You are on page 1of 27

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA

KELUARGABINAAN Tn. SAFRI DUSUN V DESA


MANGGA KECAMATAN STABAT
TAHUN 2014

I. IDENTITAS KELUARGA
Nama Kepala Keluarga : Tn. Safri
Jenis Kelamin : Laki – laki
Umur : 42 tahun
Agama : Islam
Suku / Kebangsaan : Banjar/ Indonesia
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Wiraswasta
Status Prnikahan : Syah
- Usia Menikah : Suami 22 tahun, Istri 18 tahun
- Lama Menikah : 20 tahun
Alamat Rumah : Dusun V Desa Mangga.

II. ANGGOTA KELUARGA


N Jenis Hub.
Nama Umur Pendidikan Pekerjaan Ket
o Kelamin Keluarga
1 Jubaidah Perempuan 38 Istri SD IRT -
2 Dirza Laki - laki 18 Anak SMP Pelajar -
3 Ema Perempuan 9 Anak SD Pelajar -

III. STATUS KEMATIAN DALAM SETAHUN TERAKHIR


Tidak ada

IV. STATUS KESEHATAN KELUARGA


Data Kesehatan Ibu
1. Apakah ibu memakai alat kontrasepsi ? Ya
2. Bila ya
- Sudah berapa lama : 9 tahun
- Apa metodenya : Suntik
- Alasan memilih metode ini : Cocok
- Dimana Ibu Mendapatkannya : BPS
3. Adakah keluhan ibu selama memakai alat/obat tersebut ?
Tidak Ada

Data Kesehatan Remaja


Pengetahuan Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi
1. Apakah anda pernah mendengar tentang kesehatan reproduksi ?
Tidak pernah
2. Bila ya topiknya apa?
3. Dari siapa mendapat informasi itu?
4. Apa yang dimaksud dengan HIV/AIDS ? Tidak Tahu
Bagaimana cara penularannya : Tidak Tahu
Sikap anda terhadap penderita HIV/AIDS Tidak Tahu
5. Sebutkan penyakit – penyakit yang dapat ditularkan dengan hubungan
seksual ? HIV/AIDS
6. Sebutkan akibat bila seorang terkena penyakit menular seksual ? Tidak
Tahu
7. Cara pencegahan penyakit menular seksual adalah…
a. Tidak melakukan hubungan seksual selain dengan suami/istri
b. Minum antibiotic
c. Pakai kondom

V. FASILITAS KESEHATAN
Puskesmas
Bidan Praktek Swasta

VI. DATA LINGKU/NGAN


1. Status Rumah : Semi Permanen
2. Lantai Rumah : Semen
3. Sumber Penerangan : Listrik
4. Air Bersih : Sumur
5. Pembuangan Limbah : Dialirkan ke selokan
6. Pembuangan Tinja : WC
7. Pembuangan Sampah : Lubang sampah lalu dibakar
8. Keluarga Tidak Mempunyai : Ternak Peliharaan

VII. ANALISA DATA :


1 Tuan Safri berusia 42 tahun agama Islam, suku banjar mempunyai istri
berusia 38 tahun yang tidak menggunakan alat kontrasepsi MKJP
2 Tuan. Safri, berusia 42 tahun agama islam, suku banjar, mempunyai
remaja 18 tahun tidak mengerti tentang HIV/AIDS.
SCORING TABEL PRIORITAS MASALAH
Ibu berusia 38 tahun masih menggunakan alat kontrasepsi pil
No Kriteria Bobot Perhitungan Skor Pembenaran
1 Sifat masalah 1 3/3 x 1 1 Ancaman terhadap kegagalan
- Ancaman 2 penerimaan keadaan yang
- Tidak sehat 3 berhubungan dengan efek
- Krisis 1 samping KB
2 Kemungkinan dapat diubah 2 1/2 x 2 1 Masalah sebenarnya dapat
- Mudah 2 diubah tapi secara bertahap
- Sebahagian 1 sesuai dengan pemahaman
- Tidak dapat 0 keluarga
3 Potensi masalah dapat diubah 1 3/3 x 1 1 Masalah dapat dicegah dengan
- Tinggi 3 memberikan penyuluhan
- Cukup 2 kesehatan
- Rendah 1
4 Menonjol masalah 1 2/2 x 1 1 Ibu merasakan masalah tidak
- Berat harus ditangani 2 perlu segera tidak ditangani
- Tidak perlu ditangani 1
- Tidak dirasakan 0
Total 4

