You are on page 1of 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Yang maha kuasa. bahwa penulis telah
menyelesaikan tugas kuliah dalam bentuk makalah.

Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis
hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini
tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-
kendala yang penulis hadapi teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima
kasih kepada :

1. Dosen mata kuliah GIZI DALAM KEPERAWATAN yang telah memberikan


tugas, petunjuk, kepada penulis sehingga penulis termotivasi dan menyelesaikan
tugas ini.
2. Orang tua yang telah turut membantu, membimbing, dan mengatasi berbagai
kesulitan sehingga tugas ini selesai.

Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak
yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat
tercapai, Amin.

Penyusun

Tely Ayu Safitri

1
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Masa remaja merupakan p eriode dari pertumbuhan dan proses kematangan


manusia, pada masa ini terjadi perubahan yang sangat unik dan berkelanjutan.
Perubahan fisik karena pertumbuhan yang terjadi akan mempengaruhi status
kesehatan dan gizinya. Ketidakseimbangan antara asupan kebutuhan atau
kecukupan akan menimbulkan masalah gizi, baik itu berupa masalah gizi lebih
maupun gizi kurang.

Status gizi dapat ditentukan melalui pemeriksaan laboratorium maupun secara


antropometri. Kekurangan kadar hemoglobin atau anemi ditentukan dengan
pemeriksaan darah. Antropometri merupakan cara penentuan status gizi yang paling
mudah dan murah. Indeks Massa Tubuh (IMT) direkomendasikan sebagai indikator
yang baik untuk menentukan status gizi remaja.

Masalah gizi pada remaja akan berdampak negatif pada tingkat kesehatan
masyarakat, misalnya penurunan konsentrasi belajar, risiko melahirkan bayi dengan
BBLR, penurunan kesegaran jasmani. Banyak penelitian telah menunjukkan
kelompok remaja mengalami banyak masalah gizi. Masalah gizi tersebut antara lain
Anemi dan IMT kurang dari batas normal atau kurus. Prevalensi anemi berkisar
antara 40%, sedangkan prevalensi remaja dengan IMT kurus berkisar antara 30%.
Banyak faktor yang menyebabkan masalah ini. Dengan mengetahui faktor-faktor
penyebab yang mempengaruhi masalah gizi tersebut membantu upaya
penanggulangannya dan lebih terpengaruh dan terfokus.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja masalah gizi pada remaja ?
2. Apa yang menyebabkan masalah gizi pada remaja bisa terjadi ?
3. Bagaimana pola makan dan kebutuhan energi pada masa remaja ?
4. Bagaimana cara mengatasi supaya masalah gizi pada remaja tidak terjadi ?

C. Tujuan Penulisan Makalah


1. Mendeskripsikan tentang masalah gizi pada remaja.
2. Mendeskripsikan tentang penyebab masalah gizi pada remaja bisa terjadi.
3. Mendeskripsikan pola makan dan kebutuhan energi pada masa remaja.
4. Mendeskripsikan tentang cara mengatasi supaya masalah gizi pada remaja tidak
terjadi.

2
D. Manfaat Penulisan Makalah
a. Bagi Penulis

Membantu penulis mengetahui dan memahami secara mendalam tentang


kebutuhan gizi remaja.

b. Bagi Remaja

Membantu remaja untuk mengetahui betapa pentingnya pemenuhan gizi dalam


kehidupannya sehari-hari.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Masalah Gizi pada Remaja


1. Obesitas

Walaupun kebutuhan energi dan zat-zat gizi lebih besar pada remaja
daripada dewasa, tetapi ada sebagian remaja yang makannya terlalu banyak
melebihi kebutuhannya sehingga menjadi gemuk. Aktif berolah raga dan
melakukan pengaturan makan adalah cara untuk menurunkan berat badan.
Diet tinggi serat sangat sesuai untuk para remaja yang sedang melakukan
penurunan berat badan. Pada umumnya makanan yang serat tinggi
mengandung sedikit energi, dengan demikian dapat membantu menurunkan
berat badan, disamping itu serat dapat menimbulkan rasa kenyang sehingga
dapat menghindari ngemil makanan/kue-kue.

