You are on page 1of 4

PEMERINTAH KABUPATEN GOWA

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS TAMAONA
Jl. Andi Baso Makkumpalle No.10 Tombolo Pao

SURAT KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TAMAONA


Nomor : 870/106/UKP/PKM-TO/I/2016

TENTANG
KEWAJIBAN TENAGA KLINIS DALAM PENINGKATAN MUTU KLINIS
DAN KESELAMATAN PASIEN

KEPALA PUSKESMAS TAMAONA

Menimbang : a . bahwa upaya peningkatan mutu layanan klinis dan


keselamatan pasien merupakan tanggung jawab tenaga
klinis yang melakukan asuhan pasien;

b . bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud dalam huruf (a), perlu menetapkan keputusan
kepala puskesmas tentang kewajiban tenaga klinis dalam
peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien;

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun


2004 tentang Praktik Kedokteran;

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun


2009 tentang Pelayanan Publik;

3. Undang-Undang R e p u b l i k I n d o n e s i a Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan;

4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun


2014 tentang Tenaga Kesehatan;

5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 741/MENKES/PER/VII/2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di
Kabupaten/Kota;

6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 1691 / MENKES / PER / VIII /2011 tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit;

7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat;
MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG


KEWAJIBAN TENAGA KLINIS DALAM PENINGKATAN
MUTU KLINIS DAN KESELAMATAN PASIEN.

Kesatu : Semua tenaga klinis mempunyai kewajiban dalam


peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien.

Kedua : Tenaga Klinis adalah dokter, perawat, bidan, dan tenaga


kesehatan lain yang bertanggung jawab dalam melakukan
asuhan pasien.

Ketiga : Panduan peningkatan mutu klinis dan keselamatan


pasien sebagaimana tertera dalam lampiran keputusan ini
harus dijadikan acuan dalam melakukan peningkatan
mutu klinis dan keselamatan pasien di Puskesmas
Tamaona.

Keempat : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan


dengan ketentuan akan diubah kembali sebagaimana
mestinya jika ditemukan kekeliruan dalam penetapannya.

Ditetapkan di : Tamaona

Pada tanggal : 25 januari 2016

KEPALA PUSKESMAS TAMAONA

UMAR ALI
LAMPIRAN SK KEPALA PUSKESMAS TAMAONA
NOMOR : 870/106/UKP/PKM-TO/I/2016
TENTANG : KEWAJIBAN TENAGA KLINIS
DALAM PENINGKATAN MUTU KLINIS
DAN KESELAMATAN PASIEN

