You are on page 1of 10

CITA-CITA MENURUT PANDANGAN

ISLAM

DIBUAT OLEH:
Firza Alfinna Andrian
SMA School of Human
Jl. Mendut No. 126 Kranggan Cibubur
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya,
yang terlah melimpahkan rezeki, rahmat, hidayah, dan inayah-Nya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
cita-cita menurut pandangn islam.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari guru pendamping, sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada para guru pendamping yang telah
berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami jauh dari kesempurnaan. Kami
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki kesalahan dalam makalah ini.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat maupun inspirasi.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ….………………………………………………………2


BAB I ………………………………………………………………………………3
PENDAHULUAN ………………………………………………………….....3
1.1 Latar Belakang …………………………………………………3
1.2 Rumus Masalah ……………………………………………….4
BAB II ……………………………………………………………………………..4
PEMBAHASAN ………………………………………………………………..7-8
2.1 Apa yang dimaksud dengan cita-cita?
2.2 Apa manfaat cita-cita?
2.3 Mengapa kita harus bercita-cita?
2.4 Bagaimana cara memasarkan produk dengan syariat islam?
BAB III …………………………………………………………………………...8
PENUTUP ……………………………………………………………………….8
3.1 Kesimpulan …………………………………………………….8
3.2 Saran……………………………………………………………….8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Semua orang memiliki cita-cita menjadi apa yang


diinginkan. Cita-cita bukan hanya terkait dengan
sebuah profesi namun lebih dari itu cita-cita adalah
sebuah tujuan ada seseorang yang bercita-cita ingin
memiliki harta yang banyak, menjadi orang terkenal,
mengelilingi dunia, mempunyai prestasi yang bagus
dan segudang cita-cita lainnya. Namun seorang muslim
tentunya akan menempatkan cita-citanya di tempat
yang paling tinggi dan mulia yaitu menggapai
keridhaan Allah.
Sebagai seorang designer tentunya kita
menginginkan baju yang modis dan sopan menurut
pandangan hal mudah jika kita hanya memiliki niat
saja untuk menjadi designer profesional tapi
memerlukan niat,usaha, dan kerja keras .Dalam
pencapaiannya,kita perlu inovasi-inovasi, tekad serta
didasari fondasi yang teguh. Dimulai dengan kita
memiliki impian , tapi bukan sekedar impian belaka.
Impian yang membuat kita mengaplikasikan kepada
masyarakat tentang mengenakan busana yang terutup
atau sopan.

1.2 Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, penyusun merumuskan


masalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan cita-cita?


2. Apa manfaat cita-cita?
3. Mengapa kita harus bercita-cita?
4. Bagaimana cara memasarkan produk dengan syariat islam?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Apa yang dimaksud dengan cita-cita?

cita-cita adalah keinginan, harapan, atau tujuan yang selalu


ada dalam pikiran. Tidak ada orang hidup tanpa cita-cita, tanpa
berbuat kebajikan, dan tanpa sikap hidup. Cita-cita adalah suatu
impian dan harapan seseorang akan masa depannya, bagi
sebagian orang cita-cita itu adalah tujuan hidup dan bagi
sebagian yang lain cita-cita itu hanyalah angan-angan belaka. Bagi
orang yang menganggapnya sebagai tujuan hidupnya maka cita-
cita adalah sebuah impian yang dapat membakar semangat untuk
terus melangkah maju dengan langkah yang jelas dan mantap
dalam kehidupan ini sehingga ia menjadi

sebuah akselerator pengembangan diri namun bagi yang


menganggap cita-cita sebagai angan-angan belaka maka ia adalah
sebuah impian belaka tanpa api yang dapat membakar motivasi
untuk melangkah maju. Manusia tanpa cita-cita ibarat air yang
mengalir dari pegunungan menuju dataran rendah, mengikuti
kemana saja alur sungai membawanya. Manusia tanpa cita-cita
bagaikan seseorang yang sedang tersesat yang berjalan tanpa
tujuan yang jelas sehingga ia bahkan dapat lebih jauh tersesat lagi.
Ya, cita-cita adalah sebuah rancangan bangunan kehidupan
seseorang, bangunan yang tersusun dari batu bata keterampilan,
semen ilmu dan pasir potensi diri.

