Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Dra. MUJI DWI SRIWILUJENG
NIP. 131 407 582
Kemitraan Antara :
Lembaga Penelitian Universitas Negeri Malang
Dengan
Ditjen Peningkatan Mutu Pendidikan Tenaga Kependidikan
Mengetahui
Kepala Cabang Dinas Pendidikan Sidoarjo, 17 November 2006
Kecamatan Sidoarjo Peneliti
Menyetujui,
Ketua Lembaga Penelitian UM
ii
KATA PENGANTAR
Tidak ada tutur kata yang patut peneliti ucapkan, kecuali ucapan
telah direncanakan.
Penelitian ini tidak akan dapat terlaksana sesuai dengan harapan peneliti,
tanpa adanya pengarahan-pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena
1. Bapak Dr. Ibrahim Bafadal, M.Pd. selaku ketua lembaga penelitian Universitas
Negeri Malang.
2. Dra. Umu Dayati, M.Pd. selaku pendamping I dalam pelaksanaan penelitian ini.
3. Dra. Harti Kartini, M.Pd. selaku pendamping II dalam pelaksanaan penelitian ini
Insya Allah partisipasi dan bantuan Bapak/Ibu dari berbagai pihak di atas
akan selalu mendapat taufik, hidayah, dan rida dari Allah Swt. Amin!
iii
iv
kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik datangnya dari mana saja
Peneliti,
ABSTRAK ................................................................................................. i
DAFTAR GAMBAR.................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1
D. Hipotsis .................................................................................. 4
F. Definisi Oprasional.................................................................. 5
v
vi
F. Alokasi Penelitian.................................................................... 15
A. Siklus I ................................................................................ 16
B. Siklus .................................................................................... 21
A. Kesimpulan ............................................................................ 26
B. Saran ..................................................................................... 27
LAMPIRAN – LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Berangkat dari sinilah pembelajaran yang ada di TK harus dicermati, sehinga apa
yang diharapkan, yakni agar anak-anak lebih mandiri dalam segala hal sesuai dengan
kapasitas anak bisa tercapai. Metode pengajaran yang tepat dan cermat akan
karya wisata, demontrasi, metode pemikiran dan perasaan terbuka, dan pemanasan
atau apersepsi
kadang antara metode yang satu dengan metode yang lain mempunyai tujuan yang
sama. Hal itu dapat dilihat dalam buku “Pedoman Guru Bidang Pengembangan
1
2
didengarnya, anak pandai menarik kesimpulan dan apa yang sudah didengarnya, dan
intelegensi.
baiknya kepada anak untuk mengekpresikan diri dan memenuhi kebutuhan meniru.
dan perasaan estetis, memperkaya perbendaraan kata, dan melatih daya ingatan.
Metode bermain peran mempunyai tujuan melatih daya tangkap, melatih daya
metode pemikiran dan perasaan terbuka, maupun metode pemanasan atau apersepsi
melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang diinginkan oleh setiap
pengajar, sehingga tidak akan terjadi lagi penggunaan metode yang telah ditentukan
melenceng atau tidak sesuia dengan tujuan yang diinginkan. Dalam hal ini misalkan
metode cerita dibantu dengan alat peraga yang menarik dan unik akan merangsang
siswa untuk betul-betul memperhatikan setiap apa yang akan disampaikan oleh
Untuk menjadikan agar anak mandiri, agar anak dapat melakukan sesuatu
tanpa bantuan orang lain adalah suatu harapan bagi semua pihak baik dari pihak
sekolah maupun pihak orang tua atau wali murid, karena kemandirian adalah suatu
hal yang sangat menting yang harus dimiliki oleh setiap anak. Agar tidak selalu
bergantung pada orang lain. Kemandirian adalah “Hal atau keadaan dapat berdiri
sendiri, tanpa bergantung pada orang lain.” (Tim.1996:555). Oleh karena itu metode
bercerita dengan menggunakan alat peraga clemek cerita adalah sebuah pilihan yang
tepat.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
3. Untuk mengetahui sejauh mana metode bercerita dengan alat peraga clemek
D. Hipotesis
E. Lingkup Penelitian
Agar dalam pembehasan ini tidak terlalu meluas, maka pembahasan hanya
F. Definisi Oprasional
Agar tidak terjadi perbedaan arti, maka dalam penelitian ini diperlukan
2. Yang dimaksud dengan kemandirian dalam penelitian ini adalah siswa dapat
melakukan sesuatu yakni dapat memakai sepatu dan baju tanpa bantuan orang
G. Kegunaan Penelitian
taman kanak-kanak..
