You are on page 1of 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari banyak ditemui berbagai macam proyek
yang harus dikerjakan dengan baik. Demi kelancaran keberlangsungan suatu
proyek dibutuhkan manajemen proyek yang akan mengelola proyek tersebut
mulai dari awal sampai proyek tersebut berakhir. Dalam manajemen proyek
sering kali dijumpai proyek-proyek berbentuk jaringan yang berskala besar.
Untuk mengadakan perencanaan dan pengendalian proyek yang berjenis
jaringan tersebut, seorang manajer perlu menentukan kegiatankegiatan kritis
yang sangat mempengaruhi penyelesaian suatu proyek. Perencanaan
kegiatan-kegiatan proyek merupakan masalah yang sangat penting karena
perencanaan kegiatan merupakan dasar untuk proyek dapat berjalan dengan
lancar dan proyek yang dilaksanakan dapat selesai dengan waktu yang
optimal. Dalam suatu kondisi pemilik proyek dapat saja menginginkan
proyek selesai lebih awal dari rencana semula dengan alasan percepataan
penyelesaian suatu proyek atau karena faktor eksternal seperti misalnya
faktor cuaca, yang membuat proyek memiliki perkembangan yang buruk
sehingga implementasi proyek tidak berjalan seperti yang direncanakan,
atau dapat dikatakan kemajuan proyek lebih lambat.Untuk mengembalikan
tingkat kemajuan proyek ke rencana semula diperlukan suatu upaya
percepatan durasi proyek yang diikuti meningkatnya biaya proyek.
Perlunya analisis optimalisasi durasi proyek untuk dapat mengetahui
berapa lama suatu proyek tersebut diselesaikan secara optimal. Untuk
mencari adanya kemungkinan percepatan waktu pelaksanaan proyek
tersebut, manajemen proyek dapat menggunakan metode PERT (Project
Evaluation and Review Technique) dan CPM (Critical Path Method) untuk
penyelesaian proyek tersebut. CPM dan PERT dapat digunakan dalam
perencanan dan pengendalian proyek. Misalnya dalam proyek Pemerintah
yang akan membangun rumah sakit berstandar internasional, apa saja
kegiatan untuk membangun rumah sakit tersebut, dan kapan jadwal dan

1
2

pengendalian proyek tersebut agar selesai tepat waktu serta berapa biaya
yang digunakan dapat jelas apabila menggunakan metode PERT dan CPM.
Kedua-duanya mendeskripsikan aktifitas-aktifitas proyek dalam
jaringan kerja, dari jaringan kerja tersebut mampu dilakukan berbagai
analisis untuk pengambilan keputusan tentang waktu, biaya, serta
penggunaan sumber daya dan bertujuan untuk sebanyak mungkin
mengurangi adanya penundaan, maupun gangguan produksi, serta
mengkoordinasikan berbagai bagian suatu pekerjaan secara menyeluruh dan
mempercepat selesainya proyek. Maka dari itu kami membuat makalah
yang membahas tentang PERT dan CPM serta aplikasinya.
1.2 Rumusan Masalah
2. Berapa total waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek
tersebut?
3. Kapan tanggal mulai dan selesai yang dijadwalkan untuk setiap
kegiatan tertentu?
4. Manakah aktivitas-aktivitas yang penting dan harus diselesaikan tepat
sesuai jadwal agar proyek itu tidak terlambat dalam penyelesaiannya.
5. Berapa lama aktivitas-aktivitas yang “tidak penting” dapat ditunda
sebelum menyebabkan keterlambatan dalam keseluruhan proyek?

1.3. Tujuan Penulisan


Untuk mengetahui penggunaan metode PERT (Project Evaluation and
Review Technique) dan CPM (Critical Path Method) beserta aplikasinya.

