You are on page 1of 7

Sari Pediatri, Vol. 6, No.

Sari Pediatri, Vol. 16,(Supplement), Juni 2004:


No. 1 (Supplement), Juni52-59
2004

Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit pada


Penyakit Saluran Cerna
M. Juffrie

P
erubahan komposisi dan volume cairan terlarut atau konsentrasi dari urin. Hal ini diatur oleh
tubuh yang disebabkan oleh gangguan berbagai mekanisme seperti filtrasi glomerulus, tekanan
keseimbangan cairan dan elektrolit arteri, aliran darah, faktor fisik dalam ginjal, sistem
disebabkan oleh berbagai macam keadaan syaraf simpatik dan hormon seperti aldosteron, faktor
atau penyakit. Sebagian besar gangguan ini disebabkan natruretik atrium, vasopressin, dan dopamin. Sistim
oleh penyakit saluran cerna. ini ditujukan untuk mengendalikan keseimbangan air
Di dalam tubuh homeostasis dijaga oleh aktifitas dan elektrolit melalui ultrafiltrasi glomeruler plasma
yang merupakan kerjasama antara lingkungan, diikuti dengan perubahan kandungan elektrolit pada
hormonal, ginjal, adaptasi vaskuler untuk perubahan ultrafiltrasi ini oleh reabsorpsi dan sekresi tubuler.
volume dan tekanan osmotic. Total cairan tubuh yang Mekanisme ini bersama sama dengan rasa haus
mengambil 55-72% massa tubuh, beragam menurut mengendalikan baik volume maupun osmolalitas
jenis kelamin, umur dan kadar lemak yang mengambil plasma.
bagian antara intraseluler dan ekstraseluler. Cairan Kelainan akibat perubahan volume dan komposisi
ekstra seluler yang merupakan 1/3 total cairan tubuh, cairan tubuh perlu diatasi dengan penambahan
terdiri dari cairan plasma intravaskuler, dan cairan kebutuhan rumatan, koreksi defisit volume dan
interstisiil ekstravaskuler. Ion2 elektrolit yang utama elektrolit, dan mengganti kehilangan yang sedang
adalah Na+, Cl-, HCO3, sedangkan yang jumlahnya berlangsung.
sedikit adalah K+, Mg, Ca, fosfat, sulfat, asam organic,
dan protein. Komponen cairan intraseluler ialah K+,
protein, Mg, Sulfat, dan Fosfat. Dalam cairan Kebutuhan cairan rumatan dan elektrolit
ekstraseluler Na+ dan Cl- mengisi lebih dari 90%
larutannya. Konsentrasi serum Na menggambarkan Kebutuhan cairan rumatan untuk mengganti ke-
jumlah relatif air dan natrium dalam plasma. hilangan cairan sensible dan insensible harus dihitung
Mempertahankan konsentrasi natrium dalam keadaan secara teliti dan tergantung pada pemakaian energi,
normal berarti ikut bagian dalam pengaturan volume meskipun jumlah itu bisa dihitung berdasarkan berat
cairan tubuh. Besarnya kandungan dalam cairan badan. Kehilangan insensible melalui kulit dan saluran
ekstraselluler dan intraselluler tergantung pada jumlah napas yang biasanya bebas elektrolit lebih besar pada
air di dalamnya, sedangkan distribusi air tergantung bayi baru lahir dari pada orang dewasa. Kehilangan
pada osmolalitasnya. Osmolalitas larutan merupakan sensible terutama dari urin mengambil porsi 50%
fungsi dari jumlah partikel larutan atau osmolar per kebutuhan cairan. Jadi kehilangan cairan melalui urin
unit volume. Satuan osmolalitas diukur dengan tidak perlu diganti sepanjang output urin tidak lebih
mOsm/L. Harga normal osmolalitas serum 265 sampai dari 50-60% cairan rumatan. Kebutuhan kalori untuk
285 yang dipertahankan oleh fungsi ginjal, zat yang tumbuh bisa di perkirakan equivalent dengan kcal
untuk setiap cc kebutuhan air. Faktor yang dapat
meningkatkan kebutuhan kalori dan air ialah panas
(10% untuk setiap 1 derajat C), aktifitas fisik,
Alamat Korespondensi:
M Juffrie,Dr,SpA(K),
kehilangan gastrointestinal yang sedang berlangsung,
Bagian Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah hiperventilasi, keadaan hipermetabolik. Kebalikan dari
Mada Yogyakarta. keadaan diatas seperti anuria, oligouria atau gagal