SCORING TABEL PRIORITAS MASALAH


Remaja Usia 18 tahun berpengetahuan kurang tentang HIV/AIDS
No Kriteria Bobot Perhitungan Skor Pembenaran
1 Sifat masalah 1 2/3 x 1 2/3 Ancaman kesehatan karena
- Ancaman 2 pengetahuan kurang tentang
- Tidak sehat 3 dapat menimbulkan perilaku –
- Krisis 1 perilaku yang bias menyebabkan
HIV/AIDS.
2 Kemungkinan dapat diubah 2 2/2 x 2 2 Masalah mudah diubah karena
- Mudah 2 klien bersikap terbuka dan
- Sebahagian 1 kooperatif
- Tidak dapat 0
3 Potensi masalah dapat 1 2/3 x 1 2/3 Potensi masalah dapat dicegah
diubah dengan cukup karena masih usia
- Tinggi 3 remaja mampu menerima
- Cukup 2 informasi tentang HIV/AIDS
- Rendah 1 yang diberikan
4 Menonjol masalah 1 2/2 x 1 1 Klien menganggap bahwa
- Berat harus ditangani 2 masalah pengetahuan tentang
- Tidak perlu ditangani 1 HIV/AIDS tidak perlu ditangani
- Tidak dirasakan 0
Total 4 1/3

URUTAN PERIORITAS MASALAH


Diagnosa : Ibu tidak menggunakan alat kontrasepsi MKJP
Data Dasar : Usia Ibu 38 tahun menggunakan alat kontrasepsi Pil
Masalah : Penggunaan alat kontrasepsi metode Pil usia ibu > 35 tahun
Kebutuhan : Pendidikan Kesehatan tentang MKJP

Diagnosa : Remaja dengan pengetahuan kurang tentang HIV/AIDS


Data Dasar : Usia remaja 18 tahun
Masalah : Pengetahuan kurang tentang HIV/AIDS
Kebutuhan : Pendidikan Kesehatan tentang HIV/AIDS
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU PUS YANG TIDAK
MENGGUNAKAN ALAT KONTRASEPSI MKJP

I. PENGUMPULAN DATA
A. IDENTITAS
Nama : Ny. J
Umur : 38 tahun
Suku : Banjar
Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikn : SD
Pekerjaan : IRT
Alamat : Dsn. V Desa Mangga Kecamatan Stabat

ANAMNESE
Pada tanggal : 01 Mei 2014 Pukul : 14.00 wib
1. Alasan kunjungan : Pendidikan Kesehatan tentang MKJP
2. Keluhan : Tidak ada
3. Riwayat menstruasi
- Menarche : 13 tahun
- Siklus : 28 hari, lamanya 7 hari, teratur
- Banyaknya : 2 – 3 ganti duk
- Dismenorhoe : Tidak ada
- Warna darah : Merah
- Sifat darah : Encer
4. Riwayat Perkawinan
- Kawin ke :1
- Lama Perkawinan : 20 tahun
- Status Perkawinan : Syah
5. Riwayat kehamilan yang lalu
- Lahir hidup : 2 orang
- Lahir mati :-
6. Riwayat persalinan / Abortus yang lalu
- Tanggal persalinan terakhir :
- Jenis persalinan : Normal
- Apakah sedang menyusui : Tidak
7. Riwayat KB sebelumya
- Dalam 5 tahun terakhir ini apakah sedang memakai kontrasepsi :
Suntik
8. Riwayat medis sebelumnya
- Sedang mendapat pengobatan jangka panjang : Tidak
- Saat ini sedang menderita penyakit kronis : Tidak
- Merokok dan meminum minuman keras : Tidak
9. Riwayat medis sebelum
- Tumor ginekologi : Tidak ada
- Pendarahan tanpa sebab : Tidak ada
- Opersi ginekologi yang pernah dialami : Tidak ada
10. Penyakit kelamin : Tidak ada
11. Pemeriksa Fisik
- Keadaan umum : Stabil
- Tinggi Badan : 156 cm
- Berat Badan : 60 kg
- Tekanan darah : 110 / 80 mmHg
- Pols : 84 x / i
- Pernafasan : 28 x / i
- Temp : 36,5 0
C
1. Pemeriksan fisik
- pembesaran abdomen : Tidak ada
- Pemeriksaan vagina
a. VT : Tidak ada
b. Inspekulo : Tidak ada
c. Panang uterus : Tidak ada
2. Pemeriksaan penularan ( tidak dikakukan pemeriksan )
- Haemoglobin :
- Golongan darah :
- Planotest :
3. Data psikologis