1. Menentukan indikator mutu layanan klinis dan keselamatan pasien.


2. Menentukan indikator perilaku pemberi layanan klinis.
3. Menyusun standar dan SOP layanan klinis yang sesuai dengan acuan
yang jelas dan dapat dipertanggung jawabkan.
4. Memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan standar dan SOP
Layanan Klinis yang telah disusun bersama.
5. Menerapkan manajemen risiko klinis di semua unit pelayanan untuk
mencegah timbulnya Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian Nyaris
Cedera (KNC), dan Kejadian Potensial Cedera (KPC).
6. Berperan aktif dalam melakukan identifikasi pemasalahan mutu layanan
klinis dan keselamatan pasien.
7. Berperan aktif dalam melakukan analisis terhadap permasalahan mutu
layanan klinis dan keselamatan pasien.
8. Berperan aktif dalam menyusun rencana peningkatan mutu layanan
klinis dan keselamatan pasien. Perencanaan mutu harus ditetapkan
berdasarkan prioritas fungsi dan proses pelayanan Puskesmas Lampasi.
9. Berperan aktif dalam melaksanakan program perbaikan mutu layanan
klinis dan keselamatan pasien yang sudah direncanakan.
10. Berperan aktif dalam menindaklanjuti hasil pelaksanaan perbaikan mutu
layanan klinis dan keselamatan pasien.
11. Kepala Puskesmas, penanggung jawab UKP dan penanggung jawab UKM
wajib berpartisipasi dalam program peningkatan mutu klinis dan
keselamatan pasien mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring
dan evaluasi.
12. Seluruh tenaga medis wajib melakukan kolaborasi dalam pelaksanaan
program peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien yang
diselenggarakan di seluruh jajaran Puskesmas Tamaona.
13. Perencanaan peningkatan mutu klinis disusun oleh seluruh jajaran
Puskesmas Tamaona dengan pendekatan multi disiplin, dan
dikoordinasikan oleh Wakil Manajemen Mutu.
14. Perencanaan mutu berisi paling tidak:
a. Area prioritas berdasarkan data dan informasi, baik dari hasil
monitoring dan evaluasi indikator, maupun keluhan
pasien/keluarga/staf dengan mempertimbangan kekritisan, risiko
tinggi dan kecenderungan terjadinya masalah.
b. Salah satu area prioritas adalah sasaran keselamatan pasien
c. Kegiatan-kegiatan pengukuran dan pengendalian mutu dan
keselamatan pasien yang terkoordinasi dari semua unit kerja dan
unit pelayanan.
d. Pengukuran mutu dan keselamatan pasien dilakukan dengan
pemilihan indikator, pengumpulan data, untuk kemudian
dianalisis dan ditindak lanjuti dalam upaya peningkatan mutu
klinis dan keselamatan pasien.
e. Indikator meliputi indikator manajerial, indikator kinerja UKM,
dan indikator klinis, yang meliputi indikator struktur, proses, dan
outcome.
f. Upaya-upaya peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien
melalui standarisasi, perancangan sistem, rancang ulang sistem
untuk peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
g. Penerapan manajemen risiko pada semua lini pelayanan baik
pelayanan klinis maupun penyelenggaraan UKM.
h. Manajemen risiko klinis untuk mencegah terjadinya kejadian
sentinel, kejadian tidak diharapkan, kejadian nyaris cedera, dan
keadaan potensial cedera.
i. Program dan kegiatan-kegiatan peningkatan mutu
pelayanan klinis dan keselamatan pasien, termasuk di dalamnya
program peningkatan mutu laboratorium dan program peningkatan
mutu pelayanan obat.
j. Program pelatihan yang terkait dengan peningkatan mutu
klinis dan keselamatan pasien. Rencana pertemuan sosialisasi
dan koordinasi untuk menyampaikan permasalahan, tindak
lanjut, dan kemajuan tindak lanjut yang dilakukan.
k. Rencana monitoring dan evaluasi program mutu dan keselamatan
pasien.
15. Perancangan sistem/proses pelayanan memperhatikan butir-butir di
bawah ini:
a. Konsisten dengan visi, misi, tujuan dan tata nilai, dan perencanaan
Puskesmas Tamaona.
b. Memenuhi kebutuhan pasien, keluarga, dan staf,
c. Menggunakan pedoman penyelenggaraan UKM, pedoman praktik
klinis, standar pelayanan klinis, kepustakaan ilmiah dan berbagai
panduan dari profesi maupun panduan dari Kementerian
Kesehatan,
d. Sesuai dengan praktik bisnis yang sehat,
e. Mempertimbangkan informasi dari manajemen risiko,
f. Dibangun sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang ada
di Puskesmas,
g. Dibangun berbasis praktik klinis yang baik,
h. Menggunakan informasi dari kegiatan peningkatan yang terkait,
i. Mengintegrasikan serta menggabungkan berbagai proses
dan sistem pelayanan.
16. Seluruh kegiatan mutu dan keselamatan pasien harus
didokumentasikan.
17. Wakil manajemen mutu wajib melaporkan kegiatan peningkatan mutu
dan keselamatan pasien kepada Kepala Puskesmas tiap triwulan.
18. Berdasarkan pertimbangan hasil keluhan pasien/keluarga dan staf,
serta mempertimbangkan kekritisan, risiko tinggi, dan potensial
bermasalah, maka area prioritas yang perlu mendapat perhatian dalam
peningkatan mutu dan keselamatan pasien adalah:
a. Pencapaian 6 sasaran keselamatan pasien.
b. Pelayanan rawat jalan/Pelayanan Rawat Inap (Puskesmas Tamaona)
c. Pelayanan farmasi
d. Pelayanan gawat darurat.

Ditetapkan di : Tamaona

Pada tanggal : 25 januari 2016

KEPALA PUSKESMAS TAMAONA

UMAR ALI

You might also like