52
Sari Pediatri, Vol. 6, No. 1 (Supplement), Juni 2004

jantung kongestif, bisa mengurangi kebutuhan cairan. pemasukan normal. Salah satu contoh penyakit
Kebutuhan rumatan untuk air bervariasi tergantung saluran cerna adalah muntah dan diare. Anamnesis
berat dan dapat dihitung seperti tercantum pada Tabel dan pemeriksaan fisis diperlukan untuk mem-
1. Kebutuhan elektrolit yang relatif konstan pada anak perkirakan apakah ada perkembangan kearah
juga tampak pada Tabel. dehidrasi tampak pada Tabel 2. Informasi ini untuk

Tabel 1. Kebutuhan cairan dan elektrolit rumatan berdasarkan berat badan


Berat badan (kg)
Cairan dan Elektrolit 0-10 10-20 > 20
Total air 100 mL/kg 1000 mL + 50 mL/kg 1500 mL + 20 mL/kg
Untuk setiap kg>10 kg untuk setiap kg>20 kg
Natrium 3 mEq/kg 3 mEq/kg 3 mEq/kg
Kalium 2 mEq/kg 2 mEq/kg 2 mEq/kg
Khlorida 5 mEq/kg 5 mEq/kg 5 mEq/kg

Pengeluaran tidak normal seperti stoma, aspirasi menentukan berapa persen dehidrasi yang terjadi
nasogastrik, diare berkepanjangan, luka bakar, harus sehingga bisa diperhitungkan seperti misalnya
di analisa dan diukur secara betul untuk menghitung dehidrasi 10% berhubungan dengan defisit 100 ml/
jumlah cairan yang diperlukan. kg berat badan.
Kekurangan cairan dan elektrolit biasanya akibat Pengukuran elektrolit tidak dibutuhkan jika defisit
kehilangan normal atau berlebihan atau penurunan hanya kurang dari 5% berat badan tapi jika lebih dari

Tabel 2. Penilaian dehidrasi


Jenis Dehidrasi
Parameter Ringan Sedang Berat
Kehilangan BB pada bayi 5% 10% 15%
Kehiangan BB pada anak 3-4% 6-8% 10%
Nadi normal meningkat ringan sangat meningkat
Tekanan darah normal normal untuk ortostatik, ortostatik sampai
> 10 mmHg turun syok
Keadaan umum normal gelisah, haus sampai letargi sangat gelisah
Rasa haus ringan sedang sangat/ tidak bisa Minum
Mukosa normal kering sangat kering
Air mata ada menurun tidak ada, mata cekung
Ubun ubun besar normal normal sampai cekung cekung sekali
Vena jugularis tampak tak tampak kecuali dengan tak tampak walau dengan tekanan
tekanan supraklavikular supraclavikular
Kulit cubitan cepat kembali cubitan lambat kembali cubitan sangat lambat kembali
< 2-4 detik > 4 detik, dingin, sianosis
Berat jenis urin > 1.020 > 1.020, oligo uri oligouri sampai anuri

