Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Pekerjaan PEMBANGUNAN JEMBATAN GANTUNG meliputi penanganan ruas jalan Propinsi Riau dengan total
panjang jembatan 96 M jembatan gantung Desa Muara Bungkal Kab. Siak dan 120 M untuk jembatan gantung
Desa Tanjung Kab. Kampar
A. Pembangunan Jembatan Gantung Desa Muara Bungkal Kab. Siak (96 m)
A1 A2
T1
T2
A1 T1
T2 A2
PEKERJAAN PERSIAPAN
- Melakukan koordinasi dengan pihak - pihak terkait, dalam hal ini yang berhubungan dengan lokasi pekerjaan (
kelurahan dan pihak keamanan setempat ).
- Melakukan koordinasi dengan pihak - pihak terkait dalam mempersiapkan penanganan Utilitas yang ada dilokasi
proyek.
- Menentukan lokasi Quarry Pasir, Batu Pecah, Kerikil, Basecamp dan Gudang.
- Membawa contoh uji material yang akan digunakan ke laboratorium untuk diuji kelayakan material
tersebut untuk digunakan sebagai bahan pekerjaan
- Melakukan survey pendahuluan secara bersama - sama dengan Konsultan Pengawas dan Direksi Pekerjaan untuk
mengetahui situasi dan batas - batas area proyek.
- Melakukan pengukuran rencana pekerjaan yang akan dilaksanakan bersama dengan Pihak Direksi dengan acuan
BM (Bench Mark) yang telah ditentukan atau dibuat kembali atas persetujuan Pihak Direksi. Hasil pengukuran
diserahkan kepada Direksi dan jika telah disetujui oleh Pihak Direksi barulah diadakan pematokan dan bowplank
untuk acuan pelaksanaan pekerjaan
- Pengambilan Data Tanah dengan Pengeboran di lokasi Pembangunan Jembatan Gantung Desa Muara Bungkal
Kabupaten Siak sesuai arahan direksi dan spesifikasi kontrak
- Pengambilan Data Tanah dengan Sondir di lokasi Pembangunan Jembatan Gantung Desa Tanjung Kabupaten
Kampar sesuai arahan direksi dan spesifikasi kontrak
- Pembuatan Papan Nama Proyek akan dilaksanakan sesegera mungkin dan dipasang pada tempat yang telah
ditentukan oleh pihak Direksi.
- Pemesanan material pabrikan seperti Tiang Pancang Beton φ 40cm sesuai spesifikasi kontrak & kebutuhan
Kontrak dan Baja Tulangan dilakukan di pabrik suplier dan diatur kedatangan material sebelum Pelaksanaan
Pekerjaan dilakukan.
- Pengaturan / penjadwalan Mobilisasi Jembatan Gantung dari Pabrik ke lokasi Bersama Direksi Pekerjaan
- Membentuk sekelompok pekerja untuk pekerjaan pemeliharaan rutin dan membuat rambu-rambu peringatan
(Rambu-rambu K3) selama pelaksanaan pekerjaan, untuk menghindari kemacetan, kerusakan dan kecelakaan di
area kerja proyek.
- Mengadakan Pelatihan Pengamanan diri (K3) dan memberikan fasilitas APD.
UMUM
MOBILISASI
Tahap awal sebelum pekerjaan dimulai dan untuk kelancaran pekerjaan di lapangan maka kami akan mempersiapkan
hal-hal sebagai berikut :
Tahap awal sebelum pekerjaan dimulai dan untuk kelancaran pekerjaan di lapangan maka kami akan mempersiapkan
hal-hal sebagai berikut :
a. Mobilisasi peralatan ke lokasi pekerjaan yang terdiri dari :
- Ponton + Tugboat 1 Set
- Pile Driver + Hammer, 1 Set
- Crane 1 Unit
- Excavator, 1 Unit
- Dump Truk 4 Unit
- Concrete Mixer, 4 Unit
- Truk Mixer, 5 Unit
- Concrete Vibrator, 4 Unit
- Water Pump, 2 Unit
- Welding Set, 2 Unit
- Las Potong, 1 Unit
- Generator Set, 1 Unit
- Alat Ukur Total Station, 1 Set.