“Metode adalah merupakan cara utama yang bersifat umum dan luas yang
13).
Dengan demikian metode pengajaran berarti suatu cara utama yang bersifat
umum dan luas dalam melakukan proses, perbuatan, cara mengajar, atau
dituangkan oleh peneliti pada bagian latar belakang. Adapun metode-metode yang
dimaksudkan adalah:
dipersiapkan oleh guru sehingga anak dapat mengalami secara nyata dan
ataupun individual.
2. Metode proyek, yaitu metode yang memberikan kesempatan pada anak untuk
menggunakan alam sekitar dan atau kegiatan sehari-hari anak sebagai bahan
6
7
anak.
cerita adalah bentuk-bentuk bercerita yang merupkan dari metode pengajaran dengan
8
alat peraga tak langsung, yakni seorang guru memekai clemek yang terbuat dari kain
planel dengan ditempeli gambar-gambar sesuai dengan cerita yang bisa dipasang dan
C. Konsepsi Kemandirian
masih sangat tergantung kepada orang lain. Semua aktivitas selalu masih harus
dibantu orang lain. Di rumah masih harus dibantu oleh kakak, ibu, ayah, nenek, atau
pembantu. Misalkan anak ingin memakai sepatu, anak masih harus dibantu mencari
sepatu di mana berada, kemudian memakaikan sepatu. Begitu juga pada saat anak
ingin memakai baju anak masih harus dibantu dengan segala hal sampai baju tersebut
betul-betul terpakai. Anak yang masih demikian, yakni masih sangat tergantung
kepada orang lain, tidak mau berusaha atau tidak mau melakukan setiap suatu
kegiatan untuk kepentingan diri sendiri adalah anak yang belum mandiri.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
instrumen.”(Bogdan, 1982:13)
melainkan data tersebut mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan,
dokumen pribadi, catatan memo, dan dokumen resmi lainnya.” (Moleong, 19993:5).
bantuan orang lain akan berperan sebagai alat pengumpul data utama. Peneliti
disebut instrumen kreatif, artinya ia sendiri yang harus rajin dan giat untuk menggali
beberapa informasi dan sekaligus peneliti juga sebagai pengumpul, penganalisis, dan
B. Model Penelitian
9
10
dan refleksi. Dari hasil analisis dan refleksi setiap akhir kegiatan dilakukan perbaikan
metode cerita dengan penggunaan alat peraga clemek cerita untuk menarik perhatian
C. Rancangan Penelitian
kebutuhan.
kelompk.
penilaian
- 1 : belum mampu
penelitian 30 anak. 12
penelaian
dengan harapan. 13
- Anak berdiskusi
- Rekapitulasi nilai
- Menentukan keberhasilan penelitian
sendiri.
rencana atau persiapan mengajar, laporan, dan dokumen-dokumen lain yang ada
hubungannya dengan penelitian ini. Adapun sumber data dalam penelitianm ini
Sidoarjo.
mendeskripsikan atau menjelaskan peristiwa dan kejadian yang ada sesuai dengan
apa adanya.” (Sudjana, 1987:53). Deskripsi yang dimaksudkan dalam penelitian ini
adalah mengumpulkan data secara objektif, apa adanya yang terdapat dalam TK
Aisyia Bustanul Athfal I Pucanganom Sidoarjo baik dari segi persiapan pembelajaran
evaluasi pembelajarnnya.
