You are on page 1of 32

KB IUD

REFERENSI 1
.1. Keluarga Berencana

2.1.1 Pengertian Keluarga Berencana

Keluarga berencana adalah suatu usaha yang mengatur banyaknya kehamilan sedemikian

rupa sehingga berdampak positif bagi ibu, bayi, ayah serta keluarga yang bersangkutan tidak akan

menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari kehamilan (Maryani, 2008).

2.1.2 Tujuan Keluarga Berencana

Membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara

mengatur kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat

memenuhi kebutuhan hidupnya (Maryani, 2008).

2.1.3 Sasaran Program Keluarga Berencana

Adapun sasaran program keluarga berencana adalah Pasangan Usia Subur <20 tahun dengan

tujuan menunda kehamilan. Pasangan Usia Subur 20-35 tahun dengan tujuan mengatur kesuburan

dan menjarangkan kehamilan, Pasangan Usia Subur dengan usia >35 tahun tujuannya untuk

mengakhiri kehamilan (Maryani, 2008).

2.2 Kontrasepsi

2.2.1 Pengertian Kontrasepsi

Kontrasepsi berasal dari kata ”kontra” berarti mencegah atau melawan, sedangkan kontrasepsi

adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria) yang
mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya

kehamilan, sebagai akibat adanya peertemuan antara sel telur dan sel sperma tersebut (Maryani,

2008).

Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya itu dapat bersifat

sementara, dapat pula bersifat permanen (Wiknjosastro, 2005).

2.2.2 Cara Kerja Kontrasepsi

Cara kerja kontrasepsi bermacam-macam tetapi pada umumnya terdapat 3 cara, yaitu :

Mengusahakan agar tidak terjadi ovulasi, melumpuhkan sperma dan menghalangi pertemuan

sperma dengan sel telur (Wiknjosastro, 2005).

2.2.3 Syarat-syarat Metode Kontrasepsi

Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu metode kontrasepsi yang baik adalah : Aman dan

tidak berbahaya, dapat diandalkan, sederhana, murah, dapat diterima oleh banyak orang,

pemakaian jangka lama (Hartanto, 2004).

2.3 IUD

2.3.1 Pengertian IUD

IUD (Intras Uterin Devices) atau nama lain adalah AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam

Rahim) disebut juga spiral, alat ini dipasang dalam rahim wanita. IUD atau AKDR adalah suatu

alat kontrasepsi yang efektif, aman, dan nyaman bagi banyak wanita. Alat ini merupakan metode

kontrasepsi reversibel yang paling sering digunakan diseluruh dunia dengan pemakai saat ini

mencapai sekitar 100 juta wanita. AKDR memiliki efektifitas lebih dari 99% dalam mencegah

kehamilan pada pemakaian 1 tahun atau lebih. (Anna, 2006).


2.3.2 Mekanisme Kerja IUD

Mekanisme kerja IUD yaitu :

- Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba pallopi.

- Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri.

- IUD mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun IUD membuat sperma sulit masuk ke dalam

alat reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk pembuahan.

- Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus. (Hidayati, 2009).

Sejarah mula IUD/AKDR tidak begitu jelas. Akan tetapi terungkap bahwa pada zaman

dahulu orang arab memasukkan batu kedalam rahim unta mereka dan ternyata unta mereka

memang tidak hamil. IUD/AKDR mulai dikembangkan pada tahun 1909 di polandia, yaitu ketika

Richter membuat suatu alat kontrasepsi dari benang sutra tebal yang dimasukkan kedalam rahim.

Kemudian pada tahun 1930 berkembang dengan dibuatnya cincin perak yang juga dimasukkan

kedalam rahim dan hasilnya memuaskan. Pada tahun 1962 Dr.Lippes membuat IUD/AKDR dari

plastik yang disebut lippes loop (Niken, 2010).

2.3.3 Efektifitas IUD/AKDR

- Sebagai kontrasepsi yang efektifitasnya tinggi

Sangat efektif 0,6-0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalam 125

– 170 kehamilan). (Hidayati, 2009).

Pada prinsipnya semua kontrasepsi efektif apabila digunakan dengan baik dan benar, namun ada

beberapa metode yang tingkat ketergantungannya cukup tinggi. Kontrasepsi ini Jika tidak dibina
dengan baik maka angka kegagalannya akan tinggi. Salah satu metode tersebut adalah alat

kontrasepsi dalam rahim (AKDR) atau (IUD).

IUD/AKDR juga dapat mencegah kehamilan mencapai 98% hingga 100% tergantung pada

jenis IUD/AKDR . IUD/AKDR terbaru seperti copper T380A memiliki efektifitas cukup tinggi,

bahkan selama 8 tahun pengguna tidak ditemukan adanya kehamilan. Pada penelitian yang lain

ditemukan setelah penggunaan 12 tahun ditemukan 2,2 kehamilan per 100 pengguna dan 0,4

diantaranya terjadi kehamilan (Niken, 2010).

2.3.4 Jenis IUD/AKDR Yang Beredar

Jenis-jenis IUD/AKDR yang beredar atau dipakai di indonesia terdiri dari:

a. Inert, terbuat dari plastik (lippes loop) atau baja anti karat (the Chinese ring).

b. Mengandung tembaga, seperti Cu T380A, Cu T200C, Multiload (Cu ML250 dan 375), Nova T.

Cu T380A berbentuk kerangka plastik, kecil, fleksibel, menyerupai huruf T diselubungi oleh kawat

tembaga halus, sangat efektif, reversible, dan berjangka panjang (dapat sampai 10 tahun).

c. Mengandung hormon steroid, seperti progestasert (hormon progesterone), dan levonol

(levonolgestrel) ,(Hidayati, 2009).

2.3.5 Keuntungan Menggunakan IUD/AKDR

Penggunaan IUD mempunyai beberapa keuntungan yaitu :

1. Sebagai kontrasepsi yang efektifitasnya tinggi yaitu :

Sangat efektif —> 0,6 - 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalam 125

- 170 kehamilan).
2. IUD/AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan.

3. Metode jangka panjang (sampai 10 tahun dan tidak perlu diganti).

4. Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat.

5. Tidak mempengaruhi hubungan seksual.

6. Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut hamil.

7. Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR (Cu T380A).

8. Tidak mempengaruhi produksi ASI (Niken, 2010).

9. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak terjadi infeksi).

10. Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid terakhir).

11. Tidak ada interaksi dengan obat-obatan.

12. Membantu mencegah kehamilan ektopik (Sarwono, 2006).

2.3.6. Kerugian Menggunakan IUD/AKDR

1. Efek samping yang umum terjadi :

- Perubahan siklus haid (umumnya terjadi pada 3 bulan pertama pemasangan dan akan berkurang

setelah 3 bulan).