1.4. Manfaat Penulisan


Mengetahui salah satu penggunaan metode manajemen yaitu PERT
(Project Evaluation and Review Technique) dan CPM (Critical Path
Method) beserta aplikasinya.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Critical Path Method (CPM)


Critical Path Method (CPM) merupakan model teknik proyek yang
dikembangkan pada tahun 1950-an oleh Morgan R. Walker dari DuPont dan
James E. Kelley, Jr dari Remington Rand. Kelley dan Walker
menghubungkan ingatan mereka untuk pengembangan CPM pada tahun
1989. Kelley menujukan istilah Critical Path untuk para pengembang
Program Evaluation and Review Technique yang dikembangkan pada
waktu yang sama dengan Booz Allen Hamilton dan US Navy. Sebuah
pendahuluan dari apa yang kemudian dikenal sebagai Critical Path
dikembangkan dan dipraktekkan oleh DuPont antara tahun 1940 dan 1943
dan memberikan kontribusi bagi keberhasilan Proyek Manhattan.
CPM umumnya digunakan dengan segala bentuk proyek, termasuk
konstruksi, kedirgantaraan dan pertahanan, pengembangan perangkat lunak,
proyek penelitian, pengembangan produk, rekayasa, dan pemeliharaan
tanaman. Setiap proyek dengan kegiatan yang saling tergantung dapat
menerapkan metode analisis matematis. Meskipun program CPM dan
pendekatannya tidak lagi digunakan, istilah ini umumnya diterapkan pada
pendekatan yang digunakan untuk menganalisis diagram proyek jaringan
logika.

2.2. Tujuan dan Manfaat Critical Path Method (CPM)


1. Untuk memetakan semua langkah yang diperlukan untuk
menyelesaikan proyek dan mengidentifikasi jadwal untuk setiap
prioritas dan urutanyang terlibat.
2. Menunjukkan hubungan tiap-tiap kegiatan terhadap keseluruhan
proyek.
3. Mengidentifikasikan hubungan yang harus didahulukan di antara
kegiatan.
4. Menunjukkan perkiraan biaya dan waktu yang realistis untuk tiap kegiatan.

3
4

5. Membantu penggunaan tenaga kerja, uang dan sumber daya lainnya


dengan cara mencermati hal-hal kritis pada proyek.
2.3. Kelebihan dan Kekurangan Critical Path Method (CPM)
Kelebihan yang dimiliki metode Critical Path Method (CPM) yaitu :
1. Untuk penjadwalan, pemantauan, dan pengendalian proyek.
2. Seorang manajer proyek dapat menentukan tanggal yang sebenarnya
untuk setiap kegiatan dan membandingkan apa yang seharusnya terjadi
dengan apa yang sedang terjadi dan reaksinya.
3. Kegiatan dan hasilnya dapat ditampilkan sebagai j aringan.
4. Menampilkan dependensi untuk membantu penjadwalan.
5. Melakukan evaluasi kegiatan yang dapatberjalansejajar satu sama lain.
6. Menentukan slack dan float.
7. Banyak digunakan dalam industri.
8. Dapat menentukan beberapa jalur yang sama penting.
9. Menentukan durasi proyek, yang meminimalkan jumlah biaya langsung
dan tidak langsung.
10. Memberikan tampilan grafis dari alur kegiatan sebuah proyek.
11. Menunjukkan alur kegiatan mana saja yang penting diperhatikan dalam
menjaga jadwal penyelesaian proyek.
Sedangkan kekurangan yang dimiliki metode Critical Path Method (CPM) yaitu:
1. Dapat menjadi rumit dan meningkatkan kompleksitas untuk proyek
yang lebih besar.
2. Tidak menangani penjadwalan personil atau alokasi sumber daya.
3. Jalur kritis tidak selalu jelas dan perlu dihitung cermat.
4. Memperkirakan waktu penyelesaian kegiatan bisa sulit.
2.4. Terminlogy & Simbol-simbol dalam Critical Path Method (CPM)
Critical Path Method (CPM) merupakan metode jaringan kerja yang
digambarkan dengan anak panah yang menghubungkan dua lingkaran atau
kotak, yang mewakili dua peristiwa. Simbol-simbol penting dalam CPM.
5

