You are on page 1of 16

ULAT SUTRA (Upaya Pelayanan Kesehatan Terpadu Satu Pintu yang

Ramah Anak ) Meningkatkan Kesehatan Ibu dan Anak


di Wilayah Kerja Puskesmas Silingkang Kota Sawahlunto.

A. ANALIS IS MAS ALAH (5 persen dari nilai keseluruhan)


1 . Apa masalah yang dihadapi sebelum inisiatif ini dilaksanakan?

Uraikan situasi yang ada sebelum inisiatif ini dimulai, paling banyak 500
kata. Apa masalah utama yang perlu diselesaikan? Kelompk sosial mana
saja, misalnya kelompk masyarakat miskin, buta huru, penyandang cacat,
manula, imigran, perempuan, pemuda, minoritas etnis, yang
terpengaruhdalam hal apa?

Undang – undang Nomor 35 tahun 2014 tentang perubahan Atas


Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
mengamanatkan bahwa kesehatan anak merupakan salah satu hak anak
yang wajib dipenuhi. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah
fasilitas kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan
tingkat pertama dengan lebih megutamakan upaya promotif, preventif
untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya,
teremasuk bagi anak-anak diwilayah kerjanya.
Anak adalah seserang yang belum berusia 18 tahun termasuk anak
yang masih dalam kandungan, sehingga kondisi kesehatan ibu hamil
menjadi perhatian khusus. Perhatian khusus harus diberikan kepada anak
dengan 4 prinsip perlindungan anak yang terdiri dari non diskriminasi,
kepentingan terbaik bagi anak, hak untuk hidup, kelangsungan hidup dan
perkembangan serta penghargaan terhadap pendapat anak.
Puskesmas S ilungkang terletak di Kecamatan S ilungkang merupakan
salah satu Puskesmas dari 6 (enam) Puskesmas yang berada di Kota
S awahlunto dengan Puskesmas Rawatan. Anak juga merupakan salah satu
sasaran dari pelayanan kesehatan.
Kondisi kesehatan anak termasuk anak yang dalam kandungan pada
tahun 2014 adalah:
No Indikator Pencapaian
1 J umlah ibu hamil resiko tinggi 11
2 J umlah ibu hamil anemia 9
3 J umlah ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) 14
4 J umlah ibu melahirkan dengan dukun 1
5 J umlah Kematian bayi 4
6 J umlah Kematian anak balita 0
7 J umlah kematian ibu 2
8 C akupan D/ S
9 J umlah balita gizi buruk
10 J umlah BBLR 12
Permasalahan kesehatan anak yang ada sebelum program inovatif ini
dilakukan adalah:
1. Rendahnya kesehatan ibu yang ditandai dengan tingginya anemia ibu
hamil, KEK pada ibu hamil, masih adanya persalinan dukun, dan
tingginya kematian ibu. Hal ini akan berdampak buruk pada kesehatan
janin dalam kandungan dan satatus kesehatan bayi yang akan lahir.
2. Tingginya kematian bayi yang juga menandakan lemahnya status
kesehatan bayi.
3. Belum optimalnya pemantauan dan penatalaksanaan ibu hamil resiko
tinggi
4. Belum adanya tim terpadu dalam memberikan pelayanan kesehatan
anak. Pelayanan kesehatan yang diberikan pada anak bukan hanya saja
dari medis saja tetapi diperlukan keterlibatan lintas program lain dalam
hal ini seperti program gizi, sanitasi, promosi kesehatan dan program
pengendalina penyakit menular maupun yang tidak menular.
5. Belum terkoordinirnya system pelayanan kesehatan anak.
6. Belum optimalnya dukungan lintas sector pada peningkatan kesehatan
anak.
7. Belum optimalnya alur, mekanisme, S OP dan tatanan pelayanan
kesehatan anak di Puskesmas S ilingkang.

B. PENDEKATAN S TRATEGIS (25 persen dari nilai keseluruhan)


2 . Siapa yang telah mengusulkan pemecahannya dan bagaimana
inisiatif ini telah memecahkan masalah yang dihadapi?

Paling banyak 600 kata, ringkasan apa yang telah tercakup dalam inisiatif
ini dan bagaimana inisiatif ini telah memecahkan masalah yang dihadapi.
J uga uraikan strategi yang telah dilakukan termasuk tujuan utama dan
kelompok sasaran.