- Haid lebih lama dan banyak.

- Perdarahan (spotting)

- Saat haid lebih sakit.

1. Komplikasi lain :

- Merasakan sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan.

- Perdarahan berat pada waktu haid.

2. Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS.


3. Tidak baik digunakan pada wanita yang mempunyai penyakit IMS atau pada perempuan

yang sering berganti pasangan.

4. Penyakit radang panggul.

5. Klien tidak dapat melepas sendiri IUD nya.

6. Perempuan juga harus rajin memeriksa benang IUD dari waktu kewaktu dengan cara

memasukkan jarinya kedalam vagina.

2.3.7. Yang dapat Menggunakan IUD

- Usia reproduktif

- Keadaan nulipara

- Menginginkan menggunakan alat kontrasepsi jangka panjang

- Menyusui yang menginginkan menggunakan alat kontrasepsi

- Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya

- Setelah mengalami abortus yang tidak terlihat adanya infeksi

- Tidak menyukai mengingat-ingat seperti Pil dan Suntik

- Tidak menghendaki kehamilansetelah 1-5 hari senggama yang tidak dilindungi.

2.3.8. Tidak di Perkenankan Menggunakan IUD

a. Diketahui hamil atau dicurigai hamil.

b. Perdarahan yang tidak diketahui sebabnya.

c. Dicurigai mengidap keganasan saluran genital,(Anna, 2006)

d. Infeksi panggul, erosi serviks, perdarahan pervaginam yang tidak diketahui penyebabnya, alergi

logam dan kelainan pada rahim (Hidayati, 2009).

e. Menoragia dan anemia, memiliki banyak pasangan seksual, usia dan nuliparitas, (Anna, 2006).
f. Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yang dapat mempengaruhi kavum

uteri (dinding uterus) .

g. Ukuran rongga rahim kurang dari 5cm (Sarwono, 2006)

2.3.9 Waktu Pemasangan IUD

- Setiap waktu dalam siklus haid, yang dipastikan klien tidak hamil

- Hari pertama sampai ke-7 siklus haid.

- Segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah 4 minggu pasca persalinan.

- Setelah menderita abortus (segera atau dalam waktu 7 hari) apabila tidak ada gejala infeksi

- Selama 1 sampai 5 hari setelah senggama yang tidak dilindungi, (Sarwono, 2006).

2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Program KB

2.4.1 Umur

Umur adalah usia individu yang dihitung mulai dari dilahirkan sampai saat sekarang ini.

Umur sangat erat hubungannya dengan pengetahuan seseorang karena dengan semakin

bertambahnya umur, maka semakin banyak juga pengetahuannya (Notoatmodjo, 2007).

Menurut Hurlock (1998) semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan

seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat

seseorang lebih dewasa akan lebih dipercaya dari pada orang yang belum cukup tinggi

kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwa.

Faktor umur sangat berpengaruh pada aspek reproduksi manusia terutama dalam

pengaturan jumlah anak yang dilahirkan yang akan berhubungan dengan pola kesehatan ibu,

dimana untuk Pasangan Usia Subur yang berumur dibawah 20 tahun dianjurkan menunda
kehamilan dengan menggunakan pil KB, suntik, susuk, kondom atau intravag. Pasangan Usia

Subur yang berumur diatas 35 tahun atau pada fase mengakhiri kesuburan. Dianjurkan

menggunakan Kontrasepsi Mantap, IUD/AKDR, susuk/AKBK. (Wiknjosastro, 2005).

2.4.2 Pendidikan

Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang

dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan (Alwi,2003).

Menurut Suwarno yang dikutip oleh Nursalam (2001), pendidikan berarti bimbingan yang

diberikan oleh seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu.

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang, karena dapat

membuat seseorang untuk lebih mudah menerima ide-ide atau teknologi baru (Notoatmodjo,

2003).

Tingkat pendidikan seseorang akan mempengaruhi pandangannya terhadap sesuatu yang

datang dari luar. Orang yang mempunyai pendidikan lebih tinggi akan memberikan tanggapan

yang rasional dibandingkan dengan orang yang tidak berpendidikan sama sekali. Oleh karena itu

mereka yang berpendidikan lebih tinggi dalam menghadapi sesuatu tantangan dan gagasan baru

akan lebih banyak menggunakan rasio dibandingkan perasaannya. Sedangkan bagi mereka yang

berpendidikan lebih rendah lebih banyak menggunakan perasaan dari pada rasio (BKKBN, 2005).

2.4.3 Paritas

Paritas adalah jumlah anak yang dilahirkan baik hidup maupun mati, persalinan yang

pernah dialami oleh seorang wanita dari kehamilan yang pertama sampai kehamilan sekarang.

Tingkat paritas telah menarik perhatian peneliti dalam hubungan kesehatan Pasangan Usia Subur.

Tingkat paritas yang lebih tinggi mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang lebih,

dibandingkan dengan tingkat paritas yang lebih rendah ( Notoatmojo, 2003).


Paritas 2-3 merupakan paritas yang aman ditinjau dari sudut kematian maternal. Paritas >3

mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi. Resiko pada paritas pertama dapat ditangani

dengan asuhan obstetrik yang lebih tinggi, sedangkan resiko pada paritas tinggi dapat dikurangi

dengan menggunakan KB. (Wiknjosastro, 2005).

Wanita usia subur dianjurkan menggunakan alat kontrasepsi untuk mencegah terlalu, yaitu

: terlalu banyak, seorang wanita dengan jumlah anak lebih dari 4 orang akan lebih sering

mengalami kematian karena perdarahan setelah persalinan atau penyebab yang lain (Hartanto,

2004).

2.4.4 Sumber Informasi

Sumber Informasi adalah media yang digunakan seseorang untuk memperoleh informasi

pesan. Semakin banyak informasi yang didapat, semakin banyak pula pengetahuan yang didapat

tentang kesehatan, salah satunya tentang Alat Kontrasepsi IUD (Meliono, 2009).

Sumber Informasi dapat diperoleh secara :

- Intern yaitu Sumber Informasi yang didapat dari Keluarga dan Petugas Kesehatan (instansi

kesehatan). Pada umumnya pendekatan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan adalah dengan cara

ceramah atau Penyuluhan Kesehatan.

