Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
OLEH :
Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di
Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.
USU Repository © 2009
HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT
LAHIR RENDAH (BBLR) DI BADAN PENGELOLA
RUMAH SAKIT UMUM (BPRSU) RANTAUPRAPAT
KABUPATEN LABUHAN BATU
TAHUN 2008
SKRIPSI
OLEH :
Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di
Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.
USU Repository © 2009
HALAMAN PENGESAHAN
Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR) Di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat
Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008
Tim Penguji
Dekan
ABSTRAK
Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di
Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.
USU Repository © 2009
Public Health Faculty
North Sumatera University
Skripsi, March 2009
ABSTRACT
Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di
Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di
Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.
USU Repository © 2009
Kata Pengantar
Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmatNyalah penulis dapat menyusun skripsi yang berjudul “Hubungan Anemia Pada
Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di Badan Pengelola
Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008.”
Selama penulisan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bantuan baik moril
maupun materil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu dr. Ria Masniari Lubis, Msi selaku Dekan
Fakultas Kesehatan Masyarakat USU sekaligus dosen pembimbing I dan Ibu dr.
Yusniwarti Yusad, Msi selaku dosen pembimbing II sekaligus Kepala Departemen
Kependudukan dan Biostatistik yang telah membimbing dan mendidik serta memberi
banyak masukan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis sampaikan kepada :
1. Bapak dr. Heldy B.Z, MPH selaku penasehat akademik yang telah membimbing
penulis selama melaksnakan perkuliahan di FKM – USU.
2. Bapak Drs. Abdul Jalil Amri A, Mkes dan Ibu Asfriyati, SKM, Mkes selaku
penguji yang telah banyak memberi saran dan masukan demi kesempurnaan
skripsi ini.
3. Bapak Bupati Labuhan Batu H.T. Milwan dan pelaksana Sekda Kab. Labuhan
Batu Bapak Drs. Karlos Siahaan yang telah memberikan izin kepada saya untuk
menyelesaikan studi di FKM USU.
4. Bapak dr. H Tigor Panusunan Siregar, SpPD selaku Kepala Badan Pengelola
Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat dan seluruh staf dan pegawai
BPRSU Rantauprapat yang telah memberi izin penelitian dan membantu
penyelesaian skripsi ini.
5. Bapak Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhan Batu dan Bapak H. Mursyid
Dalimunthe, SKM selaku kepala Puskesmas Aek Batu yang telah mendukung
saya dalam menyelesaikan studi di FKM USU.
Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di
Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.
USU Repository © 2009
6. Orangtua saya Bapak Edy Simanjuntak, Bsc, suami saya J.M Siahaan, Amd,
putri-putriku Jesselyn dan Joysinta, dan adikku Jintaria serta keponakanku
Anastasya, Alin dan Cindy yang telah banyak memberi semangat, dukungan dan
doa dalam menyelesaikan skripsi ini.
Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di
Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan
Abstrak
Riwayat Hidup Penulis
Kata Pengantar…………………..…………………………………………..i
Daftar Isi ……………………………………………………………………………. iii
Daftar Tabel ………………………………………………………………………… vi
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………… 1
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………… 4
1.3 Tujuan Penelitian………………………………………………………….. 4
1.3.1 Tujuan Umum…………………………………………………………. 4
1.3.2 Tujuan Khusus………………………………………………………... 4
1.4 Manfaat Penelitian………………………………………………………… 5
Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di
Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.
USU Repository © 2009
2.5 Kerangka Konsep………………………………………………………… 16
2.6. Definisi Operasional…………………………………………………….. 17
2.7 Aspek Pengukuran……………………………………………………….. 18
2.8 Hipotesis Penelitian………………………………………………………. 21
Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di
Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.
USU Repository © 2009
BAB V PEMBAHASAN.…………………………………………………………..... 44
5.1 Hubungan Antara Anemia Dengan Kejadian BBLR…………………...... 44
5.2 Faktor Kesehatan Ibu.................................................................................. 45
5.2.1 Hubungan Antara Umur Ibu Dengan Kejadian BBLR…………….. . 45
5.2.2 Hubungan Antara Paritas Dengan Kejadian BBLR………………..... 46
5.2.3 Hubungan Antara Penyakit Yang Diderita Ibu Dengan Kejadian
BBLR.....................…………………………………………………. 46
5.2.4 Hubungan Antara Pekerjaan Dengan Kejadian BBLR……………... 47
5.3 Faktor Kehamilan........................................................................................ 48
5.3.1 Hubungan Antara Hamil Hidramnion Dengan Kejadian BBLR……. 48
5.3.2 Hubungan Antara Hamil Ganda Dengan Kejadian BBLR………….. 48
5.3.3 Hubungan Antara Komplikasi Hamil Dengan Kejadian BBLR........ 49
5.4 Analisis Multivariat..................................................................................... 49
Lampiran:
Lampiran 1. Surat keterangan telah selesai mengumpulkan data dari BPRSU
Rantauprapat.
Lampiran 2. Hasil-hasil Pengolahan Statistik.
Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di
Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL
Tabel 4.3 Data Tenaga Medis NonPerawatan PNS dan Non PNS
yang Bertugas di BPRSU Rantauprapat............................................. 27
Tabel 4.4 Distribusi Anemia Ibu Hamil Yang Melahirkan di Badan Pengelola
Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu
Tahun 2008………………………………………………………….. 28
Tabel 4.7 Distribusi Berat Badan Bayi Yang Lahir di Badan Pengelola
Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di
Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.
USU Repository © 2009
Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten
Labuhan Batu Tahun 2008.................................................................... 31
Tabel 4.9 Hubungan Antara Faktor Kesehatan Ibu Hamil Yang Melahirkan
Dengan Kejadian BBLR di Badan Pengelola Rumah
Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu
Tahun 2008........................................................................................... 33
Tabel 4.10 Hubungan Antara Faktor Kehamilan Ibu Hamil Yang Melahirkan
Dengan Kejadian BBLR di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum
(BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008……… 36
Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di
Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.
USU Repository © 2009
BAB I
PENDAHULUAN
pasangan suami istri. Dari setiap kehamilan yang diharapkan adalah lahirnya bayi yang
sehat dan sempurna secara jasmaniah dengan berat badan yang cukup. Masa kehamilan
adalah salah satu fase penting dalam pertumbuhan anak karena calon ibu dan bayi yang
seperti kekurangan energi protein (KEP), anemia gizi, defisiensi yodium, defisiensi
vitamin A dan defisiensi kalsium. Salah satu yang dikhawatirkan adalah kekurangan
energi protein (KEP) karena dapat menyebabkan kerusakan pada susunan saraf pusat. Hal
ini disebabkan karena kerusakan susunan saraf pusat juga dapat mengakibatkan gangguan
pada otak janin yaitu pada tahap pertumbuhan otak dimana lebih sedikit sel-sel otak yang
Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di
Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.
USU Repository © 2009
Walaupun berat badan ibu kecil pada trimester I kehamilan tetapi sangat
membutuhkan gizi yang tinggi karena pada trimester pertama ini plasenta terbentuk.
Kegagalan kenaikan berat badan ibu pada trimester I dan II akan meningkatkan
kemungkinan lahirnya bayi dengan berat lahir rendah (BBLR). Hal ini terjadi karena
dengan berat badan lahir rendah mempunyai risiko kematian lebih tinggi dibanding
dengan bayi yang lahir dengan berat badan normal (Saimin, 2008).
