan strategi untuk membunyikan secara lisan apa yang
ada di dalam pikiransiswa atau guru pada saat berusaha memahami
bacaan, memecahkan masalah, atau mencoba menjawab pertanyaan guru
atau siswa lain. Strategi ini dapat membantu siswa memonitor
pemahamannya, berpikir tingkat tinggi, dan membentuk karakter.
(4) Inferensi merupakan simpulan sementara berdasarkan informasi yang
tersirat dalam teks. Inferensi dapat didukung dengan ciri/bukti/fitur khusus
yang ada dalam teks.
(5) Keterkaitan antarteks merujuk pada keterkaitan teks dengan teks yang
pernah dibaca sebelumnya, teks dengan pengalaman pribadi, atau teks
dengan hal lain yang membantu siswa membentuk karakter dan berpikir
tingkat tinggi.
(6) Istilah “ringkasan” dalam arti luas diperoleh dengan kegiatan meringkas isi,
mengidentifikasi gagasan utama, menceritakan kembali, membuat sintesis,
membuat pertanyaan tentang isi, dan sebagainya. Kegiatan ini membantu
siswa membentuk karakter dan berpikir tingkat tinggi.
(7) Evaluasi teks dapat berwujud antara lain membuat opini terkait teks;
membuat penilaian langsung; mengaitkan dengan teks lain; mengaitkan
dengan pengalaman pribadi, pengetahuan sebelumnya, isu lokal dan global;
memilih/menentukan moda yang paling sesuai untuk tujuan tertentu,
misalnya: untuk menjelaskan siklus kehidupan, dipilih moda gambar siklus
(bukan teks tulis).Kegiatan ini membantu siswa membentuk karakter dan
berpikir tingkat tinggi.
(8) Moda merujuk pada bagaimana atau dengan cara apa pesan disampaikan
(teks tulis, audio, visual, audiovisial, digital, kinestesik, dsb.). Moda yang lain
(selain cetak) dapat berwujud visualisasi teks dan/atau respon indrawi lain;
dramatisasi; refleksi pemahaman dengan membuat teks bentuk lain: lisan,
tulisan, audio, visual, audio visual, kinestesik.
@2017, Direktorat Pembinaan SMK 22
Materi Strategi Literasi dalam Pembelajaran di SMK 2018

(9) Pengatur grafis (graphic organizers) 2 adalah berbagai bentuk tabel atau
grafik untuk membantu pemahaman dengan cara mengorganisasikan
ide/pikiran/gagasan.
(10) Pemahaman makna kata-kata sulit dalam teks dapat menggunakan
petunjuk dalam teks (konteks).

2 Pusat Bahasa, 2005.


@2017, Direktorat Pembinaan SMK 23
Materi Strategi Literasi dalam Pembelajaran di SMK 2018

Lampiran 2.1:

Contoh RPP
Untuk Mapel Matematika

Skenario mata pelajaran Matematika berikut disajikan dengan model discovery


learning.

Kompetensi Dasar : 3.1 Memilih dan menerapkan aturan eksponen dan logaritma
sesuai dengan karakteristik permasalahan yang akan
diselesaikan dan memeriksa kebenaran langkah-
langkahnya

4.1 Menyajikan masalah nyata menggunakan operasi aljabar


berupa eksponen dan logaritma serta menyelesaikannya
menggunakan sifat- sifat dan aturan yang telah terbukti
kebenarannya

Materi Pokok : Bilangan berpangkat

Tujuan : Menyelesaikan masalah nyata dengan menggunakan konsep


eksponen

Alokasi Waktu : 1 x pertemuan (4 x 45 menit)

Tahap Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Awal (Pre 1. Guru meminta peserta didik untuk mengamati bahan tayangan
Reading) tentang beberapa permasalahan yang berkaitan dengan
aritmatika sosial, peluruhan kimia, perkembangan bakteri, dan
1. Stimulasi/pemberian lain-lain.
rangsangan 2. Peserta didik diminta memperhatikan permasalahan-
permasalahan yang diberikan, dan mencermati objek-objek
yang diberikan dalam permasalahan tersebut.
3. Guru mengajak peserta didik untuk memberikan beberapa
alternatif penyelesaian dengan melakukan kegiatan tanya
jawab (mengidentifikasi tujuan membaca)
4. Guru mengajak peserta didik untuk menebak materi apa yang
akan dipelajari (membuat prediksi)
Kegiatan Inti (While 1. Guru memberikan selembar kertas dan lembar aktivitas
Reading) kepada masing-masing peserta didik.
2. Peserta didik diminta mengamati banyaknya jumlah lipatan
2. Identifikasi masalah kertas dan menghubungkannya dengan banyaknya bidang

