Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh :
1. Windy Diyandra 120110130001
2. Agung Triyono 120110130017
3. Vina Julia Rosalina 120110130065
4. Sayyidhah Althoof 120110130082
5. Marisa Mirna Rahmi 120110130088
6. Ajeng Inggita Nitrawidya 120110130105
Dua pengukuran penilaian yang sering digunakan adalah rasio ‘harga terhadap nilai
buku’(price to book- PB) dan rasio ‘harga terhadap laba’(price to earning- PE). Pengguna
sering kali membuat keputusan investasi berdasarkan nilai rasio ini. Berikut dijelaskan
bagaimana seorang analis mendapatkan rasio “dasar” PB dan PE tanpa mengacu pada harga
pasar saham suatu perusahaan. Melaui perbandingan rasio dasar ini dengan angka implisit pada
harga pasar saham terkini, kita dapat mengevaluasi nilai investasi suatu perusahaan milik
publik. Untuk perusahaan yang sahamnnya tidak diperdagangkan secara aktif, rasio dasar ini
dapat digunakan sebagai alat untuk mengestimasi nilai ekuitas.
Rasio harga terhadap nilai buku (price-to-book PB ratio) dihitung sebagai berikut:
Rasio harga terhadap laba (price to earning-PE ratio) dihitung sebagai berikut:
𝑃𝑜 1 (𝑆𝑇𝐺 − 𝐿𝑇𝐺)
= 𝑥
eps1 𝑘 𝑘 − 𝐿𝑇𝐺
Tabel berikut memberikan ringkasan implikasi berbagai rasio PB dan rasio PE:
Perusahaan dengan rasio P/B dan P/E yang tinggi (kotak I) adalah perusahaan yang memiliki
harapan laba sisa positif dan laba bersih (I) yang diharapkan akan naik dibandingkan saat ini. Ini
merupakan perusahaan dengan kinerja tertinggi (pertumbuhan yang tinggi). Sebaliknya,rasio P/B
dan P/e yang rendah (kotak IV) menunjukkan taksiran laba sisa negatif dan laba masa depan yang
lebih kecil daripada laba saat ini. Jelas bahwa perusahaan ini mengalami kesulitan serius karena
investasi mereeka saat ini diperkirakan tidak menghasilkan pengembalian yang lebih besar dari
biaya modal,dan profitabilitas ditaksir lebih rendah dari saat ini. Perusahaan dengan rasio P/B tinggi
dan P/E rendah (kotak II) diharapkan melaporkan laba sisa positif,meskipun laba menurun.
Perusahaan ini masih menghasilkan investasi produk (nilai sekarang yang positif) namun dalam
tahap penurunan. Dan perusahaan dengan rasio P/B rendah dan P/E tinggi (kotak III) tidak mampu
menghasilkan nilai sekarang investasi yang positif, namun profitabilitas diharapkan akan
meningkat dibandingkan saat ini. Perusahaan ini sedang memperbaiki operasi mereka,tetapi belum
menyelesaikan kesulitan operasinnya.
GARUDA INDONESIA
1. Price to book ratio (P/B)
Rumus :
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑎𝑠𝑎𝑟 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐵𝑢𝑘𝑢 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
P/B RATIO
1.6
1.4
1.2
0.8
0.6
0.4
0.2
0
2011 2012 2013 2014 2015
Pada garuda indonesia price to book ratio cenderung mengalami fluktuasi dari tahun 2011
hingga 2015 disebabkan oleh ketidakseimbangan nilai pasar saham dan juga nilai buku saham yang
dimilikinya.
Untuk tahun 2016 kami mengasumsikan akan ada kenaikan nilai pasar saham sebab pada tahun
2015 merupakan nilai pasar saham terendah yang dicapai garuda selama 5 tahun belakangan selain itu
tidak adanya spekulasi rumor atau kasus hukum yang mempengaruhi Garuda Indonesia juga membantu
kenikan nilai pasar saham. Sedangkan untuk nilai buku ekuitas pada tahun2016 kami mengasumsikan
tidak ada perubahan sebab kami menganggap pada tahun 2016 tidak ada perubahan struktur pada jumlah
saham yang beredar. Sehingga pada tahun 2016price to book ratio Garuda Indonesia diprediksi akan
meningkat sebesar 1,039772
2. Price to earning ratio (P/E)
Rumus :
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑎𝑠𝑎𝑟 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
𝐿𝑎𝑏 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Nilai Pasar Ekuitas 475 660 500 555 309 343
Laba per Saham 26,0739 44,61456 4,6416 -181,86 36,8224 40,8728
Rasio P/E 18,2174512 14,79338 107,7215 -3,0518 8,391631 8,391644
P/E RATIO
120
100
80
60
40
20
0
2011 2012 2013 2014 2015
-20
Untuk price to earning ration garuda indonesia mengalaimi fluktuasi yang cukup signifikan
pada tahun 2013 hal ini disebabkan laba per sahan yang sangat rendah dan pada tahun 2014 price to
earnings garuda indonesia sempat menyentuh nilai negatif akibat kerugian yang dialami pada tahun
2014.
Untuk tahun 2016 kami memprediksi bahwa akan ada kenaikan nilai pasar saham sebab pada
tahun 2015 merupakan nilai pasar saham terendah yang dicapai garuda selama 5 tahun belakangan
selain itu tidak adanya spekulasi rumor atau kasus hukum yang mempengaruhi Garuda Indonesia juga
membantu kenikan nilai pasar saham. Sedangkan laba per saham akan terjadi peningkatan disebabkan
oleh kenaikan kinerja dan juga efisiensi beban-beban yang dilakukan oleh garuda indonesia. Sehingga
akan meningkatkan price to equity ration garuda indonesia pada 2016.