Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
ini melalui perantaraan ludah atau dahak penderita yang mengandung basil
di udara dan terhisap oleh orang sehat, sehingga masuk kedalam paru-
S.Naga,2014)
Menurut WHO Tahun 2015 menyebutkan bahwa pada tahun 2014 terdapat 9,6
juta orang di dunia sakit karena TB dan sebanyak 1,5 juta orang diantaranya
meninggal karena TB. Penderita tuberkulosis paru yang tertinggi berada pada
kelompok usia produktif (15-50 tahun) yaitu berkisar 75%. Seorang pasien
bahwa anggota keluarga lainnya juga akan terkena penyakit tersebut dan
156.723 orang yang terdiri dari laki – laki 95.382 orang (61%) dan
Semua kasus baru penderita TB Paru sebanyak 52.328 Orang yang terdiri
orang sedangkan data Penemuan penderita kasus Baru TB Paru BTA positip
sebanyak 23.774 orang yang terdiri dari laki – laki 13.950 orang (59%) dan
(suspek) tahun 2016 sebanyak 13.703 orang dan mengalami penurunan dari
Paru dengan hasil BTA positip pada tahun 2016 sebanyak 1.948 dari jumlah
4
dan proporsi dari tahun 2015 yang mencapai 2157 kasus dari 3.508 seluruh
penemuan kasus TBC yang menular di antara seluruh pasien TBC yang di
obati angka ini sebaiknya minimla 65 % , juka lebih rendah dari angka 65
menularkan kepada orang lain dan yang paling mudah terkena penularan
biasanya berkaitan erat dengan kemiskinan dan status gizi pada masyarakat
serta tempat tinggal yang tidak sehat / rumah yang kumuh, padat, tidak
terkena sinar matahari dan tidak ada ventilasi udara), Kondisi ini
rentan yaitu pada anak – anak dan orang tua, oleh karenanya perlu
dilakukan antara lain adalah Pola hidup Bersih dan Sehat dalam kehidupan
tempat tinggal memiliki sanitasi yang baik sesuai dengan standar kesehatan
yang ditetapkan
hindari kontak langsung dengan Penderita terhadap percikan air liur atau
menghabiskan waktu yang terlalu lama di ruang pengap dan tetutup dengan
Penderita TB Paru, selalu beri makan – makanan yang bergizi dan makanan
menu seimbang dan sehat seperti banyak makan sayur, buah dan ikan
Kabupaten Cirebon
C. Tujuan penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum yang ingin dicapai dalam studi kasus ini adalah
2.Tujuan khusus
masalah klien
telah dilakukan
D. Manfaat Penulisan
1.Bidang akademik
bidang keperawatan.
2.Puskesmas
Tuberculosis Paru
a. Untuk Klien :
8
b. Untuk keluarga :
1). Hindari kontak langsung dalam waktu yang lama dan hati-
4. Penulis
BAB II
9
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
yang dapat hidup terutama di paru atau di berbagai korban tubuh yang
lainnya yang mempunyai tekanan parsial oksigen yang tinggi. Kuman ini
malam hari.
mengalami proses yang dikenal sebagai focus primer dari Ghon. Pada
akan berhenti bila jumlah kuman yang masuk dan telah terbentuk daya
tahan tubuh yang spesifik terhadap basil tuberculosis. Tetapi bila jumlah
2. Penyebab
yang berisiko tertular adalah mereka yang sangat dekat dan terus
berukuran kira-kira 0,5 - 4 mikron x 0,3 – 0,6 mikron, kuman ini terdapat
melayang di udara untuk waktu yang cukup lama sampai terhisap oleh
atau mati dengan sendirinya terkena sinar matahari (Depkes RI, 2001).
macam mikobakteria tuberculosis yaitu tipe human dan tipe bovin. Basil
tipe bovin berada dalam susu sapi yang menderita mastitis tuberculosis
usus. Basil tipe human bias berada di bercak ludah (droplet) di udara
yang berasal dari penderita TBC terbuka dan orang yang rentan terinfeksi
melalui udara.
3. Patofisiologi
terdiri atas satu sampai tiga gumpalan.Basil yang lebih besar cenderung
tampak
sebagai berikut :
a. Berbentuk batang dengan panjang 1-10 mikron, lebar 0,2 0,6 mikron
pemeriksaanmikroskopis
derajat Celcius.
ultraviolet.
a. Gejala Umum
lebih
4) Demam
c. Gambaran Klinis
kuning).
4). Respiratorik : batuk lama lebih dari dua minggu, sputum yang
a. Pemeriksaan dahak
b. Pemeriksaan radiologi
Paru
intra kutan dengan semprit tuberculin 1 cc jarum nomor 26. Tes ini
kecil) dengan diameter lebih dari 5 mili meter, dan bila uji
6. Cara Penularan
yang infeksius tersebut dan pada waktu batuk atau bersin, pasien
percikan dahak. Droplet yang mengandung kuman ini dapat terhisap oleh
orang lain, jika kuman tersebut sudah menetap dalam paru dari orang
tejadilah infeksi.
(panjang 1-4 mikron, diameter 0,3-0,6 mikron) yang berada di dalam paru-
dapat terhirup oleh orang lain yang berada di sekitar penderita. Basil TB
Skema Tuberkulosis 3
7. Komplikasi
yang luas dan efusi pleura., gagal napas, pneumotoraks, dan lain-lain.
23
8. Penanganan
Yang harus kita pahami bahwa penyakit ini dapat ditangani dan
Apabila tidak patuh, bakteri yang ada di dalam tubuh akan segera menjadi
lebih lama.
dan aturan minum dari obat ini sesuai dengan yang dianjurkan.Obat-
Berdasarkan data WHO, sejak tahun 2000 sampai dengan tahun 2015,
pengobatan TB.
