You are on page 1of 6

Equity Analysis and Valuation

pada PT. Garuda Indonesia Tbk.


(Makalah ini disusun sebagi tugas mata kuliah Analisa Laporan Keuangan)

Disusun oleh :
1. Windy Diyandra 120110130001
2. Agung Triyono 120110130017
3. Vina Julia Rosalina 120110130065
4. Sayyidhah Althoof 120110130082
5. Marisa Mirna Rahmi 120110130088
6. Ajeng Inggita Nitrawidya 120110130105

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2016
LANDASAN TEORI

A. PENILAIAN EKUITAS BERBASIS LABA

Penilaian perusahaan merupakan tujuan penting bagi banyak pengguna laporan


keuangan. Karena estimasi nilai yang dapat diandalkan dapat digunakan untuk membuat
keputusan. Deskripsi penilaian ekuitas perusahaan tradisional dilakukan berdasarkan metode
diskonto arus kas (discounted cash flow – DCF). Berdasarkan metode ini, nilai ekuitas
perusahaan dihitung berdasarkan ramalan arus kas yang tersedia bagi investor ekuitas. Ramalan
ini lalu didiskonto menggunakan biaya modal perusahaan.

1. Hubungan Antara Harga Saham dengan Data Akuntansi


Sangat penting profitabilitas masa depan dalam menilai perusahaan, yaitu dengan
menggunakan estimasi laba bersih dan nilai buku masa depan. Estimasi yang akurat atas ukuran
ini hanya dapat dilakukan setelah mempertimbangkan kualitas dan daya tahan laba serta
kekuatan laba perusahaan. Metode penilaian berbasis akuntansi memungkinkan adanya
manipulasi dan distorsi laba oleh manajemen untuk kepentingan pribadi. Oleh karena itu,
potensi manipulasi data akuntansi bisa atau tidak mempengaruhi peramalan nilai perusahaan.

2. Perkalian Penilaian Dasar

Dua pengukuran penilaian yang sering digunakan adalah rasio ‘harga terhadap nilai
buku’(price to book- PB) dan rasio ‘harga terhadap laba’(price to earning- PE). Pengguna
sering kali membuat keputusan investasi berdasarkan nilai rasio ini. Berikut dijelaskan
bagaimana seorang analis mendapatkan rasio “dasar” PB dan PE tanpa mengacu pada harga
pasar saham suatu perusahaan. Melaui perbandingan rasio dasar ini dengan angka implisit pada
harga pasar saham terkini, kita dapat mengevaluasi nilai investasi suatu perusahaan milik
publik. Untuk perusahaan yang sahamnnya tidak diperdagangkan secara aktif, rasio dasar ini
dapat digunakan sebagai alat untuk mengestimasi nilai ekuitas.

 Rasio Harga terhadap Nilai Buku

Rasio harga terhadap nilai buku (price-to-book PB ratio) dihitung sebagai berikut:

Nilai pasar ekuitas


Nilai buku ekuitas
Dengan mengganti perhitungan nilai ekuitas berbasis akuntansi pada
pembilangnya,rasio PB dapat dinyatakan dalam akuntansi sebagai berikut:

𝑉𝑡 (𝑅𝑂𝐶𝐸𝑡+1 − 𝑘) (𝑅𝑂𝐶𝐸𝑡+2 − 𝑘) 𝐵𝑉𝑡+1


=1+[ ]+[ 𝑥 ]
𝐵𝑉𝑡 (1 + 𝑘) (1 + 𝑘)2 𝐵𝑉𝑡
(𝑅𝑂𝐶𝐸𝑡+3 − 𝑘) 𝐵𝑉𝑡+1
+[ 𝑥 ]+⋯
(1 + 𝑘)3 𝐵𝑉𝑡

Penghitungan ini menghasilkan beberapa pemahaman penting. Jika ROCE ini


meningkat depan dan atau pertumbuhan nilai buku meningkat, maka rasio PB
meningkat. Selain itu ketika biaya (resiko) modal ekuitas, k, meningkat, rasio PB
turun. Perhatikan bahwa rasio PB tidak sama dengan satu jika pasar mengharapkan
laba abnormal (baik positif maupun negatif) di masa depan. Jika nilai sekarang laba
masa depan yang abnormal positif (negatif), maka rasio PB akan lebih besar (lebih
kecil) dari 1.

 Rasio Harga terhadap Laba

Rasio harga terhadap laba (price to earning-PE ratio) dihitung sebagai berikut:

Nilai pasar ekuitas


Laba bersih

Ohlson and Juettner-Nauroth (2000) memperlihatkan bahwa ratio PE dapat disajikan


sebagai fungsi dari pertumbuhan jangka pendek (short term growth - STG) dan
pertumbuhan jangka panjang (long term growth - LTG) atas laba per saham (earning
per share - EPS) sebagai berikut:

𝑃𝑜 1 (𝑆𝑇𝐺 − 𝐿𝑇𝐺)
= 𝑥
eps1 𝑘 𝑘 − 𝐿𝑇𝐺

Dimana r merupakan biaya modal ekuitas,STG (LTG) adalah perkiraan


perubahan persentase laba per saham jangka pendek(jangka panjang)relatif terhadap
taksirn pertumbuhan “normal”. STG>LTG dan LTG < r2. STG dapat dianggap sebagai
konsensus analis terhadap tingkat pertumbuhan selama lima tahun dan LTG
merupakan tingkat inflasi jangka panjang yang melewati horizon peramalan.