Tingginya angka anemia pada ibu hamil mempunyai kontribusi terhadap tingginya
angka bayi lahir dengan bayi berat lahir rendah di Indonesia yang diperkirakan
mencapai 350.000 bayi setiap tahunnya. Oleh karena itu penanggulangan anemia gizi
menjadi salah satu program potensial untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia yang telah dilaksanakan pemerintah sejak pembangunan jangka panjang I
(Sohimah, 2006).
Salah satu sasaran yang ditetapkan pada Indonesia Sehat 2010 adalah menurunkan
angka kematian maternal menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup dan angka kematian
neonatal menjadi 16 per 1000 kelahiran hidup (Sarwono, 2002). Masalah yang dihadapi
oleh pemerintah Indonesia adalah tingginya prevalensi anemia ibu hamil yaitu 50,9% dan
sebagian besar penyebabnya adalah kekurangan zat besi yang diperlukan untuk
Distribusi kematian neonatal sebagian besar di wilayah Jawa dan Bali (66,7%)
dan di daerah pedesaan (58,6%). Menurut umur kematian yaitu 79,4% adalah angka
kematian neonatal yaitu pada usia 0-7 hari dan 20,6% terjadi pada usia 8-28 hari.
umur 0-7 hari tertinggi adalah prematur dan berat badan lahir rendah (35%), kemudian
skala nasional juga masih terjadi kesenjangan kematian bayi antar propinsi dengan
variasi yang sangat besar yaitu propinsi Nusa Tenggara Barat mencapai 103 per 1.000
kelahiran hidup (tertinggi) dan propinsi D.I Yogyakarta mencapai 23 per 1.000 kelahiran
hidup (terendah). Sekitar 57% kematian bayi tersebut terjadi pada bayi umur dibawah 1
bulan dan utamanya disebabkan oleh gangguan perinatal dan bayi berat lahir rendah
Pemantauan kesehatan dan status gizi ibu hamil baik pada awal kehamilan dan
selama masa kehamilan merupakan upaya pendekatan yang potensial dalam kaitannya
dengan peningkatan kesejahteraan ibu dan anak. Situasi pelayanan obstetrik di Indonesia
dimana sebagian besar persalinan masih ditolong oleh dukun (>60%). Sementara lebih
terhadap kehamilan yang berisiko tinggi sehingga angka morbiditas dan mortalitas ibu
Di Rumah Sakit Pematang Siantar ditemukan 300 kelahiran hidup dengan 66 (22%)
kasus bayi lahir dengan berat lahir rendah dengan ibu hamil yang menderita
anemia180 orang (55%) dari 327 orang ibu hamil (Selvia, 1999).
Demikian juga di daerah Kabupaten Labuhan Batu pada tahun 2006 dari 18.782
kelahiran hidup ditemukan bayi yang BBLR sebanyak 2956 orang (15%) dengan ibu
hamil yang menderita anemia sebanyak 8884 orang (47,04%) dari 18.883 orang ibu
hamil dan pada tahun 2007 dari 18.927 kelahiran hidup ditemukan sebanyak 3477
orang (18,37%) bayi yang BBLR dan jumlah ibu hamil yang anemia sebanyak 9120
orang (47,71%) dari 19.112 orang ibu hamil. Terjadi peningkatan jumlah bayi yang
lahir dengan BBLR dan ibu hamil yang mengalami anemia pada tahun 2007 dari
tahun sebelumnya (Dinkes Lab. Batu 2006-2007).
Di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat di Kabupaten
Labuhan Batu pada tahun 2007 dari 412 ibu yang melahirkan didapati sebanyak 30
orang (7,28%) kasus ibu yang melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR).
Berdasarkan data-data tersebut di atas yang menyebabkan peneliti ingin melakukan
Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di
Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.
USU Repository © 2009
penelitian tentang hubungan anemia pada ibu hamil dengan BBLR di Badan
Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu
tahun 2008.
faktor kesehatan ibu dan faktor kehamilan di Badan Pengelola Rumah Sakit
1. Sebagai bahan masukan tentang faktor yang berhubungan dengan kejadian BBLR
Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di
Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.
USU Repository © 2009
2. Sebagai bahan masukan kepada pihak rumah sakit sehingga dapat melakukan
deteksi dini ibu hamil risiko tinggi dalam rangka mencegah bayi lahir BBLR.
3. Sebagai bahan masukan atau sebagai sumber informasi yang berguna bagi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bayi berat lahir rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir
kurang dari 2500 gram. Bayi berat lahir rendah (BBLR) dibedakan dalam dua
kategori, yaitu bayi berat lahir rendah karena premature (usia kandungan kurang dari
37 minggu) atau bayi berat lahir rendah karena intrauterine growth retardation
(IUGR) yaitu bayi cukup bulan tetapi berat badan kurang untuk usianya (Depkes RI,
2003). Klasifikasi berat badan bayi baru lahir dapat dibedakan atas (Prawirohardjo,
2002) :
a. Bayi dengan berat badan normal, yaitu > 2500 gram.
b. Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), yaitu antara 1500 gram – 2500
gram.
c. Bayi dengan berat badan sangat rendah (BBLSR), dimana berat lahirnya adalah
Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di
Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.
USU Repository © 2009
d. Bayi dengan berat lahir ekstrem rendah (BBLER), dimana berat lahirnya adalah
Ada beberapa faktor – faktor yang dapat menyebabkan bayi berat lahir rendah
yaitu :
1. Faktor ibu
Kurang gizi pada saat hamil apabila tidak mendapatkan penanganan dengan
mengalami anemia gizi. Oleh sebab itu pada saat hamil ibu dianjurkan untuk
Usia reproduksi optimal bagi seorang ibu adalah antara umur 20-35 tahun,
dibawah atau diatas usia tersebut akan meningkatkan risiko kehamilan dan
Umur ibu kurang dari 20 tahun menunjukkan rahim dan panggul ibu
belum berkembang secara sempurna karena wanita pada usia ini masih dalam
masa pertumbuhan sehingga panggul dan rahim masih kecil. Disamping itu, usia
seperti hipertensi, DM, anemia, TB paru dan dapat menimbulkan persalinan lama
dan perdarahan pada saat persalinan serta risiko terjadinya cacat bawaan pada
Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di
Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.
USU Repository © 2009
Banyaknya anak yang dilahirkan seorang ibu akan mempengaruhi
kesehatan ibu dan merupakan faktor risiko terjadinya BBLR, tumbuh kembang
bayi lebih lambat, pendidikan anak lebih rendah dan nutrisi kurang (Depkes RI,
2003b).
Faktor risiko lain pada ibu hamil adalah riwayat penyakit yang diderita
ibu. Adapun penyakit yang diderita ibu yang berpengaruh terhadap kehamilan dan
congenital, jantung dan asma, anemia, TB paru dan malaria (Rochjati, 2003).
e. Faktor pekerjaan.
Pekerjaan terkait pada status sosial ekonomi dan aktifitas fisik ibu hamil.
gizi, sementara itu, ibu hamil yang bekerja cenderung cepat lelah sebab aktifitas
2. Faktor kehamilan
a. Hamil dengan hidramnion, yaitu keadaan dimana cairan ketuban melebihi dari
normal.
b. Hamil ganda, yaitu kehamilan dimana jumlah janin yang dikandung lebih dari
satu.
Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di
Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.