- Extern yaitu Sumber Informasi yang didapat dari Media Elektronik (televisi, radio, CD, dan lain-

lain), ataupun Media Cetak ( majalah, koran, buku, dan lain-lain). Sumber informasi kesehatan

yang tepat mempunyai peran yang besar dalam meningkatkan pengetahuan seseorang

(Notoatmodjo, 2003).
REFERENSI 2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN AKDR
IUD (Intra Uterine Device) adalah alat kontrasepsi yang disisipkan ke dalam rahim, terbuat
dari bahan semacam plastik, ada pula yang dililit tembaga, dan bentuknya bermacam-macam.
Bentuk yang umum dan mungkin banyak dikenal oleh masyarakat adalah bentuk spiral. Spiral
tersebut dimasukkan ke dalam rahim oleh tenaga kesehatan (dokter/bidan terlatih). Sebelum spiral
dipasang, kesehatan ibu harus diperiksa dahulu untuk memastikan kecocokannya. Sebaiknya IUD
ini dipasang pada saat haid atau segera 40 hari setelah melahirkan (Subrata, 2003).
IUD/AKDR adalah suatu benda kecil yang terbuat dari plastik yang lentur, mempunyai
lilitan tembaga atau juga mengandung hormon dan dimasukkan ke dalam rahim melalui vagina
dan mempunyai benang ( Handayani, 2010:141)
IUD atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) bagi banyak kaum wanita merupakan
alat kontrasepsi yang terbaik. Alat ini sangat efektif dan tidak perlu diingat setiap hari seperti
halnya pil. Bagi ibu yang menyusui, AKDR tidak akan mempengaruhi isi, kelancaran ataupun
kadar air susu ibu (ASI). Karena itu, setiap calon pemakai AKDR perlu memperoleh informasi
yang lengkap tentang seluk - beluk alat kontrasepsi ini (Manuaba , 2010).
B. JENIS AKDR
IUD yang banyak dipakai di indonesia dewasa ini dari jenis Un Medicate yaitu Lippes
Loop dan yang dari jenis Medicate Cu T, Cu-7, Multiload dan Nova-T. (Handayani, 2010)
1. AKDR Non-Hormonal
Pada saat ini AKDR telah memasuki generasi ke-4, karena itu berpuluh-puluh macam AKDR telah
dikembangkan. Mulai dari generasi pertama yang terbuat dari benang sutra dan logam sampai
generasi plastic (polietilen) baik yang ditambah obat maupun tidak.
a. Menurut bentuknya AKDR dibagi menjadi 2 :
1) Bentuk terbuka (oven device): Misalnya : LippesLoop, CUT, Cu-7, Marguiles, Spring Coil,
Multiload, Nova-T.
2) Bentuk tertutup (closed device): Misalnya : Ota-Ring, Atigon dan Graten Berg Ring.
b. Menurut Tambahan atau Metal
1) Copper-T
AKDR berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen di mana pada bagian vertikalnya diberi lilitan
kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai efek antifertilisasi (anti
pembuahan) yang cukup baik.
2) Copper-7
AKDR ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini
mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga
(Cu) yang mempunyai luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga
halus pada jenis Coper-T.
3) Multi Load
AKDR ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan berbentuk
sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke bawah 3,6 cm. Batangnya diberi gulungan
kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah efektivitas.
Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar, small (kecil), dan mini.
4) Lippes Loop
AKDR ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf S bersambung.
Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya. Lippes Loop terdiri dari 4 jenis yang
berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B
27,5 mm 9 (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang kuning), dan 30 mm (tebal, benang
putih) untuk tipe D. Lippes Loop mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan lain
dari spiral jenis ini ialah bila terjadi perforasi jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus,
sebab terbuat dari bahan plastic ( Erfandi, 2008).
2. IUD yang mengandung hormonal
a. Progestasert-T = Alza T
1) Panjang 36 mm, lebar 32 mm, dengan 2 lembar benang ekor warna hitam.
2) Mengandung 38 mg progesteron dan barium sulfat, melepaskan 65 mcg progesteron per hari.
3) Tabung insersinya berbentuk lengkung
4) Daya kerja : 18 bulan
5) Teknik insersi : plunging (modified withdrawal)
b. LNG-20
1) Mengandung 46-60 mg Levonorgestrel, dengan pelepasan 20 mcg per hari.
2) Sedang ditelit di Firlandia.
3) Angka kegagalan / kehamilan angka terendah : <0,5 per 100 wanita per tahun.
4) Penghentian pemakaian oleh karena persoalan-persoalan perdarahan ternyata lebih tinggi
dibandingkan IUD lainnya, karena 25% mengalami amenore atau pendarahan haid yang sangat
sedikit.
C. CARA KERJA
Cara kerja dari alat kontrasepsi IUD adalah sebagai berikut :
1. Menghambat kemampuan sperma masuk ketuba fallopi.
2. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri.
3. IUD bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu.
4. IUD membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi
kemampuan sperma untuk fertilisasi.
5. Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus. (Sarwono, 2007)

D. INDIKASI
Yang dapat menggunakan: Syarat-syarat yang harus dipenuhi sebelum seseorang akan memilih
AKDR (IUD) adalah :
1. Usia reproduktif
2. Keadaan nulipara
3. Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
4. Menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
5. Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya
6. Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi Resiko rendah dari IMS
7. Tidak menghendaki metode hormonal
8. Tidak menyukai untuk mengingat-ingat minum pil setiap hari
9. Tidak menghendaki kehamilan setelah 1-5 hari senggama.
10. Pasca keguguran atau kegagalan kehamilan apabila tidak terlihat adanya infeksi
11. Sedang memakai antibiotika atau antikejang
12. Gemuk ataupun kurus
13. Perokok

E. KONTRAINDIKASI
Ada beberapa ibu yang dianggap tidak cocok memakai kontrasepsi jenis IUD ini. Ibu-ibu yang
tidak cocok itu adalah mereka yang menderita atau mengalami beberapa keadaan berikut ini :
1. Kehamilan.
2. Penyakit kelamin (gonorrhoe, sipilis, AIDS, dsb).
3. Perdarahan dari kemaluan yang tidak diketahui penyebabnya.
4. Tumor jinak atau ganas dalam rahim.
5. Kelainan bawaan rahim.
6. Penyakit gula (diabetes militus).
7. Penyakit kurang darah.
8. Belum pernah melahirkan.
9. Adanya perkiraan hamil.
10. Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan yang tidak normal dari alat kemaluan,
perdarahan di leher rahim, dan kanker rahim
11. Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm (Saifuddin, 2006).

F. KEUNTUNGAN
Keuntungan dari alat kontrasepsi IUD adalah sebagai berikut :
1. sebagai kontrasepsi, efektifitasnya tinggi.
2. IUD (AKDR) dapat efektif segera setelah pemasangan,
3. Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu diganti)
4. Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat
5. Tidak mempengaruhi hubungan seksual
6. Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil
7. Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR (CuT-380A)
8. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
9. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak terjadi infeksi).
j.Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun lebih setelah haid terakhir)
10. Tidak ada interaksi dengan obat-obat
11. Membantu mencegah kehamilan ektopik (Saifuddin. AB, 2006).