Persamaan ini memberikan dua pemahaman penting:1)Rasio PE berhubungan


terbalik dengan biaya modal,yaitu rasio ini lebih rendah (lebih tinggi) untuk biaya
modal ekuitas yang lebih tinggi (lebih rendah), dan 2)Rasio PE berhubungan positif
dengan taksiran pertumbuhan laba per saham relatif terhadap pertumbuhan normal.
Rasio PE tidak terkait dengan tingkat laba absolut(apakah laba per saham tinggi atau
rendah),hanya memperlihatkan tingkat dimana laba per saham diharapkan meningkat
relatif terhadap taksiran pertumbuhan.

 Hubungan Rasio PB dan Rasio PE

Tabel berikut memberikan ringkasan implikasi berbagai rasio PB dan rasio PE:

P/B Tinggi P/B Rendah


P/E I III
Tinggi (Perusahaan dengan (Perusahaandalam perbaikan)
kinerja baik) Taksiran laba sisa (RI)negatif
Taksiran laba sisa Laba meningkat
(RI)positif
Laba meningkat
P/E II IV
Rendah (Perusahaan yang (Perusahaan dengan kinerja
menurun) buruk)
Taksiran laba sisa Taksiran laba sisa (RI) negatif
(RI)positif Lba yang menurun
Laba yang menurun

Perusahaan dengan rasio P/B dan P/E yang tinggi (kotak I) adalah perusahaan yang memiliki
harapan laba sisa positif dan laba bersih (I) yang diharapkan akan naik dibandingkan saat ini. Ini
merupakan perusahaan dengan kinerja tertinggi (pertumbuhan yang tinggi). Sebaliknya,rasio P/B
dan P/e yang rendah (kotak IV) menunjukkan taksiran laba sisa negatif dan laba masa depan yang
lebih kecil daripada laba saat ini. Jelas bahwa perusahaan ini mengalami kesulitan serius karena
investasi mereeka saat ini diperkirakan tidak menghasilkan pengembalian yang lebih besar dari
biaya modal,dan profitabilitas ditaksir lebih rendah dari saat ini. Perusahaan dengan rasio P/B tinggi
dan P/E rendah (kotak II) diharapkan melaporkan laba sisa positif,meskipun laba menurun.
Perusahaan ini masih menghasilkan investasi produk (nilai sekarang yang positif) namun dalam
tahap penurunan. Dan perusahaan dengan rasio P/B rendah dan P/E tinggi (kotak III) tidak mampu
menghasilkan nilai sekarang investasi yang positif, namun profitabilitas diharapkan akan
meningkat dibandingkan saat ini. Perusahaan ini sedang memperbaiki operasi mereka,tetapi belum
menyelesaikan kesulitan operasinnya.
GARUDA INDONESIA
1. Price to book ratio (P/B)
Rumus :
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑎𝑠𝑎𝑟 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐵𝑢𝑘𝑢 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠

2011 2012 2013 2014 2015 2016


Nilai Pasar Ekuitas 475 660 500 555 309 343
Nilai Buku Ekuitas 365,9337 444,06 473,4432 440,6324 329,88 329,88
Rasio P/B 1,29804935 1,486286 1,056093 1,259553 0,936704 1,039772

P/B RATIO
1.6

1.4

1.2

0.8

0.6

0.4

0.2

0
2011 2012 2013 2014 2015

Pada garuda indonesia price to book ratio cenderung mengalami fluktuasi dari tahun 2011
hingga 2015 disebabkan oleh ketidakseimbangan nilai pasar saham dan juga nilai buku saham yang
dimilikinya.
Untuk tahun 2016 kami mengasumsikan akan ada kenaikan nilai pasar saham sebab pada tahun
2015 merupakan nilai pasar saham terendah yang dicapai garuda selama 5 tahun belakangan selain itu
tidak adanya spekulasi rumor atau kasus hukum yang mempengaruhi Garuda Indonesia juga membantu
kenikan nilai pasar saham. Sedangkan untuk nilai buku ekuitas pada tahun2016 kami mengasumsikan
tidak ada perubahan sebab kami menganggap pada tahun 2016 tidak ada perubahan struktur pada jumlah
saham yang beredar. Sehingga pada tahun 2016price to book ratio Garuda Indonesia diprediksi akan
meningkat sebesar 1,039772
2. Price to earning ratio (P/E)
Rumus :
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑎𝑠𝑎𝑟 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
𝐿𝑎𝑏 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Nilai Pasar Ekuitas 475 660 500 555 309 343
Laba per Saham 26,0739 44,61456 4,6416 -181,86 36,8224 40,8728
Rasio P/E 18,2174512 14,79338 107,7215 -3,0518 8,391631 8,391644

P/E RATIO
120

100

80

60

40

20

0
2011 2012 2013 2014 2015
-20

Untuk price to earning ration garuda indonesia mengalaimi fluktuasi yang cukup signifikan
pada tahun 2013 hal ini disebabkan laba per sahan yang sangat rendah dan pada tahun 2014 price to
earnings garuda indonesia sempat menyentuh nilai negatif akibat kerugian yang dialami pada tahun
2014.

Untuk tahun 2016 kami memprediksi bahwa akan ada kenaikan nilai pasar saham sebab pada
tahun 2015 merupakan nilai pasar saham terendah yang dicapai garuda selama 5 tahun belakangan
selain itu tidak adanya spekulasi rumor atau kasus hukum yang mempengaruhi Garuda Indonesia juga
membantu kenikan nilai pasar saham. Sedangkan laba per saham akan terjadi peningkatan disebabkan
oleh kenaikan kinerja dan juga efisiensi beban-beban yang dilakukan oleh garuda indonesia. Sehingga
akan meningkatkan price to equity ration garuda indonesia pada 2016.

You might also like