53
Sari Pediatri, Vol. 6, No. 1 (Supplement), Juni 2004

5% berat badan maka perlu diperhitungkan kadar neonatus, anak dengan malnutrisi atau pasien dengan
elektrolit dan hasil pemeriksaan laboratorium lainnya hipernatremia dan syok. Keuntungan normal salin dan
seperti asam basa darah. ringer laktat adalah untuk mengisi ruangan intra-
vaskuler secara cepat. Dibanding Nacl 0,9%, ringer
laktat lebih fisiologis karena rasio Natrium : Klorida
Dehidrasi ialah 1,17:1 dan mempunyai konsentrasi Natrium
lebih rendah (130 mEq/L) serta mengandung Ca, K+
Dehidrasi adalah kekurangan cairan tubuh. Penyebab dan laktat. Langkah selanjutnya adalah memenuhi
dehidrasi adalah kehilangan cairan yang berlebihan kebutuhan cairan rumatan dan mengganti jumlah
atau kekurangan pemasukan cairan tubuh. Diare dan cairan yang hilang bersama tinja dari diare yang sedang
muntah adalah penyakit yang sering menyebabkan berlangsung. Pada dehidrasi berat setelah rehidrasi
dehidrasi pada bayi dan anak. Dehidrasi yang kalau perlu pemberian cairan rumatan diberikan ½
disebabkan oleh diare merupakan dehidrasi yang jumlah cairan dalam 8 jam pertama sedangkan sisanya
terbanyak. Hal ini terjadi jika cairan yang disekresi diberikan dalam 16 jam berikutnya. Selama pemberian
lebih banyak dari kapasitas absorpsi atau adanya cairan rumatan perlu ditambahkan glukosa 5%, dan
kegagalan absorpsi. Cairan saluran cerna merupakan kalau perlu ditambahkan Nacl sesuai dengan
campuran dari makanan dan sekresi cairan lambung, kebutuhan. Anak dengan dehidrasi isonatremik
pankreas, empedu dan usus. Pada diare sekretori terjadi membutuhkan 8-10 mEq Na+ tiap kg berat badan,
kehilangan cairan, natrum dan klorida. Pada diare sedangkan untuk mengganti kekurangan defisit
karena rotavirus kehilangan HCO3 dan kalium di usus rumatan dibutuhkan 3 mEq/kg perhari. Na+ diberikan
menyebabkan asidosis metabolik dan penekanan dengan dosis seperti yang tercantum dalam Tabel 1
kalium. Umumnya anak sakit dengan anoreksia dan sedangkan jumlah cairan seperti yang tercantum pada
kehilangan cairan dan elektrolit menyebabkan Tabel 2 (%). Jika diurosis sudah baik maka KCl
dehidrasi isotonic. Dehidrasi berhubungan dengan diberikan dengan konsentrasi 20 mmol/ L, untuk
fungsi berbagai macam sistim organ jadi homeostasis mencegah efek klinis dari kekurangan Kalium+.
cairan tubuh tak dapat dipertahankan. Pengobatan Pemberian Kalium+ intravena tidak boleh melebihi 4
yang effektif hanyalah pengembalikan fungsi ginjal mEq/kg per hari untuk menghindari kelebihan
sehingga ginjal dapat memandu memperbaiki kapasitas uptake sel terhadap Kalium+ untuk
keseimbangan asam basa dan elektrolit. Kehilangan mencegah hiperkalemia. Pada diare yang berkelanjutan
volume cairan yang ringan bisa diganti dengan cairan atau berhari hari maka pemberian cairan per oral perlu
oral meskipun banyak senter melakukan penggantian diperhatikan untuk mengganti setiap kali diare; jumlah
secara parenteral. cairan yang diberikan sesuai dengan jumlah feses yang
dikeluarkan, demikian juga jika terjadi muntah.
Asidosis metabolik ringan yang terjadi pada diare
Rehidrasi parenteral dehidrasi isonatremik akan membaik jika fungsi ginjal
sudah baik, tapi asidosis metabolik yang berat perlu di
Langkah awal dari rehidrasi adalah mengisi isi vaskuler koreksi dengan bikarbonat.
secara cepat dengan tujuan mencegah terjadinya syok
dan meningkatkan fungsi ginjal.
Cairan fisiologis (salin normal) atau ringer laktat Rehidrasi Oral
(10-20 cc/kg) harus diberikan dalam waktu 1 jam.
Jumlah ini harus diluar jumlah kebutuhan cairan Rehidrasi oral sangat effektif untuk penggantian cairan
perharinya. Cara lain yang dikembangkan WHO pada diare bahkan juga pada diare yang sedang
adalah 100 mL/kg diberikan sesuai umur, yaitu untuk berlangsung dengan muntah. Rehidrasi oral diberikan
bayi diberikan 1 jam pertama 30 mL/kg, kemudian 5 pada dehidrasi ringan/sedang. Pemberian rehidrasi oral
jam berikutnya 70 mL/.kg, sedangkan untuk anak 30 diberikan sedikit demi sedikit sampai mencapai dosis
ml/kg diberikan dalam ½ jam pertama, sisanya 70 mL/ 75cc/kg selama 4-6 jam untuk dehidrasi ringan/sedang.
kg diberikan dalam 21/2 jam berikutnya. Jika sudah membaik dilanjutkan dengan 100cc/kg
Pemberian 10cc albumin dibutuhkan hanya pada perhari.

