You are on page 1of 5

DEMAM DENGUE DAN DEMAM BERDARAH

DENGUE
No.Dokumen : SOP/178/UKP-NGT
No.Revisi :
SOP
Tanggal terbit : 23 Mei 2018
Halaman :
PUSKESMAS YUPITA
NANGA NIP.19670703
TAYAP 1989012 003

1. Pengertian Demam Dengue dan Demam Berdarah Dengue adalah penyakit


infeksi yang disebabkan oleh virus Dengue. Virus Dengue memiliki
4 jenis serotype: DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4. Infeksi salah
satu serotype akan menimbulkan antibody terhadap serotype
yang bersangkutan, namun tidak untuk serotype lainnya, sehingga
seseorang dapat terinfeksi demam Dengue 4 kali selama hidupnya.
Indonesia merupakan Negara yang endemis untuk Demam Dengue
maupun Demam Berdarah Dengue.
ICD X : A90 Dengue fever; A91 Dengue haemorrhagic fever
Tingkat kemampuan : 4A
1. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam menentukan diagnosis dan
penatalaksanaan demam dengue dan demam berdarah dengue
2. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas No. 30/KAPUS/IV/2018
Tentang Penetapan Dokumen Esternal Yang Menjadi Acuan Dalam
Penyusunan Standar Pelayanan Klinis
3. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Hk.02.02/Menkes/514/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi
Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
4. Prosedur 1. Petugas menerima pasien
2. Petugas melakukan anamnesa keluhan pasien yang disesuaikan
dengan gejala demam dengue dan demam berdarah
dengue(dengan atau tanpa perdarahan): demam bifasik akut 2-
7 hari, nyeri kepala, nyeri retroorbital, mialgia/atralgia,
ruam, gusi berdarah, mimisan, nyeri perut, mual/muntah,
hematemesis dan dapat juga melena.
Faktor resiko:
a. Tinggal di daerah endemis dan padat penduduknya.
b. Pada musim panas (28-32 0C) dan kelembaban tinggi.
c. Sekitar rumah banyak genangan air.
3. Petugas melakukan pemeriksaan vital sign yang diperlukan.
4. Petugas melakukan pemeriksaan fisik sebagai berikut:
Tanda patognomonik untuk demam dengue:
a. Suhu Suhu > 37,5 derajat celcius
b. Ptekie, ekimosis, purpura
c. Perdarahan mukosa
d. Rumple Leed (+)
Tanda Patognomonis untuk demam berdarah dengue:
a. Suhu Suhu > 37,5 derajat celcius
b. Ptekie, ekimosis, purpura
c. Perdarahan mukosa
d. Rumple Leed (+)
e. Hepatomegali
f. Splenomegali
g. Untuk mengetahui terjadi kebocoran plasma, diperiksa
tanda-tanda efusi pleura dan asites
h. Hematemesis atau melena
Pemeriksaan penunjang:
a. Leukosit: leukopenia cenderung pada demam dengue
b. Adanya bukti kebocoran plasma yang disebabkan oleh
peningkatan permeabilitas pembuluh darah pada Demam
Berdarah Dengue dengan manifestasi peningkatan
hematokrit diatas 20% dibandingkan standard sesuai usia
dan jenis kelamin dan atau menurun dibandingkan nilai
hematokrit sebelumnya > 20% setelah pemberian terapi
cairan.
c. Trombositopenia (Trombosit <100.000/ml) ditemukan
pada Demam Berdarah Dengue
5. Petugas menegakkan diagnosis berdasarkan Kriteria WHO,
diagnosis DBD ditegakkan bila semua hal dibawah ini
terpenuhi:
a. Demam atau riwayat demam akut, antara 2-7 hari,
biasanya bifasik/pola pelana
b. Terdapat minimal satu dari manifestasi perdarahan berikut:
i. Uji bendung positif
ii. Petekie, ekimosis atau purpura
iii. Perdarahan mukosa atau perdarahan dari tempat lain
iv. Hematemesis atau melena
c. Trombositopenia (jumlah trombosit <100.000/ul)
d. Terdapat minimal satu tanda-tanda kebocoran plasma
sebagai berikut:
i. Peningkatan hematokrit >20% dibandingkan standard
sesuai dengan umur dan jenis kelamin
ii. Penurunan hematokrit >20% setelah mendapat
terapi cairan, dibandingkan dengan nilai hematokrit
sebelumnya
iii. Tanda kebocoran plasma seperti efusi pleura,
asistes atau hipoproteinemia
Derajat DBD diklasifikasikan dalam 4 derajat (pada setiap
derajat sudah ditemukan trombositopenia dan
hemokonsentrasi) berdasarkan klassifikasi WHO 1997:
a. Derajat I : Demam disertai gejala konstitusional yang tidak
khas dan satu-satunya manifestasi perdarahan ialah uji
bendung.
b. Derajat II : Seperti derajat I namun disertai perdarahan
spontan di kulit dan atau perdarahan lain.
c. Derajat III : Didapatkan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi
cepat dan lambat, tekanan nadi menurun (20mmHg atau
kurang) atau hipotensi, sianosis di sekitar mulut, kulit dingin
dan lembab.
d. Derajat IV : Syok berat, nadi tak teraba, tekanan darah tak
terukur.
Diagnosis banding yaitu Demam karena infeksi virus ( influenza,
chikungunya, dan lain-lain) dan demam tifoid.
6. Petugas melakukan penatalaksanaan yaitu:
a. Terapi simptomatik dengan analgetik antipiretik
(Parasetamol 3 x 500 mg)
b. Pemeliharaan volume cairan sirkulasi
c. Alur penanganan pasien dengan demam dengue/demam
berdarah dengue, yaitu:
Pemeriksaan Kadar Trombosit dan Hematokrit secara serial.
7. Petugas memberikan konseling dan edukasi berupa:
- Prinsip konseling pada demam berdarah dengue adalah
memberikan pengertian kepada pasien dan keluarganya
tentang perjalanan penyakit dan tata laksananya, sehingga
pasien dapat mengerti bahwa tidak ada obat/medikamentosa
untuk penanganan DBD, terapi hanya bersifat suportif dan
mencegah perburukan penyakit. Penyakit akan sembuh
sesuai dengan perjalanan alamiah penyakit.
- Modifikasi gaya hidup: Melakukan kegiatan 3M menguras,
mengubur, menutup. Meningkatkan daya tahan tubuh
dengan mengkonsumsi makanan bergizi dan melakukan
olahraga secara rutin.
8. Petugas melakukan rujukan ke pelayanan kesehatan yang lebih
tinggi (Rumah Sakit) apabila Terjadi perdarahan masif
(hematemesis, melena), Dengan pemberian cairan kristaloid
sampai dosis 15 ml/kg/ jam kondisi belum membaik, Terjadi
komplikasi atau keadaan klinis yang tidak lazim, seperti
kejang, penurunan kesadaran, dan lainnya.
9. Petugas mendokumentasikan semua hasil anamnesa,
pemeriksaan fisik, diagnosa dan penatalaksanaan yang telah
dilakukan dalam rekam medis pasien.
10. Petugas menyerahkan rekam medis ke petugas rekam medis.
11. Unit 1. Pendaftaran dan Rekam Medis
Terkait 2. Poli Umum
3. IGD
4. Rawat inap
5. Apotek

You might also like