Professional Documents
Culture Documents
REFERENSI 1
.1. Keluarga Berencana
Keluarga berencana adalah suatu usaha yang mengatur banyaknya kehamilan sedemikian
rupa sehingga berdampak positif bagi ibu, bayi, ayah serta keluarga yang bersangkutan tidak akan
Membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara
mengatur kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat
Adapun sasaran program keluarga berencana adalah Pasangan Usia Subur <20 tahun dengan
tujuan menunda kehamilan. Pasangan Usia Subur 20-35 tahun dengan tujuan mengatur kesuburan
dan menjarangkan kehamilan, Pasangan Usia Subur dengan usia >35 tahun tujuannya untuk
2.2 Kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata ”kontra” berarti mencegah atau melawan, sedangkan kontrasepsi
adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria) yang
mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya
kehamilan, sebagai akibat adanya peertemuan antara sel telur dan sel sperma tersebut (Maryani,
2008).
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya itu dapat bersifat
Cara kerja kontrasepsi bermacam-macam tetapi pada umumnya terdapat 3 cara, yaitu :
Mengusahakan agar tidak terjadi ovulasi, melumpuhkan sperma dan menghalangi pertemuan
Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu metode kontrasepsi yang baik adalah : Aman dan
tidak berbahaya, dapat diandalkan, sederhana, murah, dapat diterima oleh banyak orang,
2.3 IUD
IUD (Intras Uterin Devices) atau nama lain adalah AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim) disebut juga spiral, alat ini dipasang dalam rahim wanita. IUD atau AKDR adalah suatu
alat kontrasepsi yang efektif, aman, dan nyaman bagi banyak wanita. Alat ini merupakan metode
kontrasepsi reversibel yang paling sering digunakan diseluruh dunia dengan pemakai saat ini
mencapai sekitar 100 juta wanita. AKDR memiliki efektifitas lebih dari 99% dalam mencegah
- IUD mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun IUD membuat sperma sulit masuk ke dalam
Sejarah mula IUD/AKDR tidak begitu jelas. Akan tetapi terungkap bahwa pada zaman
dahulu orang arab memasukkan batu kedalam rahim unta mereka dan ternyata unta mereka
memang tidak hamil. IUD/AKDR mulai dikembangkan pada tahun 1909 di polandia, yaitu ketika
Richter membuat suatu alat kontrasepsi dari benang sutra tebal yang dimasukkan kedalam rahim.
Kemudian pada tahun 1930 berkembang dengan dibuatnya cincin perak yang juga dimasukkan
kedalam rahim dan hasilnya memuaskan. Pada tahun 1962 Dr.Lippes membuat IUD/AKDR dari
Sangat efektif 0,6-0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalam 125
Pada prinsipnya semua kontrasepsi efektif apabila digunakan dengan baik dan benar, namun ada
beberapa metode yang tingkat ketergantungannya cukup tinggi. Kontrasepsi ini Jika tidak dibina
dengan baik maka angka kegagalannya akan tinggi. Salah satu metode tersebut adalah alat
IUD/AKDR juga dapat mencegah kehamilan mencapai 98% hingga 100% tergantung pada
jenis IUD/AKDR . IUD/AKDR terbaru seperti copper T380A memiliki efektifitas cukup tinggi,
bahkan selama 8 tahun pengguna tidak ditemukan adanya kehamilan. Pada penelitian yang lain
ditemukan setelah penggunaan 12 tahun ditemukan 2,2 kehamilan per 100 pengguna dan 0,4
a. Inert, terbuat dari plastik (lippes loop) atau baja anti karat (the Chinese ring).
b. Mengandung tembaga, seperti Cu T380A, Cu T200C, Multiload (Cu ML250 dan 375), Nova T.
Cu T380A berbentuk kerangka plastik, kecil, fleksibel, menyerupai huruf T diselubungi oleh kawat
tembaga halus, sangat efektif, reversible, dan berjangka panjang (dapat sampai 10 tahun).
Sangat efektif —> 0,6 - 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalam 125
- 170 kehamilan).
2. IUD/AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan.
9. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak terjadi infeksi).
10. Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid terakhir).
- Perubahan siklus haid (umumnya terjadi pada 3 bulan pertama pemasangan dan akan berkurang
setelah 3 bulan).
- Perdarahan (spotting)
1. Komplikasi lain :
6. Perempuan juga harus rajin memeriksa benang IUD dari waktu kewaktu dengan cara
- Usia reproduktif
- Keadaan nulipara
d. Infeksi panggul, erosi serviks, perdarahan pervaginam yang tidak diketahui penyebabnya, alergi
e. Menoragia dan anemia, memiliki banyak pasangan seksual, usia dan nuliparitas, (Anna, 2006).
f. Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yang dapat mempengaruhi kavum
- Setiap waktu dalam siklus haid, yang dipastikan klien tidak hamil
- Segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah 4 minggu pasca persalinan.
- Setelah menderita abortus (segera atau dalam waktu 7 hari) apabila tidak ada gejala infeksi
- Selama 1 sampai 5 hari setelah senggama yang tidak dilindungi, (Sarwono, 2006).
2.4.1 Umur
Umur adalah usia individu yang dihitung mulai dari dilahirkan sampai saat sekarang ini.
Umur sangat erat hubungannya dengan pengetahuan seseorang karena dengan semakin
Menurut Hurlock (1998) semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan
seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat
seseorang lebih dewasa akan lebih dipercaya dari pada orang yang belum cukup tinggi
kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwa.
Faktor umur sangat berpengaruh pada aspek reproduksi manusia terutama dalam
pengaturan jumlah anak yang dilahirkan yang akan berhubungan dengan pola kesehatan ibu,
dimana untuk Pasangan Usia Subur yang berumur dibawah 20 tahun dianjurkan menunda
kehamilan dengan menggunakan pil KB, suntik, susuk, kondom atau intravag. Pasangan Usia
Subur yang berumur diatas 35 tahun atau pada fase mengakhiri kesuburan. Dianjurkan
2.4.2 Pendidikan
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang
dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan (Alwi,2003).
Menurut Suwarno yang dikutip oleh Nursalam (2001), pendidikan berarti bimbingan yang
diberikan oleh seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu.
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang, karena dapat
membuat seseorang untuk lebih mudah menerima ide-ide atau teknologi baru (Notoatmodjo,
2003).
datang dari luar. Orang yang mempunyai pendidikan lebih tinggi akan memberikan tanggapan
yang rasional dibandingkan dengan orang yang tidak berpendidikan sama sekali. Oleh karena itu
mereka yang berpendidikan lebih tinggi dalam menghadapi sesuatu tantangan dan gagasan baru
akan lebih banyak menggunakan rasio dibandingkan perasaannya. Sedangkan bagi mereka yang
berpendidikan lebih rendah lebih banyak menggunakan perasaan dari pada rasio (BKKBN, 2005).
2.4.3 Paritas
Paritas adalah jumlah anak yang dilahirkan baik hidup maupun mati, persalinan yang
pernah dialami oleh seorang wanita dari kehamilan yang pertama sampai kehamilan sekarang.
Tingkat paritas telah menarik perhatian peneliti dalam hubungan kesehatan Pasangan Usia Subur.
Tingkat paritas yang lebih tinggi mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang lebih,
mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi. Resiko pada paritas pertama dapat ditangani
dengan asuhan obstetrik yang lebih tinggi, sedangkan resiko pada paritas tinggi dapat dikurangi
Wanita usia subur dianjurkan menggunakan alat kontrasepsi untuk mencegah terlalu, yaitu
: terlalu banyak, seorang wanita dengan jumlah anak lebih dari 4 orang akan lebih sering
mengalami kematian karena perdarahan setelah persalinan atau penyebab yang lain (Hartanto,
2004).
Sumber Informasi adalah media yang digunakan seseorang untuk memperoleh informasi
pesan. Semakin banyak informasi yang didapat, semakin banyak pula pengetahuan yang didapat
tentang kesehatan, salah satunya tentang Alat Kontrasepsi IUD (Meliono, 2009).