9. Pencegahan
kita untuk mencegahnya agar tidak terjadi penularan pada diri kita seperti
tempat. Selain itu, sebisa mungkin hindari pula kontak dekat dan terus-
menerus dengan orang lain atau hindari kontak langsung dalam waktu
yang lama dan hati-hatilah terhadap percikan air liur atau lendir yang
dan tetutup dengan siapa saja yang menderita TB Paru, selalu beri
makan – makanan yang bergizi dan makanan menu seimbang dan sehat
seperti banyak makan sayur, buah dan ikan, Hal lain yang harus
membuka jendela pada pagi hingga sore hari agar sinar matahari masuk
kedalam rumah dan kamar agar mendapat cahaya dan udara yang
cukup, lakukan olah raga ringan dan istirahat yang cukup di malam
hari, biasakan dalam kehidupan sehari – hari dengan pola hidup bersih
dan sehat (PHBS) dalam tatanan kehidupan rumah tangga. Segera obati
penderita TB paru secara rutin dan terus menerus dan beri motivasi
serta dukungan moral agar mau minum obat sesuai dengan anjuran
tersebut,
diantaranya :
a. Faktor ekonomi
tuberculosis
27
b. Status gizi
c. Status pendidikan
(Kusnanto, 2004).
serta evaluasi.
keperawatan.
diterapkan dalam praktek keperawatan. Hal ini bisa disebut sebagai suatu
/ keluarga. Proses keperawatan terdiri dari lima tahap yang sequensial dan
29
berfokus pasa klien, berorentasi pada tujuan pada setiap tahap saling
keperawatan.
– pengkajian
– diagnosa keperawatan
– perencanaan (intervensi)
– pelaksanaan (implementasi)
2. Kriteria masalah
Keperawatan meliputi
d. .spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan foto toraks dada
dahak SPS pada TB paru BTA negatif. Kasus yang tidak memenuhi
Tuberkulosis.
kebutuhan dasar manusia yang meliputi kebutuhan bio, psiko dan sosial
31
dan.
2009meliputi :
1. Pengkajian
a. Anamnesis
keluhan yaitu :
a). Batuk
anemia dll
d) Demam
influenza
b) Kesehatan dahulu :
c) Kesehatan keluarga
b. Pemeriksaan fisik
hipertensi
(1). Inspeksi :
Bentuk dada dan pergerakan pernapasan,
sekilas pandang klien dengan TB paru biasanya
tampak kurus sehingga terlihat adanya penurunan
proporsi diameter bentuk dada antero-posterior
dibandingkan proporsi diameter lateral. Apabila
ada penyulit dari TB paru seperti adanya efusi
pleura yang masif, maka terlihat adanya
ketidaksimetrian rongga dada, pelebar intercostals
space (ICS) pada sisi yang sakit. TB paru yang
disertai atelektasis paru membuat bentuk dada
menjadi tidak simetris, yang membuat
34
(2). Palpasi :
Gerakan dinding thoraks anterior/ekskrusi
pernapasan.
TB paru tanpa komplikasi pada saat dilakukan
palpasi, gerakan dada saat bernapas biasanya
normal seimbang antara bagian kanan dan
kiri.Adanya penurunan gerakan dinding
pernapasan biasanya ditemukan pada klien TB paru
dengan kerusakan parenkim paru yang luas.
Getaran suara (fremitus vokal).
35
(3). Perkusi :
Pada klien dengan TB paru minimal tanpa
komplikasi, biasanya akan didapatkan resonan atau
sonor pada seluruh lapang paru. Pada klien dengan
TB paru yang disertai komplikasi seperti efusi
pleura akan didapatkan bunyi redup sampai pekak
pada sisi yang sesuai banyaknya akumulasi cairan
di rongga pleura. Apabila disertai pneumothoraks,
maka didapatkan bunyi hiperresonan terutama jika
pneumothoraks ventil yang mendorong posisi paru
ke sisi yang sehat.
(4). Auskultasi :
Pada klien dengan TB paru didapatkan bunyi napas
tambahan (ronkhi) pada sisi yang sakit.Penting
bagi perawat pemeriksa untuk mendokumentasikan
36
(2). Palapsi :
(3). Perkusi :
(4). Auskultasi :
c).Brain (B3)
d) Bladder (B4)
(1). Inspeksi :
adanya oliguria menandakan syok hipovolemi. Urin
berwarna jingga pekat dan berbau menandakan fungsi
ginjal normal pada penderita TB sebagai eksresi dari
OAT terutama rifamisin
(2).Palpasi :
kemungkinan ada nyeri tekan pada kandung kemih
karena distensi sebagai bentuk komplikasi
e).Bowel (B5)
Inspeksi : klien biasanya mengalami mual muntah
penurunan nafsu makan dan penuruan berat
badan.
Palpasi : adakah nyeri tekan abdomen sebagai
komplikasi
Perkusi : adakah distensi abdomen akibat batuk
berulang
Auskultasi :Terdengar bising usus menurun
(normal 5-12x / menit)
f).Bone (B6)
Inspeksi :
Kemungkinan adanya deformitas, aktivitas
mandiri terhambat,Atau mobilitas dibantu
sebagian akibat kelemahan otot.
Palpasi :
Adakah nyeri tekan pada sendi atau tulang
akibat dari komplikasiinfeksi TB pada tulang
3). Inspeksi :
purulen.
4). Palpasi :
5). Perkusi :
cairan.
6). Auskultasi :
yang sakit.
39
2. Dignosa keperawatan
peningkatanmetabolism tubuh
dirumah
3. Intervensi keperawatan
INTERVENSI RASIONAL
pernapasan.
lebih lanjut.
untuk di keluarkan.