G. KERUGIAN
Kerugian dari alat kontrasepsi IUD adalah sebagai berikut.
1. Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan)
2. Haid lebih lama dan banyak
3. Perdarahan (spotting) antara menstruasi,
4. Saat haid lebih sakit ( Handayani, 2010 )

H. WAKTU PEMASANGAN
1. Kapan saja dalam siklus haid selama yakin tidak hamil
2. pemasangan setelah persalinan : boleh dipasang dalam waktu 48 jam setelah eprsalinan, dan
dapat pula dipasang setelah 4 minggu pasca persalinan, dengan dipastikan tidak hamil antara 48
jam sampai 4 minggu pasca persalinan, tunda pemasangan, gunakan metode kontrasepsi yang
lain
3. Setelah keguguran atau aborsi : jika mengalami keguguran dalam 7 hari terakhir, boleh dipasang
jika tidak ada infeksi. Jika keguguran lebih dari 7 hari terakhir, boleh dipasang jika dipastikan
tidak hamil jika terjadi infeksi, boleh dipasang 3 bulan setelah sembuh. Pakai metode kontrasepsi
yang lain.
4. Jika ganti dari metode yang lain : jika telah memakai metode lain dengan benar atau tidak
bersenggama sejak haid terakhir, AKDR boleh dipasang. (Tidak hanya selama haid, termasuk
melakukan MAL dengan benar)
REFERENSI 3
BAB II
TINJAUAN TEORI
ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR)
(INTRA UTERINE DEVICES = IUD)

A. PENGERTIAN
1. Suatu alat atau benda yang dimasukkan ke dalam rahim yang sangat efektif, reversibel dan
berjangka panjang, dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduktif (Saefuddin, 2003)
2. AKDR adalah suatau usaha pencegahan kehamilan dengan menggulung secarik kertas, diikat
dengan benang lalu dimasukkan ke dalam rongga rahim (Prawirohardjo, 2005)
3. AKDR atau IUD atau Spiral adalah suatu benda kecil yang terbuat dari plastik yang lentur,
mempunyai lilitan tembaga atau juga mengandung hormon dan dimasukkan ke dalam rahim
melalui vagina dan mempunyai benang (BKKBN,2003)

B. JENIS-JENIS AKDR
1. AKDR Non-hormonal
Pada saat ini AKDR telah memasuki generasi ke-4. Karena itu berpuluh-puluh macam AKDR
telah dikembangkan. Mulai dari genersi pertama yang terbuat dari benang sutra dan logam sampai
generasi plastik(polietilen) baik yang diambah obat maupun tidak.
a. Menurut bentuknya AKDR dibagi menjadi
1) Bentuk terbuka (oven device)
Misalnya: LippesLoop, CUT, Cu-7. Marguiles, Spring Coil, Multiload,Nova-T
2) Bentuk tertutup (closed device)
Misalnya: Ota-Ring, Atigon, dan Graten Berg Ring.

b. Menurut Tambahan atau Metal


1) Medicated IUD
Misalnya: Cu T 200, Cu T 220, Cu T 300, Cu T 380 A, Cu-7, Nova T, ML-Cu 375
2) Un Medicated IUD
Misalnya: Lippes Loop, Marguiles, Saf-T Coil, Antigon.
IUD yng banyak dipakai di Indonesia dewasa ini arijenis Un Medicated yaitu Lippes Loop dan
yang dari jenisMedicated Cu T, Cu-7, Multiload dan Nova-T.
Pada jenis Medicated IUD angka yang tertera dibelakang IUD menunjukkanluasnya kawat
halus tembaga yang ditambahkan, misalnya Cu T 220 berarti tembaga adalah 200mm2.

2. IUD yang mengandung hormonal


a. Progestasert-T = Alza T
Panjang 36mm, lebar 32mm, dengan 2 lembar benang ekor warna hitam.Mengandung 38
mg progesteron dan barium sulfat, melepaskan 65mcg progesteron per hari. Tabung insersinya
berbentuk lengkung, Daya kerja :18 bulan. Teknik insersi: plunging. (modified withdrawal)
b. LNG-20
Mengandung 46-60mg Levonorgestrel, dengan pelepasan 20mcg per hari, Sedang diteliti
di Finlandia. Angka kegagalan /kehamilan sangat rendah: ‹0,5 per 100 wanita per tahun.
Penghentian pemakaian oleh karena persoalan-persoalan perdarahan ternyata lebih tinggi
dibandingkan IUD lainnya, karena 25% mengalami amenore atau perdarahan hait yan sangat
sedikit.

C. MEKANISME KERJA
1. Mekanisme kerja AKDR sampai saat ini belum diketahui secara pasti, ada yang berpendapat
bahwa AKDR sebagai benda asing yang menimbulkan
reaksi radang setempat, dengan sebutan lekorit yang dapat melarutkan blastosis atau seperma.
Mekanisme kerja AKDR yang dililiti kawat tembaga mungkin berlainan. Tembaga dalam
konsentrasi kecil yang dikeluarkan ke dalam rongga uterus juga menghambat khasiatanhidrase
karbon dan fosfatase alkali. AKDR yang mengeluarkanhormon juga menebalkan lender sehingga
menghalangi pasasi sperma (Prawirohardjo, 2005).
2. Sampai sekarang mekanisme kerja AKDR belum diketahui dengan pasti, kini pendapat yang
terbanyak ialah bahwa AKDR dalam kavum uteri menimbulkan reaksi peradangan endometrium
yang disertai dengan sebutan leokosit yang dapat menghancurkan blastokista atau sperma. Sifat-
sifat dari cairan uterus mengalami perubahan – perubahan pada pemakaian AKDR yang
menyebabkan blastokista tidak dapat hidup dalam uterus. Walaupun sebelumnya terjadi nidasi,
penyelidik-penyelidik lain menemukan sering adanya kontraksi uterus pada pemakaian AKDR
yang dapat menghalangi nidasi. Diduga ini disebabkanoleh meningkatnya kadar
prostaglandindalam uterus pada wanita (Wiknjoastro, 2005).
3. Sebagai metode biasa (yang dipasang sebelum hubungan sexual terjadi) AKDR mengubah
transportasi tuba dalam rahim danmempengaruhi sel elur dan sperma sehingga pembuahan tidak
terjadi. Sebagai kontrasepsi darurat (dipasang setelah hubungan sexual terjadi) dalam beberapa
kasus mungkin memiliki mekanisme yang lebih mungkin adalah dengan mencegah terjadinya
implantasi atau penyerangan sel telur yang telah dibuahi ke dalam dinding rahim
4. Menurut Saefuddin (2003), mekanisme kerja IUD adalah:
a. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi
b. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
c. AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu walaupun AKDR membuat sperma
sulit ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi
d. Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur ke dalam uterus

