You are on page 1of 10

TERAPI FARMAKOLOGI PADA PASIEN PALIATIF

Disusun untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Paliatif

Disusun Oleh :
Kelompok 2
Agung Jabbar Sidiq
Andika Indah Pratiwi
Anggun Eka Apriliyani
Alif Rizqi Saputra
Annisah Dwi Astuti
Dara Ochtarena
Devi Harnita
Dina Purnama Sari
Dinda Annisa Asmintari
Dini Indah Rahmawati Indrifiatin

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG


PRODI PROFESI NERS
2018

1
DAFTAR ISI

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kematian tidak bisa dihindari dan semua orang cepat atau lambat
pastiakan menemuinya. Bagi sebagian orang, kematian adalah hal yang
menakutkan.Mereka tidak mau memikirkan, apalagi membicarakannya.
Sebagian orang lainmenganggap kematian adalah hal yang biasa, sebagai
awal kehidupan baru diakhirat. Karena setiap orang akan mati, setiap
orang juga akan melalui prosessekarat. Ada yang cepat ada juga yang
lambat, menyakitkan dan menyengsarakan. Di sinilah perawatan paliatif
diperlukan. Perawatan paliatif menurut WHO (2002) adalah
“pendekatan yangbertujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan
pasien dan keluarganyamenghadapi masalah-masalah yang
berhubungan dengan penyakit yangmengancam jiwa, dengan
mencegah dan meringankan penderitaan melaluiidentifikasi awal dan
penilaian serta terapi rasa sakit dan masalah lain–baik fisik,psikososial
maupun spiritual”.
Perawatan paliatif sangat luas dan melibatkan tim interdisipliner
yangtidak hanya mencakup dokter dan perawat tetapi juga ahli gizi, ahli
fisioterapi,pekerja sosial, psikolog/psikiater, rohaniwan, dan lainnya yang
bekerja secaraterkoordinasi dan melayani sepenuh hati. Perawatan dapat
dilakukan secara rawatinap, rawat jalan, rawat rumah (home care), day
care dan respite care. Rawat rumah dilakukan dengan kunjungan ke
rumah pasien, terutama mereka yang tidakdapat pergi ke rumah sakit.
Kunjungan dilakukan oleh tim untuk memantau danmemberikan solusi
atas masalah-masalah yang dialami pasien dan keluarganya,baik masalah
medis maupun psikis, sosial, dan spiritual. Day care
adalahmenitipkan pasien selama jam kerja jika pendamping atau
keluarga yangmerawatnya memiliki keperluan lain (seperti day care

3
pada penitipan anak). Sedangkan respite care adalah layanan yang
bersifat psikologis melalui konseling dengan psikolog atau psikiater,
bersosialisasi dengan penderita kanker lain, mengikuti terapi musik.
Beberapa karakteristik perawat paliatif adalah salah satunya
mengurangi rasa sakit dan keluhan lain yang mengganggu. Untuk
mengatasi hal tersebut dan gejala fisik lain yang muncul perlu adanya
dukungan pemberian terapi farmakologi. Oleh karena itu, kelompok kami
akan membahas mengenai terapi farmakologi pada pasien paliatif.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian perawatan paliatif?
2. Bagaimana prinsip dan manajemen gejala?
3. Bagaimana terapi farmakologi pada pasien paliatif?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian perawatan paliatif.
2. Untuk mengetahui bagaimana prinsip dan manajemen gejala.
3. Untuk mengetahui bagaimana terapi farmakologi pada pasien paliatif.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Perawatan Paliatif