II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA, MASALAH DAN KEBUTUHAN


Diagnosa : Ny. J tidak memakai alat kontrasepi MKJP
Dasar : Umur ibu 38 tahun
Ibu menggunakan alat kontrasepsi Suntik
Masalah : Penggunaan kontrasepsi hormonal usia ibu > 35
tahun
Kebutuhan : Pendidikan kesehatan tentang jenis – jenis
kontrasepsi jangka panjang

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL


Tidak ada

IV. KEBUTUHAN AKAN TINDAKAN SEGERA / KOLABORASI


Tidak ada

V. PERENCANAAN
1 Lakukan Home Visit
2 Berikan pendidikan kesehatan mengenai kontrasepsi efektif
3 Anjuran ibu untuk memakai alat kontrasepsi MKJP

VI. PELAKSANAAN
1 Melakukan Home Visit tanggal 01 Mei 2014
2 Menjelaskan kepada ibu mengenai kontrasepsi efektif terpilih, yaitu :
a. Pengertian KB
Suatu upaya membantu PUS untuk menghilangkan kehamilan yang
tidak diinginkan, mengatur jarak kehamilan dan mengatur jumlah
anak dalam keluarga
b. Tujuan KB
- untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta keluarga
- mewujudkan keluarga kecil sejahtera
- menurunkan angka kelahiran
- menurunkan angka kematian ibu dan anak
c. Manfaat KB
- memungkinkan bagi ibu untuk menjarangkan kelahiran sehingga
dapat mengatur jumlah anak dengan jarak yang diinginkan.
- anak yang diharapkan dengan perencanaan dapat dirawat dan
diasuh dengan lebih baik.
d. Jenis kontrasepsi KB
Untuk menjadi akseptor KB, seseorang dapat memilih beberapa
macam atau jenis alat kontrasepsi yang sesuai, akan tetapi sangat
dianjurkan untuk menggunakan alat kontrasepsi jangka panjang.
Alat-alat kontrasepsi yang dimaksud adalah seperti spiral (IUD),
implant, dan operatif (tubektomi dan vasektomi).
3 Menganjurkan ibu untuk memilih dan memakai alat kontrasepsi
jangka panjang

VII. EVALUASI
1 Home visit telah dilakukan
2 Ibu telah diberikan pendidikan kesehatan.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik : Keluarga Berencana


Sub Topik : MKJP
Sasaran : Ny J
Waktu : 60 menit
Hari/Tanggl : Jumat/ 01 Mei 2014
Tempat : Kediaman Tuan. Safri
Pelaksana : Dewi Kumala Sari

I. TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM (TIU)


Setelah mengikuti penyuluhan tentang alat kontrasepsi Ibu diharapkan
memahami tentang Program Keluarga Berencana.

II. TUJUAN INTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)


Setelah diberikan penyuluhan tentang menopause diharapkan ibu dapat
mengetahui tentang:
1. Menjelas Pengertian Program Keluarga Berencana
2. Menjelaskan tujuan dan Manfaat Program Keluarga Berencana
3. Menjelaskan tentang MKJP.

III. MATERI : Terlampir

IV. KEGIATAN PENYULUHAN


a. Pendekatan : Secara komunikasi
b. Metode : Tanya Jawab dan wawancara
V. TAHAP – TAHAP PENYULUHAN
NO TAHAP KEGIATAN PENYULUHAN SASARAN WAKTU
1 Pendahuluan - Mengucapkan salam Ny. J 5 menit
- Menyebutkan topik penyuluhan
2 Pengajian - Menjelaskan pengertian Program Ny. J 35 menit
Keluarga Berencan
- Menjelaskan manfaat dan tujuan
Program KB
- Menjelaskan pengertian implant
- Menjelaskan jenis – jenis implant,
keuntungan dan kerugian implant
3 Penutup - Mengumpulkn materi penyuluhan Ny. J 20 menit
- Melakukan evaluasi melalui Tanya
jawab
- Mengucapkan salam penutup