54
Sari Pediatri, Vol. 6, No. 1 (Supplement), Juni 2004

Dehidrasi hiponatremik dan hiponatremia Perlu ditambahkan Na+ rumatan 3 mEq/L perhari
dalam larutan dekstrose 5%. Untuk kadar Na+ 120-
Diagnosis hiponatremia harus dibedakan pada kontek 130 mEq/L, jumlah ini harus diberikan dalam waktu
hipovolemia, euvolemia atau hipervolemia untuk 24 jam. Untuk kadar Na+ dibawah 120 mEq/L,
menyatakan apakah rendahnya kadar Natrium benar rehidrasi seharusnya diberikan beberapa hari sampai
benar diikuti kadar Na+ tubuh yang rendah. Gejala Na+ mencapai 130 mEq/L dengan ketentuan 10 mEq/
dan tanda hiponatremia berhubungan dengan berat hari (misalnya 2 hari untuk kadar Na+ 110 mEq/L)
dan cepatnya penurunan kadar Na+ serum. Gejala di ditambah kebutuhan Na+ rumatan.
sistema syarat pusat meliputi apatis, mual, muntah, Gejala nyeri kepala, letargi dan disorientasi harus
sakit kepala, kejang atau koma. Sedangkan gejala segera ditangani untuk menghindari gejala lebih berat
muskuloskeletal berupa kramp dan lemah. Jadi bayi seperti kejang dan koma akibat perpindahan cairan
atau anak dengan dehidrasi hiponatremik tampak sakit kedalam sel otak. Pada kasus dengan gejala yang sangat
berat, karena kehilangan cairan bersama hiponatremia menonjol koreksi Na+ sangat dibutuhkan dengan
yang menyebabkan kegagalan sirkulasi karena cepat. Pemberian garam hipertonik seperti salin 3%
pengurangan volume cairan ekstraselluler yang tidak perlu diberikan untuk menaikkan kadar Na 1-2 mEq/
seimbang. Jika osmolilalitas serum turun maka air akan L dalam waktu 1 jam atau mencapai normal dalam
masuk kedalam sel menyebabkan disfungsi muskulo- waktu 8 jam.
skeletal dan sel otak akan mengalami udem. Otak akan
beradaptasi terhadap hiponatremia dengan mendorong
cairan interstisiil kedalam cairan cerebrospinal juga Dehidrasi hipernatremik dan
dengan mengubah larutan selluler terutama dengan hipernatremia
Kalium* dan asam amino. Hal yang penting untuk
diketahui pada keadaan ini adalah bahwa proses Dehidrasi hipernatremik terjadi apabila jumlah cairan
rehidrasi jangan terlalu cepat melebihi kemampuan yang keluar lebih banyak dibanding larutannya atau
otak mengatur larutannya. Oleh karena itu pada Na+. Sebetulnya kadar Natrium+ tubuh mungkin naik
dehidrasi hiponatremia koreksi Natrium+ plasma tidak atau normal atau bahkan turun, seperti pada
boleh melebihi 10-12 mEq/L perhari untuk meng- hiponatremia, kadar Natrium+ serum tidak meng-
hindari pertukaran cairan. gambarkan kadar Natrium+ tubuh.
Hiponatremia hipovolemia disebabkan terutama Hipernatremia menyebabkan plasma menjadi
karena diare dan muntah infeksi pada gastroenteritis hipertonik, sehingga badan akan merespon dengan
karena virus. Sedangkan penyebab lain adalah mengeluarkan ADH dengan merangsang rasa haus.
kehilangan cairan perkutaneus seperti asites, luka bakar, Individu yang tak bisa mengeluarkan atau merespon
dan peritonitis. ADH akan cenderung mengalami hipernatremia.
Euvolemia hiponatremia terjadi pada sindrom Gejala yang timbul adalah penurunan kesadaran seperti
karena kelainan sekresi antidiuretik hormon (ADH). letargi atau bingung, iritabel seperti berkedipan, refleks
Hiponatremia hipervolemia disebabkan oleh keadaan meningkat atau bahkan kejang, kadang-kadang disertai
yang berhubungan dengan udem seperti pada nefrosis, demam dan kulit teraba lebih tebal.
gagal jantung, sirosis dan gagal ginjal. Hipertonik ekstrasel akan menyebabkan air akan
Pengelolaan dehidrasi hiponatremik didahului keluar dari sel dan sel akan menjadi lebih kecil
dengan pengelolaan dehidrasi secara umum kemudian ukurannya. Di otak keadaan ini akan menyebabkan
dilanjutkan dengan penanganan hiponatreminya berkerutnya jaringan arahnoid sampai terjadi perdarahan
dengan menambahkan cairan yang mengandung garam subarahnoid, intradural atau subdural. Apabila keadaan
untuk mengkoreksi kekurangan Na+. Jumlah Na+ yang hipertonik berlanjut maka sel otak akan beradaptasi
diberikan adalah 10-12 mEq/L perhari dan jika perlu dengan mengatur osmolar intraselluler yang disebut
15 mEq/L per hari pada hiponatremia yang berat. proses produk osmolar idiogenik. Proses menurunkan
Rumus kebutuhan Na+ sebagai berikut: gardien osmolar ekstraseluler ke intraseluler dapat
melindungi sel dari penyusutan atau berkerut. Untuk
(Kadar Na+ serum – kadar Na+ sekarang) x 0.6 x mencegah terjadinya udem otak pada saat dilakukan
berat badan dalam kg koreksi plasma hipertonis, perlu diketahui bahwa