2. Kurang energi kronis

Pada remaja badan kurus atau disebut Kurang Energi Kronis tidak selalu
berupa akibat terlalu banyak olah raga atau aktivitas fisik. Pada umumnya
adalah karena makan terlalu sedikit. Remaja perempuan yang menurunkan
berat badan secara drastis erat hubungannya dengan faktor emosional
seperti takut gemuk seperti ibunya atau dipandang lawan jenis kurang seksi.

3. Anemia

Anemia karena kurang zat besi adalah masalah yang paling umum
dijumpai terutama pada perempuan. Zat besi diperlukan untuk membentuk
sel-sel darah merah, dikonversi menjadi hemoglobin, beredar ke seluruh
jaringan tubuh, berfungsi sebagai pembawa oksigen. Remaja perempuan
membutuhkan lebih banyak zat besi daripada laki-laki. Agar zat besi yang
diabsorbsi lebih bany ak tersedia oleh tubuh, maka diperlukan bahan
makanan yang berkualitas tinggi. Seperti pada daging, hati, ikan, ayam,
selain itu bahan maknan yang tinggi vitamin C membantu penyerapan zat
besi.

4
B. Penyebab Masalah Gizi pada Remaja

Pada usia sekolah, anak banyak mengikuti aktivitas, fisik maupun mental,
seperti bermain, belajar, berolah raga. Zat gizi akan membantu meningkatkan
kesehatan tubuh anak, sehingga sistem pertahanan tubuhnya pun baik dan tidak
mudah terserang penyakit. Umumnya orangtua kurang memperhatikan kegiatan
makan anaknya lagi. Mereka beranggapan bahwa anak seusia ini sudah tahu
kapan ia harus makan. Di samping itu, anak mulai banyak melakukan kegiatan di
luar rumah, sehingga agak sulit mengawasi jenis makanan apa saja yang
mereka makan.

Anak usia sekolah membutuhkan lebih banyak energi dan zat gizi dibanding
anak balita. Diperlukan tambahan energi, protein, kalsium, fluor, zat besi, sebab
pertumbuhan sedang pesat dan aktivitas kian bertambah. Untuk memenuhi
kebutuhan energi dan zat gizi, anak seusia ini membutuhkan 5 kali waktu makan,
yaitu makan pagi (sarapan), makan siang, makan malam, dan 2 kali makan
selingan. Perlu ditekankan pentingnya sarapan supaya dapat berpikir dengan
baik dan menghindari hipoglikemi. Bila jajan harus diperhatikan kebersihan
makanan supaya tidak tertular penyakit tifoid, disentri, dan lain-lain. Anak remaja
putri sudah mulai haid, sehingga diperlukan tambahan zat besi.

C. Pola Makan dan Kebutuhan Energi pada Masa Remaja


 Pola Makan Masa Remaja :
1) Pengalaman baru, kegembiraan di sekolah, rasa takut terlambat sekolah.
Mengakibatkan anak sering menyimpang dari kebiasaan makannya.
2) Anak lebih aktif memilih makanan yang disukainya.
3) Anak yang memiliki aktifitas tinggi di luar rumah cenderung melupakan waktu
makan.
4) Masa remaja merupakan masa adoloseence growth spurt ( butuh zat gizi
yang relative tinggi ).
5)
 Kebutuhan Energi untuk Remaja :
1) Putra

Usia 16 tahun memerlukan energi 3.470 kkal

Usia 16-19 tahun menurun menjadi 2.900 kkal

2) Putri

Usia 12 tahun memerlukan energy 2.550 kkal

Usia 18 tahun menurun menjadi 2.200 kkal

5
3) Perhitungan sederhana untuk kebutuhan energi pada remaja

Wanita = BBI x 25 kal

Pria = BBI x 30 kal

BI = ( TB – 100 ) – 10% ( TB-100)

4) Penilaian status gizi untuk usia < 18 tahun

Status gizi = BB/BBI x 100 %

Untuk yang status gizinya kurang dari 90% berarti underweight, untuk yang status
gizinya diantara 90%-100% berarti normal, antara 100%-120% berarti overweight,
dan yang lebih dari 120% berarti obesitas.

