Professional Documents
Culture Documents
ABSTRAK
Sisa material konstruksi didefinisikan sebagai sesuatu yang sifatnya berlebih dari yang disyaratkan baik itu
berupa hasil pekerjaan maupun material konstruksi yang tersisa/tercecer/rusak sehingga tidak dapat digunakan
lagi sesuai fungsinya. Selain pengaruhnya terhadap biaya, sisa material konstruksi ini juga berdampak terhadap
lingkungan. Dalam konsep pembangunan berkelanjutan untuk sustainable building, harus ada integrasi
lingkungan, ekonomi dan sosial saat proses perencanaan, pelaksanaan konstruksi dan operasi pemeliharaan
suatu lingkungan terbangun dimana salah satunya adalah manajemen dari sumber material dan sampah/sisa
material konstruksi (construction waste). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui jenis dan kuantitas sisa
material konstruksi dominan yang timbul di proyek konstruksi dan mengkaji dampak sisa material konstruksi
dominan tersebut terhadap lingkungan. Sampel penelitian adalah consumable material proyek perumahan dan
hotel di kota Malang- Jawa Timur. Metode yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pengamatan
lapangan, wawancara dan penyebaran kuisioner. Analisis data menggunakan analisis kuantitatif untuk
mengetahui jenis dan kuantitas sisa material konstruksi yang diuji dengan metode regresi untuk mendapatkan
sisa material kontruksi dominan. Selanjutnya sisa material konstruksi dominan dikaji secara deskriptif mengenai
dampaknya terhadap lingkungan. Hasil yang diperoleh adalah sisa material konstruksi terbesar di proyek
perumahan dan hotel di Kota Malang adalah batu bata berkisar 13,4 – 13,5 % untuk proyek perumahan dan
hotel. Sisa material konstruksi batu bata murni tidak berdampak terhadap lingkungan dan termasuk material
yang bisa dipakai kembali (reuse) dan didaur ulang (recycle).
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 4, No.3 – 2010 ISSN 1978 – 5658 196
Tabel 1. Sumber dan penyebab terjadinya sisa material konstruksi
Sumber Penyebab
Desain § Kesalahan dalam dokumen kontrak
§ Ketidaklengkapan dokumen kontrak
§ Perubahan desain
§ Memilih spesifikasi produk
§ Memilih produk yang berkualitas rendah
§ Kurang memperhatikan ukuran dari produk yang digunakan
§ Desainer tidak mengenal dengan baik jenis-jenis produk yang lain
§ Pendetailan gambar yang rumit
§ Informasi gambar yang kurang
§ Kurang berkoordinasi dengan kontraktor & kurang berpengetahuan
tentang konstruksi
Pengadaan § Kesalahan pemesanan, kelebihan, kekurangan, dsb.
§ Pesanan tidak dapat dilakukan dalam jumlah kecil
§ Pembelian material yang tidak sesuai dengan spesifikasi
§ Pemasok mengirim barang tidak sesuai dengan spesifikasi
§ Kemasan kurang baik, menyebabkan terjadi kerusakan dalam
perjalanan
Penanganan § Material yang tidak dikemas dengan baik
§ Material yang terkirim dalam keadaan tidak padat/ kurang
§ Membuang atau melempar material
§ Penanganan material yang tidak hati-hati pada saat pembongkaran
untuk dimasukkan ke dalam gudang
§ Penyimpanan material yang tidak benar menyebabkan kerusakan
§ Kerusakan material akibat transportasi ke/di lokasi proyek
Pelaksanaan § Kesalahan yang diakibatkan oleh tenaga kerja
§ Peralatan yang tidak berfungsi dengan baik
§ Cuaca yang buruk
§ Kecelakaan pekerja di lapangan
§ Penggunaan material yang salah sehingga perlu diganti
§ Metode untuk menempatkan pondasi
§ Jumlah material yang dibutuhkan tidak diketahui karena perencanaan
yang tidak sempurna
§ Informasi tipe dan ukuran material yang akan digunakan terlambat
disampaikan kepada kontraktor
§ Kecerobohan dalam mencampur, mengolah dan kesalahan dalam
penggunaan material sehingga perlu diganti.