(suction)
Kalaborasi Pemberian
trakheobronkhial sehingga
udara.
kehidupan.
rongga pleura
2) Kreteria evaluasi :
akibat hipoksia
pneumotoraks
secara maksimal
pleura
diharapkan. Gelembung
bronchial
2) Kretria evaluasi :
normal
INTERVENSI RASIONAL
yang luas
jaringan tubuh
47
napas pendek
alveolar paru
mengancam kehidupan.
2) kriteria evaluasi :
nutrisinya
INTERVENSI RASIONAL
dan jenis diet yang tepat kandungan gizi yang cukup untuk
intervensi selanjutnya
perawatan dirumah
informasikan
2) kriteria evaluasi :
penyakit
INTERVENSI RASIONAL
perawatan penyakitnya
4. Implementasi keperawatan
5. Evaluasi
BAB III
mempertimbangkan aspek klien yang bersifat pada bio, psiko, sosial dan
asuhan keperawatan
Kabupaten Cirebon
54
dimaksud atau tentang apa yang di ukur oleh variable yang bersangkutan
(Notoatmodjo, 2010:112)
secara cermat terhadap suatu obyek atau fenomena uraian (H.Aziz alimul
Hidayat:79).
menit pada suhu 80°C), mudah mati terkena sinar ultra violet
KabupatenCirebon
Metode studi kasus yang dilakukan diawali dengan penyusunan usulan studi
kasus yang berbentuk proposal karya ilmiah dan dilanjutkan dengan kegiatan studi
kasus berupa observasi, wawancara terhadap kasus yang dijadikan subyek studi
kasus (klien atau Keluarga).Untuk mendapatkan data- data yang dibutuhkan dalam
penyusunan karya tulis ilmiah pada asuhan keperawatan dengan gangguan system
1. Studi kepustakaan
dengan karya tulis sebagai bahan acuan serta landasan berpikir dan bertindak
2. Studi kasus
keperawatan klien
3. Wawancara
Untuk mendapatkan data lebih lengkap tentang masalah yang timbul pada
klien, yang dilakukan melalui pendekatan baik pada klien, keluarga maupun
tentang identitas klien, keluhan utama klien, riwayat penyakit sekarang, dahulu
dan keluarga.
4. Observasi
mengenai aktifitas dan perubahan yang terjadi pada klien selama masa
pada klien.
5. Pemeriksaan Fisik
6. Diskusi
7. Studi Dokumentasi
Alat atau instrument yang digunakan pada pengumpulan data yaitu dengan
H. Keabsahan Data
informasi yang diperoleh dalam studi kasus sehingga menghasilkan data yang
validitas tinggi dan intergritas peneliti, keabsahan data ini dilakukan dengan
pengamatan, tindakan, sumber informasi yang bersumber dari klien, keluarga dan
Perawat atau petugas kesehatan lainnya yang berkaitan dengan masalah yang
diteliti.
I. Analisa Data
data sampai dengan semua data terkumpul. Analisis data dilakukan dengan cara
dituangkan dalam opini atau pikiran pada penyusunan pembahasan karya tulis
ilmiah ini. Adapun teknis analisis yang digunakan dengan cara menarasikan
menghasilkan suatu data studi kasus yang diperoleh dari hasil interprestasi,
dibandingkan teori yang ada sebagai bahan untuk memberikan rekomendasi dalam
BAB IV
PENUTUP
Tuberkulusis adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh kuman
diantaranya adalah faktor Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang
dapat juga menyerang organ lainnya,. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat
terjadinya kasu TBC adalah lingkungan yang lembab, kurangnya ventilasi dan
sinar matahari, Kemudian perilaku adalah tidak ada tempat khusus untuk dahak dan kalau
batuk tidak menutup mulut serta sosial ekonomi, usia dan pendidikan
Adapun cara penanganan penderita TB paru yang dilakukan adalah hindari kontak
langsung dengan Penderita terhadap percikan air liur atau lendir yang dikeluarkan oleh
Penderita TBC, beri makan – makanan yang bergizi dan makanan menu seimbang dan
sehat, lakukan Pola hidup Bersih dan Sehat dalam kehidupan sehari – hari di lingkungan
keluarga maupun masyarakat, oleh karena itu pada penderita Tuberkulosis perlu adanya
evaluasi keperawatan
64
DAFTAR PUSTAKA
Alsagaff, Hood & Abdul Mukty. 2010. Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya :
Airlangga University Press
Ardiansyah, Muhamad. 2012. Medikal Bedah Untuk Mahasiswa. Yogyakarta: DIVA press
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, 2017 Profil Kesehatan Kabupaten Cirebon 2016
Hariadi, Slamet, dkk. 2010. Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya : Departemen Ilmu
Penyakit Paru FK UNAIR RSUD dr.Sutomo,
Junaidi, Iskandar. 2010. Penyakit paru dan saluran napas. Jakarta : Buana Ilmu Populer.
Mubarak, Wahid Iqbal dan Nurul Chayatin. 2008. Buku Ajaran Kebutuhan Dasar Manusia.
Jakarta: EGC
Nurarif, Amin Huda & Hardhi Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Panduan Nasional penanggulangan tuberculosis, 2008 edisi ke2 cetakan kedua Depkes RI
Profil Kesehatan Republik Indonesia tahun 2016, Pusat data dan Informasi Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia tahun 2017
Rab, Tabrani. 2010. Ilmu penyakit paru. Jakarta : Trans Info Media.
Somantri, Irman. 2009. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan pada System
Pernapasan.Jakarta : Salemba Medika.
Wijaya, Andra & Yessie Putri. 2013. Buku KMB 1 keperawatan Medikal Bedah
(keperawatan dewasa). Yogjakarta: Nuha Medika.