 Perilaku Konsumsi Gizi yang Salah pada Remaja Sekolah

Ketidak tahuan akan gizi yang benar pada usia remaja taupun sekolah,
menyebabkan remaja tersebut sering berperilaku konsumsi gizi yang salah.
berikut beberapa perilaku konsumsi gizi yang salah pada remaja/anak sekolah:

1. Tidak Mengonsumsi Menu Gizi Seimbang

Kebiasaan remaja dan anak yang susah makan, ini biasanya hanya gemar
pada makanan seperti mie, padahal jelas mie goreng itu hanya mengandung
karbohidrat dan lemak saja. tidak ada sumber protein, vitamin dan mineralnya.

2. Kebiasaan Tidak Sarapan Pagi

Makan pagi mempunyai peranan penting bagi anak remaja yang khususnya
sekolah/kuliah, yaitu untuk pemenuhan gizi di pagi hari dimana para remaja dan
anak-anak tersebut mempunyai aktivitas yang sangat padat di sekolah. Apabila
anak-anak terbiasa sarapan pagi, maka akan berpengaruh terhadap kecerdasan
otak, terutama daya ingat sehingga dapat mendukung prestasi belajar anak/
remaja tersebut ke arah yang baik. Sarapan pagi merupakan pasokan energi
untuk otak yang paling baik agar dapat berkonsentrasi disekolah.

Ketika bangun pagi, gula darah dalam tubuh kita rendah karena semalaman
tidak makan. Tanpa sarapan yang cukup, otak akan sulit berkonsentrasi di
sekolah/di kampus.

6
3. Jajan tidak sehat di Sekolah/ di Kampus

Anak-anak remaja tidak dapat terlepas dari makanan jajanan di sekolah. hal
ini merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan energi karena aktivitas di
sekolah yang tinggi. Biasanya para remaja sekolah ini menyukai makanan yang
tinggi kalori yang bersumber dari lemak dan gula. padahal makanan tradisional
sebetulnya kaya akan serat dan kalorinya tidak terlalu tinggi.

4. Kurang Mengonsumsi Buah dan Sayur

Anak-anak sekolah atau remaja umumnya susah apa bila disuruh


mengonsumsi buah dan sayur. Padahal buah dan sayur merupakan sumber zat
gizi vitamin, serat dan mineral. yang tentunya sangat baik untuk kesehatan dan
kecerdasan remaja/anak tersebut.

5. Mengonsumsi Fast Food dan Junk Food

Para remaja-remaja biasanya sangat suka mengonsumsi fast food dan junk
food karena mereka terpengaruh oleh iklan-iklan yang ada di televisi sehingga
mereka beranggapan bahwa fast food dan junk food menunjukkan status sosial
yang tinggi dan mengandung gizi yang baik. PADAHAL, itu tidak benar.. fast food
tidak baik bagi kesehatan tubuh apabila di konsumsi dalam jumlah banyak,
karena fast food dan junk food merupakan makanan tinggi lemak dan kolesterol.
Bahkan di negara asalnya yaitu amerika ataupun Italia, makanan fast food dan
Junk food ini di anggap sebagai makanan Sampah. Maka dari itu, mulailah
konsumsi makanan tradisional yang kaya akan gizi tentunya.

6. Konsummsi Gula Berlebihan

Para remaja baik di sekolah maupun di kampus sering jajan yang serba
manis-manis seperti es, gula-gula dan sebagainya. yang pada umumnya
mengguna pemanis yangtidak aman untuk tubuh.