2.5. PERT (Program Evaluation and Review Technique)


PERT adalah variasi dari Critical Path Method (CPM) yang memiliki
pandangan yang lebih skpetis/realistis mengenai perhitungan waktu yang
digunakan dalam stiap tahapan suatu proyek. Dalam penggunaanya PERT
memperhitungkan waktu yang terpendek, memperhitungkan waktu normal,
dan waktu terlama yang di gunakan jika aktivitas tersebut mengambil waktu
yang lebih banyak dari yang telah di perkirakan.
PERT adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk
melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian
pekerjaan yang ada didalam suatu proyek. Fungsi PERT adalah untuk
menentukan waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan suatu proyek
PERT pertama kali digunakan pada tahun 1950 dimana U.S Navy’s
Special Project Office di tugaskan untuk mengembangkan Polaris-
Submarine weapon system dan the Fleet Ballistic Missile capability atau
dengan kata lain pengembangan system persenjataan bawah air dan
pengembangan rudal balistik bagi armada bawah laut mereka. PERT di
aplikasikan sebagai alat pengambil keputusan yang di desain untuk
menghemat waktu dalam pencampaian hasil akhir dari proyek. PERT juga
menarik bagi mereka yang tertarik dengan pengembangan dan penelitian
dimana waktu merupkan suatu faktor yang penting dan krusial.
Teknik manajemen mengakui ada tiga faktor penting yang
mempengaruhi keberhasilan dari tujuan suatu penelitian dan program
pengembangan, ketiga faktor tersebut adalah: waktu, sumber daya, dan
spesifikasi kinerja teknis.PERT menggunakan waktu sebagai variabel yang
mencerminkan direncanakan sumber daya-aplikasi dan spesifikasi kinerja.
Dengan satuan waktu sebagai common denominator, PERT
mengkuantifikasi pengetahuan tentang ketidakpastian yang terlibat dalam
program-program pembangunan yang membutuhkan usaha di tepi, atau di
luar, pengetahuan saat subjek - upaya yang pengalaman sebelumnya sedikit
atau tidak ada. Melalui komputer elektronik, teknik PERT memproses data
yang mewakili, prestasi utama terbatas (peristiwa) penting untuk mencapai
tujuan- tujuan, saling ketergantungan dari peristiwa-peristiwa, dan perkiraan
6

waktu dan rentang waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap


kegiatan antara dua berturut-turut peristiwa. Harapan waktu tersebut
termasuk perkiraan "waktu paling mungkin", "waktu optimis", dan "waktu
pesimis" untuk setiap kegiatan. Teknik ini adalah kontrol manajemen alat
yang ukuran sampai prospek untuk mencapai tujuan tepat waktu, sinyal
bahaya menyoroti membutuhkan keputusan manajemen, mengungkapkan
dan mendefinisikan baik kegawatan dan kendur dalam rencana aliran atau
jaringan kegiatan sekuensial yang harus dilakukan untuk memenuhi tujuan;
membandingkan harapan saat ini dengan tanggal penyelesaian dijadwalkan
dan menghitung probabilitas untuk pertemuan tanggal dijadwalkan, dan
mensimulasikan efek dari pilihan untuk pengambilan - sebelum keputusan.
Konsep PERT dikembangkan oleh tim riset operasi staf dengan
perwakilan dari Departemen Riset Operasi Booz, Allen dan Hamilton,
Kantor Evaluasi Divisi Rudal Lockheed Sistem, dan Evaluasi Program
Cabang, Kantor Proyek Khusus, Departemen Angkatan Laut. (Willard Fazar
(Kepala, Program Evaluasi Cabang, Kantor Proyek Khusus, US Navy), The
Statistician Amerika, April 1959).

2.6. Tujuan dan Manfaat PERT


PERT berguna karena memberikan informasi berikut:
1. Waktu penyelesaian proyek yang diharapkan;
2. Probabilitas penyelesaian sebelum tanggal yang ditentukan;
3. Kegiatan jalur kritis yang berdampak langsung terhadap waktu
penyelesaian;
4. Kegiatan yang memiliki waktu kendur dan yang dapat meminjamkan
sumber daya untuk kegiatan jalur kritis;
5. Kegiatan awal dan akhir tanggal.