65
J. Sistematika Penulisan
penulisan
BAB III METODE STUDI KASUS ; metode, Subyek, lokasi dan waktu studi
keperawatan
keperawatan
BAB VI : PENUTUP
66
BAB IV
2. Pengkajian
3. Diagnose keperawatan
4. Perencanaan Keperawatan
5. Implementasi keperawatan
6. Evaluasi
B. Pembahasan
BAB V PENUTUP
Daftar Pustaka
Lampiran
BAB IV
……………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………….
2. Pengkajian
tanggal 12 Maret 2018 pukul 09.40 WIB di Ruang Poli TB Paru UPT Puskesmas
14 Maret 2018 adalah sebagai berikut : Nama Tn. S umur 53 tahun, alamat Desa
kelamin laki-laki, agama islam, status perkawinan nikah, pendidikan tamat SD,
orang yang paling dekat dihubungi yaitu Ny. W istri dari klien. Riwayat pengkajian
keluarga didapatkan data sebagai berikut: klien mempunyai istri yaitu Ny. W, istri
klien masih hidup dan sekarang klien tinggal bersama istri dalam satu rumah. klien
mempunyai dua anak laki-laki dan perempuan dari pernikahannya dengan Ny. W
kedua anaknya masih hidup. klien bekerja sebagai petani. Pengkajian dari riwayat
lingkungan, klien mengatakan cahaya masuk dalam rumah jendela jarang dibuka,
klien tinggal bersama istrinya, tipe tempat tinggal permanen, jumlah kamar tiga ,
jumlah orang yang tinggal di dalam rumah tersebut sebanyak dua orang, tetangga
dekat klien yaitu Ny.E, alamat Blok Pengampan pada Desa yang sama Kebiasaan
yang biasa dilakukan sebelum tidur biasanya klien membaca shalawat dan berdoa
68
setelah shalat isya dan tidur pada pukul 21:00 WIB bangun pada pukul 04:00 WIB
lalu pergi ke musholah. Status kesehatan umum selama satu tahun terakhir klien
Saat dilakukan pengkajian tanggal 14 maret 2018 pukul 09.00 WIB didapatkan
data subjektif : yang ditemukan yaitu, klien mengatakan mengeluh batuk berdahak,
sesak napas, mual, napsu makan menurun A : BB sebelum sakit 48 kg, BB selama
sakit 45 kg, B : Hb : 8,6 g/dl, C : bibir kering, D : diet lunak , jumlah kalori
area dada, S: skala 5, T: nyeri hilang timbul. Klien mengatakan belum mengetahui
klien terlihat melindungi area nyeri saat batuk, tampak meringis kesakitan. TD :
110/80 mmhg , N : 88x/ mnt, S : 36,2 ºC, RR : 28x/mnt. Jika batuk tidak menutup
3. Diagnosa keperawatan
Ditandai dengan : Data subjektif : pasien mengatakan sesak nafas, batuk berdahak
2. Nyeri Akut berhubungan dengan Agen cedera biologis (nyeri dada). Ditandai
dengan Data subjektif : pasien mengatakan nyeri P: nyeri saat batuk, Q: nyeri
objektif : pasien tampak melindungi area yang sakit, tampak meringis kesakitan.
69
anoreksia. Ditandai dengan Data subjektif : pasien mengatakan tidak napsu makan,
pasien mengatakan jika makan merasa mual, Data objektif : A : BB sebelum sakit
48 kg, BB selama sakit 38 kg, B : Hb : 8,6 g/dl, C : bibir kering, D : diet lunak
4. Perencanaan / Intervensi
berlebih. Ditandai dengan data subjektif: klien mengatakan sesak napas, baktuk
berdahak. Data objektif: klien terlihat batuk, RR: 28x/mnt. Tujuan dan kriteria
masalah bersihan jalan napas dapat teratasi dengan kriteria: skret keluar, sesak
bantu klien dalam melakukan inhalasi uap, anjurkan batuk efektif, berikan posisi
Ditandai dengan Data subjektif : pasien mengtakan nyeri pada dada. Data objektif
: pasien tampak melindungi area yang sakit, P: nyeri saat batuk, Q: nyeri seperti
harapkan masalah nyeri akut dapat teratasi denagan kriteria : Pasien menunjukan
wajah rileks, Pasien mengatakan nyerinya berkurang dari skala 5-3. Intervensi
3. Risiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia.
Ditandai dengan data subjektif : pasien mengatakan tidak napsu makan, pasien
mengatakan jika makan merasa mual, Data objektif : A : BB sebelum sakit 48 kg, BB
selama sakit 38 kg, B : Hb : 8,6 g/dl C : bibir kering D : diet lunak, jumlah kalori
1.272,24 kkal. Tujuan dan kriteria hasil : Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3 x 24 jam diharapkan masalah risiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh tidak terjadi dengan kriteria hasi : Klien mengatakan napsu makan bertambah,
Klien tampak segar Intervensi keperawatan : Kaji status nutrisi pasien, turgor kulit,
berat badan, derajat penurunan berat badan, integritas mukosa oral, kemampuan
menelan, riwayat mual atau muntah, dan diare. Fasilitasi pasien untuk memperoleh diet
biasa yang disukai pasien (sesuai indikasi).Pantau asupan dan ouput makanan dan
timbang berat badan secara periodik (sekali seminggu).Lakukan dan ajarkan perawatan
mulut sebelum dan sesudah makan.Anjurkan pasien untuk makan sedikit tapi sering.