- Intern yaitu Sumber Informasi yang didapat dari Keluarga dan Petugas Kesehatan (instansi
kesehatan). Pada umumnya pendekatan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan adalah dengan cara
- Extern yaitu Sumber Informasi yang didapat dari Media Elektronik (televisi, radio, CD, dan lain-
lain), ataupun Media Cetak ( majalah, koran, buku, dan lain-lain). Sumber informasi kesehatan
yang tepat mempunyai peran yang besar dalam meningkatkan pengetahuan seseorang
(Notoatmodjo, 2003).
REFERENSI 2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN AKDR
IUD (Intra Uterine Device) adalah alat kontrasepsi yang disisipkan ke dalam rahim, terbuat
dari bahan semacam plastik, ada pula yang dililit tembaga, dan bentuknya bermacam-macam.
Bentuk yang umum dan mungkin banyak dikenal oleh masyarakat adalah bentuk spiral. Spiral
tersebut dimasukkan ke dalam rahim oleh tenaga kesehatan (dokter/bidan terlatih). Sebelum spiral
dipasang, kesehatan ibu harus diperiksa dahulu untuk memastikan kecocokannya. Sebaiknya IUD
ini dipasang pada saat haid atau segera 40 hari setelah melahirkan (Subrata, 2003).
IUD/AKDR adalah suatu benda kecil yang terbuat dari plastik yang lentur, mempunyai
lilitan tembaga atau juga mengandung hormon dan dimasukkan ke dalam rahim melalui vagina
dan mempunyai benang ( Handayani, 2010:141)
IUD atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) bagi banyak kaum wanita merupakan
alat kontrasepsi yang terbaik. Alat ini sangat efektif dan tidak perlu diingat setiap hari seperti
halnya pil. Bagi ibu yang menyusui, AKDR tidak akan mempengaruhi isi, kelancaran ataupun
kadar air susu ibu (ASI). Karena itu, setiap calon pemakai AKDR perlu memperoleh informasi
yang lengkap tentang seluk - beluk alat kontrasepsi ini (Manuaba , 2010).
B. JENIS AKDR
IUD yang banyak dipakai di indonesia dewasa ini dari jenis Un Medicate yaitu Lippes
Loop dan yang dari jenis Medicate Cu T, Cu-7, Multiload dan Nova-T. (Handayani, 2010)
1. AKDR Non-Hormonal
Pada saat ini AKDR telah memasuki generasi ke-4, karena itu berpuluh-puluh macam AKDR telah
dikembangkan. Mulai dari generasi pertama yang terbuat dari benang sutra dan logam sampai
generasi plastic (polietilen) baik yang ditambah obat maupun tidak.
a. Menurut bentuknya AKDR dibagi menjadi 2 :
1) Bentuk terbuka (oven device): Misalnya : LippesLoop, CUT, Cu-7, Marguiles, Spring Coil,
Multiload, Nova-T.
2) Bentuk tertutup (closed device): Misalnya : Ota-Ring, Atigon dan Graten Berg Ring.
b. Menurut Tambahan atau Metal
1) Copper-T
AKDR berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen di mana pada bagian vertikalnya diberi lilitan
kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai efek antifertilisasi (anti
pembuahan) yang cukup baik.
2) Copper-7
AKDR ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini
mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga
(Cu) yang mempunyai luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga
halus pada jenis Coper-T.
3) Multi Load
AKDR ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan berbentuk
sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke bawah 3,6 cm. Batangnya diberi gulungan
kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah efektivitas.
Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar, small (kecil), dan mini.
4) Lippes Loop
AKDR ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf S bersambung.
Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya. Lippes Loop terdiri dari 4 jenis yang
berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B
27,5 mm 9 (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang kuning), dan 30 mm (tebal, benang
putih) untuk tipe D. Lippes Loop mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan lain
dari spiral jenis ini ialah bila terjadi perforasi jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus,
sebab terbuat dari bahan plastic ( Erfandi, 2008).
2. IUD yang mengandung hormonal
a. Progestasert-T = Alza T
1) Panjang 36 mm, lebar 32 mm, dengan 2 lembar benang ekor warna hitam.