USU Repository © 2009
c. Perdarahan ante partum, yaitu perdarahan yang terjadi pada masa hamil.
keadaan ini sangat mengancam jiwa ibu dan bayi yang dikandung. Ketuban pecah
dini adalah kondisi dimana air ketuban keluar sebelum waktunya dan biasanya
3. Faktor janin
a. Cacat bawaan, yaitu keadaan janin yang cacat sabagai akibat pertumbuhan janin
b. Infeksi dalam rahim, yaitu janin mengalami infeksi sebagai akibat penyakit yang
diderita ibu. Seperti ibu yang menderita HIV/AIDS sangat rentan mengakibatkan
5. Faktor obat-obatan seperti ibu hamil yang keracunan obat (Manuaba, 1998).
Menurut World Health Organization (WHO) anemia pada ibu hamil adalah kondisi
ibu dengan kadar hemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 11,0 g%. Sedangkan
menurut Saifuddin anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar
hemoglobin dibawah 11,0 g% pada trimester I dan III atau kadar <10,5 g% pada
trimester II (Depkes RI, 2003b).
Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di
Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.
USU Repository © 2009
Dalam kehamilan jumlah darah bertambah banyak (hiperemia/hipervolumia)
sehingga terjadi pengenceran darah karena jumlah sel-sel darah tidak sebanding dengan
pertambahan plasma darah. Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah dimulai sejak
minggu. Secara fisiologis, pengenceran darah ini untuk membantu meringankan kerja
perdarahan akut bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi. Kebutuhan ibu selama
kehamilan ialah 800 mg besi, diantaranya 300 mg untuk janin dan 500 mg untuk
pertambahan eritrosit ibu. Dengan demikian ibu membutuhkan tambahan sekitar 2–3 mg
Menurut Mochtar (1998) penyebab anemia pada umumnya adalah kurang gizi
(malnutrisi), kurang zat besi dalam diit, malabsorpsi, kehilangan darah banyak pada
persalinan yang lalu, dan haid yang terlalu berlebihan, penyakit-penyakit kronik seperti
1999)
lambung).
Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di
Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.
USU Repository © 2009
b. Rusaknya sel darah merah, seperti penyakit malaria dan thalasemia yang
makanan yang mengandung zat gizi terutama zat besi, asam folat, vitamin B12,
Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah, sering pusing,
mata berkunang-kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun (anoreksia), konsentrasi
hilang, nafas pendek (pada anemia parah) dan keluhan mual muntah lebih hebat pada
Keluhan anemia yang paling sering dijumpai dimasyarakat adalah yang lebih
dikenal dengan 5L, yaitu lesu, lemah, letih, lelah dan lalai. Disamping itu penderita
kekurangan zat besi akan menurunkan daya tahan tubuh yang mengakibatkan mudah
terkena infeksi (Depkes RI, 2003b).
Rasa cepat lelah disebabkan karena pada penderita anemia gizi besi, pengolahan
(metabolisma) energi oleh otot tidak berjalan secara sempurna karena kurang oksigen.
Anemia gizi besi dengan keluhan dampak yang paling jelas adalah cepat lelah, rasa
berikut:
Adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah.
2. Anemia Megaloblastik
Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di
Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.
USU Repository © 2009
Adalah anemia yang disebabkan oleh karena kekurangan asam folat.
3. Anemia Hipoplastik
4. Anemia Hemolitik
merah yang lebih cepat dari pembuatannya. Gejala utama adalah anemia dengan
anamnesa. Pada anamnesa akan didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata
berkunang-kunang, dan keluhan mual-muntah lebih hebat pada hamil muda. Pemeriksaan
dan pengawasan hemoglobin dapat dilakukan dengan menggunakan alat sahli. Hasil
(Manuaba,1998):
Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di
Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.
USU Repository © 2009
Pemeriksaan darah dilakukan minimal dua kali selama kehamilan, yaitu pada
trimester I dan trimester III. Dengan pertimbangan bahwa sebagian besar ibu hamil
mengalami anemia, maka dilakukan pemberian preparat Fe sebanyak 90 tablet pada ibu-
(Wirahadikusuma, 1999)
hewani (daging, ikan, hati dan telur), mengkonsumsi pangan nabati (sayuran
dan sayuran yang merupakan sumber utama vitamin C yang diperlukan untuk
penyerapan zat besi didalam tubuh. Hindari mengkonsumsi bahan makanan yang
mengandung zat inhibitor saat bersamaan dengan makan nasi seperti teh karena
Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di
Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.
USU Repository © 2009
2. Supplemen zat besi yang berfungsi dapat memperbaiki Hb dalam waktu
singkat.
3. Fortifikasi zat besi yaitu penambahan suatu jenis zat gizi ke dalam bahan
Suatu penelitian di Asia 22,6% kematian ibu melahirkan dikarenakan anemia, artinya
apabila ibu hamil dapat dicegah dari anemia maka 20-30 % kematian ibu karena
melahirkan dapat dicegah (Sukirman, 1999).
Anemia pada saat hamil dapat mengakibatkan efek buruk baik pada ibu maupun
kepada bayi yang akan dilahirkannya. Anemia dapat mengurangi suplai oksigen pada
metabolisme ibu karena kekurangan kadar hemoglobin untuk mengikat oksigen yang
dapat mengakibatkan efek tidak langsung pada ibu dan bayi antara lain kematian bayi,
bertambahnya kerentanan ibu terhadap infeksi dan kemungkinan bayi lahir prematur
(Setyawan, 1996).
Sedangkan pada anemia berat selama masa hamil dapat mengakibatkan risiko morbiditas
dan mortalitas pada ibu maupun bayi yang dilahirkan. Selain itu anemia juga dapat
mengakibatkan hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim, ketuban pecah dini (KPD)
(Manuaba, 1998).
Variabel Bebas
• Anemia
Variabel Terikat:
Faktor kesehatan ibu :
• Umur ibu Kejadian BBLR :
• Paritas
• Penyakit yang diderita • Berat Badan Lahir Normal (BBLN)
ibu • Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
• Pekerjaan
Faktor kehamilan:
• Hamil hidramnion
• Hamil ganda
• Komplikasi hamil
Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di
Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.
USU Repository © 2009
2.6 Definisi Operasional
1. Ibu anemia adalah kadar Hb ibu yang tercantum dalam berkas rekam medis
2. Umur ibu adalah usia ibu pada saat melahirkan yang tercantum dalam
3. Paritas adalah jumlah persalinan yang pernah dialami ibu, termasuk juga jarak
4. Penyakit yang diderita ibu adalah riwayat penyakit yang pernah diderita ibu
5. Pekerjaan adalah dibagi menjadi dua yakni bekerja apabila ibu bekerja dan
mendapatkan upah atau gaji dan tidak bekerja apabila tidak mendapatkan upah
atau gaji.
6. Hamil hidramnion adalah keadaan air ketuban ibu pada saat melahirkan yang
7. Hamil ganda adalah keadaan kehamilan ibu dimana jumlah janin yang
ibu pada saat hamil mengalami peningkatan tekanan darah yang tercantum
Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di
Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.
USU Repository © 2009
Ketuban pecah dini adalah keluarnya cairan ketuban sebelum waktunya yang
disebabkan oleh banyak hal salah satunya adalah terjadinya benturan pada
kandungan. Perdarahan ante partum adalah kondisi ibu saat hamil mengalami
perdarahan yang hebat dan tercantum dalam berkas rekam medis.
9. Berat badan lahir adalah berat badan bayi pada saat dilahirkan, dibagi menjadi
2 yaitu :
a. Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) yaitu jika berat bayi pada saat lahir
b. Bayi berat badan lahir normal (BBLN) yaitu jika berat badan bayi pada
Berat lahir dibagi dalam 2 kategori yaitu BBLR dan BBLN dinyatakan
sebagai variabel BL.