Perawatan paliatif berasal dari kata palliate (bahasa inggris) berarti
meringankan, dan “Palliare” (bahsa latin yang berarti “menyelubungi”),
merupakan jenis pelayanan kesehatan yang berfokus untuk meringankan
gejala klien, bukan berarti kesembuhan.
Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan memperbaiki
kualitas hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah yang
berhubungan dengan penyakit yang dapat mengancam jiwa, melalui
pencegahan dan peniadaan melalui identifikasi dini dan penilaian yang
tertib serta penanganan nyeri dan masalah-masalah lain, fisik, psikososial
dan spiritual (WHO, 2011).
Secara umum istilah paliatif adalah perawatan yang merujuk
kepada keperawatan untuk meredakan gejala, apakah ada atau tidak ada
harapan penyembuhan dengan cara lain, demikian perawatan paliatif dapat
digunakan untuk meringankan efek samping dari perawatan kuratif, seperti
meringankan mual akibat kemoterapi.
Tujuan dari perawatan paliatif adalah mendapatkan kualitas hidup
terbaik untuk pasien dan keluarga mereka. Hal tersebut mendeskripsikan
bagaimana perawatan paliatif modern dikembangkan untuk memberikan
pendampingan pasif pada pasien sekarat, memberikan pendekatan
multidisiplin yang lebih dinamis untuk mengarahkan prioritas dari
perspektif pasiennya. Hal ini dikenali bahwa pasien berhak untuk
menerima perawatan walaupun masih dalam stadium awal, bahwa
perawatan paliatif adalah relevan untuk pasien dengan kanker maupun
penyakit lainnya. Hal ini menegaskan kebutuhan untuk bantuan terhadap
edukasi pada keluarganya untuk melanjutkan dukungan pada pasien
tersebut hingga ke masa berkabung. Berdasarkan hal tersebut dapat

5
disimpulkan bahwa masyarakat diharapkan untuk “hidup lebih baik”
meskipun memiliki diagnosis yang mematikan.
Perawatan paliatif meliputi 1) menyediakan bantuan dari rasa sakit
dan gejala menyedihkan lainnya, 2) menegaskan hidup dan memepercepat
atau menunda kematian, 3) mengntegrasikan aspek-aspek psikologis dan
spiritual perawatan pasien, 4) tidak mempercepat atau memperlambat
kematian, 5) meredakan nyeri dan gejala fisik lain yang mengganggu, 6)
menawarkan sistem pendukung untuk membantu keluarga menghadapi
penyakit pasien dan kehilangan mereka.

B. Prinsip dan Manajemen Gejala


Prinsip perawatan paliatif yaitu menghormati atau menghargai
martabat dan harga diri dari pasien dan keluarga pasien, dukungan untuk
caregiver, palliateve care merupakan accses yang competent dan
compassionet, mengembangkan professional dan social support untuk
pediatric palliative care, dan melanjutkan serta mengembangkan pediatrik
palliative care melalui penelitian dan pendidikan (Ferrell, & Coyle, 2007)
Psikologi individual dan faktor sosial dipengaruhi oleh pengalaman
dan ekspresi dari gejala-gejala yang timbul. Memberikan penjelasan dan
membangun kepercayaan diri yang tepat dan sesuai dapat membantu
pasien dan keluarga merasa dihargai dengan melibatkan dalam
pengambilan keputusan mengenai terapi simptomatis. Mereka dapat
merasakan bahwa mereka telah kehilangan kontrol dari sebagian besar
dengan apa yang terjadi pada mereka. Manajemen paliatif atau
simptomatis memasukkan suatu jangkauan yang sangat luas dari
intervensi, dari melatih tehnik pernapasan hingga manajemen modifikasi-
penyakit, misalnya pembedahan. Tujuan umum dari terapi tersebut adalah
bukan untuk mengobati pasien, tetapi sebaliknya untuk membuat mereka
merasa lebih baik walaupun hanya untuk sementara (Anshori, 2013).
Prinsip dan manajemen gejala antara lain: penilaian gejala,
diagnosis penyebab, penjelasan, dan terapi. Permasalahan atau kondisi
pasien dengan penyakit lanjut yang sering muncul dan dapat

6
mengakibatkan kematian yaitu nyeri, kesulitan bernafas, mual muntah,
depresi, dan kurang nafsu makan.