@2017, Direktorat Pembinaan SMK 24


Materi Strategi Literasi dalam Pembelajaran di SMK 2018

Tahap Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

kertas yang terbentuk. Dan menuliskan hasilnya pada tabel


keterkaitan (memvisualisasi)
3. Peserta didik diminta untuk merumuskan masalah, antara lain
:
a. Bagaimana menemukan pola yang menyatakan
hubungan banyaknya lipatan dengan banyaknya bidang
kertas yang terbentuk
b. Jika kertas dilipat 2 (dua) secara berulang maka
berapakah bilangan pokok yang terbentuk
c. Jika kertas dilipat 3 (tiga), 4 (empat) dan seterusnya
secara berulang maka bagaimana pola yang terbentuk
(mengidentifikasi informasi yang relevan)
4. Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatan untuk
menemukan bentuk umum an menggunakan pola perkalian
5. Menanyakan hal-hal yang belum dipahami terkait dengan
permasalahan yang diberikan
3. Pengumpulan data 1. Peserta didik mengumpulkan fakta-fakta yang berkaitan
dengan an dan menggunakannya untuk menemukan sifat-sifat
pangkat bilangan bulat (membuat keterkaitan)
4. Pengolahan data dan 1. Guru memberikan soal/masalah baru tentang pembuktian
pembuktian pangkat bulat positif, pangkat nol dan pangkat bulat negatif
yang akan diselesaikan secara berkelompok
2. Peserta didik menuliskan kembali fakta-fakta yang diperoleh
tentang eksponen bilangan bulat dan menyusun pembuktian
untuk menemukan sifat-sifat eksponen bilangan bulat
(membuat informasi)
3. Secara berkelompok menuliskannya pada lembar aktifitas
peserta didik
4. Guru mengingatkan peserta didik untuk menyelesaikan
soal/permasalah yang diberikan di kegiatan awal dengan
menggunakan sifat-sifat eksponen. Masing-masing kelompok
mendiskusikannya dan guru berkeliling untuk memberikan
penguatan.
5. Kemudian guru meminta masing-masing kelompok membuat
1 (satu) buah soal/masalah kontekstual bersumber dari
internet yang berkaitan dengan konsep eksponen. Setelah
selesai, masalah yang disusun ditukar antar kelompok untuk
diselesaikan oleh masing-masing kelompok
Kegiatan Penutup (Post 1. Setelah kegiatan diskusi selesai, setiap kelompok secara
Reading) bergiliran mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.
Ditunjuk satu orang perwakilan kelompok untuk
5. Menarik kesimpulan/ menyampaikan hasil pembahasan dari masalah yang didapat.
generalisasi Disampaikan juga temuan/masukan dari soal/masalah yang
dibahas.
2. Kelompok lain menanggapi sajian dari kelompok yang sedang
tampil, dan menuliskan kesimpulan dari setiap presentasi

@2017, Direktorat Pembinaan SMK 25


Materi Strategi Literasi dalam Pembelajaran di SMK 2018

Tahap Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

kelompok dengan bahasa sendiri dan mengaitkannya dengan


materi pelajaran yang sudah didapat (membuat ringkasan)
3. Guru memberikan penguatan/koreksi terhadap masalah/soal
yang disusun dan jawaban/kesimpulan yang disampaikan
(mengevaluasi teks)
4. Soal beserta jawaban yang sudah diperbaiki dipajang di
dinding kelas dengan tampilan yang rapi dan bagus dipandang
mata.
5. Guru meminta perwakilan peserta didik untuk menyampaikan
secara lisan kesimpulan materi pelajaran hari ini. Kemudian
membandingkan jawaban permasalahan yang diberikan
dikegiatan awal, dengan jawaban setelah mendapatkan materi
pembelajaran (mengonfirmasi, merevisi, atau menolak
prediksi)
6. Guru memberikan tugas mandiri membuat 5 buah soal
berbasis masalah kontekstual bersumber internet dan buku-
buku matematika di perpustakaan, tentang operasi bilangan
berpangkat (pangkat nol, pangkat bulat positif dan negatif) dan
menyelesaikannya sesuai dengan sifat-sifat bilangan
berpangkat.