D. EFEKTIVITAS IUD
1. Efektivitas IUD dinyatakan dalam angka kontinuitas (continuition rate) yaitu beberapa lama IUD
tetap tinggal dalam uteri tanpa:
a. Ekspulsi
b. Terjadinya kehamilan
c. Pengangkatan/pengeluaran karena alasa-alasan medis atau pribadi.
2. Efektivitas dari bermacam-macam IUD tegantung pada:
a. IUD-nya: ukuran, bentuk kandungannya
b. Akseptor: Umur, parietas, frekuensi senggama.
c. Dari faktor-faktor yang berhubungan dengan akseptor yaitu umur dan parietas diketahui :
1) Makin tua usia, makin rendah angka kehamilan, ekspulsi dan pengangkatan/pengeluaran IUD
2) Makin muda usia, terutama pada nulligravida makin tinggi angka ekspulsi dan pengangkatan
/pengeluaran IUD.

E. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN AKDR ATAU IUD


1. Keuntungan
a. Keuntungan AKDR Non hormonal (Cu T 380A):
1) Sebagai kontrasepsi efektivitasnya tinggi. Sangat efektif 0,6-0,8 kehamilan per 100 perempuan
dalam 1 tahun pertama(1kegagalan dalan 125-170 kehamilan)
2) AKDR dapat efektf segera setelah pemasangan
3) Metode jangka panjang
4) Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat
5) Tidak mempengaruhi hubungan sexual
6) Meningkatkan kenyamanan sexual karena tidak perlu takut untuk hamil
7) Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR(Cu T-380A)
8) Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI

9) Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus


10) Dapat digunakan sampai menopause
11) Tidak ada interaksi dengan obat-obat.

b. Keuntungan IUD hormonal adalah:


1) Mengurangi volume darah haid dan mengurangi disminorrhoe
2) Untuk mencegah adhesi dinding-dinding uterus oleh synechiae(Asherman’s Syndrome)
2. Kerugian
a. Kerugian AKDR (Cu T-380A) Non hormonal:
1) Perubahan siklus haid
2) Haid lebih lama dan banyak
3) Perdarahan(spotting) antarmenstruasi
4) Disaat haid lebih sakit
5) Merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan
6) Perforasi dinding uterus(sangat jarang apabila pemasangan benar)
7) Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
8) Tidak baik digunaka pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering berganti pasangan
9) Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri
10) Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi AKDR untuk mencegah kehamilan
normal.
b. Kerugian IUD hormonal:
1) Jauh lebih mahal dari pada Cu IUD
2) Harus diganti setelah 18 bulan
3) Lebih sering menimbulkan perdarahan mid-siklus dan perdarahan bercak(spotting)
4) Insidens kehamilan ektopik lebih tinggi
c. Efek samping dan komplikasi IUD hormonal dibagi menjadi 2 kelompok yaitu:

1) Pada saat insersi


a) Rasa sakit atau nyeri
b) Muntah, keringat dingin
c) Perforasi uterus
2) Efek samping dan komplikasi IUD dikemudian hari:
a) Rasa sakit dan perdarahan
b) Infeksi
c) Kehamilan intra-uterine
d) Kehamilan ektopik
e) Ekspulsi

F. INDIKASI PEMAKAIAN AKDR ATAU IUD


1. Yang dapat menggunakan AKDR/IUD dan Progestasert
a. Usia reproduktif
b. Keadan nullipara
c. Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
d. Menyusui yang menginginkan menggunakan alat kontrasepsi
e. Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya
f. Resiko rendah dari IMS
g. Tidak menghendaki metode hormonal
h. Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari
i. Perokok
j. Sedang memakai antibiotika atau antikejang
k. Gemuk ataupun yang kurus
l. Sedang menyusui
2. Begitu juga ibu dalam keadaan seperti di bawah ini dapat menggunakan AKDR (Cu T-380A):
a. Penderita tumor jinak payudara
b. Epilepsi
c. Malaria

d. Tekanan darah tinggi


e. Penyakit tiroid
f. Setelah kehamilan ektopik
g. Penderita DM

G. KONTRAINDIKASI PEMAKAIAN AKDR


a. Sedang hamil
b. Perdarahan vagina yang tidak diketaui
c. Sedang menderita infeksi genetalia
d. Penyakit trifoblas yang ganas
e. Diketahui menderita TBC velvik
f. Kanker alat genital
g. Ukuran rongga rahim kurang dari 5cm

H. CARA PEMASANGAN AKDR/IUD


1. Persiapan alat yang digunakan dalam pemasangan AKDR/IUD
a. Bivale speculum
b. Tanekulum(penjepit portio)
c. Sounde uterus(untuk mengukur kedalaman uterus)
d. Forsep
e. Gunting
f. Bengkok larutan antiseptic
g. Sarungtangan steril atau sarung tangan DTT
h. Kasa atau kapas
i. Cairan DTT
j. Sumber cahaya yang cukup untuk penerangan servik
k. AKDR(CuT-380A) atau Progestasert-T yang masihbelum rusak dan terbuka
l. Aligator(penjepit AKDR)

2. Cara pemasangan AKDR atau Progestasert-T


Pemasangan AKDR sewaktu haid dan mengurangi rasa sakit dan memudahkan insersi melalui
servikalis.
a. Pemeriksaan dalam dilakukan untuk menentukan bentuk, ukuran dan posisi uterus
b. Singkirkan kemungkinan kehamilan dan infeksi velvik
c. Servik dibersihkan beberapa kali dengan larutan antiseptik
Iinspekulum, servik ditampilkan dan bibir depan servik dijepit dengan cunan servik, penjepit
dilakukan kira-kira 2cm dari osteum uteri externum, dengan cunan bergerigi Saturday
d. Sambil menarik servik dengan cunan servik, masukkanlah sounde uterus untuk menentukan arah
sumbukanalis dan uterus, panjang kavum uteri, dan posisi osteum uteri internum. Tentukan arah
ante atau retroversi uterus. Jika sounde masuk kurang dari 5 cm atau kavumuteri terlalu sempit,
insersi AKDR jangan dilakukan
e. Tabung penyalur dengan AKDR di dalamnya dimasukkan melalui kanalis servikalis sesuai dengan
arah dan jarak yang didapat pada waktu pemasangan sounde. Kadang-kadang terdapat
tahanansebelum fundus uteri tercapai. Dalam hal demikian pemasangan diulangi
f. AKDR dilepaskan dalam kavum uteri dengan cara menarik keluar tabung penyalur atau
dapat pula dengan mendorong penyalur ke dalamkavumuteri, cara pertama agaknya dapat
mengurangi perforasi oleh AKDR
g. Tabung dan penyalur kemudian dikeluarkan, filamen AKDR ditinggalkan 2-3cm.