Cita-cita bukan hanya terkait dengan sebuah profesi namun


lebih dari itu ia adalah sebuah tujuan hidup. Seperti ada
seseorang yang bercita-cita ingin memiliki harta yang banyak,
menjadi orang terkenal, mengelilingi dunia, mempunyai prestasi
yang bagus dan segudang cita-cita lainnya. Namun seorang
muslim tentunya akan menempatkan cita-citanya di tempat yang
paling tinggi dan mulia yaitu menggapai keridhaan Allah.

2.2 Apa manfaat cita-cita?

Hidup mempunyai jalan atau arah yang jelas, dengan


mempunyai cita-cita, kita akan tahu kemana arah hidup yang akan
kita jalani, dan kita pun tahu tujuan kita belajar, menuntut ilmu,
bersekolah, dan segala macamnya. Tujuannya yaitu mengejar cita-
cita dan berusaha sekuat mungkin untuk mengejar cita-cita
tersebut.

Dengan adanya cita-cita yang kuat, mental untuk melawan


segala hambatan akan terasah, misalnya melawan rasa malas,
kantuk, dan godaan bermain game akan teratasi. Hal ini biasa
melanda anak SMP atau sederajat, tapi ini akan mudah teratasi
jika kita sudah tahu bahwa semua itu hanya akan menghambat
niatnya mengejar cita-cita.

Cita-cita menjadi sebuah tujuan yang harus kita kejar.


Seiring dengan adanya cita-cita yang kuat tersebut, kita akan
berusaha meningkatkan kemampuannya agar cita-cita kita bisa
tercapai. Yaitu dengan belajar dan berlatih segala hal yang
menunjung cita-cita tersebut.

2.3 Mengapa kita harus bercita-cita?

Mengapa seseorang harus memiliki cita-cita, dikarenakan


seseorang harus memiliki cita-cita adalah karena hidupnya,
seseorang jika tidak memiliki cita cita hidupnya akan terasa
seperti tak berguna karena dia dalam menjalani hidup tidaklah
memiliki tujuan. Namun jika memiliki cita cita hidup pastilah
berguna, karena dengan cita - cita yang ingin dicapai pastinya
seseorang akan berjuang keras demi tercapainya cita-cita.

2.3 Bagaimana cara memasarkan produk dengan syariat islam?

Kata iklan, berasal dari bahasa Arab, yaitu i’lan, yang artinya
pemberitahuan. Dalam ilmu bisnis, yang dimaksud dengan iklan
ialah, suatu aktivitas yang dilakukan oleh produsen, baik secara
langsung ataupun tidak, untuk memperkenalkan produknya
kepada khalayak (konsumen) melalui beragam media. Tujuannya,
yaitu untuk menambah atau meningkatkan permintaan atas
produknya.

Selain itu, untuk melengkapi pemahaman masalah ini,


terlebih dahulu juga perlu diketahui definisi maysir, qimar, dan
gharar.

Maysir, secara bahasa berarti permainan dengan media anak


panah. Adapun makna secara syari’at, yaitu permainan, dan bagi
pemenangnya disediakan sejumlah hadiah yang dikumpulkan dari
orang-orang yang terlibat dalam permainan tersebut.

Qimar, secara bahasa berarti taruhan. Dalam hal ini terdapat


unsur ketidakpastian, yaitu antara akan mendapatkan keuntungan
atau kerugian, atau antara akan mendapatkan keuntungan atau
impas, atau antara mengalami kerugian atau impas.

Sedangkan Gharar, secara bahasa berarti penipuan. Dalam


istilah syari’at diartikan sebagai sesuatu yang akibatnya majhul
(tidak diketahui) dan tidak dapat diprediksikan sebelumnya.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Cita-cita dapat diraih jika kita tetap bertekad untuk maju
yang disertai doa, usha, ikhlas, dan tawakkal.
Sebagai seorang designer kita harus mempromosikan produk kita
sesuai syariat islam.

3.2 saran

You might also like