2.7. Kekurangan dan kelebihan PERT


Kelebihan metode PERT adalah sebagai berikut :
1. Sangat bermanfaat untuk menjadwalkan dan mengendalikan proyek besar.
2. Konsep yang lugas (secara langsung) dan tidak memerlukan
7

perhitungan matematis yang rumit.


3. Network dapat untuk melihat hubungan antar kegiatan proyek secara
cepat.
4. Analisa jalur kritis dan slack membantu menunjukkan kegiatan yang
perlu diperhatikan lebh dekat.
5. Dokumentasi proyek dan gambar menunjukkan siapa yang bertanggung
jawab untuk berbagai kegiatan.
6. Dapat diterapkan untuk proyek yang bervariasi
7. Berguna dalam pengawasan biaya dan jadwal.
Sedangkan kekurangan yang dimiliki metode PERT yaitu :
1. Kegiatan harus jelas dan hubungan harus bebas dan stabil.
2. Hubungan pendahulu harus dijelaskan dan dijaringkan bersama-sama.
3. Perkiraan waktu cenderung subyektif dan tergantung manajer.
4. Ada bahaya terselubung dengan terlalu banyaknya penekanan pada jalur
kritis, maka yang nyaris kritis perlu diawasi.

2.8. Terminology PERT


Perencanaan PERT melibatkan langkah-langkah berikut:
1. Mengidentifikasi kegiatan tertentu dan tonggak.
Kegiatan ini merupakan tugas yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan proyek. Tonggak adalah peristiwa yang menandai awal
dan akhir dari satu atau lebih kegiatan. Hal ini membantu untuk
membuat daftar tugas dalam tabel bahwa dalam langkah-langkah
selanjutnya dapat diperluas untuk mencakup informasi tentang urutan
dan durasi.
2. Tentukan urutan yang tepat dari aktivitas.
Langkah ini dapat dikombinasikan dengan langkah identifikasi
aktivitas sejak urutan kegiatan jelas untuk beberapa tugas. Tugas
lainnya mungkin memerlukan analisis lebih lanjut untuk menentukan
urutan yang tepat di mana mereka harus dilakukan.
8

3. Buatlah sebuah diagram jaringan.


Menggunakan informasi urutan aktivitas, diagram jaringan dapat
ditarik menunjukkan urutan kegiatan serial dan paralel. Setiap kegiatan
merupakan simpul dalam jaringan, dan panah mewakili hubungan
antara kegiatan. Paket perangkat lunak menyederhanakan langkah ini
dengan secara otomatis mengkonversi informasi kegiatan tabel menjadi
diagram jaringan.
4. Perkirakan waktu yang diperlukan untuk setiap kegiatan.
Minggu adalah unit yang umum digunakan waktu untuk
penyelesaian kegiatan, tetapi setiap satuan yang konsisten dari waktu
dapat digunakan. Sebuah fitur yang membedakan dari PERT adalah
kemampuannya untuk menangani ketidakpastian dalam waktu aktivitas
penyelesaian. Untuk setiap kegiatan, model biasanya mencakup tiga
perkiraan waktu:
a. Optimis waktu
Optimis waktu pada umumnya yaitu waktu singkat di mana
aktivitas dapat diselesaikan. Ini adalah praktek umum untuk
menentukan waktu optimis menjadi tiga standar deviasi dari rata-
rata sehingga ada sekitar 1% kesempatan bahwa kegiatan tersebut
akan selesai dalam waktu yang optimis.
b. Kemungkinan besar waktu
Kemungkinana besar waktu adalah waktu penyelesaian yang
memiliki probabilitas tertinggi. Perhatikan bahwa kali ini berbeda
dari waktu yang diharapkan.
c. Pesimis waktu
Pesisimis waktu merupakan waktu terpanjang bahwa suatu
kegiatan mungkin memerlukan. Tiga standar deviasi dari rata-rata
umumnya digunakan untuk waktu yang pesimis. PERT
mengasumsikan distribusi probabilitas beta untuk estimasi waktu.
Untuk distribusi beta, waktu yang diharapkan untuk setiap kegiatan
dapat diperkirakan dengan menggunakan rata-rata tertimbang.
d. Waktu diharapkan
Waktu diharapkan mempunyai rumus
9