Berdasarkan data dan permasalahan tahun 2014 diatas diadakan


lokmin tingkat puskesmas dengan peserta dari lintas program dan lintas
sector yang ada di wilayah Kecamatan S ilungkang juga dihadiri dari Dinas
Kesehatan Kota S awahlunto. Lomin ini dilaksanakan pada Bulan… … ..2015.
Pada lokmin membahas tentang system terpadu dan komprehensif untuk
pelayanan kesehatan anak dalam rangka pemenuhan kebutuhan anak
bidang kesehatan dan meningkatkan kualitas hidup anak. S ehingganya
diperlukan suatu keterpaduan lintas program dalam memberikan
pelayanan kesehatan anak di wilayah kerjanya. Pelayanan disebut dengan
ULAT SUTRA (Upaya Pelayanan Kesehatan Terpadu Satu Pintu yang Ramah
Anak)
Pada rapat tingkat Kota S awahlunto yang dihadiri oleh Walikota
S awahlunto, S ekda, Kepala S KPD se Kota S awahlunto, Kepala Puskesmas,
C amat dan unsur yang terkait lainnya dengan hasil keputusan rapat adalah
menunjuk Puskesmas S ilungkang sebagai Puskesmas Ramah anak dalam
rangka Kota S awahlunto Menuju Kota Layak Anak. S ehingga adanya
keselarasan antara Pemerintah Kota S awahlunto dengan Program
kesehatan anak dalam rangka pemenuhan kebutuhan kesehatan anak dan
kelangsungan hidup anak.
Dinas Kesehatan dan S osial sebagai leader dalam pembentukan
puskesmas ramah anak mengeluarkan S urat Keputusan Kepala Dinas
Kesehatan dan S osial S awahlunto Nomor 188.47/ 68/ DINKES -S WL/ 2015
Tentang Penetapan Puskesmas Ramah Anak di Puskesmas S ilungkang.
Dinsa Kesehatan turut memberikan bimbingan dan pembinaan terhadap
pelaksanaan program ulat sutra seta dukungan dalam pemenuhan sarana
dan prasarana demi terwujudnya dan terbentuknya pelayanan satu atap
ramah anak (one step service) dengan mengintegrasikan pelayanan
kesehatan anak di poli anak, pelayanan S IDDTK, imunisasi, gizi, dan
konseling dalam satu tempat pelayanan.
Pelayanan kesehatan ibu hamil juga menjadi prioritas utama untuk
mempersiapkan kelahiran bayi yang aman dan sehat. Kualitas kesehatan
anak tidak terlepas dari kesehatan ibu pada saat hamil. Ibu hamil resiko
tinggi bisa berdampak buruk kepada bayi yang dilahirkan seperti BBLR
(bayi berat lahir rendah), asfiksia, gizi buruk, kelainan kongenital dan
kematian bayi bahkan kematian ibu. S ehingga diperlukan pengawasan dan
penatalaksanaan ibu hamil resiko tinggi.
Beberapa strategis yang diterapkan pada kegiatan Ulat S utra ini
adalah:
1. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan anak dengan satu
pintu yang dimulai dari tenaga kesehatan, sarana pendukung
seperti ruangan, alat bermain anak dan lain sebagainya. Kulaitas
pelayanan kesehatan anak yang diberikan dalam gedung
Puskesmas maupun luar gedung Puskesmas (dilapangan)
2. Meningkatkan kesehatan ibu hamil dengan pelayanan yang
berkualitas termasuk pemantauan dan pengawasan ibu hamil
yang beresiko tinggi dalam rangka mempersiapkan kelahiran bayi
yang sehan dan persaliunan yang aman.
3. Melakukan pendekatan system keterpaduan antara lintas sector
dan lintas program.
4. Untuk mewujudkan pelayanan yang berkualitas tersebut
diperlukan sarana dan prasarana dan lingkungan puskesmas yang
sesuai standar yang meliputi adanya materi KIE terkait kesehatan
ibu dan anak, ruang pelayanan dan konseling bagi anak, ruang
bermain anak, tersedia ruang laktasi, tersedianya tanda
peringatan dilarang merokok sebagai kawasan tanpa rokok dan
pelayanagn yang diberikan sesuai dengah S OP yang telah
ditetapkan.
3 . Dalam hal apa inisiatif ini kreatif dan invatif

Paling banyak 200 kata, ilustrasikan apa yang menjadikan inisiatif ini
unik dan bagaimana inisiatif ini telah menyelesaikan masalah dengan
cara-cara yang baru dan berbeda. Sebutkan pendekatan-pendekatan
kreatif dan inovatif yang membuat inisiatif ini berhasil.

Pembentukan Ulat S utra dalam rangka meningkatkan kesehatan ibu


dan anak yang merupakan percepatan penurunan kematian ibu dan bayi.
S tatus kesehatan anak yang tinggi akan mempengaruhi kualitas kesehatan
pada usia dewasa, pra lansia dan lansia yang berarti merupakan investasi
yang tepat karena akan menjamin kualitas manusai di masa depan.
Pendekatan yang dilakukan adalah:
1. Pelayanan kesehatan ramah anak di Puskesmas S ilungkang
Melaui keterpaduan dan satu pintu pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada anak menjadi efektif dan efisien sereta berkualitas
dan tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
2. Pengelolaan dan Pengawasan Ibu hamil resiko tinggi dengan
Prolasih, Kader S iaga KIA dan Halo Ibu.
Program dilaksanakan dengan keterpaduan dan satu pintu yang
dikoordinir oleh tim yang telah dibentuk dengan melibatkan lintas
program dan lintas sector sehingga dapat mengakomodir sasaran anak
dan ibu hamil dalam mencapai tujuan yaitu peningkatan status
kesehatan ibu dan anak yang ditandai dengan penurunan kematian ibu
dan bayi di wilayah kerja Puskesmas S ilungkang.