3. Cara pencabutan AKDR


a. Mengeluarkan AKDR lebih mudah jika dilakukan sewaktu haid
b. Inspikulo filamen ditarik perlahan-lahan,jangan sampai putus AKDR-nya akan ikut keluar
perlahan-lahan. Jika AKDR tidak ikut keluar dengan mudah, lakukan sounde uterus, sehingga
osteum uteri internum terbuka. Sounde diputus 900 perlahan-lahan. Selanjutnya AKDR
dikeluarkan seperti di atas
c. Jika filamen tak tampak atau putus, AKDR dapat dikeluarkan ddengan mikro kuret. Kadang-
kadang diperlukan anastesi paraservikal untuk mengurangi rasa nyeri
d. Dilatasi kanalis servikalis dapat dilakukan dengan dilator atau tabung laminaria
e. AKDR Lippes tidak perlu dikeluarkan seara berkala, jika posisinya baik, tidak ada efek samping,
dan pasien masih mau memakainya. AKDR tersebut dibiarkan saja intra uteri. Hanya AKDR
tembaga perlu dikeluarkan dan digant secara periodik(2-3tahun), sedang Progestasert-T 1-2 tahun.

I. PENANGANAN EFEK SAMPING AKDR(Cu T-380A)


1. Amenora
Periksa apakah sedang hamil, apbila tidak, jangan lepas AKDR, lakukan konseling dan selidiki
penyebab amenoreaapabila diketahui. Apabila hamil, jelaskan dan sarankan untuk melepas AKDR
bila talinya terlihat dan kehamilan kurang dari 13 minggu. Apabila benang tidak terlihat, atau
kehamilan lebih dari 13 minggu, AKDR jangan dilepas.Apabila klien sedang hamil dan ingin
mempertahankan kehamilannya tanpa melepas AKDR jelaskan ada resiko kemungkinan
terjadinya kegagalan kehamilan dan infeksi serta perkembangan kehamilanharus lebih diamati dan
diperhatikan
2. Kejang
Pastikan dan tegaskanlah adanya PRP dan penyebab ain dari kekejangan. Tanggulangi
penyebabnya apabila ditemuka. Apabila tidak ditemukan penyebabnya beri analgesik untuk sedikt
meringankan. Apabila klien menglami kejang yang berat, lepaskan AKDR dan bantu klien
menentukan metode kontrasepsi yang lain.
3. Perdarahan pervaginam yang hebat dan tidak teratur
Pastikan dan tegaskan adanya infeksi pelvik dan kehamilan ektopik. Apabila tidak ada kelainan
potologis, perdarahan berkelanjutan serta prdarahan hebat, lakukan konseling dan pemantauan.
Beri ibu profen(800mg, 3x sehari selama 1 minggu) untuk mengurangi perdarahan dan berikan
tablet besi(1 tablet setiap hari selama 1 sampai 3bulan).
4. Benang yang hilang pastikan adanya kehamilan atau tidak. Tanyakan apakah AKDR terlepas.
Apabila tidak hamil dan AKDR tidak terlepas, berikan kondom, periksa talinya di dalam saluran
endoservik dan kavum uteri (apabila memungkinkan adanya peralatan dan tenaga terlatih) setelah
masa haid briutnya. Apabila tidak ditemukan rujk ke dokter, lakukan x-ray atau pemeriksaan
ultrasound. Apabila tidak hamil dan AKDR yang hilang tidak ditemukan, pasanglah AKDR baru
atau bantulah klien menentukan metode lain.
5. Adanya pengeluaran cairan dari vagina atau dicurigai adanya PRP
Pastikan pemeriksaan untuk IMS. Lepaskan AKDR apabila ditemukan menderita atau sangat
dicurigai menderita gonorhoe atau infeksi klamidal, lakukan pengobatan yang memadai. Bila PRP,
obati dan lepas AKDR sesudah 48 jam. ApabilaAKDR dikeluarkan beri metode lain sampai
masalahnya teratasi.

J. KUNJUNGAN ULANG
1. 1 bulan pasca pemasangan
2. 3 bulan kemudian
3. setiap 6 bulanberikutnya
4. 1 tahun sekali
5. bila terlambat haid 1 minggu
6. perdarahan banyak dan tidak teratur.

K. ANGKA KEGAGALAN IUD


1. Belum ada IUD yang 100% efektif
2. Angka kegagalan untuk:
a. IUD pada umumnya: 1-3 kehamilan per 100 wanita per tahun
b. Lippes Loop dan First Generation Cu IUD: 2 kehamilan per 100 wanita per tahun.
c. Second Generation Cu IUD <1 kehamilan per 100 wanita per tahun dan 1,4 kehamilan per 100
wanita setelah 6 tahun pemakaian.

L. INFORMASI UMUM
1. AKDR bekerja langsung efektif segera setelah pemasangan
2. AKDR dapat keluar dari uterus secara spontan, khususnya selama beberapa bulan pertama.
3. Kemungkinan terjadi perdarahan (spotting) beberapa hari setelah pemasangan.
4. Perdarahan menstruasi biasanya akan lebih lama dan lebih banyak
5. AKDR mungkin dilepas setiap saat atas kehendak klien
REFERENSI 4
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
a. Kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti melawan atau mencegah, sedangkan konsepsi
adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria) yang
mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah
terjadinyakehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma
tersebut.

b. Alat kontrasepsi dalam Rahim (AKDR)


IUD(Intra Uterin Device) adalah alat kecil terdiri dari bahan plastik yang lentur yang
dimasukkan ke dalam rongga rahim, yang harus diganti jika sudah digunakan selama periode
tertentu. IUD merupakan cara kontrasepsi jangka panjang.
IUD adalah salah satu alat kontrasepsi modern yang telah dirancang sedemikian rupa (baik
bentuk, ukuran, bahan dan masa aktif fungsi kontrasepsinya) yang diletakkan dalam cavum uteri
sebagai usaha kontrasepsi.
AKDR adalah bahan inert sintetik (dengan atau tanpa unsur tambahan untuk sinergi efektifitas)
dengan berbagai bentuk, yang dipasangkan ke dalam rahim untuk menghasilkan efek kontraseptif.
AKDR adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim yang bentuknya bermacam-
macam, terdiri dari plastic (polyethylene). Ada yang dililit tembaga , ada yang dililit tembaga
bercampur , dan yang berisi hormone progesterone.