penularan penyakitnya, Data objektif : jika batuk tidak menutup mulut, membuang
dahak sembarangan. Tujuan dan kriteria hasil : Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 1 x 24 jam diharapkan Klien tahu dan mengerti tentang informasi yang
diberikan dengan kriteria hasi : Klien dapat menyebut apa yang sudah dijelaskan, klien
71
pengetahuan klien, Beri dan fasilitasi informasi yang cukup untuk klien, Beri
kesempatan bertanya dan libatkan dalam perawatan, Jelaskan dan ajarkan tentang :
5. Implementasi
1. Implementasi yang dilakukan penulis dari tanggal9 April 2018 sampai hari Rabu
tanggal 11 April 2018 yaitu: Implementasi yang diberikan selama 3 hari pada diagnosa
pertama yaitu: observasi batuk, respon data subjektif: pasien mengatakan batuk
berdahak, respon data objektif: pasien terlihat sesak. Mengajarkan pasien batuk efektif
dan napas dalam, respon data objektif: pasien mengikuti yang di ajarkan. Menganjurkan
pasien untuk tidur dengan posisi semi fowler, respon data subjektif: pasien mengatakan
2. Implementasi yang diberikan selama 3 hari pada diagnosa kedua yaitu mengkaji
keluhan nyeri, perhatikan lokasi dan intensitas (skala), respon data subjektif: pasien
mengatakan nyeri di dada, data objektif: skala nyeri 5, menganjurkan pasien tidur
dengan posisi semi fowler, respon data subjektif: pasien mengatakan nyaman dengan
posisi yang sekarang, data objektif: pasien terlihat rileks, menganjurkan pasien relaksasi
nafas dalam. Respon data subjektif: pasien mau melakukan relaksasi, data objektif:
. Implementasi yang diberikan selama 3 hari pada diagnosa ketiga yaitu mengkaji status
nutrisi pasien, respon data subjektif : pasien mengatakan makan habis ¼ porsi, pasien
mengatakan BB turun 3kg, data objektif: pasien terlihat lemas, menganjurkan pasien
perawatan mulut sebelum dan sesudah makan, respon data subjektif: pasien
72
mengatakan mau melakukan yang di anjurkan, data objektif: pasien tampak melakukan
oral hygiene sebelum dan sesudah makan, menganjurkan pasien untuk makan sedikit
tapi sering. Respon data subjektif: pasien mengatakan mual jika makan.
paru, respon data subjektif : klien dan keluarganya bersedia diberikan penyuluhan, data
objektif : klien dan keluarganya kooperatif, Mengajarkan klien cara batuk yang benar,
respon data subjektif : klien bersedia, data objektif : jika batuk tampak menutup mulut,
menganjurkan klien tidak membuang dahak secara sembarangan, respon data subjektif :
klien mau mengikuti apa yang dianjurkan, data objektif : klien membuang dahak tidak
sembaragan.
6.Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan penulis selama tindakan keperawatan dari tanggal 9 s.d 11
April 2018:
1. Evaluasi pada tanggal 9 April 2018 adalah masalah ketidakefektifan bersihan jalan
nafas belum teratasi ditunjukkan klien mengatakan sesak nafas, batuk berdahak.
Evaluasi pada tanggal 11 April 2018 adalah masalah ketidakefektifan bersihan jalan
nafas belum teratasi ditunjukkan klien mengatakan masih sesak nafas, batuk
berdahak.
2. Evaluasi pada tanggal 10 April 2018 adalah masalah nyeri akut belum teratasi
ditunjukkan pasien mengatakan pasien mengatakan nyeri pada dada, pasien tampak
melindungi area yang sakit, skala nyeri 5. Evaluasi pada tanggal 11 April 2018 adalah
masalah nyeri akut teratasi ditunjukan pasien mengatakan nyeri pada dada berkurang,
skala nyeri 3.
73
3. Evaluasi pada tanggal 11April 2018 adalah Resiko perubahan nurtisi kurang dari
kebutuhan tubuh belum teratasi ditunjukan pasien mengatakan tidak napsu makan,
pasien mengatakan jika makan merasa mual, A : BB sebelum sakit 48 kg, BB selama
sakit 45 kg, B : Hb : 8,6 g/dl, C : bibir kering, D : diet lunak, evaluasi pada tanggal 28
Mei 2016 adalah Resiko perubahan nurtisi kurang dari kebutuhan tubuh teratasi
BB selama sakit 45 kg, B : Hb : 8,6 g/dl, C : bibir kering, D : diet lunak, jumlah
4. Evaluasi pada tanggal 10 April 2018 adalah masalah kurang pengetahuan teratasi
pengetahuan teratasi ditunjukan pasien mengatakan jika batuk tutup mulut dan tidak
B. PEMBAHASAN
Setelah penulis melakukan Asuhan Keperawatan pada Tn. S Di ruang Poli TB Paru
kasus dengan tinjauan teori. Adapun pembahasan yang penulis pergunakan berdasarkan
A. Pengkajian
pada format pengkajian asuhan keperawatan medikal bedah (KMB). Selama proses
pada tanggal 9 April 2018 didapatkan data dari pengkajian aspek bio: data subjektif
meliputi yang ditemukan yaitu, klien mengatakan mengeluh batuk berdahak, sesak
napas, mual, napsu makan menurun A : BB sebelum sakit 48 kg, BB selama sakit
45 kg, B : Hb : 8,6 g/dl, C : bibir kering, D : diet lunak , jumlah kalori 1.272,24
kkal. Nyeri dada P: nyeri saat batuk, Q: nyeri seperti ditusuk-tusuk. R: di area dada,
S: skala 5, T: nyeri hilang timbul. Data objektif : klien terlihat lemas, klien terlihat
melindungi area nyeri saat batuk, TD : 110/80 mmhg , N : 88x/ mnt, S : 36,2 ºC,
RR : 28x/mnt.
pada Tn. S Tidak dilakukan pemeriksaan BTA karena data-data yang didapat sudah
menunjukkan bahwa Tn. S Menderita tuberkulosis paru yaitu: pasien mengeluh batuk
berdahak, terlihat lemah, pasien terlihat kurus berat badan 45 kg, penapasan 28x/menit,
HB 8,6 g/dl, dan foto torak Pulmo : corakan bronkovaskuler meningkat tampak infiltrat
dan fibrosis pada kedua paru diafragma tenting sinus kostofrenkus kanan – kiri tumpul
saran dan kesimpulan dokter TB Paru aktif. Pada pengkajian aspek psiko-sosial-
kulturalspiritual penulis tidak memaparkan lebih terinci karena tidak ada masalah di
dalam melakukan pengkajian tanggal 9 April 2018 sudah sesuai dengan apa yang ada di
B. Diagnosa Keperawatan
75
Berdasarkan teori pada kasus Pada Tn. S dengan tuberkulosis paru diatas, penulis
anoreksia.