a. Membentuk tim kelembagaan yang terpadu dari lintas program


antara lain dokter, dokter gigi, perawat, bidan, tenaga gizi, tenaga
sanitarian, tenaga penyuluh, petugas labor. Tim yang telah
dibentuk mempunyai tanggung jawab wilayah untuk pelayanan
kesehatan anak.
b. Adanya program kerja yang disepakati untuk tujuan yang
diharapkan.
c. Menyiapkan ruangan puskesmas untuk pelayanan kesehatan
ramah anak seperti cat dinding, gamnar didinding yang disukai
anak, tempat bermain anak, tempat pelayanan kesehatan anak,
dan ruangan yang sangat representative untuk anak sehingga
anak akan betah dan merasa nyaman berda di puskesmas.
S aranba dan prasarana yang diciptakan akan mendukuh
pertumbuhan dan perkembangan anak.
d. Membuat jadwal piket dan pembagian tugas dari tim.
e. Membuat alur dan S OP pelayanan kesehatan anak dalam gedung
puskesmas maupun luar gedung puskesmas yang ada di wilayah
kerja
3. Pengelolaan dan penatalaksanaan ibu hamil resiko tinggi.
Program yang dibuat untuk pengelolaan ibu hamil resiko tinggi
adalah Program Pengelolaan Resiko Kehamilan (PROLAS IH, Kader
S iaga dan Halo Ibu.
Rangkaian kegiatan PROLAS IH adalah:
a. Membentuk tim kelembagaan yang terpadu dari lintas program
antara lain dokter, dokter gigi, perawat, bidan, tenaga gizi,
tenaga sanitarian, tenaga penyuluh, petugas labor dan lintas
sector tingkat kecamatan. Tim yang telah dibentuk mempunyai
tanggung jawab wilayah kerja.
b. Adanya program kerja yang disepakati untuk tujuan yang
diharapkan.
c. Inventarisasi dan pengelompokan resiko ibu hamil.
d. Menyiapkan ruangan puskesmas untuk pelayanan kesehatan ibu
hamil yang terintegrasi.
e. Membuat jadwal piket dan pembagian tugas dari tim.
f. Membuat alur dan S OP pelayanan kesehatan ibu dalam gedung
puskesmas maupun luar gedung puskesmas yang ada di wilayah
kerja.
Rangkaian kegiatan Kader S iaga KIA merupakan kegiatan yang
dilaksanakan oleh kader untuk melakukan kunjungan rumah
bersama petugas kesehatan ke rumah ibu hamil resti dalam rangka
pemantauan dan pengawasan ibu hamil resti.
Rangkaian kegiatan Halo Ibu merupakan kegiatan untuk memotivasi
dan saran untuk ibu hamil dengan layanan Halo Ibu.

C . PELAKS ANAAN DAN PENERAPAN (30 persen dari nilai keseluruhan)


4 . Bagaimana strategi ini dilaksanakan

Paling banyak 600 kata, uraikan unsur-unsur rencana aksi yang telah
dikembangkan untuk melaksanakan strategi ini, termasuk
perkembangandan langkah-langkah kunci, kegiatan-kegiatan utama serta
kronologinya.

Inisiatif One step S ervice Ulat S utra dilaksanakan melalui tahapan


sebagai berikut :

