You are on page 1of 3

Ikan Tongkol (Euthynnus Affinis)

Daerah penyebaran ikan tongkol sangat luas bahkan hampir diseluruh daerah pantai dan laut
lepas pantai Indonesia serta seluruh perairan Indo-Pasifik. Umumnya ikan tngkol hidup
dilapisan permukaan pada daerah pantai dan lepas pantai berkadar garam rendah,bersuhu 26-
28°C (Murniyati, 2004). Bentuk ikan tongkol dapat dilihat pada Gambar berikut:

Ikan tongkol termasuk kelompok “scromboid fish” dengan klasifikasi sebagai berikut :
(Saanin, 1984).

1. Phylum Chordata,
2. Sub phylum Vertebrata,
3. Kelas Pisces, Sub kelas Teleostoi,
4. Ordo Percomorphi,
5. Sub Ordo Scombroidea,
6. Famili Scombroidea,
7. Genus Euthynnus affinis

Menurut Murniyati (2004), ikan tongkol merupakan jenis ikan tuna paling kecil dengan
panjang rata-rata sekitar 50-50 cm atau 200-500 gram/ekor. Bentuk badan seperti cerutu atau
torpedo dengan kulit licin, tidak bersisik kecuali pada corselet dan garis rusuk. Pada belakang
sirip punggung dan sirip dubur terdapat sirip tambahan kecil-kecil. Warna tubuh bagian atas
biru kehitaman dan bagian bawah putih keperakan.

Ikan sebagai sumber protein mempunyai nilai gizi yang tinggi. Hal ini disebabkan karena
kandungan protein yang cukup baik jumlahnya maupun mutunya, sedikit mengandung
kolesterol, lemak ikan yang asam-asam lemak tak jenuh, minyak hati ikan selain sumber
vitamin A juga mengandung vitamin B, C, D, dan K, ikan mengandung kadar mineral yang
cukup tinggi, serta daging ikan hanya mempunyai sedikit tenunan pengikat, sehingga daya
cernanya cukup tinggi.

Komposisi ikan dapat bervariasi antar spesies, antar individu dalam satu spesies dan antar
bagian-bagian dari satu individu ikan. Variasi ini dapat disebabkan karena pengaruh beberapa
faktor antara lain : Umur, laju metabolisme, dan aktifitas pergerakannya. Komposisi kimia
ikan tongkol dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel Kandungan Kimia Ikan Tongkol


Kandungan Jumlah
Air (%) 71.00 - 76.70
Protein (%) 21.60 - 26.30
Lemak (%) 1.30 - 2.10
Mineral (%) 1.20 - 1.50
Abu (%) 1.45 - 3.40
Vitamin A (mg/g) 0.50 - 0.70
Vitamin D3 (mg/g) 10.00 - 10.00

Sumber : Suzuki (1981)

Kerusakan Ikan
Kerusakan pada ikan dan produk-produk ikan terutama disebabkan oleh pertumbuhan bakteri
pembusuk. Tanda-tanda kerusakan pada ikan karena mikroba adalah:

1. Adanya bau busuk karena gas amonia, sulfida atau senyawa busuk lainnya, perubahan
bau busuk (anyir) ini lebih cepat terjadi pada ikan laut dibandingkan dengan ikan air
tawar.
2. Terbentuknya lendir pada permukaan ikan
3. Adanya perubahan warna yaitu kulit dan daging ikan menjadi kusam atau pucat
4. Adanya perubahan daging ikan menjadi tidak kenyal lagi Tumbuhnya kapang pada
ikan

Pada umumnya kerusakan ikan dibagi menjadi 3 yaitu : kerusakan enzimatis, biologis dan
kerusakan fisik.Sedangkan penyebab utama pembusukan ikan adalah enzim dan bakteri. Pada
ikan asin yang telah diolah dengan pengeringan dan penggaraman sehingga aw ikan menjadi
rendah, kerusakan disebabkan oleh pertumbuhan kapang (Fardiaz S, 1999).

Menurut Syarief et al. (1989) gangguan yang paling umum terjadi pada bahan pangan adalah
kehilangan atau perubahan kadar air serta pengaruh gas dan cahaya. Sebagai akibat
perubahan kadar air pada produk maka akan timbul jamur dan bakteri, pengerasan (pada
produk bubuk) dan pelunakan pada produk kering. Akibat kontak dengan oksigen, produk
yang berlemak akan tengik. Ditambahkan oleh Fardiaz (1999) bahwa kebusukan dan
kerusakan daging juga ditandai oleh terbentuknya senyawa-senyawa berbau busuk seperti
amoniak, H2S, indol dan amin yang merupakan hasil pemecahan protein oleh
mikroorganisme. Daging yang rusak memperlihatkan perubahan organoleptik yaitu bau,
warna, kekenyalan,penampakan, dan rasa.

Kramlich (1982) dalam Badewi (2002) menyatakan bahwa kerusakan daging olahan
umumnya terdiri dari dua jenis yaitu kerusakan aroma (flavor) dan penampilan. Kerusakan
flavor daging olahan ditandai dengan timbulnya ketengikan, pembusukan atau adanya bau
asam. Kerusakn yang berhubungan dengan penampilan produk disebabkan oleh perubahan
warna akibat adanya aktivitas mikroba, pertumbahan mikroba mikroskopis dan oleh agensia
bukan mikroba.

Menurut Wibowo (2002) parameter untuk mengukur kesegaran ikan yakni sensori ikan dan
dapat dilihat pada Tabel berikut:
Tabel Parameter Kesegaran Ikan

Parameter Ciri – Ciri Produk Ikan Segar


Kenampakan Mengkilap, tidak berjamur, dan tidak
berlendir
Bau Baunya segar, tanpa bau tengik, masam,
basi, busuk
Tekstur Daging kompak, padat

You might also like