You are on page 1of 10

2

INDIKATOR STANDAR
PELAYANAN MINIMAL

Standar Pelayanan Minimal RSUD bertujuan untuk :


1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk dapat memberikan
layanan paripurna.
2. Memberikan pemberdayaan sumber daya manusia untuk dapat
meningkatkan kepuasan pelanggan.
3. Meningkatkan sarana dan prasarana RSUD agar dapat memberikan
peningkatan pelayanan kesehatan.

Standar Pelayanan Minimal adalah standar pelayanan berdasarkan


kewenangan yang telah diserahkan, yang harus dilaksanakan RSUD H.
Badaruddin Tanjung dalam penyelenggaraan pemerintahan serta sebagai
instrument pembinaan dan pengawasan Pemerintah Kabupaten Tabalong
kepada RSUD H. Badaruddin Tanjung.

Standar pelayanan berisikan indikator-indikator kinerja yang penetapannya


harus memenuhi 4 kriteria sebagai berikut :
1. Sahih (valid), yaitu benar-benar dapat dipakai untuk mengukur aspek
yang akan dinilai. Dengan demikian indikator memiliki target pencapaian
yang realistis dan dapat dicapai sesuai dengan kemampuan minimum
yang dimiliki rumah sakit sesuai dengan kelasnya.
2. Dapat dipercaya (reliable) yaitu didasarkan pada data yang akurat
dan didokumentasikan sesuai dengan sistem informasi yang memadai.
3. Sensisitif, yaitu cukup peka terhadap kebutuhan pengendalian dan
pengambilan keputusan perencanaan.

SPM RSUD H. BADARUDDIN TANJUNG 8


4. Spesifik, yaitu memiliki tujuan tertentu sehingga dapat menunjukkan
obyek penilaian yang jelas pada pusat-pusat pertanggungjawaban
organisasi.

Setiap indikator ditetapkan standar minimum pencapaiannya. Standar


minimum adalah suatu kondisi minimum yang mampu dicapai RSUD H.
Badaruddin Tanjung dalam kurun waktu tertentu.

Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Daerah adalah penyelenggaraan


pelayanan manajemen rumah sakit, pelayanan medik, pelayanan penunjang
dan pelayanan keperawatan baik rawat inap maupun rawat jalan yang minimal
harus diselenggarakan oleh rumah sakit.

Indikator adalah merupakan variabel ukuran atau tolak ukur yang dapat
menunjukkan indikasi-indikasi terjadinya perubahan tertentu untuk mengukur
kinerja rumah sakit yang terdiri dari beberapa indikator, yaitu :
a. Input, adalah indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur sarana
dan prasarana yang akan digunakan untuk memberikan pelayanan
misalnya jumlah dokter, kelengkapan alat, prosedur tetap dan lain-lain.
b. Proses, adalah indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur
kinerja pelaksanaan pelayanan yang diberikan rumah sakit, misalnya
kecepatan pelayanan, ketetapan pelayanan, pelayanan yang ramah dan
lain-lain.
c. Output, adalah indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur
keluaran langsung atas pelayanan yang diberikan rumah sakit, misalkan
jumlah pasien yang dioperasi, jumlah yang dilayani dan lain-lain.
d. Outcome, yang dapat menjadi tolak ukur dan merupakan dampak dari
hasil pelayanan, misalnya kepuasan pelanggan rumah sakit.
e. Benefit, adalah tolak ukur dari keuntungan yang diperoleh pihak rumah
sakit maupun penerima pelayanan atau pasien, misalnya biaya pelayanan
yang lebih murah, peningkatan pendapatan rumah sakit.