A. Pelayanan Kesehatan Ramah Anak di Puskesmas S ilungkang


1. Identifikasi masalah kesehatan ibu dan anak
S alah satu langkah awal dalam melaksanakan rencana aksi adalah
mengadakan diskusi kelompok dengan pemegang program
kesehatan ibu dan anak. Masalah didapatkan dari evaluasi
program bulanan ataupun tahunan yang rutin dilakukan.
2. Pembentukan Tim Kerja Pelayanan S atu Pintu Puskesmas Ramah
Anak dan Rapat Koordinasi dalam rangka membuat komitmen
bersama terkait pelayanan di ruang ramah anak
Tim kerja Pelayanan S atu Pintu Puskesmas Ramah Anak ini terdiri
dari Kepala Puskesmas, dokter, Perawat, Bidan, Tenaga Gizi,
Pemegang program Ibu dan Anak, Pemegang Program Imunisasi
dan Tenaga rekam medis. S etiap profesi mempunyai peranannya
masing-masing dalam memberikan pelayanan yang diberikan
kepada masyarakat. Tim Kerja yang telah dibentuk saling
berkoordinasi dan akan melakukan rujukan internal apabila
diperlukan untuk memberkan pelayanan yang holistik.
3. Koordinasi dengan Dinas Kesehatan dan S osial terkait masalah
kelengkapan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dan pelatihan
bagi petugas untuk menunjang pelayanan di Puskesmas Ramah
Anak.Untuk menindaklanjuti hasil evaluasi, masalah-masalah yang
didiskusikan disampaikan kepada Dinas Kesehatan dan S osial Kota
S awahlunto. S arana dan Prasarana yang diperlukan untuk
Puskesmas Ramah Anak disampaikan dalam pertemuan. Alhasil,
Dinas Kesehatan dan S osial Kota S awahlunto memutuskan untuk
membantu dalam mempersiapkan kelengkapan sarana dan
prasaran yang dibutuhkan.
4. Koordinas dengan Lintas S ektor Terkait
S elain dengan Dinas Kesehatan dan S osial Kota S awahlunto,
koordinasi juga dilakukan dengan Lintas sektor terkait seperti
Kecamatan, Kepala Desa, dan Kader. Koordinasi ini bertujuan
untuk meminta dukungan dari lintas sektor terkait terhadap
rencana aksi yang akan dilakukan. Misalnya untuk program
Prolasih dan Kader S iaga KIA diperlukan dukungan dari
Kecamatan untuk menetapkan Kader yang membantu dalam
pelaksanaan program.
5. Menata ruangan pelayananan ramah anak sesuai dengan standar
pelayanan ramah anak
Ruangan yang dijadikan sebagai tempat pelayanan satu atap
Ramah Anak S ilungkang adalah ruangan Poliklinik Anak. Ruangan
tersebut di design sesuai dengan standar pelayanan ramah anak.
Didalam ruangan tersebut terdapat ruangan pelayanan kesehatan,
tempat konseling, ruang bermain anak, tempat imunisasi dan
ruangan S IDDTK. Designe interior dilakukan dengan menghias
ruangan sedemikian rupa dengan gambar-gambar yang semenarik
mungkin bagi anak-anak. J uga disediakan mainan-mainan
edukatif bagi anak-anak untuk merangsang pertumbahan fisik dan
mental anak-anak.
6. Menyusun rancangan S tandar Operasional Prosedur (S OP)
Pelayanan S atu Pintu Puskesmas Ramah Anak
S etiap pelayanan yang terdapat dalam rencana anksi ini memilki
standar operasional prosedur (S OP). S OP ini dibuat oleh petugas
yang bersangkutan. S OP yang telah dibuat disosialisasikan kepada
semua staf dan disebarkan sesuia dengan unit terkait.
7. S osialisasi kegiatan pelayanan di Puskesmas Ramah Anak
S ilungkang dengan Lintas S ektor terkait dan Tokoh masyarakat di
wilayah kerja Puskesmas S ilungkang
S osialisasi dilakukan di Puskesmas dan Rapat Korrdinasi C amat
(Rakorcam).
8. Melakukan Monitoring dan evaluasi terhadap capaian dari rencana
aksi yang telah dilakukan.
Monitoring dan evaluasi dilakukan melingkupi aspek pelayanan,
aspek pencapaian program dan aspke kepuasan masyarakat.
Msing-masing penilaian terhadap aspek tersebut memiliki cara
tersendiri. Untuk monitoring dan evluasi aspek pelayanan
dilakukan pengawasan langsung oleh Kepala Puskesmas dan
Kasubag tata usaha serta Tim Audit Internal. Aspek pencapaian
program dimonitoring dengan rapat lokakarya mini yang dilakukan
tiap bulan. S edangkan untuk kepuasan masyarakat Puskesmas
S ilungkang menyediakan kotak saran dan melakukan penilaina
kepuasan pelangganan yang dilakukan satu kali dan setahun.
B. Pengelolaam dan Pengawasan ibu hami resiko tinggi
1. Prolasih
2. Kader S iaga KIA
3. Halo Ibu
5 . Siapa saja pemangku kepentingan yang terlibat dalam
pelaksanaan?

Paling banyak 300 kata, sebutkan siapa saja yang telah berkontribusi
untuk desain dan/ atau pelaksanaan inisiatif ini, termasuk pegawai negeri
yang relevan, instansi pemerintah, organisasi, warga masyarakat, LSM,
sektr swasta, dan lain-lain.

Kegiatan inovatif dan kreatif ini di dukung oleh stakeholder internal dan
eksternal.
a. S takholder internal yaitu seluruh petugas Puskesmas S ilungkang
pada umumnya dan petugas pemberi pelayanan ruang ramah anak
pada khususnya termasuk juga petugas Pustu dan Polindes di wilayah
kerja Puskesmas S ilungkang.
b. S takeholder eksternal yaitu
Walikota S awahlunto, Dinsa Kesehatan dan S osial Kota S awahlunto,
Kantor Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan KB, C amat
S ilungkang, Kepala Desa di wilayah kerja Puskesmas S ilungkang,
tokoh masyarakat dan kader posyandu.
Dukungan yang diberikan dalam bentuk dengan ditingkatkanya
sarana dan prasarana yang mendukung perubahan penampilan
Puskesmas dengan design interior yang khusus untuk ruangan anak.
Melengkapi sarana yang dibutuhkan untuk menunjang proses
pelayanan, seperti media bermain untuk anak dan media untuk
melakukan deteksi tumbuh kembang anak, serta memfasilitasi untuk
pelatihan petugas pemberi layanan di Puskesmas Ramah Anak.
6 . Sumber daya apa saja yang digunakan untuk inisiatif ini dan
bagaimana sumber daya itu di mobilisasi
Paling banyak 500 kata, sebutkan biaya sumber daya keuangan, teknis
dan manusia yang berkaitan dengan inisiatif ini. Bagaimana proyek ini
dibiayai dan siapa yang mendukung pembiayaan tersebut?