5. Teknik penjadwalan proyek


(project schedulling technique) terdiri dari 3 tahapan, yaitu:
a. Tahapan perencanaan
1. dimulai dengan memecah atau menguraikan proyek menjadi
kegiatan-kegiatan (aktivitas-aktivitas).
2. Setelah itu, ditentukan perkiraan waktu untuk menyelesaikan masing-
masing kegiatan kemudian dibuat suatu diagram jaringan kerja
(network).
3. Dalam diagram jaringan kerja digambarkan mengenai keterkaitan
antara berbagai kegiatan suatu proyek
b. Tahap penjadwalan
1. Diagram network yang dibuat pada tahap perencanaan berguna untuk
mengembangkan suatu jadwal untuk proyek (project schedulling).
2. Tujuan akhir dari tahap penjadwalan adalah membentuk suatu time-
chart yang menunjukkan waktu mulai dan selesainya setiap kegiatan,
serta hubungannya satu sama lain dalam proyek.
3. Dalam penjadwalan, juga ditunjukkan kegiatan-kegiatan yang
bersifat kritis yaitu kegiatan yang memerlukan perhatian khusus agar
proyek dapat selesai tepat waktu
c. Tahap pengawasan
1. Merupakan tahap akhir dalam manajemen proyek.
2. Pengawasan proyek (project control) meliputi penggunaan diagram
anak panah dan time-chart yang digunakan untuk membuat laporan
kemajuan proyek secara periodik.
3. Jaringan kerja perlu diperbarui dan dianalisis, dan jika diperlukan
dapat dibuat suatu jadwal baru untuk sisa bagian proyek yang belum
selesai.
BAB III
TINJAUAN TEORI

3.1. Anak panah


1. Menyatakan sebuah aktivitas (kegiatan)
2. Kegiatan (aktivitas) adalah sesuatu yang memerlukan durasi (jangka
waktu tertentu) dalam pemakaian sejumlah resources (tenaga, alat,
material, biaya).
3. Panjang anak panah maupun kemiringan anak panah tidak mempunyai
arti apa-apa, sehingga tidak perlu menggunakan skala.
4. Kepala anak panah dapat digunakan sebagai pedoman untuk
menggambarkan arah dari tiap kegiatan.

3.2 Node atau lingkaran


1. Menyatakan sebuah kejadian / peristiwa / event
2. Kejadian / peristiwa /event adalah sebagai ujung atau pertemuan dari satu
atau beberapa kegiatan (aktivitas.

3.3. Aturan yang berlaku dalam pembuatan jaringan kerja


1. Diantara dua event yang sama, hanya boleh digambarkan satu anak panah

10
11

2. Nama suatu aktivitas (kegiatan) dinyatakan dengan huruf atau dengan


nomer event.

3. Aktivitas mengalir dari event yang bernomer rendah ke event bernomer


tinggi.

4. Diagram hanya memiliki sebuah initial event (node awal) dan sebuah
terminal event ( node tujuan / node akhir).

3.4 Logika kebergantungan kegiatan-kegiatan sebuah proyek


1. Jika kegiatan A harus diselesaikan dahulu sebelum kegiatan B dapat
dimulai, maka hubungan antara kedua kegiatan tersebut digambarkan
sebagai berikut:
12

2. Jika kegiatan C, D, dan E harus selesai sebelum kegiatan F dapat dimulai,


maka hubungan antara kedua kegiatan tersebut digambarkan sebagai
berikut:

3. Jika kegiatan G dan H harus selesai sebelum kegiatan I dan J, maka


hubungan antara kedua kegiatan tersebut digambarkan sebagai berikut

4. Jika kegiatan K dan L harus selesai sebelum kegiatan M dapat dimulai,


tetapi kegiatan N sudah boleh dimulai bila kegiatan L sudah selesai,
maka hubungan antara kedua kegiatan tersebut digambarkan sebagai
berikut:
13