7. Konsumsi Natrium Berlebihan

Pada saat membeli jajanan juga biasanya para remaja suka membeli jajanan
yang mengandung tinggi garam, seperti makanan ringan yang rasanya asin.
Kelebihan Natrium, menyebabkan kadar natrium dalam darah meningkat.
akibatnya, volume darah juga meningkat karaena kelebihan air disebabkan
osmosis. peningkatan volume darah menyebabkan tekanan darah naik sehingga
terjadi hipertensi.

7
8. Konsumsi Lemak Berlebihan

Para remaja lebih suka makanan jajan seperti bakso, mie ayam dan soto
yang tinggi lemak ketimbang makan makanan yang di masak oleh orang tuanya
di rumah. sehingga tubuh remaja tersebut tinggi akan lemak dan kolesterol.

9. Mengonsumsi Makanan Beresiko

Mengonsumsi makanan beresiko yaitu MSG berlebihan, kafein dan pengawet


serta pewarna makanan yang berbahaya. untuk kesehatan dan berdampak
untuk masa depannya.

 Kebutuhan Gizi Seimbang

Pada anak remaja kudapan berkontribusi 30 % atau lebih dari total asupan
kalori remaja setiap hari. Tetapi kudapan ini sering mengandung tinggi lemak,
gula dan natrium dan dapat meningkatkan resiko kegemukan dan karies gigi.
Oleh karena itu, remaja harus didorong untuk lebih memilih kudapan yang sehat.
Bagi remaja, makanan merupakan suatu kebutuhan pokok untuk pertumbuhan
dan perkembangan tubuhnya. Kekurangan konsumsi makanan, baik secara
kualitatif maupun kuantitatif, akan menyebabkan metabolisme tubuh terganggu.

Kecukupan gizi merupakan kesesuaian baik dalam hal kualitas maupun


kuantitas zat-zat gizi sesuai dengan kebutuhan faali tubuh.

 Energi

Kebutuhan energi diperlukan untuk kegiatan sehari-hari maupun untuk proses


metabolisme tubuh. Cara sederhana untuk mengetahui kecukupan energi dapat
dilihat dari berat badan seseorang. Pada remaja perempuan 10-12 tahun
kebutuham energinya 50-60 kal/kg BB/ hari dan usia 13-18 tahun sebesar 40-50
kal/ kg BB/ hari.

 Protein

Kebutuhan protein meningkat karena proses tumbuh kembang berlangsung


cepat. Apabila asupan energi terbatas/ kurang, protein akan dipergunakan
sebagai energi.

Kebutuhan protein usia 10-12 tahun adalah 50 g/ hari, 13-15 tahun sebesar
57 g/ hari dan usia 16-18 tahun adalah 55 g/ hari. Sumber protein terdapat dalam
daging, jeroan, ikan, keju, kerang dan udang (hewani). Sedangkan protein nabati
pada kacang-kacangan, tempe dan tahu.

8
 Lemak

Lemak dapat diperoleh dari daging berlemak, jerohan dan sebagainya.


Kelebihan lemak akan disimpan oleh tubuh sebagai lemak tubuh yang sewaktu-
waktu diperlukan. Departemen Kesehatan RI menganjurkan konsumsi lemak
dibatasi tidak melebihi 25 % dari total energi per hari, atau paling banyak 3
sendok makan minyak goreng untuk memasak makanan sehari. Asupan lemak
yang terlalu rendah juga mengakibatkan energi yang dikonsumsi tidak
mencukupi, karena 1 gram lemak menghasilkan 9 kalori. Pembatasan lemak
hewani dapat mengakibatkan asupan Fe dan Zn juga rendah.

 Vitamin dan Mineral

Kebutuhan vitamin dan mineral pada saat ini juga meningkat. Golongan
vitamin B yaitu vitamin B1 (tiamin), vitamin B2 (riboflavin) maupun niasin
diperlukan dalam metabolisme energi. Zat gizi yang berperan dalam
metabolisme asam nukleat yaitu asam folat dan vitamin B12. Vitamin D
diperlukan dalam pertumbuhan kerangka tubuh/ tulang. Selain itu, agar sel dan
jaringan baru terpelihara dengan baik, maka kebutuhan vitamin A, C dan E juga
diperlukan.

