Professional Documents
Culture Documents
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Hakikat Pembelajaran
Belajar merupakan permasalahan yang umum dibicarakan setiap
orang terutama yang terlibat dalam dunia pendidikan. Namun kenyataanya,
banyak hal-hal yang berkaitan dengan belajar belum dipahami oleh sebagian
orang. Menurut Gagne dalam Agus Suprijono (2009:2), Belajar merupakan
perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui
aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses
pertumbuhan seseorang secara alamiah. Namun perubahan tersebut diperoleh
melalui interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan
lingkungan. Perubahan ini dapat berupa pengetahuan, pemahaman, sikap dan
ketrampilan. Sehingga pembelajaran berupaya untuk memacu (merangsang)
dan menumbuhkan belajar.
Pembelajaran sendiri merupakan terjemahan dari ”Learning” yang
berasal dari kata “to learn”. Pembelajaran menggambarkan suatu proses yang
dinamis karena pada hakikatnya perilaku belajar diwujudkan dalam suatu
proses yang dinamisdan bukan sesuatu yang diam atau pasif (Surya,
2013:111). Menurut Abdul Haris (2012:11), pembelajaran merupakan proses
yang terdiri dari kombinasi dua aspek, yaitu: belajar tertuju kepada apa yang
harus dilakukan oleh siswa dan mengajar berorientasi pada apa yang harus
dilakukan guru sebagai pemberi pelajaran. Sugihartono dkk. (2007:81)
mendefinisikan pembelajaran secara lebih opsional, yaitu sebagai upaya yang
dilakukan pendidik atau guru secara sengaja dengan tujuan meyampaikan
ilmu pengetahuan, dengan cara mengorganisasikan dan menciptakan suatu
sistem lingkungan belajar dengan berbagai metode sehingga siswa dapat
melakukan kegiatan belajar lebih maksimal.
Dari kedua pendapat yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran merupakan suatu upaya yang dilakukan pendidik untuk
membimbing siswa dalam mempelajari sesuatu dari lingkungan dalam bentuk
8
4) Tutor sebaya
Dalam metode tutor sebaya, seorang murid yang ditunjuk dan
ditugaskan untuk membantu murid tertentu yang mengalami kesulitan
belajar.
5) Pengajaran Individual
Dalam pengajaran individual, guru melakukan proses belajar-
mengajar yang dilakukan secara individu, artinya dalam bentuk
interaksi antara guru dan murid secara individual..
4. Model Pembelajaran
Joyce dalam Trianto (2007:5) menyatakan bahwa model
pembelajaran merupakan suatu rencana atau suatu pola yang digunakan
12
7. Mind Mapping
a. Pengertian Mind Mapping
Mind Mapping pertama kali dipopulerkan oleh Tony Buzan.
Menurut Toni Buzan (2013:4), mind map adalah cara termudah untuk
menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke luar
otak, selain itu dengan mind map seseorang dapat mencatat suatu
informasi dengan lebih kreatif, efektif dan secara harfiah akan memetakan
pikiran-pikiran kita, selain mind mapping lebih menonjolkan tampilan
visualnya, dan penyusunanya sesuai dengan cara kerja pikiran atau agar
mudah dipahami otak. Berbeda dengan peta konsep yang berupa bagan
teratur yang terdiri dari suatu konsep yang di kelompokkan sesuai kriteria
dan dihubung-hubungkan antara konsep yang satu dengan yang lain. Peta
konsep menampilkan penjelasan dan tidak terlalu menonjolkan tampilan
visual.
Menurut Edward (2009:62) dengan teknik mind mapping, maka
anak akan mencatat/meringkas menggunakan kata kunci (keyword) dan
gambar. Perpaduan dua hal tadi akan membentuk sebuah asosiasi di kepala
anak dan ketika si anak melihat gambar tersebut maka akan terjelaskan
ribuan kata yang diwakili oleh kata kunci dan gambar tadi. Mind mapping
menjadi cara mencatat/meringkas yang mengakomodir cara kerja otak
secara natural. Berbeda dengan catatan konvensional yang ditulis dalam
bentuk daftar panjang ke bawah, maka pada konsep mind mapping akan
mengajak pikiran untuk membayangkan suatu subjek sebagai satu
kesatuan yang saling berhubungan.
Dari kedua pendapat yang telah diuraikan, maka dapat dipadukan
bahwa mind mapping adalah media pembelajaran yang mengutamakan
cara kerja otak secara alami untuk mencatat materi yang telah
diperoleh dengan menggambarkan apa yang dipikirkan siswa ke dalam
suatu kertas.
19
GM
g (2.2)
(R h) 2
Keterangan:
g = besar percepatan gravitasi (m/s2)
M = massa bumi (kg)
r = jari-jari bumi (m)
G = konstanta gravitasi (Nm2/kg2).
R = jarak dari pusat bumi (m)
h = jarak dari permukaan bumi (m)
(Serway Jawett, 2014:595)
c. Perbandingan Percepatan Gravitasi Bumi dengan Planet Lain
Bumi bukan satu-satunya planet di dalam system tata surya kita.
Masih terdapat planet-planet lain yang mempunyai ciri khas dan sifat yang
berbeda dengan Bumi. Selain itu, percepatan gravitasi setiap planet juga
berbeda-beda. Menurutmu, hal-hal apa saja yang perlu diketahui untuk
26
Keterangan:
Gambar 2.3 Gaya tarik menarik pada tiga benda segaris (Sarwanto,
2016:180)
Berdasarkan Gambar 2.3, m1 mengalami gaya tarik oleh m2,
m2 mengalami gaya tarik oleh m 1 dan m3 sedangkan m3, mengalami
27
gaya tarik oleh m3. Selain itu, tampak bahwa m1 dan m2 dipisahkan
pada jarak r1 sedangkan m2 dengan m3 dipisahkan pada jarak r3.