BL : 1 jika BBLR (< 2500 gr)
0 jika BBLN (≥ 2500 gr)
b. Variabel bebas
1. Anemia
Kadar Hb ibu dibagi menjadi 2 kelompok yaitu <11,0 g% dan ≥11,0 g% yang
dinyatakan dalam variabel Hb.
Hb = 1 jika kadar Hb kurang dari 11,0g%
0 jika kadar Hb lebih atau sama dengan 11,0 g%.
2. Umur ibu
Umur ibu dibagi dalam 3 kelompok umur yaitu umur < 20 tahun, 20-35 tahun
dan umur > 35 tahun yang dinyatakan sebagai variabel Ui.
Ui= 1 jika umur ibu < 20 tahun dan > 35 tahun.
0 jika umur ibu 20-35 tahun.
3. Paritas
Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di
Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.
USU Repository © 2009
Paritas dibagi dalam 3 kelompok yaitu paritas 1, paritas 2-4 dan paritas >4 yang
dinyatakan dalam variabel P.
P= 1 jika paritas 1 dan > 4.
0 jika paritas 2-4.
4. Penyakit yang diderita ibu
Penyakit yang diderita ibu dibagi menjadi 2 kelompok yaitu mempunyai
riwayat penyakit seperti asma, malaria, TB paru, jantung. Dimana data
diperoleh berdasarkan data dari rekam medis. Dan yang tidak mempunyai
riwayat penyakit yang dinyatakan dalam variabel Pi.
Pi= 1 jika memiliki riwayat penyakit tertentu.
0 jika tidak memiliki riwayat penyakit tertentu.
5. Pekerjaan
Pekerjaan dibagi dalam 2 kelompok yaitu bekerja dan tidak bekerja yang
dinyatakan dalam variabel PK.
PK= 1 jika ibu hamil bekerja.
0 jika ibu hamil tidak bekerja
6. Hamil dengan hidramnion
Hamil dengan hidramnion dibagi dalam 2 kelompok yaitu hamil hidramnion
dan hamil tidak hidramnion yang dinyatakan dalam variabel HH.
HH= 1 jika ibu hamil hidramnion.
0 jika ibu hamil tidak hidramnion.
7. Hamil ganda
Hamil ganda dibagi dalam 2 kolompok yaitu hamil ganda dan tidak hamil ganda
yang dinyatakan dalam variabel HG.
HG=1 jika ibu mengalami hamil ganda
0 jika ibu tidak mengalami hamil ganda.
9. Komplikasi hamil
Komplikasi hamil dibagi dalam 2 kelompok yaitu ibu yang mengalami
komplikasi hamil dan ibu yang tidak mengalami komplikasi hamil yang
dinyatakan dalam variabel KH.
KH= 1 jika ibu mengalami komplikasi.
0 jika ibu tidak mengalami komplikasi.
Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di
Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.
USU Repository © 2009
1. Ada hubungan antara anemia dengan kejadian BBLR
4. Ada hubungan antara penyakit yang diderita ibu dengan kejadian BBLR
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif analitik dengan
rancangan penelitian cross sectional untuk melihat hubungan anemia pada ibu hamil
dengan kejadian bayi BBLR.
Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di
Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.
USU Repository © 2009
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang melahirkan di Badan
Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu pada
bulan April - Desember 2008 sebanyak 478 orang.
3.3.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang melahirkan di Badan
Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu pada
bulan April 2008 – Desember 2008 yang tercatat kadar hemoglobinnya dan semua ibu
hamil yang melahirkan yang tercatat kadar hemoglobinnya dijadikan sampel penelitian
(Total Sampling). Dimana ibu hamil yang melahirkan yang tidak tercatat kadar
hemoglobinnya termasuk dalam kriteria eklusi yaitu tidak termasuk dalam pengelolaan
data.
Jenis data yang dikumpulkan adalah data sekunder yang diambil dari laporan rawatan
pasien dan rekam medis pada ruang bersalin di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum
Analisis data dilakukan secara bertahap, yaitu dengan analisis univariat, analisis
masing-masing variabel bebas dan variabel terikat dengan menggunakan tabel distribusi
frekuensi. Sedangkan analisis bivariat dimaksud untuk melihat hubungan kedua variabel
yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Analisis data yang dilakukan untuk melihat
Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di
Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.
USU Repository © 2009
hubungan antar kedua variabel ini yakni menggunakan uji Chi Square dengan tingkat
kepercayaan 95%.
1
p=
1+ e- (β0+βiXi +....+βiXi)
Keterangan:
ß0 adalah konstanta.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
satunya Rumah Sakit Pemda TK. II Labuhanbatu yang terletak di kota Rantauprapat.
Pada awalnya Rumah Sakit ini terletak di jalan Cut Nyak Dien Kecamatan Bilah Hulu.
Pada tahun 1964 lokasi ini berubah atau pindah ke jalan K.H. Dewantara No. 129
Kecamatan Bilah Hulu, sampai saat ini luas Rumah Sakit ini ± 2,3 Ha.
Saat ini luas bangunan rumah sakit ± 5.532 m2 dengan jumlah tempat tidur
sebanyak 141 TT dengan persentase Bed Ocupation Rate (BOR) 75 % dan Length Of
Stay (LOS) 5.4, Tahun 2006 (140 TT) persentase Bed Ocupation Rate (BOR) 62,06 %
dan Length Of Stay (LOS) 3.9, Tahun 2005 (135 TT) persentase Bed Ocupation Rate
(BOR) 62,4 % dan Length Of Stay (LOS) 3,9 dimana standard baku nasional untuk BOR
60 %-80 % dan LOS 6-9 hari. Secara keseluruhan kinerja BPRSU Rantauprapat Tahun
Pada saat ini Rumah Sakit telah berusaha semaksimal mungkin membenahi diri
dalam berbagai aspek, baik dalam kualitas dan kuantitas. Berbagai hal yang menjadi
perhatian antara lain : ketenagaan, proses administrasi dan manajemen, bahan dan alat
Dengan adanya kemauan dan kerja keras serta perhatian bapak Bupati Labuhanbatu,
maka saat ini keberadaan BPRSU Rantauprapat telah dirasakan oleh masyarakat (sebagai
pengguna jasa), pemerintah kabupaten Labuhanbatu maupun para pegawai rumah sakit.
Pada tahun 2008 ini ditargetkan menjadi rumah sakit yang terakreditasi untuk 12
(dua belas) jenis pelayanan mengingat pada tahun 2004 BPRSU Rantauprapat telah
Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di
Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.
USU Repository © 2009
memperoleh akreditasi dengan 5 (lima) pelayanan dari Depkes RI – Menkes RI. Pada
tahun 2006 – 2010 BPRSU Rantauprapat mempersiapkan diri untuk menuju bentuk
Badan Layanan Umum Daerah dipersiapkan menuju Rumah Sakit Umum type B dengan
Tabel 4.1
Data Tenaga Medis (Dokter) Yang Bertugas di BPRSU Rantauprapat
Tabel 4.2
Data Tenaga Para Medis (Perawat/Bidan) Yang Bertugas
di BPRSU Rantauprapat
Tabel 4.3
Data Tenaga Para Medis Non Perawatan PNS dan Non PNS yang Bertugas
di BPRSU Rantauprapat
dan variabel terikat dipergunakan analisa univariat dan dapat dilihat sebagai berikut :
Rumah sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008 dapat
Tabel 4.4
Distribusi Anemia Ibu Hamil Yang Melahirkan di Badan Pengelola Rumah Sakit
Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008
Dari tabel diatas terlihat bahwa ibu hamil yang melahirkan di BPRSU
Untuk melihat distribusi faktor kesehatan ibu hamil yang melahirkan di Badan
Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun
Tabel 4.5
Distribusi Faktor Kesehatan Ibu Hamil Yang Melahirkan di Badan Pengelola
Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun
2008
Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di
Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.