 Fe / Zat Besi

Kekurangan Fe/ zat besi dalam makanan sehari-hari dapat menimbulkan


kekurangan darah yang dikenal dengan anemia gizi besi (AGB). Makanan
sumber zat besi adalah sayuran berwarna hijau, kacang-kacangan, hati, telur
dan daging. Fe lebih baik dikonsumsi bersama dengan vitamin C, karena akan
lebih mudah terabsorsi.

D. Cara Mengatasi Supaya Masalah Gizi pada Remaja tidak terjadi.

Perlu dilakukan kegiatan pendidikan, penyuluhan terutama tentang gaya hidup


yang benar, meliputi , kebiasaan sarapan pagi, menghindari untuk merokok dan
minum-minuman keras serta membiasakan hidup sehat agar terhindar dari
berbagai penyakit infeksi.

 Prinsip Gizi Pada Wanita Remaja Dan Dewasa

Masa remaja merupakan saat terjadinya perubahan-perubahan cepat dalam


proses pertumbuhan fisik, kognitif dan psikososial. Pada masa ini terjadi
kematangan seksual dan tercapainya bentuk dewasa karena pematangan fungsi
endokrin. Pada saat proses pematangan fisik, juga terjadi perubahan komposisi
tubuh.

9
Periode Adolesensia ditandai dengan pertumbuhan yang cepat (Growth Spurt)
baik tinggi badannnya maupun berat badannya. Pada periode growth spurt,
kebutuhan zat gizi tinggi karena berhubungan dengan besarnya tubuh.

Growth Spurt :

• Anak perempuan : antara 10 dan 12 tahun

• Anak laki-laki : umur 12 sampai 14 tahun.

Permulaan growth spurt pada anak tidak selalu pada umur yang sama
melainkan tergantung individualnya. Pertumbuhan yang cepat biasanya diiringi
oleh pertumbuhan aktivitas fisik sehingga kebutuhan zat gizi akan naik pula.

Penyelidikan membuktikan bahwa apabila manusia sudah mencapai usia lebih


dari 20 tahun, maka pertumbuhan tubuhnya sama sekali sudah terhenti. Ini
berarti, makanan tidak lagi berfungsi untuk pertumbuhan tubuh, tetapi untuk
mempertahankan keadaan gizi yang sudah didapat atau membuat gizinya
menjadi lebih baik. Dengan demikian, kebutuhan akan unsur-unsur gizi dalam
masa dewasa sudah agak konstan, kecuali jika terjadi kelainan-kelainan pada
tubuhnya, seperti sakit dan sebagainya. Sehingga mengharuskan dia
mendapatkan kebutuhan zat gizi yang lebih dari biasanya.

 Pendidikan Gizi Pada Wanita Remaja Dan Dewasa

Pendidikan gizi pada wanita remaja dan dewasa diperlukan untuk mencapai
status gizi yang baik dan berperilaku gizi yang baik dan benar. Adapun pesan
dasar gizi seimbang yang diuraikan oleh Depkes adalah:

1. Makanlah aneka ragam makanan.

Tidak satupun jenis makanan yang mengandung semua zat gizi, yang
mampu membuat seseorang hidup sehat, tumbuh kembang dan produktif.
Makan makanan yang mengandung unsur-unsur gizi yang diperlukan oleh
tubuh baik kualitas maupun kuantitas. Jadi, mengonsumsi makanan yang
beraneka ragam menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat
pembangun dan zat pengatur.

2. Makanlah makanan untuk mencukupi kecukupan energi.

Setiap orang dianjurkan untuk memenuhi makanan yanng cukup kalori


(energi) agar dapat hidup dan beraktivitas sehari-hari. Kelebihan konsumsi
kalori akan ditimbun sebagai cadangan didalam tubuh yang berbentuk
jaringan lemak.

