Professional Documents
Culture Documents
Indikasi
1. Dilakukan pada bayi dan anak yang mengalami sumbatan jalan napas.
2. Dilakukan pada bayi dan anak yang tidak bernapas/apnu.
3. Dilakukan pada bayi dan anak yang mengalami henti jantung.
Urutan tindakan
Gambar. 1.11 Algoritma pertolongan hidup pediatrik dasar bagi orang yang berkewajiban
menolong.
Urutan berikut adalah harus diikuti oleh mereka yang berkewajiban memberikan bantuan pada
keadaan darurat pediatrik (biasanya tim kesehatan profesional)
(Gambar 1.11).
Baik pada bayi dan anak-anak, jika anda memiliki kesulitan untuk memberikan nafas yang
efektif, jalan nafas mungkin mengalami obstruksi:
Buka mulut anak dan hilangkan setiap obstruksi yang terlihat. Jangan melakukan sapuan jari
buta.
Pastikan bahwa posisi kepala mendongak dan dagu terangkat dalam keadaan memadai tetapi
juga leher tidak dalam keadaan ekstensi berlebihan.
Jika kepala mendongak dan dagu terangkat belum membuka jalan nafas, cobalah metode
mendorong rahang.
Berikan lima kali upaya untuk memberikan bantuan nafas yang efektif, jika masih tidak
berhasil, lanjutkan ke kompresi dada.
6. Penilaian sirkulasi anak dalam waktu tidak lebih dari 10 detik dengan cara:
• Perhatikan ada tidaknya tanda-tanda kehidupan- termasuk setiap pergerakan, batuk atau
pernafasan normal (nafas tidak normal atau jarang, nafas tidak teratur).
Jika anda memeriksa denyut nadi, pastikan tidak lebih dari 10 detik.
Pada anak berusia lebih dari 1 tahun- periksa denyut arteri karotis pada leher.
Pada bayi- periksa denyut arteri brakialis pada bagian medial lengan atas.
Denyut arteri femoralis di daerah selangkangan, yang terletak di pertengahan antara spina iliaka
anterior superior dan simfisis pubis, juga dapat digunakan pada bayi dan anak-anak.
7. a. Jika anda yakin bahwa anda dapat mendeteksi tanda-tanda kehidupan dalam 10 detik:
• Lanjutkan bantuan pernafasan jika dibutuhkan, sampai anak mulai bernafas efektif sendiri.
• Atur posisi anak ke samping (ke posisi pemulihan) jika dia tetap sadar.
• Nilai kembali keadaan anak sesering mungkin.
7. b. Jika tidak ada tanda-tanda kehidupan, kecuali anda PASTIKAN bahwa anda dapat
memeriksa denyut nadi lebih dari 60 denyut/min dalam waktu 10 detik:
• Mulai kompresi dada.
• Kombinasikan bantuan pernafasan dan kompresi dada:
Kompresi dada
1. Untuk semua anak, kompresi dilakukan pada bagian bawah sternum.
2. Cari prosesus xiphoideus dengan mencari sudut dimana tulang rusuk terendah bergabung di
tengah.
3. Kompresi lebarnya satu jari di atas tulang dada ini,
4. Kompresi harus cukup untuk menekan tulang dada, setidaknya sepertiga diameter antero-
posterior dinding dada.
5. "Dorong keras dan cepat".
6. Lepaskan tekanan sepenuhnya dan ulangi pada kecepatan minimal l00 kali/menit (tetapi tidak
lebih dari 120 kali/menit).
7. Setelah 15 kompresi, dongakkan kepala, angkat dagu, dan berikan dua bantuan nafas yang
efektif. Lanjutkan kompresi dan nafas dalam rasio 15:2.
Posisi pemulihan
Seorang anak yang sadar dengan jalan nafas baik, dan bernafas normal, sebaiknya diatur ke
posisi pemulihan. Posisi pemulihan untuk orang dewasa dapat digunakan pada anak-anak.
Tabel 1. 2
Batuk efeketif
Menangis atau respon verbal terhadap pertanyaan
Batuk keras
Dapat bernafas sebelum batuk
Berespon dengan baik
Gambar 1.12. Algoritme obstruksi benda asing jalan nafas pediatrik.
Tabung trakea uncuffed telah digunakan pada anak-anak hingga usia 8 tahun, tetapi tube cuffed
mungkin menawarkan keuntungan pada keadaan tertentu. Misalnya pada keadaan compliance
paru-paru buruk, tingginya resistensi saluran nafas atau jika terdapat kebocoran udara yang
banyak pada glotis. Penggunaan tube cuffed juga membuat kemungkinan ukuran tube yang
benar akan dipilih pada upaya pertama. Namun tekanan cuff yang berlebihan dapat
menyebabkan kerusakan iskemik pada jaringan sekitar laring dan stenosis, tekanan inflasi dalam
cuff harus dipantau dan dijaga kurang dari 25 cmH2O.