5. Jika kegiatan P, Q, dan R dimulai dan selesai pada kejadian yang sama,
maka hubungan antara kedua kegiatan tersebut digambarkan sebagai
berikut:

3.5 Penentuan waktu


1. Perhitungan maju (Forward Computation)
Perhitungan Maju (forward computation) untuk menghitung waktu
penyelesaian tercepat suatu kegiatan (EF), waktu tercepat terjadinya suatu
kegiatan (ES) dan saat paling cepat dimulainya suatu peristiwa (E), dimulai
dari Start (initial event) menuju Finish (terminal event). Tabel Hasil
Perhitungan Maju untuk mendapatkan EF 4 Kegiatan Kurun waktu (hari)
Paling Awal Mulai (ES) Selesai (EF).
2. Perhitungan mundur (Backward Computation)
Perhitungan bergerak dari terminal event menuju ke
initial event. Tujuannya ialah untuk menghitung saat paling lambat
terjadinya event dan saat paling lambat dimulainya dan diselesaikannya
aktivitas-aktivitas (TL, LS, dan LF).
14

Untuk melakukan perhitungan maju dan perhitungan mundur, maka


lingkaran event (kejadian) dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:

Dimana :
• a adalah angka yang menunjukkan nomer event
• b adalah angka yang menunjukkan saat tercepat terjadinya
event (ET), yang juga merupakan hasil perhitungan maju.
• c adalah yang menunjukkan saat paling lambat terjadinya
event (LT), yang juga merupakan hasil perhitungan mundur

3.6. Langkah-langkah proses penjadwalan proyek CPM/PERT


• Membuat daftar aktivitas-aktivitas yang akan menghasilkan proyek
tersebut.
• Menentukan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masing-
masing aktivitas
• Menentukan hubungan diantara aktivitas-aktivitas
• Menggambar jaringan kerja
• Menghitung waktu penyelesaian proyek
• Menentukan aktivitas-aktivitas kritis
• Menentukan pertukaran waktu dan biaya untuk proyek
15

Contoh 1 :
Sebuah perusahaan kontraktor akan membangun sebuah rumah.
Aktivitas, uraian aktivitas, dan estimasi lamanya waktu yang dibutuhkan
untuk membuat rumah dituliskan dalam tabel dibawah ini.

3.7. Pertimbangan biaya

1. Dalam pengelolaan proyek, aspek biaya juga diperhitungkan dengan


cara mendefiniskan hubungan biaya (cost) dengan lamanya kegiatan
dalam proyek.
2. Biaya yang dimaksud disini adalah biaya langsung (direct cost),
sedangkan biaya tidak langsung seperti biaya untuk keperluan
administrasi, supervisi, dsb. tidak dimasukkan dalam evaluasi.
3. Dalam praktik, sering digunakan hubungan yang linier antara lamanya
waktu kegiatan (duration) dengan biaya (cost).
4. Sehingga dalam keadaan normal, berlaku bahwa waktu pelaksanaan
proyek dapat diperpendek dengan konsekuensi akan terjadi
penambahan/kenaikan sumber daya atau biaya.
5. Pengurangan waktu pelaksanaan proyek ini ada batasnya yang disebut
dengan waktu desak (crash time), dimana setelah titik ini waktu tidak
bisa dikurangi lagi.
6. Pada titik ini (crash point), kenaikan penggunaan sumber daya (biaya)
hanya akan menambah jumlah biaya langsung.
16

Contoh 2 :
Bila diperoleh informasi tentang kegiatan suatu proyek seperti
dituliskan dalam tabel dibawah. Diketahui bahwa (1,2), (2,4), dan (4,5)
merupakan kegiatan kritis dan proyek diselesaikan dalam 18 sw (satuan
waktu). Hitung tambahan biaya yang diperlukan bila pelaksanaan
penyelesaian proyek diinginkan dipercepat menjadi 16 sw (satuan waktu).