- Water Pass, 1 Set
- Water Tanker 4 Unit
- Pedestrian Roller 2 Unit
- Tamper 10 Unit
- Jack Hammer 2 Unit
- Cotrack 4 Unit
- Pick up 2 Unit
c. Menyediakan Fasilitas Lapangan berupa Base Camp, kantor lengkap dengan peralatannya, barak pekerja,
gudang tempat penyimpanan bahan-bahan, Bengkel dan fasilitas lainnya yang dianggap perlu.
d. Membuat shop drawing sebagai gambar kerja dalam pelaksanaan. Shop Drawing dibuat dengan berpedoman
kepada gambar rencana. Shop Drawing diperiksa oleh konsultan pengawas dan disetujui oleh Direksi.
Galian Struktur dengan kedalaman 0 - 2 meter & 2 - 4 meter
Lingkup Pekerjaan : Galian Struktur Blok Angkur , Blok Pilon, Blok Angkur Ikatan Angin dan Pondasi
Jembatan Pendekat
Tata Cara Pengukuran : M3
Tata Cara Pembayaran : M3
Syarat Bahan : Material Pilihan, Bahan Pengaman Tebing
Penggunaan Tenaga Kerja : Mandor & Pekerja
Alat yang diperlukan : Excavator, Buldozer dan Alat Bantu
Urutan Kerja : Sesuai dalam jadwal waktu pelaksanaan
Metode Kerja : Galian Tanah dilakukan dengan alat Excavator sesuai dengan dimensi dan
elevasi yang tertera dalam gambar kerja.
Tiang pancang pertarna dipancang sesuai posisinya (kiri). Tiang pancang kedua
setelah disambung dengan tiang pancang pertama kemudian dipancang
(kanan). Ujung-ujung tiang pancang sambungan dan pangkal tiang pancang
awal dilengkapi dengan ring besi untuk penyambungan dengan las listrik
(splice).
Sket Pemancangan di Air
PEKERJAAN PONDASI CERUCUK (Penyediaan dan Pemasangan)
PEKERJAAN BETON
Lingkup Pekerjaan : Beton Mutu Sedang fc 20 Mpa : Isian TP Beton, Blok Angkur, Blok Pilon, Blok
Angkur Ikatan Angin dan Jembatan Pendekat
Beton Mutu Sedang fc 20 Mpa : untuk Pondasi Jembatan Pendekat
Beton Siklop fc’15 Mpa (K-175) : Untuk Isian Pondasi Dinding Sumuran dia. 150
cm dan Blok Angkur s/d setinggi 1 m sesuai gambar rencana
Beton Mutu Rendah fc 10 Mpa : Lantai Kerja (Blok Angkur, Blok Pilon, Blok
Angkur Ikatan Angin dan lantai Kerja Pondasi Jembatan Pendekat)
Tata Cara Pengukuran : M3
Tata Cara Pembayaran : M3
Syarat Bahan : Semen, Aggregat Kasar, Aggregat Halus, Air (sesuai spesifikasi Kontrak)
Kayu Bekisting, Paku
Penggunaan Tenaga Kerja : Mandor, Tukang dan Pekerja (khusus Pekerjaan Beton)
Alat yang diperlukan : Concrete Mixer, Concrete Vibrator, Water Pump, Truk Mixer
Urutan Kerja : Sesuai dalam jadwal waktu pelaksanaan
Metode Kerja :
1 Bekisting : Bekisting dibuat dari rangka kayu berkualitas baik, tua dan kering. Bekisting
dibuat sesuai dengan gambar rencana, bekisting dirancang dengan perkuatan
cukup kokoh, rapat, rata, bebas dari serbuk kayu, dan tidak berubah selama
pengecoran serta mudah dibongkar pasang.
Bekisting dibuat kedap air dengan menutup semua celah dengan tape sehingga
Dijamin tidak timbul sirip atau adukan keluar pada sambungan atau cairan
keluar dari cetakan beton
Tiang bekisting ditempatkan diatas papan atau baja guna untuk memudahkan
pemindahan
Tiang satu dengan tiang lainnya diikat dengan palang balok secara menyilang.