Berikut disampaikan lembar aktifitas peserta didik yang berbasis penemuan. Lembar
aktifitas ini akan menuntun peserta didik untuk menemukan sendiri sifat-sifat bilangan
berpangkat. Kegiatan ini akan membangun kemampuan membaca yang baik dan
tingkat pemahaman yang terukur dari masing-masing peserta didik.

@2017, Direktorat Pembinaan SMK 26


Materi Strategi Literasi dalam Pembelajaran di SMK 2018

Lampiran 1
LEMBAR AKTIFITAS PESERTA DIDIK

PENGERTIAN EKSPONEN DAN SIFAT-SIFATNYA

Pengertian Eksponen
Masalah

Diberikan selembar kertas berbentuk persegi panjang. Lipatlah kertas tersebut di tengah-
tengah sehingga garis lipatan membagi dua bidang kertas menjadi dua bagian yang sama.
Temukanlah pola yang menyatakan hubungan banyak lipatan dengan banyak bidang
kertas yang terbentuk.

Alternatif Penyelesaian

Tabel keterkaitan antara banyak garis lipatan


dengan banyak bidang kertas yang terbentuk

Banyak Banyak Bidang Bentuk


Pola Perkalian
Lipatan Kertas Eksponen

1 2 2

2 4

3 8

4 .... ....

5 .... .... ....

10 .... ....

100 - . . . .

n - . . . .

Maka dapat disimpulkan secara umum:

@2017, Direktorat Pembinaan SMK 27


Materi Strategi Literasi dalam Pembelajaran di SMK 2018

Sifat-Sifat Eksponen

Sifat-1

Isilah titik-titik pada pernyataan, berikut ini:


1.

2.

3.

Dengan demikian, kita peroleh sifat eksponen-1.

Sifat-2
Isilah titik-titik pada pernyataan, berikut ini:

1.
2.

3.
Dengan demikian, kita peroleh sifat eksponen 2.

Dari sifat-2 di atas, terkait n dan m adalah bilangan bulat positif. Ada 3 kemungkinan,
yaitu:

a) n > m
b) n = m
c) n < m

a). Kasus n > m

Jika m dan n bilangan bulat positif dan n > m, maka n - m > 0 dengan demikian

@2017, Direktorat Pembinaan SMK 28


Materi Strategi Literasi dalam Pembelajaran di SMK 2018

Sifat-3

b). Kasus n = m

jika n = m, maka:

 …………….1)

 Dengan menggunakan sifat-2

……………..2)

Dari 1) dan 2) dapat disimpulkan bahwa:

c). Kasus n < m

untuk lebih memahami coba kerjakan aktifitas berikut:

1) . (gunakan sifat-2)

2)

Dari 1) dan 2), dapat disimpulkan ……………………….(a)

3) . (gunakan sifat-2)

4)

Dari 1) dan 2), dapat disimpulkan ……………………….(b)

5) . (gunakan sifat-2)

6)

Dari 1) dan 2), dapat disimpulkan ……………………….(c)

Dengan memperhatikan (a), (b), dan (c) ada keteraturan, maka secara umum dapat
disimpulkan:

……………….sifat-3
@2017, Direktorat Pembinaan SMK 29
Materi Strategi Literasi dalam Pembelajaran di SMK 2018

Secara berkelompok, dengan menggunakan sifat-sifat yang di peroleh, silahkan


buktikan :

1. Sifat-4
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………
2. Sifat-5
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
3. Sifat-6
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………

@2017, Direktorat Pembinaan SMK 30


Materi Strategi Literasi dalam Pembelajaran di SMK 2018

Lampiran 2.2:

Contoh RPP
Untuk Mapel Tata Kecantikan

Skenario mapel pemangkasan dan penataan rambut ini disajikan dengan model
pembelajaran Discovery Learning, berikut ini adalah tahapannya :

Kompetensi Dasar : 3.5 Menguraikan pemangkasan rambut desaindenganteknik


razor

4.5 Melakukan pemangkasan rambut desaindenganteknik


razor

Materi Pokok/ : Melakukan pemangkasan rambut desain teknik razor


Topik

Tujuan : Melakukan pemangkasan rambut desain teknik razor sesuai


trend mode yang sedang berkembang

Alokasi Waktu : 1 x pertemuan (4 x 45 menit)

TAHAP
KEGIATAN PEMELAJARAN
PEMBELAJARAN

Tahap awal :(Pre Reading)

1. Stimulation  Peserta didik diajak untuk mengamati berbagai macam


(stimulasi/ gambar dan video yang berkaitan dengan pemangkasan
pemberian rambut desain teknik razor, meliputi : alat, dan kosmetika,
rangsangan
desain , teknik dan prosedur pemangkasannyayang
sedang trend saat ini dimasyarakat.
 Guru bersama Peserta didik melakukan brainstorming
yang berkaitan dengan gambar-gambar/desain-desain
tersebut (desain apa yang sedang trend dimasyarakat, ,
teknik-teknik apa yang sedang trend digunakan, dan
sebagainya)
 Guru mengajak menyimpulkan/ menebak topik yang akan
dipelajarinya.