55
Sari Pediatri, Vol. 6, No. 1 (Supplement), Juni 2004

peralihan osmoler intraseluler lambat. Oleh karena itu langsungan hidup karena effeknya terhadap fungsi
koreksi hipernatremia harus dilakukan perlahan lahan. jantung, yaitu karena peran Kalium+ terhadap
Hipernatremia berat ( Na+ > 160 mEq/L) bisa irritabilitas neuromuskuler dan metabolisme sel.
menyebabkan sekuele (sisa gejala) yang permanen Pada asidemia konsentrasi K+ dalam cairan
dengan mortalitas yang tinggi mencapai 10%. ekstraseluler meningkat karena sekresi K+ dari dalam
Diare yang tadinya iso atau hiponatremia bisa sel, dengan perkiraan setiap penurunan pH 0.1 unit
berkembang menjadi dehidrasi hipernatremia apabila terdapat kenaikan K+ 1 mEq/L, sedangkan pada
diikuti dengan panas yang lama, anoreksia, muntah alkalosis terjadi sebaliknya.
dan masukan cairan yang tidak adekwat. Pada bayi
prematur dengan kemampuan mengatur pemasukan
air yang masih kurang, fungsi ginjal belum sempurna, Hipokalemia
disertai dengan infeksi saluran cerna serta malabsorpsi
sering terjadi hipernatremia. Hipokalemia ialah keadaan kadar kalium serum kurang
Pada pengelolaan pasien hipovolemia dengan dari 3 mEq/L. Sering terjadi pada penyakit saluran
hipernatremia pada saat awal dibutuhkan salin normal cerna seperti muntah muntah atau pengambilan cairan
atau ringer laktat untuk mengembalikan sirkulasi dari pipa nasogastrik; hal ini disebabkan konsentrasi
effektif volume plasma. Albumin 5% atau plasma dapat K+ didalam ciran lambung sangat tinggi. Hampir
dipakai juga. Pasien dengan hipovolemia dan semua K+ berada di intraselular maka hipokalemia bisa
hipernatremia membutuhkan larutan hipotonik yang disebabkan karena perpindahan transselular yaitu dari
terdiri dari garam untuk mengembalikan kadar Na+ serum ke sel misalnya pada alkalosis akut.
2-5 mEq/kg berat badan dan mulai dengan rumatan Manifestasi yang berat sebagai akibat hipokalemia
Na+ (3mEq/kg Na+) dalam cairan terdiri dari 20 adalah aritmia, eksitabilitas neuromuskuler (hipo-
sampai 40 mmol/L KCl dan 5% glukosa. Untuk kadar refleksia atau paralysis, penurunan peristaltik atau ileus)
Na+ 150-160 mEq/L, maka volume cairan yang akan dan rhabdomiosis. EKG adalah pemeriksaan yang bisa
diberikan harus dalam periode 24 jam. Osmolaritas memperkirakan gangguan kalium intraseluler; akan
cairan ekstraseluler akan turun lebih cepat diban- didapat gelombang T datar, pemendekan PR dan QRS
dingkan dengan otak yang melakukan osmoler dan akhirnya terdapat gelombang U. Pemberian KCl
idogenik untuk melindungi osmolaritas intraseluler, intravena dilakukan apabila terjadi aritmia, kelemahan
maka koreksi Natrium+ tidak boleh melebihi 10 mEq/ otot yang berat, distress respirasi, Pemberian intravena
L perhari. Untuk kadar Na+ serum > 160 mEq/L, maka ini harus dilakukan bersama monitor jantung yang ketat.
rehidrasi harus dibagi dalam beberapa hari untuk Setelah kadar K+ stabil maka pemberian diganti per oral.
menurunkan kadar Na+ secara pelahan sampai kadar Pemberian preparat K+ disesuaikan dengan etilogi. Pada
150 mEq/L dengan pemeriksaan 10 mEq/L perhari. penyakit saluran cerna yang biasanya diikuti dengan
Misalnya kadar Na+ 170 mEq/L maka diperlukan 2 hipofosfatemia maka pemberian K+ desertai dengan
hari. garam fosfat. Sedangkan pada hipokalemia akibat
alkalosis metabolik maka KCl yang dipakai.
Kalium

