You are on page 1of 24

Presentasi

Jurnal
Medication for Attention
Deficit Hyperactivity
Disorder and Criminality
Medication for Attention Deficit Hyperactivity Disorder and
Judul
Criminality

Paul Lichtenstein, Ph.D., Linda Halldner, M.D., Ph.D., Johan


Penulis
Zetterqvist, M.Ed., Arvid Sjölander, Ph.D., Eva Serlachius, M.D.,
Ph.D.,Seena Fazel, M.B., Ch.B., M.D., Niklas Långström, M.D.,
Ph.D.,and Henrik Larsson, M.D., Ph.D.

New England Journal of Medicine 2012;367:2006-14.


Publikasi
DOI:10.1056/NEJMoa1203241 Copyright © 2012 Massachusetts
Medical Society
Penelaah DM FK UWKS

Tanggal 11 agustus 2017


telaah
No. Komponen Uraian
1 Introduction Judul: sesuai dengan isi penelitian (hal 1)
Abstrak:Dapat menggambarkan isi jurnal (hal 1): tuju
an, desain penelitian, lokasi, subjek, hasil pengukuran
utama, hasil penelitian, kesimpulan.
Pendahuluan: Dapat menjelaskan latar belakang dilak
ukannya penelitian, tujuan penelitian, dan masalah yan
g ada. (hal 1)
Interpretasi:Penambahan lamotrigin dan quatiapine u
ntuk pengobatan dapat memperbaiki hasil. Asam folat
nampaknya menghilangkan efek lamotrigine

2 Methods analisis regresi Cox bertingkat ,(Hal 1).

Terdapat pengurangan yang signifikan sebanyak 32% p


3 Result
ada angka kriminalitas untuk pria (sesuai rasio hazard
, 0,59; 95% CI, 0,50 sampai 0,70). Angka pengurangan
antara 17% dan 46% pada analisis sensitivitas diantara
pria, dengan faktor-faktor termasuk perbedaan jenis
obat (misalnya stimulant dengan non stimuli) dan hasi
menggunakan regresi Cox bertingkat untuk anal
4 Analyze
isis pasien, dengan sesuai dengan umur, angka
hukuman sebelumnya dan angka pergantian kat
egori pengobatan sebagai variabel kategori pad
a model ini.
5 Discussion Membahas Pengobatan untuk Attention deficit
hyperactivity disorder dan kriminalitas (Hal 7).

Diantara pasien ADHD, angka kriminalitas renda


6 Conclusion
h selama periode pengobatan ADHD. Temuan in
i meningkatkan kemungkinan bahwa penggunaa
n obat mengurangi risiko kriminalitas diantara
pasien ADHD..
Latar Belakang
 Gangguan hiperaktifitas dan defisit
perhatian (attention deficit-
hyperactivity/ADHD) merupakan
gangguan yang sering berhubungan
dengan perilaku criminal dalam
beberapa penelitian. Terapi
farmakologi tersedia untuk ADHD
dan dapat mengurangi risiko
kriminalitas.
ADHD

 ADHD adalah suatu peningkatan aktifitas motorik


hingga pada tingkatan tertentu yang
menyebabkan gangguan perilaku yang terjadi,
setidaknya pada dua tempat dan suasana yang
berbeda.
Latar Belakang

 Sekitar 5% dari semua anak di belahan dunia bagian barat


memenuhi criteria diagnosis attention defisit-hyperactivity
disorder (ADHD), dan sebagian besar anak diobati dengan
farmakologi. ADHD berhubungan dengan kriminalitas dan
gangguan eksternalisasi.
TUJUAN PENELITIAN

 Tujuan utama Pada penelitian ini, kami


menggunakan data populasi Swedia
untuk mencari tahu hubungan antara
penggunaan pengobatan ADHD dan
kriminalitas.
Hasil Penelitian
 Diantara pria yang didiagnosa ADHD, 53,6% telah mendapat
pengobatan ADHD dan 36,6% telah dihukum minimal dengan satu
kejahatan selama tindak lanjut. Diantara pasien wanita, sebanyak
62,7% telah mendapat pengobatan ADHD dan 15,4% telah dihukum
minimal dengan satu kejahatan selama tindak lanjut, bila
dibandingkan dengan 0,1% dan 2,2% kelompok kontrol. Total
sebanyak 689 pria (4,3%) dan 368 wanita (3,8%) telah mendapat
pengobatan ADHD selama keseluruhan periode dan sebanyak 7468
pria (46,4%) dan 3537 wanita (37,3%) tidak mendapat pengobatan
ADHD. .
 Pasien dengan ADHD, kejahatan lebih sering terjadi selama periode
pasien mendapatkan pengobatan ADHD. Rasio regresi Cox yang
tidak seimbang sebanyak 0,70 (95% CI, 0,66 sampai 0,75) pada pria
dan 0,78 (95% CI, 0,68 sampai 0,90) pada wanita, mengindikasikan
bahwa penggunaan obat berhubungan dengan rendahnya angka
kriminalitas
Hasil Penelitian
 Diantara pasien yang menerima pengobatan ADHD, terdapat
pengurangan yang signifikan sebanyak 32% pada angka
kriminalitas untuk pria (sesuai rasio hazard, 0,59; 95% CI, 0,50
sampai 0,70). Angka pengurangan antara 17% dan 46% pada
analisis sensitivitas diantara pria, dengan faktor-faktor termasuk
perbedaan jenis obat (misalnya stimulant dengan non stimuli)
dan hasilnya (misalnya jenis kejahatan
Analisis PICO
PROBLEM / PATIEN
Populasi ada jurnal ini kami memperoleh data dari Register Populasi Swedia
dengan jumlah identifikasi personal yang unik, memungkinkan hubungan yang
akurat. Kami telah mengidentifikasi sebanyak 25.656 pasien (16.087 pria dan
9569 wanita) yang lahir sebelum tahun 1990 dengan minimal satu diagnosis
ADHD.
Intervention