Sumber Daya Keuangan. Untuk melaksanakan Pelayanan S atu Atap


Puskesmas Ramah Anak ini, berbagai pemangku kepentingan
menyediakan dana guna mendukung inisiatif ini :

1. Dinas Kesehatan dan S osial Kota S awahlunto tahun 2014 (APBD


Kota S awahlunto tahun 2014) sebesar Rp. 293.512.000,-
2. Dinas Kesehatan dan S osial Kota S awahlunto tahun 2015(APBD
Kota S awahlunto tahun 2015) sebesar Rp. 202.624.000,-
3. Dinas Kesehatan dan S osial Kota S awahlunto tahun 2016(APBD
Kota S awahlunto tahun 2015) sebesar Rp. 203.874.000,-
4. Puskesmas S ilungkang dengan dana Bantuan Operasional
Kegiatan (BOK) tahun 2014 sebesar Rp. 84.000.000,-
5. Puskesmas S ilungkang dengan dana Bantuan Operasional
Kegiatan (BOK) tahun 2015 sebesar Rp. 65.000.000,-
6. Puskesmas S ilungkang dengan dana Bantuan Operasional
Kegiatan (BOK) tahun 2016 sebesar Rp. 360.000.000,-
7. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana sebesar
Rp. 50.000 per bulan untuk tiap kader

Pengelolaan dana diatas dilakukan secara transparan dan tertib


administrasi.

Sumber daya manusia.S elain sumber daya keuangan di atas, yang


mendukung proses terlaksananya inisiatif ini juga melibatkan sumber
daya manusia yang meliputi :

 Walikota S awahlunto
 Dinas dan Kesehatan Kota S awahlunto
 Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana
 S emua staf Puskesmas S ilungkang
 Kecamatan S ilungkang
 Kepala Desa di wilayah kerja Puskesmas S ilungkang
 Tokoh masyarakat
 Kader

Puskesmas Ramah Anak S ilungkang dipimpin oleh seorang Kepala


Puskesmas yang disetarakan dengan Pejabat S truktural Eselon IV/ a, yang
bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Kesehatan dan S osial Kota
S awahlunto. Kepala Pusksmas ini dibantu oleh satu orang Kasubag Tata
Usaha yang setara dengan Pejabat S truktural Eselon IV/ b. Adapun sampai
saat ini jumlah S DM yang memberikan pelayanan di Puskesmas Ramah
Anak S lungkang adalah 59 orang. Dengan jumlah S DM yang cukup banyak
tersebut seluruh petugas dapat saling berkoordinasi dan bekerjasama
untuk membantu kegiatan pelayanan di Puskesmas, baik merupakan tugas
pokok maupun tugas tambahan yang diberikan. Hal ini membutuhkan
pembinaan dan dukungan yang intens dari Kepala Puskesmas sebagai
manajer di Puskesmas, sehingga kegiatan ini dapat berjalan secara optimal
dan berkelanjutan.

7 . Apa saja keluaran yang paling berhasil ?

Paling banyak 400 kata, sebutkan paling banyak lima keluaran konkret
yang mendukung keberhasilan inisiatif ini.

Keluaran konkret yang dicapai dari Pelayanan Puskesmas Ramah Anak


adalah sebagai berikut :

1. S urat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan dan S osial S awahlunto


Nomor 188.47/ 68/ DINKES -S WL/ 2015 Tentang Penetapan
Puskesmas Ramah Anak Kota S awahlunto Tahun 2015
2. Tahun 2016… .
3. S urat Keputusan C amat S ilungkang Nomor 189.2/ 38/ C MT-
S LKG/ 2015 Tentang Pembentukan Tim S iaga KIA Kecamatan
S ilungkang Tahun 2015
4. S urat Keputusan C amat S ilungkang Nomor 189.2/ 43/ C MT-
S LKG/ 2016 Tentang Pembentukan Tim Peduli KIA Kecamatan
S ilungkang Tahun 2016
5. Piagam penghargaan dari Walikota S awahlunto tentang AS I secara
eksklusif
6. S ertifikat Imunisasi Lengkap dari Kepala Dinas Kesehatan dan
S osial Kota S awahlunto

Keluaran dari program Ulat S utra secara program adalah sebagai berikut :
Pencapaian Tahun Trend 2015
No Indikator dan 2016
2015 2016
1 J umlah ibu hamil resiko 21 26 Meningkat
tinggi
2 J umlah ibu hamil anemia 17 8 Menurun
3 J umlah ibu hamil Kurang 11 11
Energi Kronik (KEK) Tetap
4 J umlah ibu melahirkan 2 0 Menurun
dengan dukun
5 J umlah Kematian bayi 4 2 Menurun
6 J umlah Kematian anak balita 1 0 Menurun