F. Lokasi Penelitian
Sidoarjo Provinsi Jawa Timur. Pemilihan lokasi ini didasarkan pada hasil observasi
lbahwa lokasi tersebut sangat strategis dan mudah di jangkau karena terletak di
tengah kota. Selain itu sekolah ini tergolong sekolah yang dianggap bermutu dan
penerimaan siswa baru banyak sekali yang datang dari luar kecamatan sidoarjo harus
siap bersaing antara satu dengan yang lain dan siap untuk tidak diterima karena
dalam kegiatan pembelajaran masih banyak dijumpai siswa yang belum bisa mandiri
untuk melakukan kegiatan yang berkenaan dengan dirinya sendiri. Misalkan anak
masih harus dibantu memakai sepatu, yang seharusnya sudah tidak perlu dibantu
lagi, begitu juga dengan kegiatan yang lain misalkan memakai baju, anak masih
mencari guru-gurunya untuk membantu memakaikan. Oleh karena itu perlu adanya
variasi pembelajaran yang lebih menarik, lebih hidup, dan tidak menjenuhkan.
BAB IV
Berdasar atas observasi dan hasil diskusi guru atau pengajar kelompok A di
pada buku-buku pedoman ke-TK-an. Hal tersebut sebetulnya sudah bagus. Akan
tetapi untuk mengurangi kejenuhan anak dalam tiap pembelajaran guru harus kaya
peraga, sehingga hasil pembelajaran yang diharapkan, yakni agar anak bisa lebih
pada buku-buku yang ada akhirnya menimbulkan kejenuhan segera dapat teratasi,
Dalam penelitian ini terbagi atas dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II yang
pengamatan, dan refleksi dan masing-masing bagian terbagi atas beberapa bagian
lagi.
A. Siklus I
1. Perencanaan
Dalam penelitian ini peneliti selain sebagai subjek penelitian juga sebagai
objek penelitian, yang dibantu oleh guru lain. Dengan demikian objek
pengajaran harus tertata dengan baik. Adapun yang perlu dipahami dan
persiapan alat peraga atau sumber belajar yang dalam bagian alat peraga ini
harus diperjelas tentang alat peraga yang digunakan, yakni “celemek cerita”,
2. Tindakan
cerita dengan gambar anak pandai memakai sepatu dan anak pandai memakai
baju.
Pertemuan I
Pertemuan II
ada 15 anak.
17
Pertemuan III
Guru memandu kepada anak secara bersama-sama untuk memakai sepatu dan
3. Pengamatan
Pertemuan I
1 = belum mampu
Hasil di lapangan setelah guru bercerita tentang anak memakai sepatu dan
memakai baju dengan menggunakan alat perga celemek cerita bergambar anak
mempraktikkan memakai sepatu dan memakai baju dengan dipandu oleh dua
18
guru dengan jumlah 30 murid. Hasilnya anak masih belum mampu.
Pertemuan II
yang ditempeli gambar anak pandai memakai sepatu dan gambar anak pandai
baju dengan dipandu oleh dua guru dari 30 murid yang dikelompokkan
menjadi dua kelompok, masing-masing kelompok 15 anak, hasilnya anak
Pertemuan III
Setelah guru bercerita tentang anak memakai sepatu dan memakai baju
mempraktikkan memakai sepatu dan memakai baju dengan dipandu oleh dua
masing kelompok terdiri atas 10 anak, hasilnya anak mampu, tetapi masih
Pertemuan IV
Setelah guru bercerita tentang anak memakai sepatu dan memakai baju
memakai sepatu dan gambar anak pandai memakai baju, selanjutnya anak
19
4. Refleksi
Peertemuan I
Pertemuan II
Pelaksanaan kegiatan praktik anak memakai baju dan memakai sepatu dapat
Pertemuan III
Pelaksanaan kegiatan praktik anak memakai baju dan memakai sepatu sudah
Pertemuan IV
20
Dalam pelaksanaan kegiatan praktik anak memakai sepatu dan memakai baju
Siklus kedua ini sistematika yang peneliti gunakan sama; tidak jauh berbeda
dengan siklus pertama. Pada siklus ini juga terdapat empat tahapan, yaitu tahap
persiapan, tahap tindakan. tahap pengamatan, dan tahab refleksi. Pada tiap-tiap tahap
tebagi atas beberapa pertemuan. Adapun perbedaan yang paling signifikan dari siklus
II bila dibandingkan dengan siklus I adalah pada penekanan kualitas hasil, pada
siklus I kemandirian anak masih tergolong longgar, yakni yang penting anak mau
memakai sepatau atau baju dan waktu yang digunakan tidak mutlak sebagai tolok
BAB V
PEMBAHASAN
Agar memperoleh gambaran yang jelas tentang penggunaan celemek cerita
tentang metode pembelajaran bercerita dengan alat peraga celemek cerita, gambaran
Cerita”
Guru mengajar dengan memakai celemek cerita yang ditempeli gambar anak
yang pandai memakai sepatu dan gambar anak yang pandai memakai baju.