2) Mengandung 38 mg progesteron dan barium sulfat, melepaskan 65 mcg progesteron per hari.
3) Tabung insersinya berbentuk lengkung
4) Daya kerja : 18 bulan
5) Teknik insersi : plunging (modified withdrawal)
b. LNG-20
1) Mengandung 46-60 mg Levonorgestrel, dengan pelepasan 20 mcg per hari.
2) Sedang ditelit di Firlandia.
3) Angka kegagalan / kehamilan angka terendah : <0,5 per 100 wanita per tahun.
4) Penghentian pemakaian oleh karena persoalan-persoalan perdarahan ternyata lebih tinggi
dibandingkan IUD lainnya, karena 25% mengalami amenore atau pendarahan haid yang sangat
sedikit.
C. CARA KERJA
Cara kerja dari alat kontrasepsi IUD adalah sebagai berikut :
1. Menghambat kemampuan sperma masuk ketuba fallopi.
2. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri.
3. IUD bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu.
4. IUD membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi
kemampuan sperma untuk fertilisasi.
5. Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus. (Sarwono, 2007)
D. INDIKASI
Yang dapat menggunakan: Syarat-syarat yang harus dipenuhi sebelum seseorang akan memilih
AKDR (IUD) adalah :
1. Usia reproduktif
2. Keadaan nulipara
3. Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
4. Menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
5. Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya
6. Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi Resiko rendah dari IMS
7. Tidak menghendaki metode hormonal
8. Tidak menyukai untuk mengingat-ingat minum pil setiap hari
9. Tidak menghendaki kehamilan setelah 1-5 hari senggama.
10. Pasca keguguran atau kegagalan kehamilan apabila tidak terlihat adanya infeksi
11. Sedang memakai antibiotika atau antikejang
12. Gemuk ataupun kurus
13. Perokok
E. KONTRAINDIKASI
Ada beberapa ibu yang dianggap tidak cocok memakai kontrasepsi jenis IUD ini. Ibu-ibu yang
tidak cocok itu adalah mereka yang menderita atau mengalami beberapa keadaan berikut ini :
1. Kehamilan.
2. Penyakit kelamin (gonorrhoe, sipilis, AIDS, dsb).
3. Perdarahan dari kemaluan yang tidak diketahui penyebabnya.
4. Tumor jinak atau ganas dalam rahim.
5. Kelainan bawaan rahim.
6. Penyakit gula (diabetes militus).
7. Penyakit kurang darah.
8. Belum pernah melahirkan.
9. Adanya perkiraan hamil.
10. Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan yang tidak normal dari alat kemaluan,
perdarahan di leher rahim, dan kanker rahim
11. Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm (Saifuddin, 2006).
F. KEUNTUNGAN
Keuntungan dari alat kontrasepsi IUD adalah sebagai berikut :
1. sebagai kontrasepsi, efektifitasnya tinggi.
2. IUD (AKDR) dapat efektif segera setelah pemasangan,
3. Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu diganti)
4. Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat
5. Tidak mempengaruhi hubungan seksual
6. Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil
7. Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR (CuT-380A)
8. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
9. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak terjadi infeksi).
j.Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun lebih setelah haid terakhir)
10. Tidak ada interaksi dengan obat-obat
11. Membantu mencegah kehamilan ektopik (Saifuddin. AB, 2006).
G. KERUGIAN
Kerugian dari alat kontrasepsi IUD adalah sebagai berikut.
1. Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan)
2. Haid lebih lama dan banyak
3. Perdarahan (spotting) antara menstruasi,
4. Saat haid lebih sakit ( Handayani, 2010 )
H. WAKTU PEMASANGAN
1. Kapan saja dalam siklus haid selama yakin tidak hamil
2. pemasangan setelah persalinan : boleh dipasang dalam waktu 48 jam setelah eprsalinan, dan
dapat pula dipasang setelah 4 minggu pasca persalinan, dengan dipastikan tidak hamil antara 48
jam sampai 4 minggu pasca persalinan, tunda pemasangan, gunakan metode kontrasepsi yang
lain
3. Setelah keguguran atau aborsi : jika mengalami keguguran dalam 7 hari terakhir, boleh dipasang
jika tidak ada infeksi. Jika keguguran lebih dari 7 hari terakhir, boleh dipasang jika dipastikan
tidak hamil jika terjadi infeksi, boleh dipasang 3 bulan setelah sembuh. Pakai metode kontrasepsi
yang lain.