Kait dan pembuatan sengkang disesuaikan dengan gambar konstruksi dan
Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI)
Sisi bagian dalam bekisting diberi Residu (Minyak Bekisting) agar beton tidak
lengket pada bekisting.
2 Pengecoran : Setelah beksiting dan besi beton ditempatkan dan distel, baru kemudian
dilakukan pengecoran beton bertulang yang sebelumnya minta persetujuan
direksi dan konsultan pengawas.
Pengecoran beton dilaksanakan dengan menggunakkan concrete mixer
kapasitas 0,3-0,6 M3.
Sebelum pengecoran dimulai, tempat-tempat yang akan dicor terlebih dahulu
dibersihkan dari semua kotoran (potongan kayu, batu, tanah dan lain
sebagainya) lalu dibasahi dengan menggunakan air semen
Pengecoran dilakukan selapis demi selapis secara terus menerus. Pengecoran
beton dilakukan tanpa berhenti sampai dengan sambungan konstruksi
construction joint) yang telah disetujui sebelumnya atau sampai pekerjaan
selesai
Pengecoran dilakukan selapis demi selapis secara terus menerus. Pengecoran
beton dilakukan tanpa berhenti sampai dengan sambungan konstruksi
construction joint) yang telah disetujui sebelumnya atau sampai pekerjaan
selesai
Adukan yang tidak dicor dalam waktu lebih dari 15 menit setelah keluar dari
mesin adukan serta adukan yang tumpah selama pengangkutan tidak akan
dipakai lagi.
Untuk mendapatkan tingkat kepadatan beton yang memenuhi syarat maka
dilakukan penggetaran dengan menggunakan concrete vibrator
Beton akan dilindungi selama berlangsungnya proses pengerasan terhadap
terik matahari, pengeringan oleh angin, hujan atau aliran air dan pengrusakan
secara mekanis atau pengeringan sebelum waktunya.
Setelah umur beton cukup, maka dilakukan pembongkaran bekisting dan pada
bagian permukaan beton yang tidak rata dilakukan pengacian
Pembongkaran cetakan beton dapat dilaksanakan setelah beton mengeras dan
sudah mempunyai tegangan tekan yang di•persyaratkan. Tetapi untuk kasus
tertentu, misalnya balok beton bagian samping, kolom beton jika plat beton
yang hams disangga oleh kolom beton tersebut masih disangga oleh
scaffolding, bagian•bagian bidang beton yang tidak menyangga beban, tidak
perlu ha•ms menunggu sampai beton mempunyai tegangan tekan yang
di•persyaratkan. Tegangan tekan yang dipersyaratkan ini untuk beton biasa
dapat dicapai pada umur 28 hari, tetapi sekarang sudah ada admixture untuk
mempersingkat umur sehingga tidak perlu hams menunggu sampai 28 hari
sudah mempunyai tegangan tekan yang dipersyaratkan.
Sebelum dicor beton dinding cetakan yang akan menempel beton hams diberi
cairan khusus (shuttering oil) yang tidak mempengaruhi kekuatan beton yang
menempelnya pada waktu pengecoran.
Banyak kasus pelaksana bangunan menggunakan minyak oli, hal ini tidak
dibenarkan karena akan memperlemah kekokohan beton sekeliling yang
menempel cetakan yang diberi minyak oli tersebut. Perlu dipertimbangkan
terhadap harga, karena sekarang sudah ada plywood yang berlapis film dengan
bahan yang tidak melekat pada beton, sehingga beton tidak menempel cetakan
setelah mengeras.
Beton harus dilindungi selama proses pengerasan berlangsung dari pengaruh
cuaca dengan cara menyirami, menutup dengan karung basah atau cara lain
yang dibenarkan. Perhatian khusus harus diberikan agar selama proses
pengerasan berlangsung permukaan beton tidak mengalami benturan atau
menerima beban yang berlebihan.
Sket Pengecoran di darat
Metode Kerja : Dilakukan dengan Tenaga Manusia dan alat bantu serta petunjuk dari pabrik
Pembuatan Blok Angker
1. Buat Blok angker pada lokasi dan ketinggian yang tepat terhadap menara,
2. Sesuaikan sumbu lok angker dengan sumbu pen yang menjadi hubungan akhir antara baut angker yang
tertanam dalam blok dan kabel utama.