USU Repository © 2009
No Faktor Kesehatan Ibu Jumlah %
1 Umur
< 20 tahun dan > 35 tahun 29 17,9
20-35 tahun 133 82,1
Total 162 100
2 Paritas
1 dan > 4 89 54,9
2-4 73 45,1
Total 162 100
3 Penyakit Yang Diderita Ibu
Memiliki Riwayat Penyakit 15 9,3
Tidak Memiliki Riwayat Penyakit 147 90,7
Total 162 100
4 Pekerjaan
Bekerja 16 9,9
Tidak Bekerja 146 90,1
Total 162 100
Dari tabel diatas terlihat bahwa ibu hamil yang melahirkan di BPRSU
Rantauprapat berada pada kelompok umur 20-35 tahun sebanyak 133 orang (82,1%)
sedangkan umur < 20 tahun dan > 35 tahun sebanyak 29 orang (17,9%), dengan paritas 1
dan > 4 sebanyak 89 orang (54,9%) sedangkan paritas 2-4 sebanyak 73 orang (45,1%),
tidak memiliki riwayat penyakit sebanyak 147 orang (90,7%) sedangkan memiliki
riwayat penyakit sebanyak 15 orang (9,3%), tidak bekerja sebanyak 146 orang (90,1%)
Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di
Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.
USU Repository © 2009
Untuk melihat distribusi faktor kehamilan ibu hamil yang melahirkan di Badan
Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun
Tabel 4.6
Distribusi Faktor Kehamilan Ibu Hamil Yang Melahirkan di Badan Pengelola
Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun
2008
Dari tabel diatas terlihat bahwa ibu hamil yang melahirkan di BPRSU
Rantauprapat terbanyak tidak hidramnion yaitu sebanyak 135 orang (83,3%) sedangkan
yang hidramnion sebanyak 27 orang (16,7%), yang tidak hamil ganda yaitu sebanyak 159
orang (98,1%) sedangkan hamil ganda sebanyak 3 orang (1,9%), yang tidak mengalami
Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di
Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.
USU Repository © 2009
4.2.4 Distribusi Berat Lahir
Untuk melihat berat badan bayi yang dilahirkan di Badan Pengelola Rumah Sakit
Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008 dapat dilihat pada
Tabel 4.7
Distribusi Berat Badan Bayi Yang Dilahirkan di Badan Pengelola Rumah Sakit
Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008
Dari tabel diatas terlihat bahwa bayi yang dilahirkan di BPRSU Rantauprapat
yang terbanyak adalah bayi dengan berat lahir normal (≥ 2500 gr) sebanyak 129 orang
dipergunakan analisis bivariat dengan uji statistik Chi-Square, dapat dilihat pada tabel-
Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di
Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.
USU Repository © 2009
4.3.1 Anemia
Tabel 4.8
Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Yang Melahirkan Dengan Kejadian BBLR
Di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat
Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008
Berat Lahir
Total
No Anemia BBLR ( < 2500 gr) BBLN (≥ 2500 gr)
N % N % N %
1 Anemia 31 36,0 55 64,0 86 100
2 Tidak Anemia 2 2,6 74 97,4 76 100
Total 33 20,4 129 79,6 162 100
χ = 30,379
2
df = 1 Prob = 0,000
Dari tabel diatas terlihat bahwa ibu hamil yang melahirkan di BPRSU
Rantauprapat pada bulan April-Desember 2008 yang mengalami anemia merupakan yang
terbanyak yaitu sejumlah 86 orang dimana yang melahirkan bayi dengan berat lahir
rendah (BBLR) sebanyak 31 orang (36,0%) dan yang melahirkan bayi dengan berat lahir
normal (BBLN) sebanyak 55 orang (64,0 %). Sedangkan ibu hamil yang tidak anemia
ada sejumlah 76 orang dimana sebanyak 2 orang (2,6%) yang melahirkan bayi dengan
berat lahir rendah (BBLR) dan sebanyak 74 orang (97,4%) yang melahirkan bayi
dengan berat badan normal (BBLN).
Kemudian berdasarkan hasil analisa dengan uji Chi-Square terdapat bahwa
Probabilitas (0,000) < α (0,05) berarti Ho ditolak artinya ada hubungan anemia pada ibu
hamil dengan kejadian BBLR di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU)
Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu tahun 2008.
Tabel 4.9
Hubungan Antara Faktor Kesehatan Ibu Hamil Yang Melahirkan Dengan
Kejadian BBLR di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat
Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008
N FAKTOR
BERAT LAHIR Total P
o KESEHATAN
Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di
Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.
USU Repository © 2009
IBU ANEMIA
BBLR BBLN
(< 2500 gr) (≥ 2500 gr)
+ % - % n % N % n %
1 Umur:
a. <20 atau >35 19 65,5 10 34,5 7 24,1 22 75,9 29 100 0,578
b. 20-35 67 50,4 66 49,6 26 19,5 107 80,5 133 100
2 Paritas:
a. 1 dan > 4 49 55,1 40 44,9 18 20,2 71 79,8 89 100 0,959
b. 2-4 37 50,7 36 49,3 15 20,5 58 79,5 73 100
3 Riwayat
Penyakit ibu:
a. Memiliki 11 73,3 4 26,7 10 66,7 5 33,3 15 100 0,000
penyakit
b. Tidak
memiliki 75 51,0 72 49,0 23 15,6 124 84,4 147 100
penyakit
4 Pekerjaan:
a. Bekerja 6 37,5 10 62,5 3 18,8 13 81,3 16 100 1,000
b. Tidak Bekerja 80 54,8 66 45,2 30 20,5 116 79,5 146 100
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa ibu hamil yang melahirkan di BPRSU
yakni sejumlah 133 orang, dimana 26 orang (19,5%) melahirkan bayi dengan berat
lahir rendah (BBLR) dan 107 orang (80,5%) melahirkan bayi dengan berat badan
normal (BBLN). Yang mengidap anemia sebanyak 67 orang (50,4%) dan yang tidak
mengidap anemia sebanyak 66 orang (49,6%). Ibu yang berusia kurang dari 20 tahun
atau lebih dari 35 tahun berjumlah 29 orang dan yang melahirkan bayi dengan berat
badan rendah (BBLR) ada sebanyak 7 orang (24,1%) sedangkan yang melahirkan
bayi dengan berat lahir normal (BBLN) ada 22 orang (75,9%). Yang mengidap
anemia sebanyak 19 orang (65,5%) dan yang tidak mengidap anemia 10 orang
(34,5%).
Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di
Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.