VI. SUMBER
Saifuddin, 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. YBP – SP :
Jakarta

VII. EVALUASI
1. Prosedur : Lisan
2. Jenis : Tanya Jawab
MATERI PENYULUHAN TENTANG KELUARGA BERENCANA

a. Pengertian KB
Keluarga berencana adalah suatu upaya perencanaan kehamilan sehingga
kehamilan terjadi pada saat yang diinginkan, jarak antara kehamilan diperpanjang
pengakhiran kesuburan guna mencapai keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
b. Tujuan KB
1. Untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta keluarga
2. Mewujudkan keluarga kecil sejahtera
3. Menurunkan angka kelahiran
4. Menurunkan angka kematian ibu dan bayi
c. Manfaat KB
1. Memberikan kemungkinan bagi ibu untuk menjarangkan kehamilan
sehingga dapat mengatur jumlah anak dengan jarak yang diinginkan.
2. Anak yang diharapkan atau direncanakan mendorong untuk merawat dan
mengasuh anak dengan lebih baik lagi.
d. Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
Menurut Prawirohardjo metode kontrasepsi jangka panjang merupakan
jenis kontrasepsi yang sekali pemakaiannya dapat bertahan selam 3 tahun
sampai seumur hidup, jenis kontrasepsi ini diantaranya adalah AKDR/IUD,
implant, MOW.
Pengertian metode kontrasepsi jangka panjang menurut Hartanto yaitu
tindakan yang membantu individu atau pasangan usia subur yang sangat
efektif untuk menghindari kelahiran, mengatur interval kelahiran, dan tidak
mempengaruhi hubungan seksual.
e. Jenis – Jenis Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
1. IMPLANT
IMPLANT adalah jenis alat kontrasepsi efektif yang berupa kapsul
kecil yang mengandung hormone yang ditanamkan di bawah kulit
akseptor.
Jenis-jenis Implant
- Norplant yang terjadi atas 6 batang yang dapat di gunakan selama 5
tahun
- Implant yang terdiri dari 1 batang yang dapat digunakan selama 3
tahun
- Jadena dan Indoplant yang terdiri dari 2 batng yang dapat digunakan
selama 3 tahun
Keuntungan IMPLANT
- Efektifitas tinggi
- Perlindungan untuk pemakai dalam jangka waktu yang panjang
- Kesuburan dapat kembali dengan cepat setelah pemakaian dihentikan
- Tidak mempengaruhi hubungan sumi istri sert tidak mempengaruhi
produktif ASI
- Dapat dicabut kapan sja sesuai dengan kebutuhan akseptor
- Dapat membantu mengurangi nyeri haid
- Mencegah timbulnya kanker rahim dan rdang panggul
Kerugian Implant
- Dapat menimbulkan pendarahan berck dan darah haid banyak
- Menimbulkan keluhan peningkatan / penulan BB, nyeri kepada dan
mual
- Membutuhkan pembedaan kecil untuk pemasangan
Waktu Pemasngan Implant
- Setiap saat selama siklus haid, hari 2 – 7
- Ibu tidak sedang hamil
- Bila ibu menyusui sebelum 6 minggu dan istirahat selama 6 bulan
untuk dapat dilakukan.
2. IUD (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
IUD (Intra Uterin Device) adalah alat kecil terdiri dari bahan plastik
yang lentur yang dimasukkan ke dalam rongga rahim, yang harus
diganti jika sudah digunakan selama periode tertentu. IUD merupakan
cara kontrasepsi jangka panjang.
IUD adalah salah satu alat kontrasepsi modern yang telah dirancang
sedemikian rupa (baik bentuk, ukuran, bahan dan masa aktif fungsi
kontrasepsinya) yang diletakkan dalam cavum uteri sebagai usaha
kontrasepsi.
Jenis – Jenis AKDR
- Lippes Loops
- Cooper T
- Multi Load
- Copper 7
Cara Kerja
- Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba fallopii.
- Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri.
- IUD bekerja terutama mencegah sperma.
- Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus.
Indikasi
- Usia reproduktif
- Keadaan nullipara
- Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
- Menginginkan kontrasepsi jangka panjang
- Tidak menghendaki kontrasepsi hormonal
Kontraindikasi
- Hamil atau dicurgai hamil
- Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
- Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis)
- Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP
atau abortus septic.
- Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yang
dapat mempengaruhi kavum uteri.
- Penyakit trofoblas yang ganas
- Diketahui menderita TBC Pelvik
3. Metode Operasi Wanita
MOP adalah Oklusi tuba fallopii sehingga spermatozoa dan ovum
tidak dapat bertemu. Prosedur bedah sukarela untuk menghentikan
fertilisasi (kesuburan) seorang wanita.
Efektifitas
- Sangat efektif ( 0,5 kehamilan per 100 prempuan selama tahun
pertama penggunaan)
- Efektif 6 – 10 minggu setelah operasi.
Jenis
- Minilaparotomi
- Laparoskopi
Mekanisme kerja
Dengan mengoklusi tuba fallopi ( mengikat dan memotong atau
memasang cincin ) sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum.
Indikasi MOW
- Usia > 26 tahun
- Paritas > 2
- Yakin telah mempunyai besar keluarga yang sesuai dengan
kehendaknya.
- Pada kehamilannya akan menimbulkan risiko kesehatan yang serius.
- Pasca persalinan
- Pasca keguguran
- Paham dan secara sukarela setuju dengan prosedur ini.
Kontraindikasi
- Hamil (sudah terdeteksi atau dicurigai)
- Perdarahan pervaginal yang belum terjelaskan (hingga harus di
evaluasi)
- Infeksi sistemik atau pelvic yang akut Tidak boleh menjalani proses
pembedahan.
- Kurang pasti mengenai keinginannya untuk fertilitas di masa depan.
- Belum memberikan persetujuan tertulis.