Penjadwalan menjadi hal yang sangat krusial dalam suatu proyek. Bila
terjadi kesalahan dalam menyusun jadwal dapat dipastikan proyek tidak
akan berjalan lancar, bahkan yang paling buruknya adalah kegagalan dalam
proyek. Maka dari itu dalam menyusun jadwal dalam proyek haruslah
diperhitungkan segala konsekuensi dan kemungkinan yang terjadi. Biasanya
seseorang yang mahir dalam membuat jadwal adalah seseorang yang telah
berpengalaman dalam penjadwalan pada proyek yang sebelumnya ia jalani.
Jadi penjadwalan membutuhkan pengalaman dalam membuatnya sehingga
kita sudah memperkirakan secara umum apa – apa yang akan terjadi
kedepannya terhadap proyek yang sedang dijalani. Bila memang kita belum
berpengalaman dalam membuat penjadwalan proyek seharusnya kita
bertanya atau meminta bantuan terhadap orang yang berpengalaman,
kemudian kita dapat mempelajari dari orang tersebut bagaimana cara
membuat penjadwalan proyek serta apa – apa yang akan terjadi kedepannya.
17

Kemudian dalam membuat jadwal yang efektif kita perlu mengetahui


sumber daya apa saja yang digunakan dalam proyek, sehingga kita dapat
menentukan jenis kegiatan serta keterkaitan setiap kegiatannya. Karena
kegiatan yang berjalan pada proyek pasti akan menggunakan sumber daya,
sehingga setiap kegiatan yang akan dijadwalkan haruslah disesuaikan juga
dengan sumber daya yang akan digunakan agar tidak ada aktifitas yang
tidak jelas karena ketiadaan sumber dayanya.
Selanjutnya untuk menentukan penggunaan metode penjadwalan yang
sesuai adalah dengan memperkirakan tujuan proyek. Bila proyek berskala
besar dan sangat berpengaruh terhadap lamanya waktu aktifitas atau
pekerjaan maka lebih baik menggunakan metode diagram PERT karena
dengan menggunakan metode tersebut kita dapat mengetahui kapan waktu
terlama dan waktu tersingkat suatu aktifitas dalam proyek, dan kita dapat
menentukan waktu akhir sebuah proyek. Tetapi bila proyek dalam skala
kecil hingga menengah maka dapat menggunakan Gantt chart karena dapat
lebih mudah dipahami dan lebih mudah dalam pembuatannya.
BAB V
PENUTUP

Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan diatas adalah:


 Penjadwalan merupakan perencanaan pembagian waktu dan hubungan
antar pekerjaan yang ada.
 Dalam penjadwalan terdapat informasi mengenai jadwal rencana dan
kemajuan proyek yang meliputi sumber daya (biaya, tenaga kerja,
peralatan dan meterial), durasi dan juga kemajuan waktu untuk
menyelesaikan proyek.
 Metode penjadwalan yang dapat digunakan adalah Gantt Chart dan
Diagram PERT.
Rekomendasi bagi para pembaca adalah:
 Sebelum melakukan penjadwalan pada proyek hendaklah mengetahui
tujuan proyek serta sumber daya yang akan digunakannya.
 Tentukan apakah proyek yang ditangani sangat berpengaruh terhadap
waktu penyelesaian atau tidak, jika sangat berpengaruh maka dalam
pembuatan jadwalnya haruslah memperhitungkan matang – matang
tiap kegiatannnya sehingga tidak menghabiskan banyak waktu dan
mempercepat kemajuan proyek.
 Bila belum berpengalaman dalam membuat penjadwalan proyek
hendaklah kita bekerja sama dengan orang yang sudah memiliki
pengalaman sebelumnya. Lebih baik lagi bila orang yang diajak
bekerja sama tersebut sudah pernah menangani proyek yang sama
sebelumnya.

18
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2015. Pengertian manajemen proyek.


http://www.pengertianku.net/2015/03/pengertian-manajemen-proyek-
dan-contohnya.html, 21 Mei 2017

Rahadian Galih Adiaksa. 2010. Penjadwalan Produksi.


http://sangpenyampai.blogspot.co.id/2010/04/penjadwalan-
produksi.html, 21 Mei 2017

19

You might also like