Kalium adalah kation intraselular yang terbanyak, jadi Hiperkalemia


perubahan akut dalam serum tidak menggambarkan
persediaan kalium total tubuh. Perubahan kronis, Hiperkalemia ialah keadaan kadar K+ > 5.5 mEq/L.
terutama hipokalemia lebih menggambarkan per- Pada penyakit saluran cerna hiperkalemia paling sering
sediaan kalium tubuh. Konsentrasi kalium serum terjadi pada asidosis metabolik, dengan perpindahan
diatur di nefron terminal ginjal dan dikeluarkan juga K+ transselular. Pada asidosis metabolik terjadi
dengan jumlah sedikit melalui tinja. Rasio kalium intra perpindahan K+ dari intraseluler ke ekstraselular
dan ekstraselluler merupakan faktor penentu potential (serum) sebagai ganti dari ion Na yang hilang bersama
listrik di sel membran; hal ini berperan dalam tinja. Hiperkalemia menyebabkan gejala aritmia
bangkitan potensial jaringan syaraf dan otot. Gangguan jantung, parestesia, kelemahan otot atau paralisis.
kadar Kalium+ serum sangat mempengaruhi ke- Gambaran EKG menunjukkan gelombang pendek,

56
Sari Pediatri, Vol. 6, No. 1 (Supplement), Juni 2004

gelombang T tinggi, QT memendek; hal ini terjadi rendah ( 21.5 – 23.5 mEq/L) dibanding orang dewasa
jika K+ > 6 mEq/L. Jika kadar K+ > 8 mEq/L maka ( 23-25 mEq/L). Gangguan asam basa merupakan
terjadi penekanan gelombang ST dan pelebaran QRS. akibat gangguan baik pada pCO2 maupun HCO3,
Pada penderita dengan hiperkalemia harus terpasang dimana terjadi perubahan produksi asam, buffer asam
EKG. Pemberian kalsium intravena sangat menolong atau pengeluaran asam. Perubahan pada HCO3
dari ancaman kematian karena hiperkalemia. Waktu menyebabkan alkalosis atau asidosis metabolik;
pemberian harus cepat tidak boleh lebih dari 30 menit. sedangkan perubahan pada pCO2 menyebabkan
Aliran K+ menuju intraseluler dipengaruhi juga oleh alkalosis atau asidosis respiratorik.
pemberian NaHCO3, glukosa atau insulin. Pemberian
natrium polistirene sulfonat (Kayexalate) sebagai
pengubah ion resins bisa diberikan peroral setelah Asidosis metabolik
koreksi intravena. Pada penderita hiperkalemia berat
perlu dilakukan dialisis untuk mengeluarkan K+. Asidosis merupakan akibat dari bertambahnya asam atau
berkurangnya / hilangnya basa dari cairan tubuh.
Asidosis akan memacu respon kompensasi berupa
Keseimbangan asam basa meningkatnya ventilasi alveolar (alkalosis respiratorik)
dan turunnya pCO2. Adaptasi ini, hiperpnea ( nafas
Keasaman tubuh atau pH cairan tubuh normal antara dalam dan tak teratur ), biasanya tidak diikuti dengan
7.35 -7.45. Jika pH berada diluar kisaran ini maka pH menjadi kembali normal, dan terjadi sangat cepat