SPM RSUD H. BADARUDDIN TANJUNG 9


f. Impact, tolak ukur dampak pada lingkungan atau masyarakat luas
misalnya angka kematian ibu dan bayi yang menurun, meningkatnya
derajat kesehatan masyarakat.
Selanjutnya indikator tersebut dijabarkan menjadi indikator kinerja
berdasarkan jenis pelayanan antara lain : gawat darurat, rawat jalan, rawat
inap, bedah sentral, KIA, ICU, radiologi, laboratorium, fisioterapi, farmasi,
gizi, UTDRS, rekam medic, pengelolaan limbah, administrasi dan
manajemen, ambulance, pemulasaran jenazah, IPSRS, laundry, dan PPI
(Pencegahan dan Pengendalian Infeksi). Atas kelompok-kelompok
pelayanan tersebut, ditetapkan jenis pelayanan yang merupakan area
pengukuran dan indikator kinerja sebagai tolok ukur penilaian atas standar
minimum yang mampu dicapai berdasarkan target pencapaian tiap tahun
selama lima tahun. Proyeksi pencapaian tiap tahun selama lima tahun
yang ditetapkan pada RSUD H. Badaruddin Tanjung didasarkan pada hasil
pengukuran tahun 2011. Pencapaian standar minimum yang ditetapkan
tahun 2012 merupakan indikator kinerja tahun berjalan, dan
standar yang ditetapkan tahun 2017 sebagai target kinerja
BLUD.

A. JENIS PELAYANAN
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
340/MENKES/PER/III/2010 pasal 14 tentang Klasifikasi Rumah Sakit.
maka kriteria klasifikasi rumah sakit umum tipe C berdasarkan jenis
pelayanan adalah sebagai berikut :
1. Rumah Sakit Umum Kelas C harus mempunyai fasilitas dan
kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) Pelayanan
Medik Spesialis Dasar dan 4 (empat) Pelayanan Spesialis
Penunjang Medik.
2. Kriteria, fasilitas dan kemampuan Rumah Sakit Umum Kelas C
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi Pelayanan Medik

SPM RSUD H. BADARUDDIN TANJUNG 10


Umum, Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Medik Spesialis
Dasar, Pelayanan Spesialis Penunjang Medik, Pelayanan Medik
Spesialis Gigi Mulut, Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan,
Pelayanan Penunjang Klinik dan Pelayanan Penunjang Non Klinik.
3. Pelayanan Medik Umum terdiri dari Pelayanan Medik Dasar,
Pelayanan Medik Gigi Mulut dan Pelayanan Kesehatan Ibu Anak/
Keluarga Berencana.
4. Pelayanan Gawat Darurat harus dapat memberikan pelayanan
gawat darurat 24 (dua puluh) jam dan 7 (tujuh) hari seminggu
dengan kemampuan melakukan pemeriksaan awal kasus-kasus
gawat darurat, melakukan resusitasi dan stabilisasi sesuai dengan
standar.
5. Pelayanan Medik Spesialis Dasar terdiri dari Pelayanan Penyakit
Dalam, Kesehatan Anak, Bedah, Obstetri dan Ginekologi.
6. Pelayanan Medik Spesialis Gigi Mulut minimal 1 (satu) pelayanan.
7. Pelayanan Spesialis Penunjang Medik terdiri dari Pelayanan
Anestesiologi, Radiologi, Rehabilitasi Medik dan Patologi Klinik.
8. Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan terdiri dari pelayanan
asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan.
9. Pelayanan Penunjang Klinik terdiri dari Perawatan intensif,
Pelayanan Darah, Gizi, Farmasi, Sterilisasi Instrumen dan Rekam
Medik

B. STANDAR INPUT
Meskipun sumberdaya (Input) yang digunakan untuk pelayanan cukup
beragam namun dalam menetapkan standar minimum penyediaan
sumberdaya pelayanan pada RSUD H. Badaruddin Tanjung dibatasi
pada penyediaan tenaga pelayanan, peralatan medis dan luasan
bangunan. Pertimbangan pembatasan dikarenakan sumberdaya-

SPM RSUD H. BADARUDDIN TANJUNG 11


sumberdaya tersebut adalah paling berpengaruh dalam operasi bisnis
RSU. Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan perlu
pengembangan lebih lanjut terhadap standar penyediaan sumberdaya
tersebut sesuai kebutuhan RS berdasarkan pertimbangan profesional.
Standar Pelayanan Minimum penyediaan sumberdaya pelayanan
RSUD H. Badaruddin Tanjung merupakan jumlah agregat standar input
pada masing-masing unit layanan.

Berdasarkan UU No.44 Tahun 2009 tanggal 28 oktober 2009 Tentang


RS pasal 7 sampai dengan pasal 16 mengatur tentang persyaratan
Rumah Sakit, diantaranya adalah pasal 12 Tentang SDM, pasal 16
tentang peralatan dan pasal 10 Tentang ruangan, yang dijabarkan
lebih rinci ke dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI
No. 340/MENKES/PER/III/2010 pasal 15, standar SDM untuk Rumah
Sakit kelas C maka sudah menjadi kewajiban RS untuk memenuhi
standar tersebut, sehingga berdasarkan aturan tersebut RSUD
H. Badaruddin Tanjung berkewajiban memenuhi persyaratan tersebut
agar terhindar dari sanksi berupa pencabutan izin Rumah Sakit.