Penilaian posisi tube trakea yang benar dengan cara:
• pengamatan dengan laringoskop terhadap tube yang melewati pita suara,
• deteksi end-tidal CO2 jika anak memiliki ritme perfusi (ini juga dapat dilihat dengan RKP yang
efektif, tetapi tidak benar-benar dapat diandalkan)
• pengamatan gerakan dinding dada yang simetris selama ventilasi tekanan positif;
• pengamatan adanya kabut di tube selama fase ekspirasi ventilasi;
• adanya distensi lambung;
• udara masuk yang terdengar sama pada auskultasi bilateral di aksila dan apeks dada;
• tidak adanya udara masuk ke dalam lambung pada saat auskultasi;
• perbaikan atau stabilisasi SPO2 dalam kisaran yang diharapkan (tanda tertunda!);
• Denyut jantung bergerak lebih dekat dengan kisaran nilai- yang diharapkan berdasarkan usia
(atau tetap dalam kisaran normal) (tanda tertunda!).
Pernafasan.
• Berikan oksigen pada konsentrasi tertinggi (mis. 100%) selama resusitasi awal.
• Setelah sirkulasi dipulihkan, berikan oksigen yang cukup untuk mempertahankan saturasi
oksigen arteri (SAO2) pada kisaran 94-98%.
• Hiperventilasi menyebabkan peningkatan tekanan intra torakal, penurunan perfusi otak dan
koroner, dan angka kelangsungan hidup yang rendah baik pada hewan maupn orang dewasa.
• Setelah jalan nafas terjamin dengan intubasi trakea, lanjutkan dengan ventilasi tekanan positif
pada kecepatan 10-12 nafas /menit tanpa mengganggu kompresi dada.
• Pemantauan end-tidal CO2 (ETCO2) dengan detektor kolorimetri atau capnometer dapat
memastikan penempatan tube trakea pada anak dengan berat lebih dari 2 kg, dan dapat
digunakan pada perawatan pra dan di dalam rumah sakit, serta selama transport anak.
• Evaluasi klinis dari saturasi oksigen darah arteri (SAO2) tidak dapat diandalkan, karena itu
pemantauan saturasi oksigen perifer anak secara kontinyu dilakukan dengan menggunakan pulse
oximetry (SPO2).
Sirkulasi
• Pasang monitoring jantung [first line-pulse oximetry (SpO2), ECG dan non-invasive blood
pressure (NIBP)].
• Memperoleh akses vaskular. Dapat berupa IV perifer atau kanulasi IO. Jika telah terpasang,
kateter intravena sentral harus digunakan.
• Berikan cairan bolus (20 ml /kg) dan atau obat-obatan (misalnya , inotropik, vasopressors, anti-
aritmia) sesuai kebutuhan.
• Cairan kristaloid isotonik direkomendasikan sebagai cairan resusitasi awal pada bayi dan anak-
anak dengan semua jenis syok, termasuk syok septik
• Menilai dan menilai ulang anak kontinyu, dimulai setiap kali dengan jalan nafas sebelum
melanjutkan ke pernafasan dan kemudian sirkulasi.
• Selama perawatan, kapnografi, monitoring tekanan darah arteri invasif, analisis gas darah,
monitoring curah jantung, echokardiografi, dan saturasi oksigen vena sentral (ScvO2) mungkin
berguna untuk memandu pengelolaan gagal nafas dan atau gagal sirkulasi.
Akses vaskular.
Akses vena dapat sulit untuk diperoleh selama resusitasi bayi atau anak: jika upaya mendapatkan
akses IV tidak berhasil setelah satu menit, masukkan jarum IO sebagai gantinya. Untuk ute
pemberian obat, akses intraosseous atau IV adalah yang banyak dipilih dibanding via trakea.
Adrenalin.
Dosis adrenalin IV / IO yang direkomendasikan pada anak-anak untuk dosis awal dan dosis
selanjutnya adalah 10 µg /kg.. Dosis tunggal maksimum adalah 1 mg. Jika perlu, dapat diberikan
adrenalin dosis lanjutan setiap 3-5 menit. Adrenalin intratrakeal tidak lagi dianjurkan tetapi jika
rute ini digunakan, dosisnya adalah sepuluh kali ini (100 µg /kg).
Non-shockable—asystole, PEA
• Berikan adrenalin IV atau IO (10 µg /kg) dan ulangi setiap 3-5 menit.