B. JENIS – JENIS AKDR


a. Lippes Loop
IUD ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf S bersambung.
Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya. Lippes Loop terdiri dari 4 jenis yang
berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B
27,5 mm 9 (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang kuning), dan 30 mm (tebal, benang
putih) untuk tipe D. Lippes Loop mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan lain dari
pemakaian spiral jenis ini ialah bila terjadi perforasi jarang menyebabkan luka atau penyumbatan
usus, sebab terbuat dari bahan plastik. Yang banyak dipergunakan dalam program KB masional
adalah IUD jenis ini.
b. Copper-T
IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelene di mana pada bagian vertikalnya diberi
lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai efek antifertilisasi (anti
pembuahan) yang cukup baik. IUD bentuk T yang baru. IUD ini melepaskan lenovorgegestrel
dengan konsentrasi yang rendah selama minimal lima tahun. Dari hasil penelitian menunjukkan
efektivitas yang tinggi dalam mencegah kehamilan yang tidak direncanakan maupun perdarahan
menstruasi. Kerugian metode ini adalah tambahan terjadinya efek samping hormonal dan
amenorhea.
c. Copper-7
IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini
mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga
(Cu) yang mempunyai luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga
halus pada jenis Copper-T.
d. Multi Load
IUD ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan berbentuk
sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke bawah 3,6 cm. Batangnya diberi gulungan
kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah efektivitas. Ada
3 ukuran multi load, yaitu standar, small (kecil), dan mini.

C. CARA KERJA
a. AKDR non hormonal (IUD)
1. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii.
2. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
3. AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR membuat sperma
sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasi.

b. AKDR hormonal (mirena)


cara kerja mirena ini adalah dengan mengeluarkan hormon progestin sintetis bernama
levonorgestrel sebanyak 20 mikrogram setiap harinya. Hormon ini selanjutnya akan memberikan
pengaruh terhadap lendir rahim sehingga lebih kental. Akibatnya sel sperma yang masuk ke dalam
rahim akan mengalami kesulitan untuk bergerak karena suasana lendir rahim yang lebih mampat.
Hal ini lebih mirip seperti cara kerja implant yang juga sama-sama mempengaruhi suasana lendir
rahim menjadi lebih kental.

D. MEKANISME KERJA AKDR


Bagaimana mekanisme kerja AKDR belum diketahui dengan pasti, tetapi kerjanya bersifat lokal.
a. AKDR merupakan benda asing dalam rahim sehingga menimbulkan reaksi benda asing dengan
timbunan leokosit, makrofag, dan limposit.
b. AKDR menimbulkan perubahan pengeluaran cairan, prostaglandin, yang menghalangi kapasitas
spermatozoa.
c. Pemadatan endometrium oleh leukosit, makrofag, dan limfosit menyebabkan blastokis mungkin
dirusak oleh makrofag dan blastokis tidak mampu melaksanakan nidasi.
d. Ion Cu yang dikeluarkan AKDR dengan Cupper menyebabkan gangguan gerak spermatozoa
sehingga mengurangi kemampuan untuk melaksanakan konsepsi.

E. INDIKASI
a. Usia reproduktif
b. Keadaan nulipara
c. Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
d. Perempuan menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
e. Setelah melahirkan dan tidak menyusui
f. Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi
g. Risiko rendah dari IMS
h. Tidak menghendaki metoda hormonal
i. Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari
j. Tidak menghendaki kehamilan setelah 1 – 5 hari senggama
k. Gemuk ataupun kurus

F. KONTRAINDIKASI
a. Belum pernah melahirkan
b. Adanya perkiraan hamil
c. Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan yang tidak normal dari alat kemaluan,
perdarahan di leher rahim, dan kanker rahim.
d. Perdarahan vagina yang tidak diketahui
e. Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis)
f. Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP atau abortus septic.
g. Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yangdapat mempengaruhi kavum
uteri.
h. Penyakit trofoblas yang ganas.
i. Diketahui menderita TBC pelvic.
j. Kanker alat genital
k. Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm

G. KEUNTUNGAN
a. AKDR non hormonal
1. Sangat efektif. 0,6 – 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalam
125 – 170 kehamilan). Pencegah kehamilan jangka panjang yang AMPUH, paling tidak 10 tahun
2. IUD dapat efektif segera setelah pemasangan
3. Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu diganti)
4. Tidak mempengaruhi hubungan seksual. Hubungan intim jadi lebih nyaman karena rasa aman
terhadap risiko kehamilan
5. Tidak ada efek samping hormonal dengan CuT-380A
6. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI. Aman untuk ibu menyusui – tidak mengganggu
kualitas dan kuantitas ASI
7. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau abortus (apabila tidak terjadi infeksi)
8. Dapat digunakan sampai menopause
9. Tidak ada interaksi dengan obat-obat
10. Membantu mencegah kehamilan ektopik
11. Setelah IUD dikeluarkan, bisa langsung subur

b. AKDR hormonal
1. Mengurangi volume darah haid dan mengurangi disminorrhoe.
2. Untuk mencegah adhesi dinding-dinding uterus oleh synechiae (Asherman’s Syndrome).
c. Keuntungan (Sarwono P, 1999)
1. Umumnya hanya memerlukan satu kali pemasangan
2. Pemasangan tidak memerlukan medis teknis yang sulit
3. Kontrol medis yang ringan
4. Tidak menimbulkan efek sistemik
5. Alat ekonomis
6. Efektivitas cukup tinggi
7. Pulihnya kesuburan setelah AKDR dicabut berlangsung baik (reversibel).

H. KERUGIAN
a. AKDR Non hormonal
1. Mengurangi volume darah haid dan mengurangi disminorrhoe.
2. Untuk mencegah adhesi dinding-dinding uterus oleh synechiae (Asherman’s Syndrome).
b. AKDR hormonal
1. Perubahan siklus haid.
2. Haid lebih lama dan banyak.
3. Perdarahan (spotting) antar menstruasi.
4. Disaat haid lebih sakit.