salah satu dari 2 cara mekanisme homeostasis akan dalam beberapa menit. Manifestasi klinis dari asidosis
melakukan koreksi dengan buffer perubahan pH. Dua adalah penekanan pada kontraktil miokardium, aritmia,
mekanisme buffer tersebut dilakukan melalui paru dan dilatasi arteri, hipotensi, dan bahkan udem paru.
ginjal maka akan terjadi modifikasi rasio tekanan
parsial CO2 (pCO2) ke dalam konsentrasi HCO3.
Di dalam plasma sistim asam karbonat-bikarbonat Diagnosis
berpengaruh baik pada pCO2 maupun HCO3.
Hubungan ini dijelaskan dengan rumus dari Bufer cairan ekstraselular sebagian besar ditentukan
Henderson-Hasselback; 6.1 adalah negatif logaritma oleh HCO3-, yaitu dalam bentuk NaHCO3 dan anion
dari dissosiasi kontanta asam karbonat; sedangkan lain yang sulit diukur seperti protein, fosfat, sulfat dan
konsentrasi H2CO3 sering dinyatakan dengan tekanan anion organic. Anion lain yang sulit diukur ini disebut
parsial CO2 (normal 35-45 mmHg). anion gap yang bisa diperkirakan secara tidak langsung
yaitu bahwa anion ini secara konstan di eksresi oleh
Rumus: pH = 6.1 + log HCO3- ginjal tetapi bisa terganggu jika ada penambahan
——————— sejumlah besar asam dari luar atau produksi asam dari
0,03 x Pco2 dalam tubuh sendiri. Setiap molar asam yang
mentetrasi akan menurunkan kadar 1 molar HCO3.
Proses homeostasis asam dilakukan dengan basa Pada asidosis, anion gap bisa naik atau normal. Pada
memakai buffer dengan mengabsorpsi kelebihan ion diare yang banyak kehilangan HCO3 akan terjadi
H+. Pada mekanisme pertama, pH ditentukan oleh asidosis metabolik dengan anion gap normal (hiper-
baik buffer ekstraselluler seperti sistim asam karbonat/ kloremia), sedangkan asidosis dengan kenaikan anion
bikarbonat dan serum protein maupun buffer gap terjadi pada penyebab lain. Asidosis dengan anion
intraselluler seperti protein, fosfat dan hemoglobin. gap normal (hiperkhloremia) terjadi jika HCO3 hilang
Pada mekanisme kedua, pH dipertahankan dengan dari tubuh misalnya pada diare atau kelainan ginjal.
mengatur pCO2 alveoler. Kadar pCO2 atau HCO3 Ketika HCO3 hilang dari tubuh maka Cl- adalah satu
yang normal tidak akan selalu menggambarkan pH satunya anion yang siap mengkompensasi volume
darah normal. Sehingga untuk menilai adanya cairan. Akibat HCO3 hilang maka Cl- akan banyak
gangguan asam basa, diperlukan pemeriksaan gas diabsorpsi dibanding Na+, yang menyebabkan
darah arteri atau vena serta kadar elektrolit. Perlu hiperkhloremia dan anion gap tidak bisa berubah.
diingat bahwa bayi mempunyai kadar HCO3 lebih Diare pada bayi dan anak tinjanya banyak me-