7 J umlah kematian ibu 0 0 Tetap


8 C akupan D/ S
9 J umlah balita gizi buruk
10 J umlah BBLR 12 8 Menurun
11 C apain Imunisasi

1. Meningkatnya jumlah ibu hamil resiko tinggi yang ditemui hal ini
disebakan terlaksannya deteksi dini dan skrining ibu hamil secara
terpadu sehingga resiko lebih dini ditemukan dan intervensi yang
diberikan lebih cepat dan tepat.
2. S emua indicator yang ada trend menurun.
3. Hal ini menandakan bahwa status kesehatan ibu dan anak di
Kecamatan S ilungkang telah baik. Dengan adnya kegiatan yang
terpadu, komprehensif dan terkoordinir dengan baik dapat
berdampak kepada penurunan kematian ibu dan bayi.
4. Terbangunnya komunikasi yang baik antara Puskesmas S ilungkang
dengan lintas sektor dan masyarakat

8 . Sistem apa yang diterapkan untuk memantau kemajuan dan


mengevaluasi kegiatan?

Paling banyak 400 kata, uraikan bagaimana anda memantau dan


mengevaluasi pelaksanaan strategi ini.

S ebagaimana jalannya sebuah alur PDC A (Plan, Do, Check, Action) dalam
suatu kegiatan, setelah dilakukan aspek-aspek perencanaan,
pelaksanaan, maka dilakukan pula monitoring dan evaluasi yang di
Puskesmas S ilungkang dilaksanakan sebagai berikut :

Aspek Pelayanan. Pelayanan yang dilakukan di Puskesmas Ramah Anak


mengacu kepada S OP yang telah dibuat. Monitoring dan evaluasi dari
S OP yang telah dibuat tersebut dilaksanakan dengan pengawasan
langsung oleh Kepala Puskesmas dan Kasubag Tata Uasaha serta dengan
sistem Audit Internal. Audit Internal di Puskesmas S ilungkang
dilaksanakan oleh tim yang telah di sah kan oleh Kepala Puskesmas
S ilungkang melalui S urat Keputusan Kepala Puskesms S ilungkang
Nomor 188.47/ 90/ PKS / V/ 2016 Tentang Tim Audit Internal tersebut
bekerja sesuai dengan jadwal yang telah dibuat dan instrumen penilaian
yang digunanakan berdasarkan kepada S OP yang telah dibuat. Tim Audit
Internal akan melakukan Rapat Tinjauan Manajemen (RTM) terhadap
hasil dari monitoring. Didalam RTM tersebut akan dicarikan solusi
terhadap permasalahan yang timbul.

Aspek Program. Monev program di Puskesmas S ilungkang dilakukan


setiap satu bulan sekali didalam Lokakarya mini Bulanan (Lokmin).
Didalam Lokmin tersebut dibahas mengenai pencapaian-pencapaian
program yang telah dilaksanakan dalam satu bulan. Permasalahan-
permasalahan yang timbul dibahas dalam pertemuan tersebut untuk
mencari solusis yang tepat supaya kegiatan yang telah dilaksanakan
dapat maju kedepannya.

Aspek Kepuasan Masyarakat. Untuk menilai kepuasan masyarakat


terhadap layanan publik yang diberikan, evaluasi dilakukan dengan
menerima saran dan masukan baik secara langsung maupun tidak
langsng yang dilakukan oleh pengguna layanan Puskesmas melalui kotak
saran ataupun secara lisan yang disampaikan kepada petugas kesehatan
atau Kepala Puskesmas. Untuk mengkoordinir evaluasi dengan cara ini
telah dibentuk Tim Pengaduan Masyarakt dengan S urat Keputusan
Kepala Puskesmas Nomor 188.47/ 19/ PKS / I/ 2016 Tentang Pembentukan
Tim Pengaduan Masyarakat. S elain itu juga, untuk mengevaluasi
kegiatan ini Puskesmas S ilungkang melakukan survey kepuasan
pelanggan yang dilakukan satu tahun sekali. Hal-hal yang menjadi
ketidakpuasan pelanggan akan ditindak lanjuti dengan mencari alternatif
pemecahan masalah dan dilakukan perbaikan, baik sarana prasarana
maupun dari pelayanan petugas kesehatan.

9 . Apa saja kendala utama yang dihadapi dan bagaimana kendala


tersebut dapat diatasi?

Paling banyak 300 kata, uraikan masalah utama yang dihadapi selama
pelaksanaan serta cara penanggulangan dan penyelesaiannya.
Dalam menerapkan inisiatif ini tentu ada kendala-kendala dalam
pelaksanaanya antara lain