4. Jika ganti dari metode yang lain : jika telah memakai metode lain dengan benar atau tidak
bersenggama sejak haid terakhir, AKDR boleh dipasang. (Tidak hanya selama haid, termasuk
melakukan MAL dengan benar)
REFERENSI 3
BAB II
TINJAUAN TEORI
ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR)
(INTRA UTERINE DEVICES = IUD)
A. PENGERTIAN
1. Suatu alat atau benda yang dimasukkan ke dalam rahim yang sangat efektif, reversibel dan
berjangka panjang, dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduktif (Saefuddin, 2003)
2. AKDR adalah suatau usaha pencegahan kehamilan dengan menggulung secarik kertas, diikat
dengan benang lalu dimasukkan ke dalam rongga rahim (Prawirohardjo, 2005)
3. AKDR atau IUD atau Spiral adalah suatu benda kecil yang terbuat dari plastik yang lentur,
mempunyai lilitan tembaga atau juga mengandung hormon dan dimasukkan ke dalam rahim
melalui vagina dan mempunyai benang (BKKBN,2003)
B. JENIS-JENIS AKDR
1. AKDR Non-hormonal
Pada saat ini AKDR telah memasuki generasi ke-4. Karena itu berpuluh-puluh macam AKDR
telah dikembangkan. Mulai dari genersi pertama yang terbuat dari benang sutra dan logam sampai
generasi plastik(polietilen) baik yang diambah obat maupun tidak.
a. Menurut bentuknya AKDR dibagi menjadi
1) Bentuk terbuka (oven device)
Misalnya: LippesLoop, CUT, Cu-7. Marguiles, Spring Coil, Multiload,Nova-T
2) Bentuk tertutup (closed device)
Misalnya: Ota-Ring, Atigon, dan Graten Berg Ring.
C. MEKANISME KERJA
1. Mekanisme kerja AKDR sampai saat ini belum diketahui secara pasti, ada yang berpendapat
bahwa AKDR sebagai benda asing yang menimbulkan
reaksi radang setempat, dengan sebutan lekorit yang dapat melarutkan blastosis atau seperma.
Mekanisme kerja AKDR yang dililiti kawat tembaga mungkin berlainan. Tembaga dalam
konsentrasi kecil yang dikeluarkan ke dalam rongga uterus juga menghambat khasiatanhidrase
karbon dan fosfatase alkali. AKDR yang mengeluarkanhormon juga menebalkan lender sehingga
menghalangi pasasi sperma (Prawirohardjo, 2005).
2. Sampai sekarang mekanisme kerja AKDR belum diketahui dengan pasti, kini pendapat yang
terbanyak ialah bahwa AKDR dalam kavum uteri menimbulkan reaksi peradangan endometrium
yang disertai dengan sebutan leokosit yang dapat menghancurkan blastokista atau sperma. Sifat-
sifat dari cairan uterus mengalami perubahan – perubahan pada pemakaian AKDR yang
menyebabkan blastokista tidak dapat hidup dalam uterus. Walaupun sebelumnya terjadi nidasi,
penyelidik-penyelidik lain menemukan sering adanya kontraksi uterus pada pemakaian AKDR
yang dapat menghalangi nidasi. Diduga ini disebabkanoleh meningkatnya kadar
prostaglandindalam uterus pada wanita (Wiknjoastro, 2005).