C. Terapi Farmakologi pada Pasien Paliatif


Untuk mengontrol gejala penyakit membutuhkan terapi obat yang
sesuai dengan penyebab gejala tersebut. Terdapat beberapa prinsip dasar
dalam pemberian terapi obat untuk mengatasi gejala atau masalah yang
muncul pada pasien dengan penyakit lanjut, yaitu:
1. Beberapa gejala yang sering muncul membutuhkan terapi secara
teratur, untuk mencegah munculnya gejala berulang dan lebih lanjut.
2. Tiap obat baru seharusnya memiliki manfaat yang lebih besar
dibandingkan dengan besarnya potensi efek samping yang dimilikinya
(sesuai dengan kondisi pasien).
3. Obat-obatan yang sekiranya kurang bermanfaat dalam jangka pendek
(misalnya, statin) sebaiknya dihentikan.
4. Jika pasien mengeluh mual dan muntah, perlu dipikirkan rute
pemberian obat yang lain.
5. Mengidentifikasi penyebab untuk gejala-gejala tertentu sehingga dapat
diberikan terapi simtomatik yang spesifik.

Berikut merupakan contoh terapi farmakologi untuk menangani


gejala atau masalah mual muntah dan nyeri pada pasien paliatif.
1. Mual dan muntah
Gejala dengan dominan mual, mengantuk dan kebingungan yang
disebabkan oleh obstruksi malignansi urology-gynecology terapi yang
diberikan adalah haloperidol. Terapi obat ini diberikan satu dosis
perhari secara subkutan.
Gejala dengan distensi abdomen, muntah nyeri dan konstipasi yang
disebabkan oleh obstruksi usus malignant, terapi yang diberikan
adalah cylizine, haloperidol dan analog somatostatin.
Mual muntah yang disebabkan oleh obstruktif gaster yang muncul
pada pasien dengan kanker lambung, yang dihubungkan dengan asites
dan hepatomegali, terapi yang digunakan adalah metoklopropamid,
dan domperidone.
Mual muntah yang disebabkan karena cemas, terapi yang diberikan
adalah ansiolotik (misalnya benzodiazepin), dan terapi yang diberikan

7
pada gejala mual muntah dengan batuk adalah antitusif (misalnya
kodein).

2. Nyeri
Manajemen nyeri kronis dengan pemberian obat disesuaikan
dengan skala nyeri. Skala 1-3 diberikan obat analgetik umum seperti
dipirone, paracetamol atau non-steroid antiinflamatory drugs
(NSAID). Skala nyeri 4-6 diberikan obat opioid ringan seperti
tramadol atau codein ditambah analgetik umum. Skala nyeri 7-10
diberikan obat opioid kuat seperti morphine, methadone, oxycodone,
fentanyl, ditambah dengan analgetik umum.

8
BAB III

KESIMPULAN

Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan memperbaiki kualitas


hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah yang berhubungan dengan
penyakit yang dapat mengancam jiwa, melalui pencegahan dan peniadaan melalui
identifikasi dini dan penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan masalah-
masalah lain, fisik, psikososial dan spiritual.

Prinsip dan manajemen gejala pada pasien paliatif yaitu penilaian gejala,
diagnosis penyebab, penjelasan, dan terapi. Permasalahan atau kondisi pasien
dengan penyakit lanjut yang sering muncul dan dapat mengakibatkan kematian
yaitu nyeri, kesulitan bernafas, mual muntah, depresi, dan kurang nafsu makan.

Terpai farmakologi pada pasien paliatif menggunakan pedoman prinsip


dasar. Untuk menangani gejala yang muncul seperti mual muntah yaitu
menggunakan obat antiiflamasi, serta untuk menangani masalah nyeri
menggunakan obat analgetik, opioid ringan dan opioid kuat.

9
DAFTAR PUSTAKA

10

You might also like