§ Pengukuran di lapangan tidak akurat sehingga terjadi kelebihan
volume
Residual § Sisa pemotongan material tidak dapat dipakai lagi
§ Kesalahan pada saat memotong material
§ Kesalahan pesanan barang, karena tidak menguasai spesifikasi
§ Kemasan
§ Sisa material karena proses pemakaian
Lain-lain § Kehilangan akibat pencurian
§ Buruknya pengontrolan material di proyek dan perencanaan
manajemen terhadap sisa material
Sumber : Bossink dan Browers, 1996
material konstruksi yang terjadi di
Hasil penelitian yang telah dilakukan beberapa negara adalah sebagai berikut :
oleh para peneliti mengenai kuantitas sisa 1. Amerika Serikat
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 4, No.3 – 2010 ISSN 1978 – 5658 197
Gavilan dan Bernold (1994) menyajikan kasus pada proyek apartemen. Dari 10
suatu studi empiris dengan meneliti 5 jenis material bangunan yang diteliti
rumah di empat lokasi yang berbeda diperoleh total sisa material konstruksi
pada bulan Juni sampai Agustus 1992. yang terjadi sebesar 18 % berat
Tiga jenis material bangunan yang terhadap jumlah seluruh material. Hasil
diteliti adalah batu bata, kayu dan batu penelitian antara tahun 1986 sampai
pecah. Data yang diperoleh menunjukan 1987 pada 3 bangunan rumah tinggal,
sisa material konstruksi yang terjadi mencatat sisa material konstruksi yang
pada proyek bangunan rumah, terjadi relatif kecil, yaitu antara 11 %
disebabkan oleh sisa-sisa pemotongan sampai 17% dari berat gedung atau
material. Hal ini diduga ada hubungan sebesar 0,095 t/m2 sampai 0,145 t/m2.
yang kuat antara produktifitas yang 5. Indonesia
rendah dengan besamya sisa material Penelitian sisa material konstruksi
konstruksi yang terjadi. dilakukan oleh S. Intan, dkk. (2005),
2. Belanda merupakan studi kasus pembangunan
Bossink dan Browers (1996) di Belanda sebuah komplek ruko di Surabaya. Dari
mengadakan penelitian yang 8 jenis material yang diteliti, serta dari
menitikberatkan pada pengukuran dan hasil penyebaran kuesioner pada 13
pencegahan sisa material konstruksi. proyek ruko di Surabaya dengan
Penelitian dilakukan pada 7 jenis responden manajer lapangan, pengawas
material bangunan pada 5 bangunan lapangan, pelaksana lapangan, dan
rumah sejak April 1993 sampai Juni mandor pada masing-masing proyek
1994. Diperoleh jumlah berat sisa diperoleh kuantitas sisa material
material konstruksi antara 1 % sampai terbesar yaitu 12,51% berupa batu bata
10% terhadap berat material konstruksi. dan 11,39% berupa pasir.
Sumbang saran para wakil kontraktor Hasil penelitian lainnya oleh I.R Rahim,
menyimpulkan bahwa penyebab utama 2006 untuk pembangunan rumah tipe 36
terjadinya sisa material konstruksi, di Makassar menunjukkan semen
berhubungan dengan tahap desain, menjadi sisa material terbesar dengan
suplai material, penanganan dan penyebab utama sisa pekerjaan
penyimpanan yang kurang baik. plesteran. Selain itu ada pula sisa kayu
3. Australia (pekerjaan bekisting), keramik
Forsythe dan Marsden (1999) dalam S. (pemasangan), batubata (kesalahan
Intan, dkk. (2005), mengajukan suatu dalam pembuatan dinding), cat
model analisa pengaruh sisa material (kesalahan dalam pengecatan
konstruksi terhadap biaya proyek, dasar/meni), dan besi (kesalahan
termasuk pemindahan dan pembuangan. pengukuran).
Penelitian ini menganalisis 6 jenis
bahan bangunan pada 15 rumah. Sisa METODE
material konstruksi yang terjadi antara Penelitian sisa material konstruksi
2,5 % sampai 22 % terhadap jumlah ini dilakukan di kota Malang, Jawa Timur
berat seluruh material. dengan mengambil lokasi proyek di
4. Brazil sebuah perumahan dan sebuah hotel tiga
Penelitian sisa material konstruksi yang lantai. Adapun lokasi studi dapat dilihat
dilakukan oleh Pinto (1989) dalam pada Gambar 1 berikut ini.
S.Intan, dkk. (2005), merupakan studi
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 4, No.3 – 2010 ISSN 1978 – 5658 198
Gambar 1. Lokasi studi
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 4, No.3 – 2010 ISSN 1978 – 5658 200
Nampak dari Tabel 2 diatas batu konstruksi, Y dan variabel independen :
bata memiliki sisa konstruksi yang paling batu bata (X1), keramik (X2), kayu (X3),
besar. Untuk menguji sisa material besi (X4), pasir (X5), semen (X6) dan
konstruksi yang paling dominan genteng (X7). Hasil yang diperoleh
digunakan analisis regresi. Sebagai ditabelkan pada Tabel 3 dan Tabel 4
contoh proyek perumahan dengan berikut ini:
variabel dependen : total sisa material
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 4, No.3 – 2010 ISSN 1978 – 5658 203