3. Sebagai metode biasa (yang dipasang sebelum hubungan sexual terjadi) AKDR mengubah
transportasi tuba dalam rahim danmempengaruhi sel elur dan sperma sehingga pembuahan tidak
terjadi. Sebagai kontrasepsi darurat (dipasang setelah hubungan sexual terjadi) dalam beberapa
kasus mungkin memiliki mekanisme yang lebih mungkin adalah dengan mencegah terjadinya
implantasi atau penyerangan sel telur yang telah dibuahi ke dalam dinding rahim
4. Menurut Saefuddin (2003), mekanisme kerja IUD adalah:
a. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi
b. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
c. AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu walaupun AKDR membuat sperma
sulit ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi
d. Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur ke dalam uterus
D. EFEKTIVITAS IUD
1. Efektivitas IUD dinyatakan dalam angka kontinuitas (continuition rate) yaitu beberapa lama IUD
tetap tinggal dalam uteri tanpa:
a. Ekspulsi
b. Terjadinya kehamilan
c. Pengangkatan/pengeluaran karena alasa-alasan medis atau pribadi.
2. Efektivitas dari bermacam-macam IUD tegantung pada:
a. IUD-nya: ukuran, bentuk kandungannya
b. Akseptor: Umur, parietas, frekuensi senggama.
c. Dari faktor-faktor yang berhubungan dengan akseptor yaitu umur dan parietas diketahui :
1) Makin tua usia, makin rendah angka kehamilan, ekspulsi dan pengangkatan/pengeluaran IUD
2) Makin muda usia, terutama pada nulligravida makin tinggi angka ekspulsi dan pengangkatan
/pengeluaran IUD.
J. KUNJUNGAN ULANG
1. 1 bulan pasca pemasangan
2. 3 bulan kemudian
3. setiap 6 bulanberikutnya
4. 1 tahun sekali
5. bila terlambat haid 1 minggu
6. perdarahan banyak dan tidak teratur.
L. INFORMASI UMUM
1. AKDR bekerja langsung efektif segera setelah pemasangan
2. AKDR dapat keluar dari uterus secara spontan, khususnya selama beberapa bulan pertama.
3. Kemungkinan terjadi perdarahan (spotting) beberapa hari setelah pemasangan.
4. Perdarahan menstruasi biasanya akan lebih lama dan lebih banyak
5. AKDR mungkin dilepas setiap saat atas kehendak klien
REFERENSI 4
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
a. Kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti melawan atau mencegah, sedangkan konsepsi
adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria) yang
mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah
terjadinyakehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma
tersebut.
C. CARA KERJA
a. AKDR non hormonal (IUD)
1. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii.
2. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
3. AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR membuat sperma
sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasi.
E. INDIKASI
a. Usia reproduktif
b. Keadaan nulipara
c. Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
d. Perempuan menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
e. Setelah melahirkan dan tidak menyusui
f. Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi
g. Risiko rendah dari IMS
h. Tidak menghendaki metoda hormonal
i. Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari
j. Tidak menghendaki kehamilan setelah 1 – 5 hari senggama
k. Gemuk ataupun kurus
F. KONTRAINDIKASI
a. Belum pernah melahirkan
b. Adanya perkiraan hamil
c. Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan yang tidak normal dari alat kemaluan,
perdarahan di leher rahim, dan kanker rahim.
d. Perdarahan vagina yang tidak diketahui
e. Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis)
f. Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP atau abortus septic.
g. Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yangdapat mempengaruhi kavum
uteri.
h. Penyakit trofoblas yang ganas.
i. Diketahui menderita TBC pelvic.
j. Kanker alat genital
k. Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm
G. KEUNTUNGAN
a. AKDR non hormonal
1. Sangat efektif. 0,6 – 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalam
125 – 170 kehamilan). Pencegah kehamilan jangka panjang yang AMPUH, paling tidak 10 tahun
2. IUD dapat efektif segera setelah pemasangan
3. Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu diganti)
4. Tidak mempengaruhi hubungan seksual. Hubungan intim jadi lebih nyaman karena rasa aman
terhadap risiko kehamilan
5. Tidak ada efek samping hormonal dengan CuT-380A
6. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI. Aman untuk ibu menyusui – tidak mengganggu
kualitas dan kuantitas ASI
7. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau abortus (apabila tidak terjadi infeksi)