USU Repository © 2009
Hasil uji statistik dengan chi-square menunjukkan bahwa probabilitas lebih besar
dari nilai α (0,578 > 0,05) berarti Ho diterima. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada
Pada kelompok paritas 1 atau lebih besar dari 4 merupakan yang terbanyak yakni
sebanyak 89 orang, dimana 18 orang (20,2%) melahirkan bayi dengan berat lahir rendah
(BBLR) dan 71 orang (79,8%) melahirkan bayi dengan berat lahir normal (BBLN). Yang
mengidap anemia 49 orang (55,1%) dan yang tidak mengidap anemia sebanyak 40 orang
(44,9%). Sedangkan yang memiliki paritas 2-4 sebanyak 73 orang, dimana 15 orang
(20,5%) melahirkan bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) dan 58 orang (79,5%)
melahirkan bayi dengan berat badan normal (BBLN). Yang mengidap anemia 37 orang
(50,7%) dan yang tidak mengidap anemia sebanyak 36 orang (49,3%).
Dari hasil uji statistik dengan chi square menunjukkan bahwa nilai probabilitas
lebih besar dari nilai α (0,513 > 0,05) berarti Ho diterima. Hal ini menunjukkan bahwa
tidak ada hubungan antara paritas ibu dengan kejadian BBLR
Sementara ibu hamil yang tidak memiliki riwayat penyakit merupakan yang
terbanyak yakni 147 orang, dimana 23 orang (15,6%) melahirkan bayi dengan berat lahir
rendah dan 124 orang (84,4%) diantaranya melahirkan bayi dengan berat badan normal.
Yang mengidap anemia sebanyak 75 orang (51,0%) dan yang tidak mengidap anemia
sebanyak 72 orang (49,0%). Sedangkan ibu yang memiliki riwayat penyakit berjumlah 15
orang, dimana10 orang (66,7%) melahirkan bayi dengan berat lahir rendah dan 5 orang
(33,3%) melahirkan bayi dengan berat badan normal. Yang mengidap anemia 11 orang
Dari hasil uji statistik dengan chi square dapat diketahui bahwa nilai probabilitas
lebih kecil dari nilai α (0,000 < 0,05) berarti Ho ditolak. Hal ini menunjukkan ada
Dan ibu hamil yang tidak bekerja merupakan yang terbanyak yakni sebanyak 146
orang, dimana 30 orang (20,5%) melahirkan bayi dengan berat lahir rendah dan 116
orang (79,5%) diantaranya melahirkan bayi dengan berat badan normal.Yang mengidap
Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di
Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.
USU Repository © 2009
anemia sebanyak 80 orang (54,8%) dan yang tidak mengidap anemia sebayak 66 orang
(45,2%). Sedangkan ibu yang bekerja berjumlah 16 orang, dimana 3 orang (18,8%)
melahirkan bayi dengan berat lahir rendah dan 13 orang (81,3%) melahirkan bayi dengan
berat badan normal. Yang mengidap anemia sebanyak 6 orang (37,5%) dan yang tidak
Dari hasil uji statistik dengan chi square dapat diketahui bahwa nilai probabilitas
lebih besar dari nilai α (1,000 > 0,05) berarti Ho diterima. Hal ini menunjukkan tidak ada
Tabel 4.10
Hubungan Antara Faktor Kehamilan Ibu Hamil Yang Melahirkan Dengan
Kejadian BBLR di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat
Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008
BERAT LAHIR P
+ % - % n % n % N %
1 Kehamilan
Hidramnion:
a. Hidramnion 21 77,8 6 22,2 12 44,4 15 55,6 27 100 0,000
b.Tidak
Hidramnion 65 48,1 70 51,9 21 15,6 114 84,4 135 100
2 Hamil Ganda
(Gemelli):
a. Hamil
ganda 3 100 0 0 3 100 0 0 3 100 0,008
b. Tidak Hamil
Ganda 83 52,2 76 47,8 30 18,9 129 81,1 159 100
3 Komplikasi
Hamil:
a. Komplikasi 34 91,9 3 8,1 21 56,8 16 43,2 37 100 0,000
Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di
Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.
USU Repository © 2009
b.Tidak
Komplikasi 52 41,6 73 58,4 12 9,6 113 90,4 125 100
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa ibu hamil yang melahirkan di BPRSU
Rantauprapat pada bulan April-Desember 2008 terbanyak yang tidak hamil hidramnion
yakni 135 orang, dimana 21 orang (15,6%) melahirkan bayi dengan berat lahir rendah
dan 114 orang (84,4%) diantaranya melahirkan bayi dengan berat badan normal.Yang
mengidap anemia sebanyak 65 orang (48,1%) dan yang tidak mengidap anemia sebanyak
70 orang (51,9%). Sedangkan ibu yang hamil hidramnion berjumlah 27 orang, dimana 12
orang (44,4%) melahirkan bayi dengan berat lahir rendah dan 15 orang (55,6%)
melahirkan bayi dengan berat badan normal.Yang mengidap anemia sebanyak 21 orang
Dari hasil uji statistik dengan chi square dapat diketahui bahwa nilai probabilitas
lebih kecil dari nilai α (0,000 < 0,05) berarti Ho ditolak. Hal ini menunjukkan ada
Dan ibu hamil yang melahirkan di BPRSU Rantauprapat pada bulan April-
Desember 2008 terbanyak yang tidak hamil ganda merupakan yang terbanyak yakni 159
orang, dimana 30 orang (18,9%) melahirkan bayi dengan berat lahir rendah 129 orang
(81,1%) diantaranya melahirkan bayi dengan berat badan normal.Yang mengidap anemia
sebanyak 83 orang (52,2%) dan yang tidak mengidap anemia sebanyak 76 orang (47,8%).
Sedangkan ibu yang hamil ganda berjumlah 3 orang (100%) melahirkan bayi dengan
berat badan lahir rendah. Yang mengidap anemia sebanyak 3 orang (100%).
Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di
Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.
USU Repository © 2009
Dari hasil uji statistik dengan chi square dapat diketahui bahwa nilai probabilitas
lebih besar dari nilai α (0,008 > 0,05) berarti Ho diterima. Hal ini menunjukkan tidak ada
Dan ibu hamil yang melahirkan di BPRSU Rantauprapat pada bulan April-
Desember 2008 terbanyak yang tidak mengalami komplikasi hamil merupakan yang
terbanyak yakni 125 orang, dimana 12 orang (9,6%) melahirkan bayi dengan berat lahir
rendah dan 113 orang (90,4%) diantaranya melahirkan bayi dengan berat badan normal.
Yang mengidap anemia sebanyak 52 orang (41,6%) dan yang tidak mengidap anemia
sebanyak 73 orang (58,4%). Sedangkan ibu yang mengalami komplikasi hamil berjumlah
37 orang, dimana 21 orang (56,8%) melahirkan bayi dengan berat lahir rendah dan 16
orang (43,2%) melahirkan bayi dengan berat badan normal. Yang mengidap anemia
sebanyak 34 orang (91,9%) dan tidak mengidap anemia sebanyak 3 orang (8,1%).
Dari hasil uji statistik dengan chi square dapat diketahui bahwa nilai probabilitas
lebih kecil dari nilai α (0,000 < 0,05) berarti Ho ditolak. Hal ini menunjukkan ada
Untuk melihat hubungan fungsional antara satu variabel dependen dengan lebih
dari satu variabel independen dipergunakan analisis multivariat dengan uji statistik
regresi logistik, pada tahap pertama dilakukan analisis regresi logistik sederhana untuk
menentukan variabel yang layak masuk sebagai kovariat dalam analisis regresi logistik
sesungguhnya penting dapat masuk kedalam model analisis regresi logistik multivariat
dan agar variabel-variabel secara kolektif menjadi prediktor penting bagi variabel hasil
Tabel 4.11
Hasil Analisis Regresi Logistik Sederhana dengan
Tingkat Kepercayaan 75 %
Lower Upper
1 Anemia 8.791 49.474 0.000
(Pi)
(HH)
Dengan menetapkan nilai p sebesar 0,25 terlihat bahwa dari 8 variabel yang
dianalisis diperoleh 4 variabel yang berhubungan dengan kejadian BBLR yaitu : anemia
Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di
Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.