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS


PADA REMAJA

I. PENGUMPULAN DATA
A. IDENTITAS
Nama :D
Umur : 18 tahun
Suku : Banjar
Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Dusun V Desa Mangga Kecamatan Stabat

B. ANEMNESE
Pada tanggang : 02 Mei 2014
1. Alasan kunjungan : Penyuluhan tentang HIV/AIDS
2. Keluhan : Tidak ada

C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status emosional : Stabil
2. Vital Sign
- TD : 110/80 mmHg
- Pols : 80 x/i
- RR : 24 x/i
- Temp : 37 C
- TB / BB : 168 cm / 55 kg
3. Riwayat penyakit sebelumya
- Paru – paru : tidak ada
- Sipilis : tidak ada
- Gonorhoe : tidak ada

II. INTERPRETASI DATA


Diagnosa : Remaja putra tidak mengerti tentang HIV/AIDS
Data dasar : Usia 18 tahun
Remaja tidak mampu menjelaskan HIV/AIDS
Masalah : Kurangnya pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS
Kebutuhan : Pendidikan kesehatan mengenai HIV/AIDS

III.IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL


Tidak Ada

IV. KEBUTUHAN AKAN TINDAKAN SEGERA KOLABORASI


Tidak ada

V. PERENCANAAN
1. Lakukan Home Visit
2. Berikan Pendidikan Kesehatan mengenai HIV/AIDS.

VI. PELAKSANAAN
1. Melakukan Home Visit tanggal 02 Mei 2014
2. Menjelaskan kepada remaja mengenai HIV/AIDS.

VII. EVALUASI
1. Home visit telah dilakukan.
2. Remaja sudah mengetahui tentang HIV/AIDS
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik : Kesehatan Reproduksi
Sub Topik : HIV/AIDS
Sasaran :D
Waktu : 40 menit
Hari/Tanggl : Jumat/ 02 Mei 2014
Tempat : Kediaman Tn. Safri
Pelaksana : Dewi Kumala Sari

I. TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM (TIU)


Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan remaja mampu memahami
tentang HV/AIDS

II. TUJUAN INTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)


Setelah diberikan penyuluhan tentang menopause diharapkan ibu dapat
memahami tentang :
a. Pengertian HIV/AIDS
b. Penyebab HIV/AIDS
c. Gejala HIV/AIDS
d. Pencegahan HIV/AIDS