10
3. Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi.

Ada dua kelompok karbohidrat yaitu karbohidrat kompleks dan sederhana.


Proses pencernaan dan penyerapan karbohidrat kompleks berlangsung lebih
lama daripada yang sederhana. Konsumsi karbohidrat kompleks sebaiknya
dibatasi 50% saja dari kebutuhan energi sehingga tubuh dapat memenuhi
sumber zat pembangun dan pengatur.

4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai ¼ dari kecukupan energi.

Lemak dan minyak yang terdapat dalam makanan berguna untuk


meningkatkan jumlah energi, membantu penyerapan vitamin (A, D, E dan K)
serta menambah lezatnya hidangan. Mengonsumsi lemak dan minyak secara
berlebihan akan mengurangi konsumsi makanan lain.

5. Gunakan garam beryodium.

Kekurangan garam beryodium mengakibatkan penyakit gondok.

6. Makanlah makanan sumber zat besi.

Zat besi adalah unsur penting untuk pembentukan sel darah merah.
Kekurangan zat besi berakibat anamia gizi besi (AGB), terutama diderita oleh
wanita hamil, wanita menyusui dan wanita usia subur.

7. Berikan ASI saja pada bayi sampai umur 6 bulan dan tambahkan MP-ASI
sesudahnya.

ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi, karena mempunyai


kelebihan yang meliputi 3 aspek baik aspek gizi, aspek kekebalan dan
kejiwaan.

8. Biasakan makan pagi.

Bagi remaja dan dewasa makan pagi dapat memelihara ketahanan fisik,
daya tahan tubuh, meningkatkan konsentrasi belajar dan meningkatkan
produktivitas kerja.

9. Minumlah air bersih yang aman dan cukup jumlahnya.

Aman berarti bersih dan bebas kuman.

11
10. Lakukan aktivitas fisik secara teratur.

Dapat meningkatkan kebugaran, mencegah kelebihan berat badan,


meningkatkan fungsi jantung, paru dan otot serta memperlambat proses
penuaan.

11. Hindari minum minuman beralkohol.

Sering minum minuman beralkohol akan sering BAK sehingga


menimbukan rasa haus. Alkohol hanya mengandung energi, tetapi tidak
mengandung zat lain.

12. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan.

Selain harus bergizi lengkap dan seimbang, makanan harus layak


dikonsumsi sehingga aman untuk kesehatan. Makanan yang aman yaitu
bebas dari kuman dan bahan kimia dan halal.

13. Bacalah label pada makanan yang dikemas.

 Gangguan Makanan Pada Remaja

Saat remaja terjadi perubahan fisiologis yang bisa mempengaruhi kebutuhan


gizi termasuk untuk pertumbuhan yang cepat, biasanya pertumbuhan cepat lebih
banyak terlihat pada remaja laki-laki. Namun remaja kadang memilih makanan
yang tidak tepat sehingga mempengaruhi asupan gizi yang masuk ke tubuhnya.

Berikut ini beberapa masalah gizi yang banyak menyerang kaum remaja,
seperti dikutip dari BBCHealth, Senin (16/1/2012) yaitu:

1. Kekurangan zat besi

Kondisi ini merupakan hal yang paling umum dijumpai. Pertumbuhan yang
cepat ditambah dengan gaya hidup dan pilihan makanan yang buruk bisa
mengakibatkan remaja mengalami anemia akibat kekurangan zat besi, terutama
pada remaja putri ketika ia sudah mengalami menstruasi.

Sumber makanan utama yang mengandung zat besi adalah daging merah,
sereal, buah kering, roti dan sayuran berdaun hijau. Sumber zat besi yang
berasal dari non-daging membutuhkan asupan nutrisi lain untuk meningkatkan
penyerapannya seperti makanan kaya vitamin C (jeruk, blackcurrant dan sayuran
berdaun hijau), sedangkan zat tanin yang terkandung dalam teh bisa mengurangi
penyerapan zat besi.

