You are on page 1of 6

BAB I

DEFINISI

A. PENGERTIAN
1. Rawat Inap (opname) adalah istilah yang berarti proses perawatan pasien oleh tenaga
kesehatan profesional akibat penyakit tertentu, di mana pasien diinapkan di suatu
ruangan di rumah sakit . Ruang rawat inap adalah ruang tempat pasien dirawat.
2. Pelayanan rawat inap adalah pelayanan terhadap pasien masuk rumah sakit yang
menempati tempat tidur perawatan untuk keperluan observasi, diagnosa, terapi,
rehabilitasi medik dan atau pelayanan medik lainnya (Depkes RI, 1997 yang dikutip
dari Suryanti (2002)).

B. TUJUAN
Tujuan Umum
Rumah sakit memberikan pelayanan yang baik dan efisien terhadap pelayanan rawat inap,
baik pasien yang perlu perawatan intensif atau observasi ketat karena penyakitnya.
Tujuan Khusus
1. Untuk memudahkan pasien mendapatkan pelayanan kesehatan yang komprehensif
2. Untuk memudahkan menegakkan diagnosis pasien dan perencanaan terapi yang tepat
3. Untuk memudahkan pengobatan dan terapi yang akan dan harus didapatkan pasien
4. Untuk memudahkan pasien dalam mendapatkan berbagai jenis pemeriksaan penunjang
yang diperlukan
5. Untuk mempercepat penyembuhan penyakit pasien
6. Untuk memenuhi kebutuhan pasien sehari-hari yang berhubungan dengan penyembuhan
penyakit, termasuk pemenuhan gizi dll.

1
BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari panduan pelayanan rawat inap ini diberlakukan pada semua PPA (
Profesional Pemberi Asuhan) di Rumah Sakit Mitra Banga Pati

2
BAB II
TATALAKSANA

1. Pasien yang membutuhkan perawatan inap atas sesuai indikasi medis akan mendapatkan
surat perintah rawat inap dari dokter spesialis atau dari UGD.
2. Surat perintah rawat inap akan ditindak lanjuti dengan mendatangi bagian pendaftaran
untuk konfirmasi ruangan sesuai hak peserta atau permintaan pasien dan atau keluarga
dengan membawa KTP asli atau fotocopy sehingga peserta bisa langsung dirawat.
3. Bila ruang perawatan sesuai hak peserta penuh, maka ybs berhak dirawat 1 (satu) kelas
dibawah haknya. Selanjutnya peserta dapat pindah menempati kamar sesuai haknya dan
bila terdapat selisih biaya yang timbul maka peserta membayar selisih biaya perawatan.
4. Bila pasien membutuhkan pemeriksaan penunjang diagnostik lanjutan atau tindakan medis,
maka yang bersangkutan harus menandatangani Surat Persetujuan Tindakan Medis setiap
kali dilakukan.
5. Setiap selesai rawat inap, pasien/keluarga harus menandatangani Register Pulang Rawat
Inap dan pasien akan mendapatkan perintah untuk kontrol kembali ke spesialis yang
bersangkutan.
6. Pasien akan membawa surat perintah kontrol kembali dari dokter spesialis ke dokter PPK I
untuk mendapatkan Surat Rujukan PPK I ke dokter spesialis di RS yang ditunjuk.
7. Selanjutnya berlaku prosedur rawat jalan dokter spesialis di RS.
8. Jawaban rujukan dari dokter spesialis dapat diberikan kembali kepada dokter keluarga di
PPK I.
Para pimpinan rumah sakit bersepakat untuk memberikan proses pelayanan yang
seragam. Pasien yang masuk ke rumah sakit dan memerlukan rawat inap, harus diregrestasi
terlebih dulu. Tujuan selain untuk mendata pasien, yang lebih penting adalah untuk
menyiapkan perkembangan medis atau catatan perkembangan penyakitnya melalui file rekam
Medik. Untuk itu tiap pasien memiliki nomor rekam medik tersendiri. Sehingga jika ada
pasien yang sebelumnya sudah tercatat di rumah sakit tertentu, untuk kunjungan mereka
berikutnya cukup dengan menunjukkan nomor rekam medik melalui kartu berobat yang
diberikan sebelumnya oleh pihak rumah sakit.
Kebijakan dan prosedur memandu pemberian pelayanan yang seragam sesuai dengan
undang-undang dan peraturan yang terkait. Pada pendataan pasien ketika akan dirawat inap,
selain identitas pasien seraca lengkap penting pula untuk dicantumkan penanggungjawab,
3
yang biasanya memiliki hubungan keluarga dengan pasien, seperti orang tua, saudara atau
paman dan lain-lain. Selain penanggungjawab ini, perlu pula dipastikan identitas seorang
yang bertanggung jawab terhadap pembiayaan selama dirawat di rumah sakit. Hal ini
terutama diperlukan bagi pasien yang tidak ditanggung asuransi.
Pemberian pelayanan yang seragam memenuhi maksud dan tujuan, yaitu:
1. Akses untuk asuhan dan pengobatan, yang memadai, tidak tergantung atas kemampuan
pasien untuk membayar atau sumber pembiayaan.
2. Akses untuk asuhan dan pengobatan, serta yang memadai, yang tergantung atas hari-hari
tertentu atau waktu tertentu.
3. Ketepatan (aculty) mengenali kondisi pasien menentukan alokasi sumber daya untuk
memenuhi kebutuhan pasien.
4. Tingkat asuhan yang diberikan kepada pasien (misalnya pelayanan anestesia) sama
diseluruh rumah sakit.
5. Pasien dengan kebutuhan asuhan keperawatan yang sama menerima asuhan keperawatan
yang setingkat diseluruh rumah sakit.
Informasi umum yang wajib diketahui pasien atau keluarganya harus disampaikan saat
pendaftaran tersebut. Hak-hak apa yang didapat pasien dan kewajiban apa yang harus
dipenuhi serta aturan rumah sakit yang harus diketahui untuk dipatuhi pasien atau
keluarganya. Ketika ini pula pasien / keluarga diberikan keluasaan untuk menentukan kelas
perawatan yang dipilih. Tentu sebelumnya dijelaskan pula oleh petugas apa perbedaan pada
masing-masing kelas perawatan. Jika pasien merupakan anggota dari suatu rekanan kerja
sama dengan rumah sakit atau menjadi salah satu tanggungan asuransi kesehatan, mestinya
sudah didata sejak awal. Dan jika penderita merupakan pasien yang sudah dirujuk untuk
dilakukan tindakan medis, seperti pembedahan, informasi prakiraan pembiayaan tindakan
tersebut sudah dapat diberikan saat pasien melakukan regristrasi di tempat pendaftaran pasien
rawat inap.
Sebelum pasien diantar untuk masuk kamar perawatan, pasien akan ditempatkan dulu
di ruang tertentu, sambil menunggu kesiapan kamar yang akan ditempatinya. Terutama
ruangan ini juga biasa diperlukan untuk pasien yang menjalani preoperatif sesaat setelah
terdaftar sebagai pasien rawat inap.