ditempelkan adalah gambar anak yang pandai memakai sepatu dan yang selanjutnya
adalah gambar anak yang pandai memakai baju. Pada awal masuk ini guru hanya
Untuk menguji apakah anak-anak secara mayoriotas atau minoritas sudah bisa
memakai sepatu dan baju tanpa bantuan orang lain, maka guru tanpa banyak
komentar tentang bagaimana cara memakai sepatu atau baju. Akan tetapi guru secara
kemudian memakainya kembali. Selain itu guru juga memerintahkan agar anak
memakai baju yang telah disiapkan dari rumah. Hasilnya dapat diketahui dari 30
anak yang bisa memakai sepatu hanya dua anak dan yang bisa memakai baju hanya 1
21
anak. Cara tersebut tampaknya kurang berhasil, maka selanjutnya cara yang
22
digunakan oleh guru agar siswa bisa memakai sepatu dan baju tanpa bantuan orang
lain adalah dengan cra mempraktikan. Yaitu memanggil dua anak ke depat sebagai
peragaan untuk mempraktikkan cara memakai sepatu dan cara memakai baju secara
bergantian dengan bantuan seorang guru.. Setelah itu seluruh anak dengan cara
dikelompokkan mempraktikkan cara memakai sepatu dan cara memakai baju. Dari
30 anak yang disuruh untuk memakai sepatu dan memakai baju 12 anak yang bisa
memakai sepatu 10 anak yang bisa memakai baju. Cara mempraktikan memakai
sepatu dan memakai baju ini diulang-ulang sampai sdengan empat kali dan hasi
akhir menunjukkan dari 30 anak yang bisa memakai sepatu 30 anak dan anak yang
Penggunaan celemek cerita dipakai oleh guru sejak sebelum masuk ke dalam
kelas, sehingga masuk ke kelas guru sudah dalam keadam memakai celemek cerita
dengan masked sebagaimana yang telah disampaikan bagian awal agar menarik
Aktivitas dan reaksi siswa dalam penggunaan peraga celemek cerita ini
gerak-gerik gurunya, ada yang ingin melihat dari dekat sambil memperhatikan
gambar secara seksama sambil berkomentar macam-macam, “O, gambar orang dan
ini gambar sepatu.” “Ini gambar siapa Bu?” “Bu, Bu, mengapa memakai ini Ibu
sidoarjo pada saat kegiatan belajar dapat dilihat dari 30 anak yang bisa memakai
sepatu dan memakai baju tanpa bantuan sama sekali dari guru adalah dua anak
memakai sepatu dan satu anak memakai baju. Hal tersebut terjadi pada pertemuan
pertama. Sedangkan pada pertemuan berikutnya anak yang sudah bisa memakai
sepatu dua belas anak anak dan yang sudah bisa memakai baju 10 anak. Pada
pertemuan ketiga anak yang sudah bisa memakai sepatu 25 anak dan anak yang
sudah bisa memakai baju 24 anak. Sedangkan untuk pertemuan keempat anak yang
bisa mmakai sepatu 30 anak dan yang bisa memakai baju 30 anak.