I. EFEK SAMPING
a. Spotting
Keluarnya bercak-bercak darah diantara siklus menstruasi, spoting akan muncul jika capek dan
stress. Perempuan yang aktif sering mengalami spotting jika menggunakan kontrasepsi AKDR.

b. erubahan siklus menstruasi


Setelah pemasangan AKDR siklus menstruasi menjadi lebih pendek. Siklus menstruasi yang
muncul lebih cepat dari siklus normal rata-rata yaitu 28 hari dengan lama haid 3-7 hari, biasanya
siklus haid berubah menjadi 21 hari.
c. Amenore
Tidak didapat tanda haid selama 3 bulan atau lebih.
d. Dismenore
Munculnya rasa nyeri saat menstruasi.
e. Menorrhagea
Perdarahan berat secara eksesif selama masa haid atau haid yang lebih banyak.
f. Fluor albus
Penggunaan AKDR akan memicu rekurensi vaginosis bacterial yaitu keadaan abnormal pada
ekosistem vagina yang disebabkan bertambahnya pertumbuhan flora vagina bakteri anaerob
menggantikan Lactobacillus yang mempunyai konsentrasi tinggi sebagai flora normal vagina.
g. Pendarahan Post seksual
Pendarahan post seksual ini disebabkan karena posisi benang AKDR yang menggesek mulut
rahim atau dinding vagina sehingga menimbulkan pendarahan.

J. PEMASANGAN AKDR
AKDR dapat dipasang dalam keadaan berikut:
a. Sewaktu haid sedang berlangsung
Pemasangan AKDR pada waktu ini dapat dilakukan pada hari-hari pertama atau pada hari-hari
terakhir haid.
Keuntungan pemasangan AKDR pada waktu ini antara lain ialah:
1. Pemasangan lebih mudah oleh karena serviks pada waktu itu agak terbuka dan lembek.
2. Rasa nyeri tidak seberapa keras
3. Perdarahan yang timbul sebagai akibat pemasangan tidak seberapa dirasakan
4. Kemungkinan pemasangan AKDR pada uterus yang asedang hamil tidak ada.

b. Sewaktu postpartum
1. Secara dini (immediate insertion) yaitu AKDR dipasang pada wanita yang melahirkan sebelum
dipulangkan dari rumah sakit.
2. Secara langsung(directinsertion)yaitu AKDR dipasang dalam masa tiga bulan setelah partus atau
abortus.
3. Secara tidak langsung (indirect insertion) yaitu AKDR dipasang sesudah masa 3 bulan setelah
partus atau abortus atau pemasangan AKDR dilakukan pada saat yang tidak ada hubungan sama
sekali dengan partus atau abortus.Bila pemasangan AKDR tidak dilakukan dalam waktu seminggu
setelah bersalin,menurut beberapa sarjana,sebaiknya AKDR ditangguhkan sampai 6-8 minggu
postpartum oleh karena jika pemasangan AKDR dilakukan antara minggu kedua ,dan keenam
setelah partus,bahaya perforasi atau ekspulsi lebih besar.
c. Sewaktu postabortum
Sebaiknya AKDR dipasang segera setelah abortus oleh karena dari segi fisiologi dan
psikologi waktu itu adalah paling ideal.Tetapi septic abortion merupakan kontraindikasi.
d. Beberapa hari setelah haid terakhir
Dalam hal yang terkhir ini wanita yang bersangkutan dilarang untuk bersenggama sebelum
AKDR dipasang. Sebelum pemasangan AKDR tersebut tertletak dalam uterus setelah
terpasang.Perlu dijelaskan kemungkinan terjadinya efek sampingan seperti perdarahan rasa
sakit,AKDR keluar sendiri.

Untuk memilih AKDR yang akan dipasang,terlebih dahulu ditentukan panjangnya rongga
uterus yang sebesar mungkin oleh karena dengan memakai AKDR yang mempunyai ukuran
besar,kegagalan dan kecenderungan untuk ekspulsi akan berkurang. Sebaliknya,ukuran yang lebih
kecil sebaiknya dipasang pada akseptor yang mengalami banyak pertdarahan dan rasa sakit.

K. TEKNIK PEMASANGAN AKDR


Karena dalam program keluarga berencana di Indonesia digunakan AKDR jenis lippes
loop,disini diterangkan cara pemakaian AKDR itu. Setelah kandung kencing
dikosongkan,akseptor dibaringkan diatas meja ginekologik dalm posisi litotomi.Kemudian
dilakukan pemeriksaan bimanual untuk mengetahui letak,bentuk,dan besar uterus.Spekuylum
dimasukkan kedalam vagina,dan servik uteri dibersihkan dengan larutan antiseptik
(sol,betadin,atau tingtura jodii)sekarang dengan cunam servik dijepit bibir .depan porsio uteri dan
dimasukkan sonde kedalm uterus untuk menentukan arah

L. UPAYA BIDAN DALAM MENANGGULANGI EFEK SAMPING


a. Jika permasalahan ringan, dianjurkan agar dilakukan konseling.
b. Jika terjadi terdapat infeksi maupun gejalanya segera dibawa ke rumah sakit terdekat.
c. Pada efek samping amenore, periksa apakah sedang hamil atau tidak.
1. Apabila tidak, AKDR tidak dilepas. Memberi konseling dan menyelidiki penyebab amenorea
apabila dikehendaki.
2. Apabila hamil, dijelaskan dan disarankan untuk melepas AKDR apabila talinya terlihat dan
kehamilan kurang dari 13 minggu.
3. Apabila benang tidak terlihat, atau kehamilan lebih dari 13 minggu, AKDR tidak dilepas.
4. Apabila klien sedang hamil dan ingin mempertahankan kehamilan tanpa melepas AKDR maka
dijelaskan adanya resiko kemungkinan terjadinya kegagalan kehamilan dan infeksi serta
perkembangan kehamilan harus lebih diamati dan diperhatikan.
d. Untuk penanganan dismenore yaitu memastikan dan menegaskan adanya penyakit radang panggul
(PRP) dan penyebab lain dari kekejangan.
1. Menanggulangi penyebabnya apabila ditemukan.
2. Apabila tidak ditemukan penyebabnya diberi analgesik untuk sedikit meringankan. Apabila klien
mengalami kejang yang berat, AKDR dilepas dan membantu klien menentukan metode
kontrasepsi yang lain.
e. Pada perdarahan hebat yaitu :
1. Apabila tidak ada kelainan patologis, perdarahan bekelanjutan serta perdarahan hebat,
melakukan konseling dan pemantauan.
2. Memberi Ibuprofen (800mg, 3 x sehari selama 1 minggu) untuk mengurangi perdarahan dan
memberikan tablet besi (1 tablet setiap hari selama 1-3 bulan).
3. AKDR memungkinkan dilepas apabila klien menghendaki. Apabila klien telah memakai AKDR
selama lebih dari 3 bulan dan diketahui menderita anemi (Hb <7g%) dianjurkan untuk melepas
AKDR dan membantu memilih metode lain yang sesuai.

You might also like