SPM RSUD H. BADARUDDIN TANJUNG 12


1. Tenaga Pelayanan
Tabel 2 - 1
STANDAR TENAGA PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT KELAS C

STANDAR
NO UNIT PELAYANAN KETR.
(MINIMAL)
A Pelayanan Medik Dasar :
- Dokter Umum 9
- Dokter Gigi 2
B Pelayanan Medik Spesialisasi Dasar :
- Interna 2
- Bedah 2
- Obgyn 2
- Anak 2
C Pelayanan Medik Spes. Penunjang : 2
(Anestesi, Mata, Radiologi, Patologi
Klinik, Rehabilitasi Medik)
E Pely. Medik Spes. Gigi Mulut 1
F Keperawatan :
- Perawat dan Bidan 2:3 Perawat : TT
G Kefarmasian
H Gizi
I Keterapian Fisik
J Keteknisan Medik Sesuai
Kebutuhan
K Petugas Rekam Medik RS
L Petugas IPSRS
M Petugas Pengelola Limbah
N Petugas Kamar Jenazah

Lebih lanjut pada pasal 15 Peraturan Menteri Kesehatan RI No.


340/MENKES/PER/III/ 2010 dijelaskan bahwa :
1. Ketersediaan tenaga kesehatan disesuaikan dengan jenis dan
tingkat pelayanan.
2. Pada Pelayanan Medik Dasar minimal harus ada 9 (sembilan)
orang dokter umum dan 2 (dua) orang dokter gigi sebagai
tenaga tetap.

SPM RSUD H. BADARUDDIN TANJUNG 13


3. Pada Pelayanan Medik Spesialis Dasar harus ada masing-
masing minimal 2 (dua) orang dokter spesialis setiap pelayanan
dengan 2 (dua) orang dokter spesialis sebagai tenaga tetap
pada pelayanan yang berbeda.
4. Pada setiap Pelayanan Spesialis Penunjang Medik masing-
masing minimal 1 (satu) orang dokter spesialis setiap
pelayanan dengan 2 (dua) orang dokter spesialis sebagai
tenaga tetap pada pelayanan yang berbeda.
5. Perbandingan tenaga keperawatan dan tempat tidur adalah
2 : 3 dengan kualifikasi tenaga keperawatan sesuai dengan
pelayanan di Rumah Sakit.
Tenaga penunjang berdasarkan kebutuhan Rumah Sakit.

2. Peralatan

Berdasarkan Pedoman Peralatan Kesehatan Rumah Sakit Umum


Kelas C yang disusun oleh Direktorat Jenderal Bina Pelayanan
Medik Departemen Kesehatan tahun 1994 dan diperbaharui
dalam Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan di Rumah Sakit
yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia
tahun 2008, maka standar minimum peralatan yang harus ada di
sebuah rumah sakit kelas C untuk tiap-tiap unit pelayanan adalah
sebagaimana tercantum dalam Lampiran 1 (Tabel 1 s.d. Tabel
21). Standar peralatan tersebut dinilai dari tiga aspek yaitu :
a. Kelengkapan peralatan yaitu jumlah bobot peralatan yang ada
dibagi dengan jumlah bobot peralatan sesuai standar.
b. Kondisi peralatan yaitu jumlah peralatan dengan kondisi baik
dibagi jumlah seluruh peralatan yang ada.

SPM RSUD H. BADARUDDIN TANJUNG 14


c. Kalibrasi peralatan (untuk yang disyaratkan) yaitu jumlah
peralatan yang ada yang memiliki sertifikat kalibrasi dibagi
dengan jumlah peralatan yang wajib kalibrasi.