8. Dapat digunakan sampai menopause
9. Tidak ada interaksi dengan obat-obat
10. Membantu mencegah kehamilan ektopik
11. Setelah IUD dikeluarkan, bisa langsung subur
b. AKDR hormonal
1. Mengurangi volume darah haid dan mengurangi disminorrhoe.
2. Untuk mencegah adhesi dinding-dinding uterus oleh synechiae (Asherman’s Syndrome).
c. Keuntungan (Sarwono P, 1999)
1. Umumnya hanya memerlukan satu kali pemasangan
2. Pemasangan tidak memerlukan medis teknis yang sulit
3. Kontrol medis yang ringan
4. Tidak menimbulkan efek sistemik
5. Alat ekonomis
6. Efektivitas cukup tinggi
7. Pulihnya kesuburan setelah AKDR dicabut berlangsung baik (reversibel).
H. KERUGIAN
a. AKDR Non hormonal
1. Mengurangi volume darah haid dan mengurangi disminorrhoe.
2. Untuk mencegah adhesi dinding-dinding uterus oleh synechiae (Asherman’s Syndrome).
b. AKDR hormonal
1. Perubahan siklus haid.
2. Haid lebih lama dan banyak.
3. Perdarahan (spotting) antar menstruasi.
4. Disaat haid lebih sakit.
I. EFEK SAMPING
a. Spotting
Keluarnya bercak-bercak darah diantara siklus menstruasi, spoting akan muncul jika capek dan
stress. Perempuan yang aktif sering mengalami spotting jika menggunakan kontrasepsi AKDR.
J. PEMASANGAN AKDR
AKDR dapat dipasang dalam keadaan berikut:
a. Sewaktu haid sedang berlangsung
Pemasangan AKDR pada waktu ini dapat dilakukan pada hari-hari pertama atau pada hari-hari
terakhir haid.
Keuntungan pemasangan AKDR pada waktu ini antara lain ialah:
1. Pemasangan lebih mudah oleh karena serviks pada waktu itu agak terbuka dan lembek.
2. Rasa nyeri tidak seberapa keras
3. Perdarahan yang timbul sebagai akibat pemasangan tidak seberapa dirasakan
4. Kemungkinan pemasangan AKDR pada uterus yang asedang hamil tidak ada.
b. Sewaktu postpartum
1. Secara dini (immediate insertion) yaitu AKDR dipasang pada wanita yang melahirkan sebelum
dipulangkan dari rumah sakit.
2. Secara langsung(directinsertion)yaitu AKDR dipasang dalam masa tiga bulan setelah partus atau
abortus.
3. Secara tidak langsung (indirect insertion) yaitu AKDR dipasang sesudah masa 3 bulan setelah
partus atau abortus atau pemasangan AKDR dilakukan pada saat yang tidak ada hubungan sama
sekali dengan partus atau abortus.Bila pemasangan AKDR tidak dilakukan dalam waktu seminggu
setelah bersalin,menurut beberapa sarjana,sebaiknya AKDR ditangguhkan sampai 6-8 minggu
postpartum oleh karena jika pemasangan AKDR dilakukan antara minggu kedua ,dan keenam
setelah partus,bahaya perforasi atau ekspulsi lebih besar.
c. Sewaktu postabortum
Sebaiknya AKDR dipasang segera setelah abortus oleh karena dari segi fisiologi dan
psikologi waktu itu adalah paling ideal.Tetapi septic abortion merupakan kontraindikasi.
d. Beberapa hari setelah haid terakhir
Dalam hal yang terkhir ini wanita yang bersangkutan dilarang untuk bersenggama sebelum
AKDR dipasang. Sebelum pemasangan AKDR tersebut tertletak dalam uterus setelah
terpasang.Perlu dijelaskan kemungkinan terjadinya efek sampingan seperti perdarahan rasa
sakit,AKDR keluar sendiri.
Untuk memilih AKDR yang akan dipasang,terlebih dahulu ditentukan panjangnya rongga
uterus yang sebesar mungkin oleh karena dengan memakai AKDR yang mempunyai ukuran
besar,kegagalan dan kecenderungan untuk ekspulsi akan berkurang. Sebaliknya,ukuran yang lebih
kecil sebaiknya dipasang pada akseptor yang mengalami banyak pertdarahan dan rasa sakit.