 Pada penelitian telah diidentifikasi sebanyak 25.656


pasien (16.087 pria dan 9569 wanita) yang lahir
sebelum tahun 1990 dengan minimal satu diagnosis
ADHD
Intervention…

Semua pasien mendapatkan perawatan dokter jiwa


sejak tahun 1973 dan pasien rawat jalan yang didiagnosis
sejak tahun 2001. Kami juga menggunakan Register Resep
Obat, termasuk informasi pada semua resep obat sejak Juli
2005. Sampel populasi umum yang digunakan untuk
membandingkan angka kriminalitas dan penggunaan obat
antara pasien ADHD dengan populasi umum. Untuk
memastikan statistik yang adekuat dan waktu tindak-
lanjut yang sama, kami mencocokan 10 kontrol untuk tiap
kasus sesuai tahun lahir, jenis kelamin dan lokasi geografis
sewaktu didiagnosis.
Intervention…

Kriminalitas diidentifikasi melalui Register Kriminal Nasional termasuk kenakalan di


daerahnya sejak tahun 1973, dan Register Pelanggaran, yang dicatat pada semua suspek
kejahatan setelah dilacak oleh polisi, otoritas setempat atau pihak penuntut.
Untuk menghitung migrasi, kematian dan hukuman penjara, kami bekerja sama dengan
Migrasi, penyebab kematian dan register penjara. Kami memperkirakan periode pasien
yang menghabiskan masa muda menggunakan data kenakalan pada Register Kriminal
Nasional
Comparison

 Jurnal: Medication for Attention Deficit Hyperactivity Disorder


and Criminality: Hasil dari penelitian ini didapatkan sebanyak
16.087 pria dan 9569 wanita dengan ADHD Diantara pria yang
didiagnosa ADHD, 53,6% telah mendapat pengobatan ADHD dan
36,6% telah dihukum minimal dengan satu kejahatan selama
tindak lanjut.
 Jurnal ini membandingkan angka kriminalitas terhadap pasien
dengan ADHD yang mendapatkan pengobatan dan yang tidak
mendapatkan pengobatan, dan prevalensi kasus ADHD dan
kriminalitas terhadap pria dan wanita.
Outcome

 Diantara pasien ADHD, angka kriminalitas rendah selama periode


pengobatan ADHD. Temuan ini meningkatkan kemungkinan bahwa
penggunaan obat mengurangi risiko kriminalitas diantara pasien ADHD
 Prevalensi kasus ADHD dan kriminalitas lebih tinggi pada Pria
dibandingkan dengan wanita
ANALISIS VIA
Validity

1. Apakah fokus penelitian ini sesuai dengan tujuan penelitian?

Menurut kelompok kami sudah sesuai, karena penelitian ini berfokus dalam
mengetahui efektivitas Terapi farmakologis yg tersedia untuk ADHD dan dapat
mengurangi resiko kriminaitas..

2. Apakah subjek penelitian ini diambil dengan cara yang tepat?

Ya, subjek penelitian diambil sesuai tema, dimana subjeknya disini diambil sesuai
pria dan 9569 wanita) yang lahir sebelum tahun 1990 dengan minimal satu
diagnosis ADHD (dengan kode 314 pada International Classification of Diseases,
9th Revision [ICD-9]; dan kode F90 pada ICD-10) pada Register Pasien Nasional.
Validity

3. Apakah data yang dikumpulkan sesuai dengan tujuan penelitian?

Ya, Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu data yang diambil adalah data
dari Register Populasi Swedia , dengan minimal satu diagnosis ADHD pada
Register Pasien Nasional. Semua pasien mendapatkan perawatan dokter
jiwa sejak tahun 1973 dan pasien rawat jalan yang didiagnosis sejak tahun
2001

4. Apakah penelitian ini mempunyai jumlah subjek yang cukup


untuk meminimalisirkan kebetulan?

Peneliti melakukan penelitian eksperimental maka semua data yang


dapat diterima sesuai kriteria inklusi akan dipakai menjadi subjek
penelitian. Pada penelitian ini terdapat 28 literatur.
Validity

5. Apakah analisis data dilakukan cukup baik?

Ya, analisis data sudah dilakukan dengan kami menggunakan


regresi Cox bertingkat.
Important

6. Apakah penelitian ini penting?


.

Mengingat bahwa gejala depresi adalah penyebab


utama kecacatan di gangguan bipolar. Penelitian yang
membahas tentang ombinasi lamotrigin dengan
quetiapine ini berpotensi memberikan hasil yang lebih
baik bagi orang-orang dengan depresi bipolar
Applicable

7. Apakah penelitian ini dapat diterapkan?

Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai referensi


tentang pemberian pengobatan untuk yang ADHD yang
berhubungan dengan perilaku keriminalitas.
THANK YOU

You might also like