Untuk mempermudah dalam memahami pada pembahasan ini maka penulis menyusun
sesuai dengan diagnosa keperawatan yang ada pada Tn. S dilanjutkan dengan
a. Definisi
definisi Bersihan jalan napas tidak efektif adalah ketidak mampuan untuk
membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan
berikut: data subjektif: klien mengatakan sesak napas, batuk berdahak. Data objektif:
klien terlihat batuk, RR: 28x/mnt. c. Cara memprioritaskan masalah Karena menurut
Hirerarki kebutuhan dasar manusia Maslow kebutuhan oksigenasi dan pertukaran gas
kebutuhan fisiologi merupakan hal yang mutlak dipenuhi manusia untuk bertahan hidup
a. Definisi Nyeri Akut berhubungan dengan Agen cedera biologis (nyeri dada) adalah
pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang muncul akibat
kerusakan jaringaan aktual atau potensial atau digambarkan dalaam hal kerusakan
sedemikian rupa awitan yang tibatiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat
dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung <6 bulan (Nanda,
2012. h. 604).
berikut : data subjektif, pasien mengatakan nyeri, P: nyeri saat batuk, Q: nyeri seperti
ditusuk-tusuk. R: di area dada, S: skala 5, T: nyeri hilang timbul. Data objektif, pasien
Diagnosa ini menjadi prioritas kedua karena menurut Hierarki Kebutuhan Dasar
Manusia Maslow kebutuhan rasa aman dan nyaman merupakan kebutuhan yang kedua
setelah kebutuhan fisiologis seperti: oksigenasi serta cairan dan elektrolit (Mubarak &
nyeri akan mengganggu rasa nyaman pada tubuh manusia, nyeri merupakan salah satu
bentuk reflek guna menghindari rangsangan dari luar tubuh, atau melindungi tubuh dari
segala bentuk bahaya. Akan tetapi jika nyeri itu terlalu berat atau berlangsung lama
maka akan berakibat tidak baik bagi tubuh, dan hal ini mengakibatkan penderita
menjadi tidak tenang dan putus asa. Bila nyeri tidak tertahan, penderita bisa sampai
a. Definisi Resiko perubahan nutrisi kurang dari tubuh adalah beresiko pada asupan
berikut : pasien mengatakan tidak napsu makan, pasien mengatakan jika makan merasa
mual, data objektif A : BB sebelum sakit 48 kg, BB selama sakit 45 kg, B : Hb : 8,6
g/dl, C : bibir kering, D : diet lunk. c. Cara memprioritaskan masalah Diagnosa ini
menjadi prioritas ketiga karena menurut Hierarki kebutuhan dasar manusia Maslow
dan kebutuhan cairan dan elektrolit (Mubarak & Chayatin, 2008. h. 1).
manusia memerlukan asupan makanan guna memperoleh zat-zat penting yang dikenal
dengan istilah nutrisi tersebut. Nutrisi berfungsi untuk membentuk dan memelihara
jaringan tubuh, mengatur proses-proses dalam tubuh, sebagai sumber tenaga, serta
untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit. (Mubarak & Chayatin, 2008.h 26).
a. Definisi Ketiadaan atau defisiensi informasi kognitif yang berkaitan dengan topik
penyakitnya. Data objektif : Jika batuk tidak menutup mulut, membuang dahak
sembarangan.
(kebutuhan mengenal dan memahami potensi diri, belajar memenuhi kebutuhan diri
rasa aman, kebutuhan rasa cinta, dan kebutuhan harga diri. (Mubarak & Chayatin, 2008.
h. 2).
78
C. Intervensi
Adapun tujuan dan kriteria hasil: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
3x24 jam diharapkan masalah bersihan jalan napas dapat teratasi dengan kriteria:
skret keluar, sesak napas berkurang. Intervensi dan rasional: observasi keluhan
batuk dan sekret, bantu klien dalam melakukan inhalasi uap, rasionalnya:
mengakibatkan terdesaknya jantung dan paru- paru, sehingga oksigen tidak dapat
disebabkan oleh jalan nafas yang tersumbat. Berikan posisi yang semi fowler, tinggikan
Adapun tujuan dan kriteria hasinya Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
2 x 24 jam di harapkan masalah nyeri akut dapat teratasi denagan kriteria : Pasien
menunjukan wajah rileks, Pasien mengatakan nyerinya berkurang dari skala 5-3.
Intervensi untuk diagnosa gangguan rasa nyaman : Kaji keluhan nyeri, perhatikan
lokasi, intensitas (skala), frekuensi dan waktu, rasionalnya: Untuk mengetahui lokasi,
skala nyeri, dan kualitas nyeri Posisikan pasien yang nyaman yaitu dengan posisi
mungkin dapat meningkatkan kemampuan untuk, posisi duduk juga mengurangi rasa
Adapun tujuan dan kriteria hasilnya Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x
24 jam diharapkan masalah risiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh tidak
Resiko perubahan nutrisi kurang dari tubuh : Kaji status nutrisi pasien, turgor kulit,
berat badan, derajat penurunan berat badan, integritas mukosa oral, kemampuan
menelan, riwayat mual atau muntah, dan diare, rasionalnya: Memvalidasi dan
menepatkan derajat masalah untuk menetapkan pilihan intervensi yang tepat. Fasilitasi
pasien untuk memperoleh diet biasa yang disukai pasien (sesuai indikasi), rasional:
dan out put makanan dan timbang berat badan secara periodik (sekali seminggu).