Tahap Pelaksanaan :(While Reading)

2. Problem  Peserta didik bertanya tentang hal-hal yangmenarik dan


statement relevan dengan materi dan tayangan yang disajikan oleh
(pertanyaan/ guru (gambar-gambar dan video teknik pemangkasan

@2017, Direktorat Pembinaan SMK 31


Materi Strategi Literasi dalam Pembelajaran di SMK 2018

identifikasi rambut teknik razor ).


masalah)  Peserta didik melakukan identifikas ifakta-fakta berbagai
macam teknik pemangkasan rambut desain dengan razor
yang sedang berkembang dimasyarakat (salon-salon
kecantikan) misalnya model Bob, Shaggy, Layering dan
sebagainya)

 Guru bersama peserta didik merumuskan m asalah


(problemstatement),antara lain:
 Bagaimana cara melakukan pemangkasan rambut
teknik razor dengan berbagai teknik dan desain ?
 Alat apa saja yang dibutuhkan untuk melakukan teknik
pemangkasan rambut taknik razor?
 Bagaimana cara melakukan pembagian /parting
rambutnya ?
 Bagimana cara menentukan tahapan-tahapan
pemangkasannya ?
 Bagaimana cara melakukan stylingnya (penataanya)
?
 Bagaimana hasil akhir yang akan ditampilkannya ?
 Apakah hasil pangkasannya akan disukai oleh
pelanggan?

3. Data collection  Peserta didik mengidentifikasi terkait : alat dan kosmetik, desain
(pengumpulan dan teknik serta prosedur kerja pemangkasan rambut desain teknik
data) razor .
 Peserta didik mengumpulkan data-data tentang berbagai
teknik pemangkasan rambut dengan razor, meliputi
bahan, alat dan prosedur dalam teknik pemangkasannya.
 Peserta didik memilih salah satu teknik pemangkasan
rambut desain misalnya teknik layer/shaggy/Bob
4. Data processing  Guru memberikan tugas individu kepada peserta didik
(pengolahanData) untuk melakukan simulasi/eksperimen pemangkasan
rambut desain teknik razor pada model
 Peserta didik memilih dan menentukan satu desain (pola
pemangkasan) teknik razor untuk dipraktikkan pada
model
 Guru membimbing peserta didik melakukan simulasi
pemangkasan rambut sesuai dengan teknik dan desain
yang telah dipilih.
 Peserta didik menuliskan hasil pengamatan dari proses
dan hasil simulasinya (perlu LKS untuk memandu kegiatan
peserta didik).
5. Verification  Peserta didik melakukan menyusun (mengasosiasikan)
(pembuktian) data yang diperoleh dengan teknik dan desain
pemangkasan yang telah dipilihnya.

@2017, Direktorat Pembinaan SMK 32


Materi Strategi Literasi dalam Pembelajaran di SMK 2018

Tahap Penutup :( Post Reading)

6. Generalization  Peserta didik membuat kesimpulan dari hasil pembelajaran


(menarik yang telah dipelajarinya
simpulan/  Guru meminta peserta didik untuk menyampaikan
generalisasi)
apresiasi dan pengalamannya tentang materi yang telah
dipelajarinya
 Pesertadidik dapat mempresentasikan
(mengomunikasikan) hasil simulasi/ eksperimennyanya di
depan kelas.
 Guru melakuka nkonfirmasi dan penilaian atas hasil
simulasi dan presentasi peserta didik.

Berikut disampaikan lembar aktifitas peserta didik yang berbasis penemuan. Lembar
aktifitas ini akan menuntun peserta didik untuk menemukan sendiri desain dan
prosedur kerja (langkah kerja) pemangkasan rambut teknik razor. Kegiatan ini akan
membangun kemampuan pengetahuan dan ketrampilan yang baik dan tingkat
pemahaman yang terukur dari masing-masing peserta didik.