USU Repository © 2009
(p = 0.000), penyakit yang diderita ibu (p = 0.000), Hamil dengan hidramnion (p =
0.001), komplikasi hamil (p = 0.000), sehingga keempat variabel tersebut layak masuk
yang memiliki nilai probabilitas lebih kecil dari 0,25 layak masuk kedalam model analisis
multivariat yakni anemia, penyakit yang diderita ibu, hamil hidramnion, komplikasi
Dari hasil regresi logistik multivariat ternyata variabel hamil dengan hidramnion (p =
0,963) tidak bermakna dimana nilai p lebih besar dari nilai α (0,05) dengan demikian
dikeluarkan dari model analisis regresi logistik ganda. Hasil analisis regresi logistik dapat
Tabel 4.12
Hasil Analisis Regresi Logistik Multivariat
Lower Upper
1 Anemia 2.477 2.420 58.581 0.002
Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di
Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.
USU Repository © 2009
3 Komplikasi hamil (Kh) 1.666 1.946 14.397 0.001
1
p=
1+ e- (-4,081+ 2,477 X1 + 2,362 X2 + 1,666 X )
3
1
p=
1+ e- (-4,081+ 2,477(1) + 2,362(0) + 1,666(0)
p=
1 + 2,718 1,604
p = 0,16
Jika ibu hamil memiliki kadar Hb < 11,0 g% (mengidap anemia) maka
probabilitas untuk melahirkan bayi BBLR sebesar 16 %.
Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di
Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.
USU Repository © 2009
Dan untuk melihat probabilitas terjadinya BBLR secara bersamaan apabila ibu
hamil memiliki riwayat penyakit dan komplikasi hamil dapat dilihat melalui perhitungan
dibawah ini :
1
p=
1+ e- (β0+ βiXi)
1
p=
1+ e- (-4,081+ 2,477 X1 + 2,362 X2 +1,666 X )
3
1
p=
1+ e- (-4,081+ 2,477(0) + 2,362(1) + 1,666(1)
p=
1 + 2,718 0,053
p = 0,48
Jika ibu hamil memiliki riwayat penyakit yang berbahaya terhadap kehamilan dan
mengalami komplikasi hamil maka probabilitas untuk melahirkn bayi berat lahir rendah
(BBLR) sebesar 48 %.
Dan apabila ketiganya yaitu kadar Hb < 11,0 g% (mengidap anemia) dan
memiliki riwayat penyakit serta mengalami komplikasi hamil secara bersama-sama
berhubungan dengan kejadian BBLR maka diperoleh persamaan logistik sebagai berikut:
1
p=
1+ e- (β0+ βiXi)
1
p=
1+ e- (-4,081+ 2,477 X1 + 2,362 X2 + 1,666 X )
3
1
p=
Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di
Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.
USU Repository © 2009
1+ e- (-4,081+2,477(1) + 2,362(1) + 1,666(1)
p=
1 + 2,718 -2,4240
p = 0,92
BAB V
PEMBAHASAN
Hasil analisis dengan uji Chi-Square menunjukkan bahwa Probabilitas (0,000) < α
(0,05) berarti Ho ditolak artinya ada hubungan anemia pada ibu hamil dengan kejadian
BBLR di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten
Labuhan Batu tahun 2008.
Hal ini sesuai dengan Hasil SKRT (2002), bahwa ibu hamil yang menderita
anemia mempunyai kecenderungan melahirkan bayi dengan berat lahir rendah (BBLR).
Berdasarkan hasil persamaan regresi logistik yang diperoleh bahwa ibu hamil yang
memiliki kadar Hb < 11,0 gr% maka probabilitas melahirkan bayi yang BBLR adalah 23
%. Kemudian menurut Zulhaida (2003) bahwa ibu hamil dengan anemia akibatnya
mereka mempunyai risiko yang lebih besar untuk melahirkan bayi dengan BBLR,
kematian saat persalinan, pendarahan, pasca persalinan yang sulit karena lemah dan
mudah mengalami gangguan kesehatan. Bayi yang dilahirkan dengan BBLR umumnya
Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di
Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.
USU Repository © 2009
kurang mampu meredam tekanan lingkungan yang baru, sehingga dapat berakibat pada
hidupnya.
Di daerah Kabupaten Labuhan Batu berdasarkan data yang diperoleh dari dinas
kesehatan angka ibu hamil yang mengalami anemia cukup tinggi yaitu 9.120 orang
(47,71 %) dari 19.112 orang ibu hamil hal ini dikarenakan tingginya angka penderita
penyakit malaria yaitu 375.500 (37,28 %) jiwa dari 1.007.185 jiwa penduduk.
Hal ini sesuai dengan asumsi peneliti bahwa anemia dalam kehamilan memberi
pengaruh kurang baik bagi ibu, baik dalam kehamilan, persalinan maupun dalam masa
Hasil uji statistik dengan chi-square menunjukkan bahwa probabilitas lebih besar
dari nilai α (0,578 > 0,05) berarti Ho diterima. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada
Hal ini tidak sesuai dengan Depkes RI (2003), bahwa usia reproduksi optimal
bagi seorang ibu adalah antara umur 20-35 tahun, dibawah atau diatas usia tersebut akan
menunjukkan rahim dan panggul ibu belum berkembang secara sempurna karena wanita
pada usia ini masih dalam masa pertumbuhan dan usia diatas 35 tahun cenderung
Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di
Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.
USU Repository © 2009
Menurut asumsi peneliti sesuai dengan pendapat Depkes RI (2003) bahwa
seorang ibu sebaiknya hamil pada usia 20-35 tahun karena pada usia ini disebut sebagai
usia reproduksi sehat dan perlu juga didukung oleh status gizi yang baik dan dilakukan
Dari hasil uji statistik dengan chi square menunjukkan bahwa nilai probabilitas
lebih besar dari nilai α (0,959 > 0,05) berarti Ho diterima. Hal ini menunjukkan bahwa
tidak ada hubungan antara paritas ibu dengan kejadian BBLR.
Hal ini tidak sesuai dengan Depkes RI (2003b), yang menyatakan bahwa
terjadinya BBLR, tumbuh kembang bayi lebih lambat, pendidikan anak lebih rendah dan
nutrisi kurang. Dari penelitian saya tidak dijumpai adanya hubungan karena dalam hal ini
faktor ekonomi juga berpengaruh didalam memperoleh suplai gizi yang cukup baik
selama masa hamil dan rutin memeriksakan kehamilan maka BBLR tidak ada
Dari hasil uji statistik dengan chi square diketahui bahwa nilai probabilitas lebih
kecil dari nilai α (0,000 < 0,05) berarti Ho ditolak. Hal ini menunjukkan ada hubungan
Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di
Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.
USU Repository © 2009
Hal ini sesuai dengan pendapat Rochjati (2003), bahwa riwayat penyakit yang
diderita ibu berpengaruh terhadap kehamilan dan persalinan, penyakit tersebut antara lain
Menurut asumsi peneliti hal ini juga sesuai dengan pendapat Rochjati (2003),
bahwa faktor risiko terhadap ibu hamil adalah riwayat penyakit yang diderita ibu dan
penyakit yang diderita ibu yang berpengaruh terhadap kehamilan dan persalinannya
adalah penyakit yang bersifat kronis.