Dari gambar, m2 mengalami gaya tarik oleh m1 sebesar F21
dan m2 mengalami gaya tarik oleh m3, sebesar F23. Secara matematis,
gaya gravitasi yang bekerja pada m2 dapat dinyatakan sebagai berikut.
m1 m 2
F21 G 2
r1
m2m3
F22 G 2
r2
Dengan demikian, resultan gaya gravitasi yang dialami oleh
benda m2 dinyatakan:
F2 F23 F21 (2.4)
2) Tiga Benda Saling Membentuk sudut
Cermatilah gambar di bawah!
Gambar 2.4 Gaya tarik menarik pada tiga benda yang saling
membentuk sudut (Sarwanto, 2016:181)
Jika tiga benda membentuk sudut sebesar Ѳ seperti tampak
pada gambar, besar resultan gaya gravitasi yang dialami oleh m2
dinyatakan sebagai berikut.
C
D
F21 R
A θ θ
F23 B E
DE F21 sin
AE AB BE
F23 F21 cos
Keterangan :
F21 = gaya gravitasi m2 dari m1 (N)
F23 = gaya gravitasi m2 dari m3 (N)
Θ = sudut antara F21 dan F23
29
2
2ππ
2
4π 2 r 4
Karena v B 2 2 maka :
TB TB
4π 2 rB 4
T 2 rB
M B
G
3
4π 2 rB
2
TB G
(2.6)
2) Orbit Satelit Bumi
30
Pada saat periode orbit satelit sama dengan periode rotasi bumi, maka
jari-jari orbit satelit dapat ditentukan sebagai berikut:
Mm v2
G m
r2 r
GM 2πr
2
2πr
karena v , maka : 2
T r rT 2
GMT 2
r3 (2.8)
4 2
T adalah periode satelit mengelilingi Bumi, yang besarnya sama
dengan periode rotasi bumi.
f. Hukum-Hukum Kepler
Johanes Kepler (1571 - 1630), telah berhasil menjelaskan secara
rinci mengenai gerak planet di sekitar Matahari. Kepler mengemukakan
tiga hukum yang berhubungan dengan peredaran planet terhadap Matahari
yang akan diuraikan berikut ini.
1) Hukum I Kepler
Hukum I Kepler berbunyi:
“Lintasan setiap planet mengelilngi Matahari matahari merupakan
sebuah elips, dengan matahari terletak pada salah satu fokusnya.”
Perhatikan Gambar 2.6 di bawah.
31
F ma
Mm v2
G m
r2 r
Apabila periode planet adalah T, maka: , sehingga
GM 2π r
2
r2 rT 2
T 2 4 2
(2.10)
r3 GM
Persamaan (2.9) berlaku juga untuk planet lain :
2
T2 4 2
3
r2 GM
Dari persamaan (2.9) dan (2.10) dapat disimpulkan:
2 2 2 3
T1 T2 T r
3
3 atau 1 1
r1 r2 T2 r2
KKM justru bertambah binggung apabila disuruh mengerjakan tes kembali tanpa
adanya penjelasan ulang dari materi yang tidak dimengerti. Pada saat remediasi
pembelajaran, guru hanya melakukan ujian ulang tanpa diadakan pengajaran
ulang sehingga masih banyak siswa yang belum mencapai KKM.
Untuk meningkatkan ketercapaian hasil belajar siswa aspek kognitif
dilakukan remediasi pembelajaran menggunakan kombinasi model pembelajaran
kooperatif tipe make a match dengan disertai mind mapping. Dengan
menggunakan model make a match siswa dapat berperan aktif dalam proses
pembelajaran serta dapat memperkuat daya ingat siswa. Dengan mind mapping
dapat memudahkan siswa dalam mencatat materi sesuai dengan cara kerja otak
sehingga akan lebih mudah menyerap materi pelajaran yang disampaiakan.
Dengan menggunakan kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe
make a match dengan mind mapping pada pada pembelajaran remediasi siswa
akan lebih mudah menyerap materi pelajaran yang disampaiakan sehingga
berdampak pada peningkatan ketercapain KKM pada materi Hukum Gravitasi
Newton.
35
PERMASALAHAN
Hasil belajar aspek kognitif siswa
rendah dan belum mencapai KKM
AKAR PERMASALAHAN
1. Kelas X MIA 4 merupakan kelas yang memiliki kemampuan kognitif yang
rendah di SMA N 3 Boyolali
2. Guru cenderung mengunakan metode pembelajaran yang bersifat
Teacher Centered Learning (TCL). Peserta didik bosan saat mengikuti
proses pembelajaran.
3. Materi Hukum Gravitasi Newton termasuk materi yang cukup sulit bagi X
MIA 4 SMA N 3 Boyolali. AKIBAT
1. Peserta didik kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran.
2. Pemahaman konsep Fisika siswa rendah.
PEMECAHAN MASALAH
Pemberian remidiasi pembelajaran untuk memperbaiki prestasi belajar
sehingga dapat mencapai kriteria ketuntasan yang ditetapkan (Cece
Wijaya, 2007:42). Dalam proses remediasi hendaknya menggunakan
model pembelajaran yang inovatif yang membuat siswa aktif dalam
pembelajaran. Salah satunya adalah model pembelajaran make a match
dan
4. mind mapping. Keberhasilan model tersebut telah dibuktikan dalam
penelitian yang dilakukan oleh Prabandari mustika dan Gunay Balim
SOLUSI
Remediasi pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran make a
match disertai mind mapping.
TARGET
Kemampuan kognitif peserta didik meningkat dan hasil
belajar dapat mencapai KKM yang ditetapkan.