3. Pertahankan tanah asli pada waktu penggalian untuk blok angker;
4. Buat acuan untuk baut angker dengan kedalaman minimum 30 cm pada waktu pengecoran blok angker;
5. Lakukan penyetelan baut angker sebelum (air : semen : pasir = 0,4 : 7 : 1) sampai penuh dan jangan
terjadi ada kantong udara dalam mortar.
Pembuatan Pondasi Menara dan Pondasi Gelagar Pengaku
1. Laksanakan pembuatan dasar pondasi tertanam dalam tanah asli;
2. Ratakan blok pondasi sampai ketinggian @ 2 cm di bawah pelat perletakan ; perbedaan
ketinggian perletakan kanan dan kiri harus lebih kecil dari 5 mm;
3. Periksalah ketinggian perletakan , lalu isikan mortar kering (semen : pasir = 1 : 2 ) di bawah pelat;
4. Tanam baut angker dalam blok sesuai dengan cara pada butir 1.2. dengan menggunakan
mortar (air : semen : pasir = 0,4 ; 1 : 2).
Pemasangan Kabel Utama dan Pelana
1. Buat dan pasang pelana sehingga dudukan arah kabel ke blok angker dapat membentuk sudut
yang tepat sesuai rencana;
2. Beri tanda pada kabel utama untuk penempatan pada sumbu pelana ( sumbu perletakan atas menara )
dan posisi batang penggantung dan angker pada kondisi kabel diletakan lurus di atas tanah dan
belum ditegangkan;
3. Kurangi panjang kabel dengan ulur yang diperhitungkan sesuai dengan tegangan kabel
akibat beban mati jembatan dan ditambah dengan lengkungan kabel di pelana.
4. Pasang klem di belakang tanda-tanda (sesuai butir 2) yang berfungsi sebagai stopper selama
pemasangan kabel
5. Pasang kabel utama pada satu sisi dan selanjutnya pasang pada sisi lainnya;
6. Laksanakan pemasangan kabel sengan bantuan kabel dummy untuk menarik kabel perlahan-lahan
ke kiri atau kek akanan agar berada pada titik pusat menara,
PENUTUP
1. Setelah pekerjaan selesai dilaksanakan dilanjutkan dengan pekerjaan pembersihan akhir, dimana semua sisa-
sisa material maupun sampah lainnya disingkirkan dari lokasi pekerjaan. Gudang, barak dan bangunan-
bangunan sementara lainnya dibongkar, material hasil pembongkaran disingkirkan dari lokasi pekerjaan.
2. Segala kerusakan yang mungkin terjadi terhadap lingkungan dan sarana umum lainnya akibat pelaksanaan
pekerjaan akan diperbaiki sesuai dengan kondisi seperti semula.
3. Selama pekerjaan berlangsung sampai dengan selesai, akan selalu membuat laporan harian yang memuat
tentang kemajuan pekerjaan, material dan tenaga yang digunakan. Laporan harian Kemudian direkap menjadi
Laporan mingguan dan bulanan
4. Dokumentasi pekerjaan untuk setiap kemajuan pekerjaan pada setiap titik yang sama dibuat dalam masa
pelaksanaan dengan tahapan sebagai berikut :
I. Sebelum Pekerjaan dimulai : 0%
II. Pekerjaan Sedang berlangsung : 50%
III. Pekerjaan telah selesai : 100%
5. Membuat asbuild drawing diakhir pekerjaan AsBuild Drawing memuat setiap perubahan-perubahan yang ada
dalam masa pelaksanaan
6. Selama masa pemeliharaan akan dilakukan pemeliharaan dan perawatan Demikian metode kerja yangakan
kami terapkan pada pelaksanaan pekerjaan tersebut diatas, dan hal-hal yang belum kami tuangkan dalam
metode ini maka akan kami selesaikan dengan saran dan petunjuk direksi dan konsultan pengawas.
H. ADNAN AMIR
Direktur Utama