 Walapun penganggaran dana untuk Puskesmas ramah anak telah


dianggarkan, tetapi belum semua prasarana yang terpenuhi seperti
pembuatan teralis di jendala supaya rungan yang digunakan sebagai
tempat pemberi pelayanan lebih aman. Untuk mengatasi kendala ini,
Puskesmas S ilungkang akan berupaya melakukan penganggaran
kembali untuk pengadaan teralis tersebut.
 Komitmen dari petugas pemberi layanan yang tidak sesuai dengan
S OP. Dalam pelaksanaan pemberian pelayanan kepada sasaran,
masih ada petugas yang bekerja tidak sesuai dengan S tandar
Operasional Prosedur yang telah disusun, sehingga pelayanan yang
diberikan belum optimal. Kepala Puskesmas, Kasubag Tata Usaha
dan Tim Audit Internal akan melakukan monitoring terhadap hal ini
dan akan mencarikan solusi terhadap permasalahan yang timbul
seperti apakah melakukan pembinaan terhadap petugas yang bekerja
tidak sesuai dengan S OP atau mengganti S OP yang telah ada.
 Konstruksi mental masyarakat yang tidak perhatian terhadap
permasalahan kesehatan yang ada pada diri mereka ataupun
keluarga. Masih ada masyarakat yang malas memeriksakan diri ke
Puskesmas terkait dengan permasalahan kesehatan mereka. Banyak
hal menyebabkan ini terjadi seperti akses yang jauh dari Puskesmas,
waktu yang tidak ada ataupun masalah biaya. Untuk mengatasi
masalah ini, Puskesmas S ilungkang melakukan pelayanan jemput
boladengan bantuan kader ke rumah-rumah masyarakat. C ontoh
kegiatan sweeping imunisasi, kegiatan pemantauan kesehatan ibu
hamil dengan faktor resiko dan resiko tinggi. Untuk masalah tidak
adanya biaya, Puskesmas S ilungkang akan melakukan koordinasi
dengan bagian Bidang Pelayanan Kesehatan/ Kesehatan Keluarga di
Dinas Kesehatan Kota dan S osial S awahlunto. C ontoh kasus keluarga
yang bayinya tidak mau dirujuk ke RS UD S awahlunto karena
terkendala biaya. Puskesmas S ilungkang akan menghubungi bagian
Kesehatan Keluarga dan Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan dan
S osial S awahlunto untuk dapat memfasilitasi pembuatan kartu
J aminan Kesehatan bagi penderita yang dapat langsung
dipergunakan.

D. DAMPAK DAN KEBERLANJ UTAN (40 persen dari nilai keseluruhan)


1 0 . Apa saja manfaat utama yang dihasilkan inisiatif ini?

Paling banyak 700 kata, uraikan dampak dari inisiatif ini. Berikan
beberapa contoh konkret bagaimana inisiatif ini berhasil membuat
perubahan dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Uraikan bagaimana
perbaikan pelayanan publik tersebut telah memberikan dampak positif
kepada masyarakat. J elaskan bagaimana dampak tersebut diukur.

S etelah inisiatif ini diterapkan dan dilaksanakan, ada beberapa manfaat


utama yang dirasakan oleh pengunjung maupun petugas itu sendiri yaitu
sebagai berikut :

a. Dampak terhadap kualitas pelayanan


 Terjadinya penurunan angka kematian ibu
 Terjadinya penurunan angka kematian bayi dan anak
 Terjadinya penurunan kasus BGM
 Meningkatnya capaian imunisasi
b. Dampak terhadap akses pelayanan kesehatan
 Inisiatif ini mempunyai dampak yang baik terhadap akses
kebutuhan pelayanan kesehatan. Pengunjung yang sakit
dapat lebih cepat mendapatkan pelayanan.
 Dengan pelayanan satu atap, pengkajian dan pemberian
tatalaksana terhadap masalah yang diderita oleh pengunjung
dapat dilakukan secara holistik. Pengunjung menjadi tidak
bingung terhadap ruangan yang dituju karena semua
pelayanan yang berkaitan berada dalam satu atap.
c. Dampak terhadap publik
 Meningkatnya kesadaran masyarakat terutama keluarga, ibu
hamil dan ibu yang memiliki anak akan pentingnya
kesehatan
 Terbangunya kesadaran lintas sektor dalam melakukan
perbaikan pelayanan kesehatan ibu dan anak di kecamatan
S ilungkang khususnya dan Kota S awahlunto pada
umumnya.
1 1 . Apa bedanya sebelum dan sesudah inovasi pelayanan publik
ini dilaksanakan

S ebelum inovasi

 Pelayanan kesehatan anak masih terpisah-pisah


 Pelayanan kesehatan ibu belum terintegrasi terhadap
pelayanan kesehatan anak
 Desaign ruangan pelayanan kesehatan anak masih seperti
ruangan pelayanan pada umumnya.
 Belum optimalnya alur pelayanan dan standar operasional
prosedur pada pelayanan kesehatan anak.