rasionalnya: Menurunkan rasa tak enak karena sisah makanan, sisa sputum, atau obat
Adapun tujuan dan kriteria hasilnya Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x
24 jam diharapkan Klien tahu dan mengerti tentang informasi yang diberikan dengan
kriteria hasil : Klien dapat menyebut apa yang sudah dijelaskan, klien mematuhi aturan
cukup untuk klien, rasionalnya : Menambah wawasan untuk klien. Beri kesempatan
lebih kepada klien. Jelaskan dan ajarkan tentang : kondisi, pengobatan, perawatan,
pencegahan kekambuhan, tanda dan gejala, komplikasi (kolaborasi dengan dokter untuk
D. Implementasi
Implementasi yang dilakukan penulis dari tanggal 9 April 2018 sampai hari Rabu
1. Implementasi yang dilakukan penulis dari tanggal 9 April sampai hari rabu
tanggal 11 April 2018 yaitu: Implementasi yang diberikan selama 3 (tiga) hari pada
diagnosa pertama yaitu: observasi batuk, respon data subjektif: pasien mengatakan
batuk berdahak, respon data objektif: pasien terlihat sesak. Mengajarkan pasien
batuk efektif dan napas dalam, respon data objektif: pasien mengikut yang di
ajarkan. Menganjurkan pasien untuk tidur dengan posisi semi fowler, respon data
subjektif: pasien mengatakan nyaman dengan posisi yang sekarang. Kekuatan dari
dan mendukung setiap tindakan yang dilakukan, serta melakukan cara yang sudah di
ajarkan secara mandiri, sehingga tidak ada hambatan selama dilakukan tindakan
keperawatan.
2. Implementasi yang diberikan selama 3 (tiga) hari pada diagnosa kedua yaitu
mengkaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi dan intensitas (skala), respon data subjektif:
pasien mengatakan nyeri di dada, data objektif: skala nyeri 5, menganjurkan pasien
tidur dengan posisi semi fowler, respon data subjektif: pasien mengatakan nyaman
81
dengan posisi yang sekarang, data objektif: pasien terlihat rileks, menganjurkan pasien
relaksasi nafas dalam. Respon data subjektif: -, data objektif: pasien melakukan
relaksasi nafas dalam. Kekuatan dari implementasi ini adalah selama dilakukan
tindakan keperawatan, klien kooperatif dan mendukung setiap tindakan yang dilakukan,
serta melakukan cara yang sudah di ajarkan secara mandiri, sehingga tidak ada
3. Implementasi yang diberika selama 3 (tiga) hari pada diagnosa ketiga yaitu mengkaji
status nutrisi pasien, respon data subjektif : pasien mengatakan makan habis ¼ porsi,
pasien mengatakan BB turun 3 kg, data objektif: pasien terlihat lemas, menganjurkan
pasien perawatan mulut sebelum dan sesudah makan, respon data subjektif: pasien
untuk makan sedikit tapi sering.Respon data subjektif: pasien mengatakan mual jika
makan. Kekuatan dari implementasi ini adalah selama dilakukan tindakan keperawatan,
klien kooperatif dan mendukung setiap tindakan yang dilakukan, serta melakukan cara
yang sudah di ajarkan secara mandiri, sehingga tidak ada hambatan selama dilakukan
tindakan keperawatan
Implementasi yang diberikan selama 3 (tiga) hari pada diagnosa keempat yaitu
subjektif : klien dan keluarganya bersedia diberikan penyuluhan, data objektif : klien
dan keluarganya kooperatif. Mengajarkan klien cara batuk yang benar, respon data
subjektif : klien bersedia, data objektif : jika batuk tampak menutup mulut.
Menganjurkan klien untuk tidak membuang dahak secara sembarangan, respon data
subjektif : klien mau mengikuti apa yang dianjurkan, data objektif : klien membuang
dahak tidak sembarangan. Kekuatan dari implementasi ini adalah selama dilakukan
tindakan keperawatan, klien kooperatif dan mendukung setiap tindakan yang dilakukan,
82
serta melakukan cara yang sudah di ajarkan secara mandiri, sehingga tidak ada
E. Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan penulis selama tiga hari (9 s.d 11 April 2018)melakukan
tindakan keperawatan sesuai dengan kriteria hasil yang dicapai yaitu setelah
jalan napas dapat teratasi dengan kriteria: skret keluar, sesak napas berkurang.
Intervensi dan rasional sekret keluar, sesak napas berkurang, penulis masih
menemukan pasien masih sesak, batuk berdahak, namun pada tanggal 11 April 2018
ditemukan data S: klien mengatakan sesak nafas tapi sedikit, batuk berdahak. O:
pasien terlihat batuk, A: ketidak efektifan bersihan jalan napas belum teratasi, P:
Evaluasi yang dilakukan penulis selama tiga hari melakukan tindakan keperawatan
sesuai dengan tujuan kriteria hasil yang dicapai yaitu: Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 2 x 24 jam di harapkan masalah nyeri akut dapat teratasi denagan
kriteria : Pasien menunjukan wajah rileks, Pasien mengatakan nyerinya berkurang dari
skala 5-3. Pasien mengatakan nyeri berkurang, pasien dapat beristirahat, pasien sesak
nafas berkurang, pada hari Rabu tanggal 11 April 2018 ditemukan data: S: nyeri dada
hilang, O: pasien terlihat tenang, A: masalah nyeri akut teratasi, P: pertahankan kondisi
. Evaluasi yang dilakukan penulis selama tiga hari melakukan tindakan keperawatan
sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil yang dicapai yaitu : Setelah dilakukan tindakan
dari kebutuhan tubuh tidak terjadi dengan kriteria hasi : Klien mengatakan napsu makan
bertambah, Klien tampak segar, penulis masih menemukan pasien tidak nafsu makan,
83
jika makan mual, namun pada tanggal 11 April 2018 ditemukan data S: pasien
45 kg, B : Hb : 8,6 g/dl, C : bibir kering, D : diet lunak, A: Resiko perubahan nurtisi
Evaluasi yang dilakukan penulis selama tiga hari melakukan tindakan keperawatan
sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil yang dicapai yaitu : setelah dilakukan tindakan
penyakitnya, penulis masih menemukan jika batuk tidak menutup mulut, membuang
dahak sembarangan, namun pada tanggal 11 April 2018 ditemukan data S : klien
pertahankan intervensi.