III. MATERI : Terlampir

IV. KEGIATAN PENYULUHAN


a. Pendekatan : Secara komunikasi
b. Metode : Tanya Jawab dan wawancara
V. TAHAP – TAHAP PENYULUHAN
NO TAHAP KEGIATAN PENYULUHAN SASARAN
1 Pendahuluan - Mengucapkan salam D 5 menit
- Mengjelaskan tujuan penyuluhan
2 Penyajian - Menjelaskan pengertian D 30 menit
HIV/AIDS
- Menjelaskan tanda dan gejala
HIV/AIDS
- Menjelaskan penyebab
HIV/AIDS
3 Penutup - Menyimpulkan materi D 5 menit
penyuluhan
- Melakukan evaluasi melalui
Tanya Jawab
- Mengucapkan salam penutup

VI. SUMBER
Depkes RI . 2003. Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan. Jakarta : Departemen Kesehatan RI
_________.2009. AIDS Dan Penanggulangannya. Jakarta : Studio Driya
Media.

VII. EVALUASI
1. Prosedur : Lisan
2. Jenis : Tanya Jawab

MATERI PENYULUHAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI


a.1. Pengertian HIV/AIDS
Virus HIV adalah retrovirus yang termasuk golongan virus RNA yaitu

virus yang menggunakan RN sebagai molekul pembawa informasi genetic. Virus

HIV pertama kali ditemukan pada tahun 1983 oleh Luc Montaigner di Perancis

pada seorang pasien limfadenopati. Oleh karena itu kemudian dinamakan LAV

(Lymph Adenopathy Virus). Kemudian pada bulan Maret 1984, Robert Gallo di

Amerika Serikat menemukan virus serupa pada penderita AIDS yang kemudian

disebut HTLV-III Pada bulan Mei 1986, Komisi Taksonomi Internasional

memberi nama baru HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang sampat saat ini

resmi digunakan (Depkes RI, 2003).

Sebagai retrovirus, HIV memiliki sifat khas enzim reverse transcriptase,

yaitu enzim yang memungkinkan virus mengubah informasi genetiknya yang

dalam RNA ke dalam bentuk DNA yang kemudian diintegrasikan kedalam

informasi genetic sel limfosit yang diserang. Dengan demikian HIV dapat

memanfaatkan mekanisme sel limfosit untuk mengkopi dirinya menjadi virus

baru yang memiliki ciri – ciri HIV (Depkes RI, 2003).

HIV dapat ditemukan dan diisolasikan dari sel limfosit T, lomfosit B, sel

makrofag (diotak dan paru) dan berbagai cairan tubuh. Akan tetapi sampai saat

ini hanya darah dan sperma yang jelas terbukti sebagai sumber penularan serta

ASI yang mampu menularkan HIV dari ibu ke bayinya (Depkes RI, 2003).

Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah istilah yang berlaku

untuk tahap paling maju dari infeksi HIV. Hal ini didefinisikan oleh terjadinya

salah satu dari lebih dari 20 infeksi oportunistik atau kanker terkait HIV (WHO,

2011).
a.2. Penyebab HIV/AIDS
f. Seksual

Penularan melalui hubungan heteroseksual adalah yang paling

dominan dari semua cara penularan. Penularan melalui hubungan

seksual dapat terjadi selama senggama laki-laki dengan perempuan

atau laki-laki dengan laki-laki. Senggama berarti kontak seksual

dengan penetrasi vaginal, anal (anus), oral (mulut) antara dua individu.

Resiko tertinggi adalah penetrasi vaginal atau anal yang tak terlindung

dari individu yang terinfeksi HIV.

b. Melalui transfusi darah atau produk darah yang sudah tercemar dengan

virus HIV.

c. Melalui jarum suntik atau alat kesehatan lain yang ditusukkan atau

tertusuk ke dalam tubuh yang terkontaminasi dengan virus HIV, seperti

jarum tato atau pada pengguna narkotik suntik secara bergantian. Bisa

juga terjadi ketika melakukan prosedur tindakan medik ataupun terjadi

sebagai kecelakaan kerja (tidak sengaja) bagi petugas kesehatan.

d. Melalui silet atau pisau, pencukur jenggot secara bergantian

hendaknya dihindarkan karena dapat menularkan virus HIV kecuali

benda-benda tersebut disterilkan sepenuhnya sebelum digunakan.

e. Melalui transplantasi organ pengidap HIV

f. Penularan dari ibu ke anak

Kebanyakan infeksi HIV pada anak didapat dari ibunya saat ia

dikandung, dilahirkan dan sesudah lahir melalui ASI.

g. Penularan HIV melalui pekerjaan: Pekerja kesehatan dan petugas

laboratorium. Terdapat resiko penularan melalui pekerjaaan yang kecil


namun defenitif, yaitu pekerja kesehatan, petugas laboratorium, dan

orang lain yang bekerja dengan spesimen/bahan terinfeksi HIV,

terutama bila menggunakan benda tajam (KPA, 2007).