@2017, Direktorat Pembinaan SMK 33


Materi Strategi Literasi dalam Pembelajaran di SMK 2018

Lampiran 1 :

LEMBAR AKTIFITAS PESERTA DIDIK

Masalah/Tugas :

Diberikan tugas secara individu pada setiap peserta didik untuk memilih/menentukan
salah satu desain dan teknik pemangkasan rambut pada model wanita dewasa.

1. Pilihlah salah satu desain dari gambar/video yang telah diamati


2. Buatlah/susunlah prosedur kerja pemangksan rambut desain dengan teknik razor
pada lembar kerja (jobsheet) yang tersedia meliputi: pengertian, tujuan, alat,
bahan, kosmetika, keselamatan kerja, dan prosedur kerja pemangkasan
3. Gambarlah struktur pola pemangkasannya
4. Lakukan eksperimen/simulasi teknik pemangkasan pada model dengan waktu 90
menit
5. Susun dan buatlah laporan hasil kegiatan praktik eksperimen/simulasi dilengkapi
dokumen hasil kegiatan (foto dan gambar)
6. Presentasikan hasil eksperimen yang telah dilakukan di depan kelas

@2017, Direktorat Pembinaan SMK 34


Materi Strategi Literasi dalam Pembelajaran di SMK 2018

Tugas 1 :

LEMBAR KERJA SISWA

Nama Peserta Didik :___________________ Tanggal: ____________ Kelas:________________

Pengertian :

..........................................................................................................................................................

..........................................................................................................................................................

..........................................................................................................................................................

Tujuan :

1. ......................................................................................................................................................

2. ......................................................................................................................................................

3. ......................................................................................................................................................

Keselamatan Kerja :

1. .....................................................................................................................................................

2. ......................................................................................................................................................

3. ......................................................................................................................................................

4. .....................................................................................................................................................

@2017, Direktorat Pembinaan SMK 35


Materi Strategi Literasi dalam Pembelajaran di SMK 2018

Alat, Ba ha n da n Ko smet i ka :

P ersi ap a n :

Al at , Ba ha n d an
No Keb u tu ha n/ V ol u me S pesi f i ka si / Ga mba r
Ko s met i ka

I Al a t :

1, Gu nt i n g p an gk as

2,

II Ba ha n

1,

2,

3.

I II Kos meti ka

1,

2,

Pelaksanaan :

Langkah-langkah Prosedur Pemangkasan Rambut Desain Teknik Razor

Tentukanlangkah-langkahdan prosedur pemangkasan rambut desain dengan teknik Razor.

No Langkah-langkah Kegiatan Gambar Kerja/Foto waktu

1.

2.

3.

@2017, Direktorat Pembinaan SMK 36


Materi Strategi Literasi dalam Pembelajaran di SMK 2018

Hasil Akhir :

Foto / Gambar / Sketsa

Kesimpulan dan Saran :

Siswa :

Guru :

@2017, Direktorat Pembinaan SMK 37


Materi Strategi Literasi dalam Pembelajaran di SMK 2018

Tugas 2 :

Buatlah dalam bentuk gambar/grafik langkah-langkah prosedur pemangkasan


rambut desain dengan teknik Razor sesuai dengan kreativitas kalian!.

Gambar 1. Langkah-langkah Prosedur Pemangkasan Rambut desain teknik razor

Gambar/Grafik Hasil Karya Kelompok

@2017, Direktorat Pembinaan SMK 38


Materi Strategi Literasi dalam Pembelajaran di SMK 2018

Tugas 3 :

LEMBAR DATA DAN PENGAMATAN

Data dan Pengamatan


Buatlah kesimpulan dari hasil pengamatan pada gambar/foto desain pemangkasan rambut
teknik razor, dan tuliskan data tersebut pada tabel berikut :

Tabel 1 : Hasil Pengamatan gambar/foto desain pemangkasan rambut teknik razor :


Aspek Yang dinilai Produk / hasil

Bagaimana bentuk desainnya

Bagaimana struktur desain pemangkasannya

Berapa tingkat pengangkatan sudut


proyeksinya

Alat dan kosmetik apa saja yang digunakan dan


diperlukan

Bagaimana teknik
pemangkasannya/pengguntingannya

Analisis :

Karakteristik yang menonjol pada desain


pemangkasan rambut teknik razor

Kesimpulan :

Hasil bentuk pemangkasan dan penataan


rambut yang akan dilakukan

@2017, Direktorat Pembinaan SMK 39

You might also like