84
BAB V
PENUTUP
Poli TB Paru UPT Puskesmas Klangenan Kabupaten Cirebon selama tiga hari, maka
1. Saat dilakukan pengkajian tanggal 9 April 2018 pukul 09.00 WIB didapatkan data
subjektif: yang ditemukan yaitu, klien mengatakan mengeluh batuk berdahak, sesak
B : Hb : 8,6 g/dl,
C : bibir kering,
R: di area dada,
S: skala 5,
Data objektif : klien terlihat lemas, klien terlihat melindungi area nyeri saat batuk, TD :
110/80 mmhg , N : 88x/ mnt, S : 36,2 ºC, RR : 28x/mnt, jika batuk tidak menutup
bersihan jalan napas berhubungan dengan sekret yang berlebih. Nyeri Akut
berhubungan dengan Agen cedera biologis (nyeri dada).Risiko perubahan nutrisi kurang
85
3. Intervensi yang disusun untuk menguasai masalah pada klien dengan ketidakefektifan
4. Implementasi yang dilakukan pada klien dengan ketidakefektifan bersihan jalan nafas
5. Evaluasi dari implementasi yang telah dilakukan dari tanggal 9 sampai dengan 11
april 2018 diagnosa yang teratasi meliputi Nyeri Akut berhubungan dengan Agen
cedera biologis (nyeri dada). Risiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
sumber informasi.
B. Saran
buku maupun jurnal untuk mendukung penulisan Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa.
3. Bagi lahan praktik Diharapkan ruang perawatan pasien pada penderita tuberkulosis
paru, kamar atau ruangan pasien terpisah antara pasien yang lain karena tuberkulosis
paru mudah menular. Ruangan juga harus cukup cahaya sinar matahari yang masuk
DAFTAR PUSTAKA
Alsagaff, Hood & Abdul Mukty. 2010. Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya :
press
<http://www.dinkesjatengprov.go.id/dokumen/profil/2008/Tabel200864 .pdf
Hariadi, Slamet, dkk. 2010. Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya : Departemen
Junaidi, Iskandar. 2010. Penyakit paru dan saluran napas. Jakarta : Buana Ilmu Populer.
Mubarak, Wahid Iqbal dan Nurul Chayatin. 2008. Buku Ajaran Kebutuhan Dasar
Rab, Tabrani. 2010. Ilmu penyakit paru. Jakarta : Trans Info Media.
Somantri, Irman. 2009. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan pada
Wijaya, Andra & Yessie Putri. 2013. Buku KMB 1 keperawatan Medikal Bedah
pertama dengan basil BTA. Uji ini sering dengan menggunakan cara
Mantoux test.
pada 1/3 atas lengan bawah kiri, pembacaan hasil dilakukan setelah
6-8 jam penyuntikan, hasil positip, bila diameter indurasi lebih dari
10 mm, negatip bila kurang dari 5 mm, meragukan bila indurasi 5-10
mm.
114
88
kurang efektif.
MENETAP
TERJADILAH
INFEKSI
116
hindari merokok Nama obat, dosis, tujuan dan efek samping dari
lapor ke dokter bila ada, nyeri dada, batuk darah, kesulitan bernafas,
91
tertulis atau verbal dengan jelas tentang pemberian obat dan caranya
intervensi : 1) Kaji patologi penyakit (fase aktif atau bta (+)) dan
sahabat
117
pengobatan
93
semi fowler tinggi 5) bersihkan sekret dari mulut, bila perlu lakukan
118
nafsu makan klien dengan : Ruangan bebas bau yang tidak sedap,
positip, maka perlu dilakukan foto thorax atau SPS ulang, bila foto
pemberian, Intra Cutan (IC), pada 1/3 atas lengan bawah kiri,
positip, bila diameter indurasi lebih dari 10 mm, negatip bila kurang
dari 5 mm, meragukan bila indurasi 5-10 mm). Uji lain sering dengan
119
batang, bersifat aerob, mudah mati pada air mendidih (5 menit pada
suhu 80°C), mudah mati terkena sinar ultra violet (matahari) serta
lembab.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
97
A.PENGERTIAN
1. KONSEP PEGETAHUAN
a. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
b.TingkatPengetahuan
kognitif adalah
1. (Know) Tahu
(recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu merupakan tingkatan
2. Memahami(Comprehensif)
tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi
3. Aplikasi (Application)
98
telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini
4. Analisis(Analysis)
5. Sintesis(Synthesis)
baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun
6. Evaluasi(Evaluation)
yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian
a.Umur
pola-pola kehidupan yang baru dan harapan-harapan baru. Pada masa ini
nilai, masa penyesuaian dengan cara hidup baru, masa kreatif. Pada dewasa
bertambah umur seseorang akan semakin tinggi wawasan yang diperoleh apa
b.Pendidikan
proses belajar. Tingkat pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang
c. Pekerjaan
sama lain, setiap orang harus dapat bergaul dengan teman sejawat walaupun
100
dengan atasan sehingga orang yang hubungan sosial luas maka akan lebih