1.3. Gejala – Gejala HIV/AIDS


Menurut Mayo Foundation for Medical Education and Research

(MFMER) (2008), gejala klinis dari HIV/AIDS dibagi atas beberapa fase.

a. Fase awal

Pada awal infeksi, mungkin tidak akan ditemukan gejala dan tanda-

tanda infeksi. Tapi kadang-kadang ditemukan gejala mirip flu seperti

demam, sakit kepala, sakit tenggorokan, ruam dan pembengkakan

kelenjar getah bening. Walaupun tidak mempunyai gejala infeksi,

penderita HIV/AIDS dapat menularkan virus kepada orang lain.

b. Fase lanjut

Penderita akan tetap bebas dari gejala infeksi selama 8 atau 9 tahun

atau lebih. Tetapi seiring dengan perkembangan virus dan

penghancuran sel imun tubuh, penderita HIV/AIDS akan mulai

memperlihatkan gejala yang kronis seperti pembesaran kelenjar getah

bening (sering merupakan gejala yang khas), diare, berat badan

menurun, demam, batuk dan pernafasan pendek.

c. Fase akhir

Selama fase akhir dari HIV, yang terjadi sekitar 10 tahun atau lebih

setelah terinfeksi, gejala yang lebih berat mulai timbul dan infeksi

tersebut akan berakhir pada penyakit yang disebut AIDS.


1.4. Pencegahan HIV/AIDS
Dalam upaya menurunkan risiko teinfeksi HIV berbagai Organisasi Dunia

termasuk Indonesia menganjurkan pencegahan melalui pendekatan ABCD, yaitu

1. A atau Abstinence, yaitu menunda kegiatan seksual, tidak melakukan

kegiatan seksual sebelum menikah.


2. B atau Be faithful, yaitu saling setia pada pasangan yang sudah

menikah
3. C atau Condom, yaitu menggunakan kondom bagi orang yang

berperilaku seks bebas/berisiko.


4. D atau Drugs yaitu tidak menggunakan narkotika terutama yang

berbentuk suntikan yang dapat digunakan secara bergantian.


KUNJUNGAN RUMAH KELUARGA BINAAN Tn. SAFRI
Hari/ Sasaran Materi Hasil Tanda
Tanggal Kunjungan Kunjungan Tangan
Kamis Ny. J - Menjelaskan tujuan - Keluarga
01 Mei 2014 dari keluarga binaan bersedia untuk
- Meminta persetujuan dijadikan
kepada keluarga untuk Keluarga
dijadikan Keluarga Binaan
binaan
Jumat Ny. J - Memberikan Keluarga - Ibu
02 Mei 2014 Berencana dan MKJP mendengarkan
pendidikan
kesehatan yang
diberikan
Sabtu Ny. J - Mengevaluasi - Ibu mampu
03 Mei 2014 pendidikan kesehatan menjawab
yang telah diberikan semua
dengan cara pertanyaan
mengajukan beberapa
pertanyaan tentang
KB dan MKJP
KUNJUNGAN RUMAH KELUARGA BINAAN Tn. SAFRI

Hari/ Sasaran Materi Hasil Tanda


Tanggal Kunjungan Kunjungan Tangan
Kamis D - Menjelaskan tujuan - Keluarga
01 Mei 2014 dari keluarga binaan bersedia untuk
- Meminta persetujuan dijadikan
kepada keluarga untuk Keluarga
dijadikan Keluarga Binaan
binaan
Jumat D - Memberikan - M.A
02 Mei 2014 Pendidikan Kesehatan mendengarkan
tentang HIV/AIDS pendidikan
kesehatan yang
diberikan
Sabtu D - Mengevaluasi - DP mampu
03 Mei 2014 pendidikan kesehatan menjawab
yang telah diberikan semua
dengan cara pertanyaan
mengajukan beberapa
pertanyaan
HIV/AIDS

You might also like