12
2. Kekurangan kalsium

Survei menemukan sekitar 25 persen remaja memiliki asupan kalsium lebih


rendah dari yang direkomendasikan sehingga berdampak terhadap kesehatan
tulangnya di masa depan, salah satunya adalah osteoporosis yang membuat
tulang rapuh dan mudah patah.

Tulang akan terus tumbuh dan diperkuat sampai usia 30 tahun dan masa
remaja adalah waktu yang sangat penting untuk perkembangan ini. Nutrisi yang
diperlukan seperti vitamin D, kalsium dan fosfor.

Sumber kaya kalsium yang sebaiknya dikonsumsi adalah susu dan produk
susu, misalnya segelas susu, 150 gram yogurt dan sepotong keju ukuran kecil.
Jika tidak bisa mengonsumsi produk susu, maka konsumsilah susu kedelai yang
sudah difortifikasi, atau jika takut dengan kandungan lemak pilihlah susu yang
rendah lemak (low fat).

3. Kekurangan gizi akibat salah diet

Berbagai studi melaporkan kaum remaja terutama perempuan banyak yang


tidak puas dengan berat badannya, sehingga melakukan diet dengan cara yang
salah seperti melewatkan waktu makan, menghindari daging merah, tapi
mengonsumsi makanan ringan dan bergula.

Hal ini bukanlah pilihan yang tepat dan sehat karena pada usia tersebut
tubuh mengalami percepatan pertumbuhan yang menuntut adanya peningkatan
nutrisi. Jika diet yang dilakukan salah maka tubuh akan mendapatkan nutrisi
yang penting dalam jumlah kecil atau tidak sama sekali.

Sebaiknya konsumsilah makanan secara masuk akal, olahraga teratur,


mengurangi makanan bergula dan banyak lemak untuk mengurangi kelebihan
kalori sambil tetap mempertahankan nutrisi yang masuk. Selain itu masa-masa
remaja merupakan waktu yang banyak menyebabkan perkembangan gangguan
makan.

13
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan manfaat dan tujuan yang dibahas dalam beberapa bab


sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa pemenuhan kebutuhan gizi pada
remaja sangat bermanfaat bagi peningkatan otak ( intelegensi ), bagi tumbuh
kembangnya dan juga sangat menunjang dalam aktivitasnya sehari-hari. Karena
dengan pemenuhan kebutuhan gizi pada remaja diharapkan nantinya kebutuhan
dan kesehatan pada remaja bisa meningkat.

B. Saran
1) Remaja sebaiknya tetap sadar akan kebutuhan gizi walupun mempunyai
aktivitas yang padat.
2) Sadar bahwa kesehatan itu mahal harganya, lebih baik menjegah daripada
mengatasi.
3) Dengan pemenuhan kebutuhan gizi pada remaja diharapkan semakin banyak
prestasi yang dihasilkan di Negara ini. Karena dengan remaja yang terpenuhi zat
gizinya semakin aktif dan konsentrasi dia dalam belajar dan berkreasi.

14
DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.litbang.depkes.go.id/go.php?id=jkpkbppk-gdl-res-2003-permaisih-886-gizi

http//www.google.com//gizi remaja//2008.

http://www.harianjogja.com/2012/lifestyle/kesehatan/masalah-gizi-yang-banyak-
menyerang-remaja-156269\

http://intensifer.blogspot.com/2012/02/gangguan-makan-anorexia-nervosa-pada.html

http://health.detik.com/read/2012/01/16/132856/1816520/764/3-masalah-gizi-yang-
banyak-menyerang-remaja

http://jundapakiringan.blogspot.com/2011/10/penanganan-masalah-gizi-remaja.html

http://grandmall10.wordpress.com/2011/07/15/masalah-gizi-remaja/

http://id.shvoong.com/medicine-and-health/2109435-faktor-penyebab-masalah-gizi-
pada/

15

You might also like