• Identifikasi dan obati penyebab reversibel (4HS & 4TS).
Shockable—VF/pulseless VT
Usha defibrilasi segera (4J/kg):
• Charge defibrilator, sementara penolong lain terus melakukan kompresi dada.
• Setelah defibrilator charged, hentikan sementara kompresi dada, pastikan bahwa semua
penolong menjauh dari pasien. Minimalkan penundaan antara penghentian kompresi dada dan
pemberian kejutan listrik- bahkan keterlambatan 5-10 detik akan mengurangi kemungkinan
keberhasilan kejutan listrik.
• Berikan satu kejutan listrik.
• Lanjutkan RKP sesegera mungkin tanpa menilai kembali irama jantung.
• Setelah 2 menit, periksa sebentar ritme jantung pada monitor
• Berikan kejutan listrik kedua (4J/kg) jika masih VF / VT tanpa nadi
• Berikan RKP selama 2 menit secepat mungkin tanpa menilai kembali irama jantung.
• Berhenti sebentar untuk menilai irama jantung, jika masih VF / VT tanpa nadi, berikan kejutan
listrik ketiga sebesar 4J/kg.
Aritmia
Aritmia tidak stabil.
Periksa tanda-tanda kehidupan dan denyut nadi utama dari setiap anak dengan aritmia, jika tidak
ada tanda-tanda kehidupan, perlakukan sebagai cardiopulmonary arrest. Jika anak mengalami
tanda-tanda kehidupan dan terdapat denyut nadi utama, evaluasi status hemodinamik. Setiap kali
status hemodinamik terganggu, maka langkah pertama adalah:
1. Buka jalan nafas.
2. Berikan bantuan oksigen dan ventilasi jika diperlukan.
4. Pasang monitor EKG atau defibrilator dan nilai ritme jantung.
5. Evaluasi apakah ritme lambat atau cepat untuk usia anak.
6. Evaluasi apakah ritme teratur atau tidak teratur.
7. Ukur kompleks QRS (kompleks sempit: durasi < 0,8 detik, kompleks memanjang: durasi > 0,8
detik).
8. Pilihan pengobatan tergantung pada stabilitas hemodinamik anak.
Bradikardia
• Umumnya disebabkan oleh hipoksia, asidosis, dan atau hipotensi berat, ini dapat berkembang
menjadi cardiopulmonary arrest.
• Berikan oksigen 100%, dan ventilasi tekanan positif jika diperlukan, untuk setiap anak yang
mengalami bradiaritmia dan kegagalan sirkulasi.
• Jika seorang anak dengan perfusi buruk memiliki denyut jantung <60 denyut /menit, dan tidak
berespon dengan cepat terhadap ventilasi dengan oksigen, mulai kompresi dada dan berikan
adrenalin.
• Jika bradikardia disebabkan oleh stimulasi vagal (misalnya setelah pemasangan selang
nasogastrik), atropin mungkin efektif.
• Alat pacu jantung (baik transvenous atau eksternal) umumnya tidak berguna selama resusitasi.
Alat ini dapat dipertimbangkan pada kasus AV blok atau disfungsi sinus node tidak berespon
terhadap oksigenasi, ventilasi, kompresi dada dan obat lain, alat pacu jantung tidak efektif pada
asistol atau aritmia yang disebabkan oleh hipoksia atau iskemia.
SVT
• Manuver vagal (valsava atau refleks menyelam) pada anak-anak dengan hemodinamik stabil.
• Ini juga dapat digunakan pada anak-anak dengan hemodinamik tidak stabil, tetapi hanya jika
hal ini tidak mengganggu pemberian obat-obatan (misalnya , Adenosin) atau kardioversi listrik.
• Jika anak tidak stabil dengan penurunan tingkat kesadaran, upayakan kardioversi listrik yang
disinkronkan dengan segera.
• Kardioversi listrik (disinkronkan dengan gelombang R) juga diindikasikan jika akses vaskular
tidak tersedia, atau ketika adenosin gagal untuk mengubah irama jantung.
• Jumlah energi pertama untuk kardioversi listrik SVT adalah 0,5-1 J/kg dan dosis kedua adalah
2 J/kg.
Aritmia stabil.
• Pertahankan jalan nafas anak, pernafasan dan sirkulasi, hubungi ahli sebelum memulai terapi.
• Tergantung pada presentasi klinis, riwayat penyakit dan diagnosis EKG, seorang anak dengan
takikardia stabil, kompleks QRS melebar, dapat ditangani sebagai SVT dan diberikan manuver
vagal atau adenosin. Amiodarone dapat dianggap sebagai pilihan pengobatan jika hal ini gagal
atau jika diagnosis VT dikonfirmasi pada EKG.