S etelah inovasi
 Pelayanan kesehatan anak sudah one stop service dimana
sudah terintegrasinya pelayanan kesehatan dasar, imunisasi
dan gizi pada satu tempat.
 S udah terintegrasinya pelayanan kesehatan ibu dengan
pelayanan kesehatan anak
 Desain rungan pelayanan kesehatan anak sudah di desain
seperti rungan tempat bermain anak dengan didukung oleh
sarana dan prasarana bermain anak.
 Alur pelayanan dan S OP yang sudah ada sehingga pelayanan
kesehaan anak dapat diberikan secara optimal
 Adanya tim yang terpadu dan satu atap yang terkoordinir
dalam melaksanakan program secara intensif dan
berkesinambungan

12. Apakah inisiatif ini berkelanjutan dan direplikasi?

Paling banyak 500 kata, uraikan bagaimana inisiatif ini sedang


dilanjutkan (misalnya dalam hal berkelanjutan secara keuangan, sosial
dan ekonomi, budaya, lingkungan, kelembagaan dan peraturan). J elaskan
apakah inisiatif ini sedang direplikasi atau didiseminasi untuk seluruh
pelayanan publik di tingkat nasional dan/ atau internasional dan/ atau
bagaimana inisiatif ini dapat di replikasi.

a. Keberlanjutan Inisiatif
S etelah terlaksananya inovasi ini di Puskesmas S ilungkang Kota
S awahlunto dan sudah membawa manfaat dalam meningkatkan
pelayanan terhadap pasien dan keluarganya, maka perlu
keberlanjutan dari program ini. Untuk keberlanjutan inovasi ini
sangat dibutuhkan komitmen dan dukungan dari semua pihak
baik dukungan internal Puskesmas maupun dukungan eksternal
dalam hal ini Dinas Kesehatan, Pengendalian penduduk dan
keluarg berencana Kota S awahlunto, lintas sektor terkait dan
masyarakat secara keseluruhan.
Dukungan terhadap keberlanjutan inisiatif ini secara keuangan
atau anggaran sudah terakomodir di dalam APBD Kota S awahlunto
untuk penyediaan sarana dan prasarana yang diperlukan,
sedangkan dukungan keuangan untuk terlaksananya program
yang terintegrasi dalam layanan Puskesmas Ramah Anak ini
dibiayai dari dana BOK.Kelembagaan dan peraturan juga sangat
dibutuhkan untuk keberlanjutan inisiatif ini mulai dari tingkat
Puskesmas sampai tingkat Kota sawahlunto.Untuk tingkat
Puskesmas sudah didukung dengan adanya S tandar Operasipnal
Prosedur (S OP) yang di sahkan oleh Kepala Puskesmas.

b. Replikasi dan Diseminasi


S etelah melihat jalannya inovasi yang dilakukan oleh Puskesmas
S ilungkang dalam meningkatkan pelayanan terhadap pasien
(khususnya ibu dan anak) maka tidak tertutup kemungkinan
inovasi ini juga bisa di replikasikan ke Puskesmas lain yang ada di
Kota S awahlunto.
S eperti yang disinggung sebelumnya, Kota S awahlunto adalah Kota
Layak Anak, sehingga dengan adanya inovasi Puskesmas Ramah
Anak di semua Puskesmas di Kota S awahlunto akan sangat
mendungkung strata dari Kota Layak Anak S awahlunto.

13. Apa saja pembelajaran yang dapat dipetik?

Paling banyak 500 kata, uraian pengalaman umum yang anda peroleh
dalam melaksanakan inisiatif ini, pembelajaran serta rekomendasi anda
untuk masa depan.

Dukungan kepala daerah/ walikota. Terbentuknya Puskesmas


Ramah Anak ini tidak terlepas dari peran walikota sebagai kepala
daerah yang membuat kebijakan. Dukungan dan komitmen yang
kuat untuk melaksanakan perbaikan di bidang pelayanan publik ini
sesuai dengan visi pemerintah Kota S awahlunto yaitu “Terwujudnya
Masyarakat Kota S awahlunto yang Produktif, Mandiri, Religius,
S ejahtera dan Pemerintah yang Melayani”.

Dukungan dari kepala Dinas. Inisiatif tidak akan berhasil tanpa


adanya dukungan dari kepala Dinas. Dukungan dari kepala dinas
terlihat dari penyusunan S urat Keputusan yang di dalamnya terdapat
kebijakan tentang Puskesmas Ramah Anak. Pembinaan, pengawasan,
monitoring dan evaluasi secara teknis oleh Dinas Kesehatan dapat
mendukung dari keberlangsunagn program.

Hubungan Lintas Sektor/ Pentingnya dukungan satuan kerja.


Dalam pelaksanaan insiatif ini banyak pihak yang terkait. S etiap
pihak memilki perannya masing-masing. Puskesmas tanpa bantuan
dari Lintas sektor tidak bisa berjalan sendiri untuk memberikan
pelayanan publik yang berkualitas. Komunikasi yang terjalin selama
pelaksanaan inisiatif ini semakin mempererat hubungan Puskesmas
dengan Lintas sektor/ S atuan Kerja terkait.
Kompleknya permasalahan kesehatan Anak. Anak bukanlah orang
dewasa versi mini. Mereka memiliki permasalah kesehatan tersendiri.
Untuk memberikan pelayanan kesehatan anak sesuai dengan Hak
Anak yang terdapat dalam Konvensi Hak Anak, pemberian pelayanan
harus dilakukan secara holistik. Holistik berarti mengkaji semua
kebutuhan anak dari segi biopsikososial. Permasalahan yang terjadi
tidak bisa dikaji dari satu sisi saja. S emua aspek terlibat.

You might also like