3. Luas Bangunan/Gedung

Berdasarkan Pedoman Penyelenggaraan RS yang dikeluarkan


oleh Departemen Kesehatan Tahun 2008, standar luas gedung
rumah sakit adalah sebagai berikut :

Tabel 2 - 2
STANDAR LUAS GEDUNG

BANGUNAN STANDAR
Luas bangunan 50m2/TT
5500 m2
Ruang perawatan Minimal 4,5 m2/TT
Ruang Periksa 3 x 3 m2
Ruang Tindakan 3 x 4 m2

C. STANDAR OUTPUT DAN OUTCOME

Standar output adalah indikator yang digunakan untuk mengukur


kinerja Rumah Sakit atas pelayanan yang diberikan kepada
masyarakat yang dapat diukur secara langsung setelah pelayanan
diberikan, seperti ketepatan waktu pelayanan, jumlah yang dilayani,
pemeliharaan alat, dan lain-lain sebagainya, sedangkan standar
outcome dan impact adalah hasil yang diharapkan sebagai tolak ukur
kinerja yang diukur setingkat lebih tinggi dari output, seperti kepuasan
pelanggan, angka kematian, kejadian Infeksi, dan lain-lain.

Indikator standar pelayanan minimum rumah sakit pada RSUD H.


Badaruddin Tanjung berpedoman pada keputusan menteri kesehatan

SPM RSUD H. BADARUDDIN TANJUNG 15


No. 129 Tahun 2008 tentang Petunjuk Teknis Penerapan Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit.

Standar output, outcome dan impact disajikan dalam Lampiran 2


(Tabel 1 s.d. Tabel 21.). Sedangkan Penanganan penyakit digunakan
untuk mengukur kemampuan rumah sakit dalam menangani sepuluh
penyakit dengan frekuensi kejadian terbanyak di masing-masing unit
pelayanan medis. Data Sepuluh penyakit terbanyak di RSUD H.
Badaruddin Tanjung beserta indikator dan standarnya disajikan dalam
Lampiran 2 (Tabel 22 dan Tabel 23).

D. Mekanisme Pengukuran

Standar pelayanan minimal (SPM) rumah sakit diukur melalui kegiatan


pengukuran yang mekanismenya diatur dalam definisi operasional
dalam Kepmenkes 129 tahun 2008 sebagai berikut :

1. Jenis Pelayanan adalah jenis-jenis pelayanan yang diberikan


oleh Rumah Sakit kepada masyarakat.

2. Dimensi Mutu adalah suatu pandangan dalam menentukan


penilaian terhadap jenis dan mutu pelayanan dilihat dari akses,
efektivitas, efisiensi, keselamatan dan keamanan kenyamanan,
kesinambungan pelayanan kompetensi teknis dan hubungan antar
manusia berdasarkan standa WHO.

3. Kinerja adalah proses yang dilakukan dan hasil yang dicapai


oleh suatu organisasi dalam menyediakan produk dalam bentuk
jasa pelayanan atau barang kepada pelanggan.

4. Indikator Kinerja adalah variabel yang dapat digunakan


untuk mengevaluasi keadaan atau status dan memungkinkan
dilakukan pengukuran terhadap perubahan yang terjadi dari waktu
ke waktu atau tolak ukur prestasi kuantitatif/kualitatif yang

SPM RSUD H. BADARUDDIN TANJUNG 16


digunakan untuk mengukur terjadinya perubahane terhadap
besaran target atau standar yang telah ditetapkan sebelumnya.

5. Standar adalah nilai tertentu yang telah ditetapkan berkaitan


dengan sesuatu yang harus dicapai.

6. Definisi operasional: dimaksudkan untuk menjelaskan pengertian


dari indikator.

7. Frekuensi pengumpulan data adalah frekuensi pengambilan


data dari sumber data untuk tiap indikator.

8. Periode analisis adalah rentang waktu pelaksanaan kajian


terhadap indikator kinerja yang dikumpulkan.

9. Pembilang (numerator) adalah besaran sebagai nilai pembilang


dalam rumus indikator kinerja.

10. Penyebut (denominator) adalah besaran sebagai nilai pembagi


dalam rumus indikator kinerja.

11. Standar adalah ukuran pencapaian mutu/kinerja yang diharapkan


bisa dicapai.

12. Sumber data adalah sumber bahan nyata/keterangan yang dapat


dijadikan dasar kajian yang berhubungan langsung dengan
persoalan.

Uraian mekanisme pengukuran SPM tiap pelayanan selengkapnya


disajikan dalam Bab V.

SPM RSUD H. BADARUDDIN TANJUNG 17

You might also like