meningkatkan kemandirian anak dapat dilihat pada BAB V bagian A dan bagian B
pada awalnya 30 anak memakai sepatu dan baju masih harus dibantu oleh guru
karena anak yang bisa memakai sepatu dua anak dan yang bisa memakai baju hanya
satu anak. Akan tetapi setelah menggunakan metode bercerita dengan dibantu alat
peraga celemek cerita 100 persen bisa mandiri. Artinya dari 30 murid yang bisa
memakai sepatu 30 murid, begitu juga yang bisa memakai baju 30 murid.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KEIMPULAN
berikut:
rangka untuk meningkatkan kemandirian anak adalah suatu pilihan yang tepat
dan cermat.
rendah. Hal itu dapat dilihat seperti pada saat memakai sepatu masih harus
dibantu oleh guru, begitu juga memakai baju anak masih harus dibantu oleh
guru.
meningkatkan kemandirian anak, hal ini dapat dilihat dari paparan data
secara signifikan. Dapat dengan jelas dilihat dari kemandirian anak yang
semula hanya mencapai 6% untuk anak yang memakai sepatu dan 3% untuk
anak yang memakai baju. Dengan penggunaan metode tepat dan cermat
25
26
B. SARAN
memilih metode yang tepat dan cermat dalam setiap melaksanakan kegiatan
belajar megajar, jangan hanya terpaku pada metode dan penggunaan alat
peraga yang ada dalam buku, maka pada giliran selanjutnya adalah siswa
merasa bosan dan jenuh karena metode yang digunakan oleh guru monoton.
pembelajarannya dan lebih baik lagi bila selalu berusaha dan belajar untuk
Rachman, Arief. 2005. Memebntuk Anak Mandiri, Bermotivasi tinggi, dan Percaya
Kebudayaan.
27
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DATA OBSERVASI
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Jenis Kegiatan
No. Nama Anak Dapat Dapat Keterangan
Memakai Memakai
Sepatu Baju
1 2 3 4 1 2 3 4
1 M. Syeikhul Islam Alakbar
2 Rusdian Ahmad Atrisa
3 M. Haswin Alrasi
4 M. Raikhan
5 Asfah Asfiak
6 Bagas kukuh Priambodo
7 Evan Raikhan Refendi
8 Figuh Rixki Ananda
9 Lintang Samudra T
10 Fahmi bdul Azis
11 M. Rizal Aulia R.
12 M. Rafi Fahruddin
13 Kevin
14 Yuen Sello P.
15 Hijar Habibullah
16 Aulia Rahmah S.
17 Jihan Sabita
18 Nabila Yasmin
19 Rahmah Dini
20 Safana Safia Putri
21 Salsabila Laliatul F.
22 Aninda Fadillah
23 Annisa Cahya Fatikah
24 Aura Hawa Mega Mustika
25 Dea Putri Marita
26 Nadira Safa Mediati
27 Rania Ikdatul N.
28 Karina Salsabila
29 Hilfia Faradika Sasmi
30 Nadia Hasna Maulidia
Kreteria Nilai: Sidoarjo, 29 September 2006
1 : belum mampu Guru Kelompok A
2 : mampu dengan bantuan
3 : mampu tanpa bantuan
4 : mampu melebihi program guru Evi Nurul Hamida, S.Pd.I.
