Professional Documents
Culture Documents
C DENGAN
GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN : TB PARU DI RUANG
EDELWEISS RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI
NASKAH PUBLIKASI
Disusun oleh :
YOGA WAHYU UTOMO
J200 110 017
a) Kaji adanya alergi makanan. R/: b) Batasi pengunjung bila perlu. R/:
Menghindari makanan yang Mengidentifikasi resiko penularan
membuat alergi. kepada orang lain.
b) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk c) Gunakan alat pelindung untuk
menentukan jumlah kalori dan batuk/bersin. R/: Mencegah
nutrisi yang dibutuhkan pasien. terjadinya penularan infeksi.
R/: Takaran gizi yang sesuai. d) Instruksikan pasien untuk minium
c) Monitor adanya mual dan muntah obat antibiotik sesuai resep dan
R/: Mengidentifikasi intervensi pentingnya tidak
yang diperlukan oleh pasien. menghentikan/tidak putus obat.
d) Monitor jumlah nutrisi dan R/: Mempercepat proses
kandungan kalori. R/: Mengetahui penyembuhan.
intake yang masuk kedalam e) Kaji pentingnya mengikuti dan
tubuh. kultur ulang secara periodik
e) Monitor adanya penurunan berat terhadap sputum. R/: Mengawasi
badan. R/: Mengetahui apakah ada keefektifan obat dan efek serta
perubahan dalam pemenuhan respon pasien terhadap terapi.
nutrisi. f) Pertahankan teknik isolasi. R/:
f) Berikan makanan sedikit tapi Mengurangi resiko penularan
sering selagi masih hangat. R/: pada orang lain.
Memenuhi kebutuhan nutrisi e. Hipertemia b.d dehidrasi
pasien. Tujuan: Setelah dilakukan
g) Modifikasi makanan. R/: tindakan keperawatan selama 3 x
Memberikan daya tarik pasien 24 jam diharapkan suhu tubuh
terhadap makanan. dalam batas normal.KH:Suhu
d. Resiko penyebaran infeksi b.d tubuh dalam rentang normal.
kurangnya pengetahuan untuk Intervensi (NIC):
mencegah paparan dari kuman a) Monitor suhu lingkungan sesering
patogen.(soemantri, 2008) mungkin. R/: Mengidentifikasi
1) Tujuan dan kriteria hasil seberapa besar derajat demam
(Soemantri, 2008) pasien.
Tujuan: Setelah dilakukan asuhan b) Monitor tekanan darah, nadi dan
keperawatan selama 3 x 24 jam pernapasan. R/: Mengetahui
diharapkan tidak terjadi keadaan umum pasien.
penyebaran infeksi.KH:Pasien c) Berikan kompres hangat.
dapat memperlihatkan perilaku R/:Menyebabkan vasodilatasi
sehat, tidak muncul tanda-tanda sehingga terjadi perpindahan
infeksi lanjutan, tidak ada anggota panas.
keluarga yang tertular TB. d) Monitor warna dan suhu kulit. R/:
Intervensi (NANDA, 2013): Untuk mengetahui suhu kulit.
a) Bersihkan lingkungan setelah e) Kolaborasi dengan dokter dalam
dipakai pasien lain. R/: memberikan cairan intravena. R/:
Mengurangi resiko penyebaran Dapat menyeimbangkan
infeksi. pengeluaran yang adekuat.
8
kriteria hasil yang telah dicapai proteksi diri seperti (masker, tissue)
adalah napsu makan pasien bagi keluarga dan pasien. Jika tidak
meningkat dapat menghabiskan 5 diatasi akan menimbulkan penularan
sendok makan dari porsi yang pada orang lain.
disediakan rumah sakit, tidak terjadi Penulis menegakkan diagnosa
mual muntah, BB: 8,3 kg, tidak ada resiko penyebaran infeksi
tanda-tanda malnutrisi. berhubungan dengan kurangnya
Faktor pendukung dalam pengetahuan untuk mencegah
pelaksanaan tindakan adalah pasien paparan dari kuman patogen sebagai
dan keluarga pasien cukup diagnosa ke tiga karena menurut
kooperatif, menghindarkan makanan Potter (2009) jika tidak diatasi akan
yang merangsang mual muntah bagi meningkatkan resiko anggota
pasien. keluarga/orang lain untuk tertular
Faktor penghambat yang penyakit yang sama dengan pasien.
ditemukan adalah terkadang pasien Implementasi dan rasional sesuai
menolak makanan yang diberikan, teori NANDA (2013) yang
penulis tidak selalu memantau menyebutkan bahwa prioritas
makanan apa saja yang di berikan intervensi resiko penyebaran infeksi
kepada pasien. adalah:1) Membersihkan lingkungan
3. Resiko penyebaran infeksi b.d setelah dipakai pasien lain. R/: Untuk
kurangnya pengetahuan untuk mengurangi resiko penebaran infeksi.
mencegah paparan dari kuman (Doenges, 2008). 2)Membatasi
patogen.(Somantri, 2008) pengunjung bila perlu. R/: Untuk
Resiko penyebaran infeksi adalah mengidentifikasi resiko penularan
suatu kondisi dimana individu kepada orang lain. (Doenges, 2008).
beresiko terkena agen oportunitis 3) Menggunakan sarung tangan,
atau patogenis (virus, jamur, bakteri, tissue, alat pelindung untuk
protozoa, atau parasit lain), dari batuk/bersin. R/: kebiasaan ini untuk
berbagai sumber dari dalam atau dari mencegah terjadinya penularan
luar. (Doenges, 2005). infeksi.(Doenges, 2008). 4)
Faktor resiko menurut NANDA Menginstruksikan pada keluarga
(2013) antara lain: penyakit kronis, untuk memberikan minum obat
pengetahuan yang tidak cukup untuk antibiotik pada pasien sesuai resep
menghindari pemajanan patogen, dan pentingnya tidak putus obat. R/:
pertahanan tubuh yang tidak adekuat, Untuk mempercepat proses
ketidak adekuatan pertahanan penyembuhan. (Doenges, 2008). 5)
sekunder, vaksinasi tidak adekuat, Mempertahankan teknik isolasi. R/:
pemajanan terhadap patogen Untuk mengurangi resiko penularan
lingkungan meningkat, prosedur pada orang lain. (Doenges, 2008).
infasif, malnutrisi. Penulis merencanakan enam
Pada ditemukan data subyektif intervensi tetapi dalam
yaitu : Ibu pasien mengatakan tidak pelaksanaannya hanya lima
mengetahui cara penularan dan intervensi yang dilakukan dan satu
pencegahan TB paru, data intervensi yang tidak dilakukan,
obyektinya: pasien terlihat batuk yaitu: Kaji pentingnya mengikuti dan
tanpa ditutupi, tidak adanya alat kultur ulang secara periodik terhadap
13