4
BAB III

DOKUMENTASI

Pelayanan rawat inap di Rumah Sakit didokumentasikan dalam rekam medis pasien. Hal-hal
yang didokumenasikan antara lain:

1. Mulai dengan nama pasien dan berikan latar belakang pasien sebagai informasi dasar
kemudian berikan gambaran umum yang sesuai.

2. Pencatatan laporan secara sistematik menurut hasil kegiatan dan urutan kronologi

3. Semua tindakan medik atau prosedur kesehatan yang istimewa, misal ketuban yang
dipecahkan dengan sengaja ataupun spontan dengan jam,dan jumlahnya di
dokumentasikan dengan benar dan hati-hati.

4. Kegiatan akhir dari pendokumetasian adalah pelaporan, variasi laporan menurut tingkat
kebutuhan, misalnya :

a. Laporan shift atau timbang terima jaga

b. Laporan ini biasanya dibuat dan disampaikan pada setiap pergantian/timbang


terima jaga. Laporan ini terutama mengenai kondisi dan perkembangan pasien.
Selain itu laporan timbang terima jaga juga dapat berupa serah terima obat-
obatan. Dapat juga pelaporan mengenai peralatan yang sudah terpakai atau dalam
persediaan.

c. Laporan harian, biasa berupa jumlah pasien masuk, pasien keluar, pasien
meninggal, pasien tanggungan perusahaan, pasien BPJS dan pasien umum.

d. Laporan bulanan dan tahunan.

5
BAB IV

PENUTUP

Pelayanan rawat inap adalah pelayanan terhadap pasien masuk rumah sakit yang
menempati tempat tidur perawatan untuk keperluan observasi, diagnosa, terapi, rehabilitasi
medik dan atau pelayanan medik lainnya (Depkes RI, 1997 yang dikutip dari Suryanti
(2002)).

Panduan rawat inap ini dibuat untuk menjadi acuan bagi seluruh staf dalam melakukan
pelayanan kepada pasien Rumah Sakit . Panduan ini mencakup penjabaran tentang rawat inap
dan tatalaksananya serta pendokumentasian. Semoga dengan adanya panduan ini dapat
meningkatkan layanan yang sesuai prosedur terhadap pasien di Rumah Sakit .

You might also like