Menurut pemantauan peneliti di daerah kabupaten Labuhan Batu angka penderita
malaria cukup tinggi. Di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum BPRSU Rantauprapat
penyakit malaria menempati posisi ke 4 (empat) dari 10 (sepuluh) penyakit terbanyak
rawat inap.
Penyakit yang diderita ibu hamil apabila dikontrol dengan baik dan tidak
menunjukkan gejala klinis saat kehamilan maka tidak akan mempengaruhi perkembangan
janin dalam kandungan. Untuk itu ibu hamil harus rajin memeriksakan kehamilannya
dengan teratur untuk mengetahui status kesehatannya secara berkala dan mengetahui
perkembangan janin dalam kandungan sebagai deteksi dini ibu hamil risiko tinggi.
Dari hasil uji statistik dengan chi square dapat diketahui bahwa nilai probabilitas
lebih besar dari nilai α (1,000 > 0,05) berarti Ho diterima. Hal ini menunjukkan tidak ada
Hal ini tidak sesuai dengan Depkes RI (2003b), yang menyatakan bahwa
pekerjaan mempengaruhi status sosial ekonomi dan ini akan berpengaruh dalam
mendapatkan pelayanan antenatal yang adekuat dan pemenuhan gizi. Ibu yang bekerja
kesehatan selama hamil secara rutin dan cukup di dalam pemenuhan gizi sehingga dapat
melahirkan bayi dengan berat badan normal dibandingkan jika hanya suami yang bekerja
Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di
Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.
USU Repository © 2009
5.3 Faktor Kehamilan
Dari hasil uji statistik dengan chi square diketahui bahwa nilai probabilitas lebih
kecil dari nilai α (0,000 < 0,05) berarti Ho ditolak. Hal ini menunjukkan ada hubungan
Hal ini sesuai dengan pendapat Manuaba (1998), bahwa hamil dengan hidramnion
atau keadaan dimana cairan ketuban melebihi dari normal merupakan salah satu faktor
kehamilan yang mempengaruhi kelahiran anak dengan BBLR. Cairan ketuban yang
Dari hasil uji statistik dengan chi square diketahui bahwa nilai probabilitas lebih
besar dari nilai α (0,008 > 0,05) berarti Ho diterima. Hal ini menunjukkan tidak ada
kehamilan dimana jumlah janin yang dikandung lebih dari satu akan menimbulkan
anemia pada ibu hamil apabila asupan gizi ibu hamil tidak cukup untuk ibu dan janin
yang dikandungnya dan hal ini akan menjadi salah satu faktor yang akan mempengaruhi
terjadinya BBLR. Dari penelitian saya tidak dijumpai adanya hubungan karena angka ibu
yang hamil ganda yang melahirkan di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU)
Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di
Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.
USU Repository © 2009
5.3.3 Hubungan Komplikasi Hamil Dengan Kejadian BBLR
Dari hasil uji statistik dengan chi square dapat diketahui bahwa nilai probabilitas
lebih kecil dari nilai α (0,000 < 0,05) berarti Ho ditolak. Hal ini menunjukkan ada
Hal ini sesuai dengan pendapat Manuaba (1998), bahwa komplikasi hamil
mempengaruhi terjadinya kelahiran BBLR dan sangat mengancam jiwa ibu dan bayi.
Dari hasil analisis regresi logistik multivariat diperoleh bahwa anemia, penyakit yang
diderita ibu dan komplikasi hamil secara bersamaan berhubungan dengan kejadian
BBLR. Dimana masing-masing variabel memiliki nilai probabilitas lebih kecil dari
nilai α (0,05) yakni anemia (0,002), penyakit yang diderita ibu (0,004) dan
Hal ini sesuai dengan pendapat Manuaba yang menyatakan bahwa faktor ibu dalam
hal ini adalah gizi ibu pada saat hamil kurang yang mengakibatkan anemia dan faktor
kesehatan ibu yaitu penyakit yang diderita ibu dan pendarahan antepartum
Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di
Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.
USU Repository © 2009
BAB VI
6.1 Kesimpulan
1. Ada terdapat 4 variabel yang memiliki hubungan dengan kejadian BBLR (dengan
menggunakan uji chi square dan tingkat kepercayaan 95%) yaitu anemia, riwayat
2. Terdapat hubungan antara anemia, riwayat penyakit yang diderita ibu dan komplikasi
hamil secara bersamaan (regresi logistik ganda) dengan kejadian BBLR di Badan
tahun 2008.
6.2 SARAN
1. Kepada pihak dinas kesehatan kabupaten terutama pihak Badan Pengelola Rumah
2. Kepada tenaga kesehatan seperti bidan desa/bidan PTT untuk lebih giat lagi
kehamilannya untuk mendeteksi secara dini keadaan kesehatan ibu dan janin
dalam kandungannya.
DAFTAR PUSTAKA
Almasier, Suminta, 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia, Pustaka Utama, Jakarta.
Departemen Kesehatan RI, 2003a. Penyakit Penyebab Kematian Bayi Baru Lahir
(Neonatal) Dan Sistem Pelayanan Kesehatan Yang Berkaitan di
Indonesia. Jakarta.
…………., 2005, Materi Ajar Upaya Penurunan Kematian Ibu dan Bayi Baru
Lahir, FKM UI, Jakarta.
Diah Krisnatuti, 2002. Menu Sehat Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui. Puspa Swara,
Jakarta.
Dinas Kesehatan Labuhan Batu, 2006. Profil dan Laporan Tahunan Dinas Kesehatan
Labuhan Batu, Rantauprapat.
Hartanto, Hanafi, 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Pustaka Sinar Harapan.
Jakarta.
Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di
Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.
USU Repository © 2009
Lubis, Zulhaida, 2003. Status Gizi Ibu Hamil Serta Pengaruhnya Terhadap Bayi
Yang Dilahirkan, http://tumoutou.net/ 702 07134/zulhaida lubis.htm, diakses
16 Oktober 2008.
Manuaba, Ida Bagus, 1998. Konsep Obstetri Dan Ginekologi Sosial Indonesia. Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.
Saimin, Juminten, 2008. Hubungan Antara Berat Badan Lahir Rendah Dengan
Status Gizi Ibu Berdasarkan Ukuran Lingkar Lengan Atas(LILA),
http://anemia.com/2008/09/Hubungan-Antara-BeratBadan-LahirRendah
Dengan-StatusGiziIbu-Berdasarkan-Ukuran-LingkarLenganAtas(LILA) html,
diakses 16 Oktober 2008.
Santoso, Singgih. 2000. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, PT. Gramedia.
Jakarta.
Selvia, Nita, 1999. Faktor-faktor Penyebab Bayi Lahir dengan Berat Badan Lahir
Rendah di Rumah Sakit Umum Pematang Siantar, Skripsi FKM USU
Medan.
Setyawan, Henry, 1996. Pengaruh Anemia Ibu Hamil Trimester III Terhadap
Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), Prematuritas, Dan Intra
Uterine Growth Retardation (IUGR). Jurnal Epidemiologi Nasional.
Jakarta.
Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di
Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.
USU Repository © 2009
Sugiyono, 2000. Metode Penelitian Administrasi. Alfabeta, Bandung.
Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di
Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.
USU Repository © 2009