DATA OBSERVASI
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Jenis Kegiatan
No. Nama Anak Dapat Dapat Keterangan
Memakai Memakai
Sepatu Baju
1 2 3 4 1 2 3 4
1 M. Syeikhul Islam Alakbar
2 Rusdian Ahmad Atrisa
3 M. Haswin Alrasi
4 M. Raikhan
5 Asfah Asfiak
6 Bagas kukuh Priambodo
7 Evan Raikhan Refendi
8 Figuh Rixki Ananda
9 Lintang Samudra T
10 Fahmi bdul Azis
11 M. Rizal Aulia R.
12 M. Rafi Fahruddin
13 Kevin
14 Yuen Sello P.
15 Hijar Habibullah
16 Aulia Rahmah S.
17 Jihan Sabita
18 Nabila Yasmin
19 Rahmah Dini
20 Safana Safia Putri
21 Salsabila Laliatul F.
22 Aninda Fadillah
23 Annisa Cahya Fatikah
24 Aura Hawa Mega Mustika
25 Dea Putri Marita
26 Nadira Safa Mediati
27 Rania Ikdatul N.
28 Karina Salsabila
29 Hilfia Faradika Sasmi
30 Nadia Hasna Maulidia
Kreteria Nilai: Sidoarjo, 03 November 2006
1 : belum mampu Guru Kelompok A
2 : mampu dengan bantuan
3 : mampu tanpa bantuan
4 : mampu melebihi program guru Evi Nurul Hamida, S.Pd.I.
DATA OBSERVASI
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Jenis Kegiatan
No. Nama Anak Dapat Dapat Keterangan
Memakai Memakai
Sepatu Baju
1 2 3 4 1 2 3 4
1 M. Syeikhul Islam Alakbar
2 Rusdian Ahmad Atrisa
3 M. Haswin Alrasi
4 M. Raikhan
5 Asfah Asfiak
6 Bagas kukuh Priambodo
7 Evan Raikhan Refendi
8 Figuh Rixki Ananda
9 Lintang Samudra T
10 Fahmi bdul Azis
11 M. Rizal Aulia R.
12 M. Rafi Fahruddin
13 Kevin
14 Yuen Sello P.
15 Hijar Habibullah
16 Aulia Rahmah S.
17 Jihan Sabita
18 Nabila Yasmin
19 Rahmah Dini
20 Safana Safia Putri
21 Salsabila Laliatul F.
22 Aninda Fadillah
23 Annisa Cahya Fatikah
24 Aura Hawa Mega Mustika
25 Dea Putri Marita
26 Nadira Safa Mediati
27 Rania Ikdatul N.
28 Karina Salsabila
29 Hilfia Faradika Sasmi
30 Nadia Hasna Maulidia
Kreteria Nilai: Sidoarjo, 10 November 2006
1 : belum mampu Guru Kelompok A
2 : mampu dengan bantuan
3 : mampu tanpa bantuan
4 : mampu melebihi program guru Evi Nurul Hamida, S.Pd.I.
DATA OBSERVASI
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Jenis Kegiatan
No. Nama Anak Dapat Dapat Keterangan
Memakai Memakai
Sepatu Baju
1 2 3 4 1 2 3 4
1 M. Syeikhul Islam Alakbar
2 Rusdian Ahmad Atrisa
3 M. Haswin Alrasi
4 M. Raikhan
5 Asfah Asfiak
6 Bagas kukuh Priambodo
7 Evan Raikhan Refendi
8 Figuh Rixki Ananda
9 Lintang Samudra T
10 Fahmi bdul Azis
11 M. Rizal Aulia R.
12 M. Rafi Fahruddin
13 Kevin
14 Yuen Sello P.
15 Hijar Habibullah
16 Aulia Rahmah S.
17 Jihan Sabita
18 Nabila Yasmin
19 Rahmah Dini
20 Safana Safia Putri
21 Salsabila Laliatul F.
22 Aninda Fadillah
23 Annisa Cahya Fatikah
24 Aura Hawa Mega Mustika
25 Dea Putri Marita
26 Nadira Safa Mediati
27 Rania Ikdatul N.
28 Karina Salsabila
29 Hilfia Faradika Sasmi
30 Nadia Hasna Maulidia
Kreteria Nilai: Sidoarjo, 15 November 2006
1 : belum mampu Guru Kelompok A
2 : mampu dengan bantuan
3 : mampu tanpa bantuan
4 : mampu melebihi program guru Evi Nurul Hamida, S.Pd.I.
FOTO-FOTO KEGIATAN