You are on page 1of 2

PERDARAHAN PADA TRIMESTER PERTAMA

Kira-kira 20% wanita hamil pernah mengalami perdarahan saat hamil muda atau 14 minggu
pertama kehamilan. Ada beberapa kondisi yang bisa menyebabkan perdarahan pada hamil
muda (trimester pertama), antara lain :

1. Keguguran

Keguguran merupakan hal yang paling dicemaskan jika terjadi perdarahan pada hamil muda
(trimester pertama). Kondisi ini bisa terjadi pada 10-20% kehamilan. Pada ancaman
keguguran, selain terjadi perdarahan biasanya juga disertai dengan kram hebat pada perut
bawah. Sedangkan, jika sudah terjadi keguguran, akan keluar jaringan dari vagina kemudian
perdarahan dan kram perut bawah akan berkurang.
Segera ke memeriksakan diri ke dokter jika terjadi perdarahan berulang terutama berwarna
merah terang disertai dengan nyeri hebat perut bawah yang hilang-timbul
Tetapi bukan berarti jika terjadi perdarahan pada trimester pertama bahwa bunda
mengalami keguguran. Faktanya, jika pada pemeriksaan USG sudah dapat dilihat adanya
detak jantung janin maka > 90% wanita jika mengalami perdarahan pada trimester pertama
tidak akan mengalami keguguran.
Perdarahan pada trimester pertama kehamilan juga dapat merupakan tanda ancaman
keguguran. Segera hubungi dokter anda untuk memastikan kesehatan bayi anda dan apa
yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya keguguran.

2. Kehamilan Ektopik (Hamil di luar rahim)

Pada kehamilan ektopik, embrio menempel dan berkembang di luar rahim, biasanya di
saluran telur (tuba falopii). Jika embrio terus berkembang maka dapat menyebabkan saluran
telur tersebut pecah sehingga terjadi perdarahan di dalam rongga perut dan akibat
kehilangan darah bisa menyebabkan pusing, pingsan, renjatan hingga mengancam jiwa ibu.
Walaupun kehamilan ektopik berpotensi berbahaya tetapi untungnya hanya terjadi pada 2%
kehamilan. Gejala lain dari kehamilan ektopik adalah adanya kram atau nyeri hebat pada
perut bagian bawah dan nyeri bisa menjalar ke bahu.
Pada kehamilan ektopik, embrio yang telah dibuahi menempel di luar rahim, biasanya pada
tuba falopii (suatu saluran tempat pembuahan terjadi, terletak antara indung telur dengan
rahim). Jika embrio ini terus berkembang, maka tuba falopii akan robek dan dapat
membahayakan nyawa anda.
Beberapa gejala lain dari kehamilan ektopik adalah kram perut hebat atau nyeri perut
bagian bawah, biasanya hanya pada satu sisi perut, nyeri saat buang air kecil atau saat
buang air besar, dan kepala terasa ringan atau melayang.

PERDARAHAN PADA TRIMESTER KEDUA DAN KETIGA

Bunda harus lebih berhati-hati jika perdarahan terjadi pada hamil tua, karena seringkali
merupakan tanda adanya masalah yang lebih serius baik pada ibu maupun janin. Segera
hubungi dokter anda jika mengalami perdarahan terutama jika perdarahan banyak dan
berulang yang terjadi pada trimester kedua atau ketiga.
Beberapa kemungkinan penyebab perdarahan pada hamil tua antara lain :
1. Plasenta previa

Kondisi ini terjadi jika plasenta berlokasi di bagian bawah rahim sehingga menutup sebagian
atau keseluruhan jalan lahir. Plasenta previa bisa berubah posisi hingga menjauhi mulut
rahim sebelum usia kehamilan 32-34 minggu. Sehingga plasenta previa yang menetap
hingga akhir trimester ketiga jarang terjadi, dengan angka kejadian 1 dari 200 kehamilan.
Perdarahan pada plasenta previa biasanya TIDAK disertai kram perut dan bisa menyebabkan
kondisi kegawatdaruratan. Jika hal ini terjadi maka bunda tidak bisa melahirkan secara
normal dan harus dengan seksio sesarea.
Plasenta previa merupakan suatu keadaan di mana plasenta terletak pada bagian bawah
rahim, baik sebagian atau seluruhnya sehingga menutupi jalan lahir. Perdarahan akibat
plasenta previa dapat terjadi tanpa disertai nyeri perut.

2. Solusio plasenta

Kondisi ini bisa terjadi pada 1% kehamilan, dimana plasenta terlepas dari dinding rahim
sebelum persalinan atau saat persalinan sehingga darah terkumpul di antara plasenta dan
rahim. Solusio plasenta dapat menyebabkan kondisi yang membahayakan baik bagi ibu
maupun bayi. Tanda dan gejala lain dari solusio plasenta adalah nyeri perut, keluarnya
gumpalan darah dari vagina, nyeri tekan rahim dan sakit pinggang.
Solusio plasenta merupakan suatu keadaan di mana plasenta terlepas dari dinding rahim
sebelum atau saat melahirkan yang mengakibatkan adanya genangan darah (terkumpulnya
darah) di antara plasenta dan rahim. Keadaan ini dapat sangat berbahaya bagi ibu dan
bayinya. Gejala lain dari solusio plasenta adalah nyeri perut, keluarnya bekuan darah dari
dalam vagina, rahim terasa lunak, dan nyeri pinggang atau punggung.

You might also like