57
Sari Pediatri, Vol. 6, No. 1 (Supplement), Juni 2004

ngandung HCO3, K+, dan rendah Cl-. Ditambah lagi CO2. Pada penyakit saluran cerna alkalosis metabolik
pada diare cairan ekstraselluler menyusut sehingga biasanya terjadi karena kehilangan khlorida dan asam
tinggal Cl- didalamnya. Sehingga diare akan me- yaitu pada kasus muntah dan aspirasi nasogastrik
nyebabkan asidosis metabolik dengan hiperkhloremia. dimana pada anak berhubungan dengan keadaan
Akan tetapi jika dehidrasi berat berlangsung lama dan hipokalemia. Pada pasien demikian kadar khlorida urin
berlanjut ke syok hipovolemik maka akan me- dibawah 20 mEq/L.
nimbulkan asidosis laktat. Pada keadaan ini maka
terjadi asidosis dengan kenaikan anion gap.
Pengelolaan

Pengelolaan Terapi dipusatkan pada pengobatan penyebab


utamanya. Pada alkalosis derajat sedang sampai berat
Pemberian natrium bikarbonat adalah satu satunya pemberian Cl- akan memacu ginjal untuk me-
pilihan pada asidosis apapun penyebabnya. Ini ngeluarkan kelebihan basa. Pada alkalosis berat
dilakukan jika kadar HCO3 < 5 mmol/L Bikarbonat pemberian asam hidrochloride mungkin di-
harus ditambahkan pada larutan hipotonis dan butuhkan. Alternatif lain adalah pemberian
diberikan dalam 1 jam. ammonium klorid atau arginin mono klorid
walaupun kontraindikasi pada penyakit hepar dan
Rumus untuk penambahan bikarbonat, sebagai ginjal. Pada muntah dan aspirasi nasogastrik
berikut: pemberian garam klorida 1-2 mEq/kg per hari
dianjurkan. Karena alkalosis biasanya disertai
Mmol bikarbonat = kekurangan bikarbonat x berat dengan hipokalemia maka keadaan hipokalemia ini
dalam kg x 0,3 harus segera dikoreksi.

Pada diare, berat ringannya asidosis tergantung


penyebabnya. Pada diare cair akut HCO3 dalam tinja Asidosis respiratorik
bisa mencapai 40 mEq/\l, ini menyebabkan asidosis
metabolik derajat sedang sampai berat. Pada saat Asidosis respiratorik adalah keadaan yang disebabkan
rehidrasi dibutuhkan penambahan HCO3 ke dalam karena meningkatnya pCO2 dan penurunnya pH plasma
cairan intravena. Tapi sebelum menambahkan HCO3 secara cepat. Keadaan ini biasanya bukan karena penyakit
harus diukur dulu kadar K+ serum, sebab penambahan saluran cerna, tetapi bisa terjadi jika ada penyakit penyerta
HCO3 akan menyebabkan hipokalemia, sehingga seperti obstruksi jalan nafas. Pengelolaan asidosis
akan memperburuk hipokalemia jika sebelumnya respiratorik banyak ditujukan ke penyakit penyebabnya
sudah terjadi hipokalemia. Jadi pada pasien dengan tidak diperlukan pemberian alkali.
asidosis sedang sampai berat (10 sampai 15 mEq/L)
atau pH > 7.2, diperlukan koreksi dehidrasi dan Alkalosis respiratorik
kehilangan elektrolitnya agar ginjal dapat me-
ngeluarkan kelebihan H+ secara efektif. Alkalosis respiratorik adalah keadaan yang disebabkan
oleh menurunnya pCO2 karena hiperventilasi.
Penyakit saluran cerna tidak menyebabkan keadaan
Alkalosis metabolik ini kecuali disertai keadaan hiperventilasi.

Alkalosis adalah keadaan sebagai akibat dari me-


ningkatnya basa atau hilangnya asam. Keadaan ini akan Kesimpulan
mengakibatkan hipoksia, perubahan sistim syaraf
pusat, iritabel otot2 dan bisa melanjut ke kejang dan Penyakit saluran cerna merupakan penyakit yang banyak
aritmia. Gejala klinis yang sering terjadi adalah letargi, menyebabkan gangguan keseimbangan cairan dan
bingung, iritabel dan kejang. Kadang beberapa pasien elektrolit. Pada diare, muntah, kehilangan cairan
menderita nafas tersengal sebagai usaha mengurangi lambung akibat nasogastrik kehilangan cairan dan

58

You might also like