You are on page 1of 8
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT JENDERAL ‘SURAT EDARAN NOMOR SE-11. 1/SJ/2015 TENTANG PENEGAKAN DISIPLIN ATAS PELANGGARAN KETENTUAN JAM KERJA BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN A. Umum: 1. Perlunya sosialisasi mengenai ketentuan jam kerja dan konsekuensi apabila tidak masuk kerja dan tidak menaati ketentuan jam kerja yang berlaku di lingkungan Kementerian Keuangan. 2, Perlunya penerapan yang lebih cermat khusus pelanggaran disiplin berupa tidak masuk kerja dan tidak menaati ketentuan jam kerja atas Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil jo. Peraturan Kepala BKN Nomor 21 Tahun 2010 tentang Ketentuan Pelaksanaan PP Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS, dan untuk mengingatkan kembali Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor SE-31/MK.1/2013 tentang Kedisiplinan Masuk Kerja dan Menaati Ketentuan Jam Kerja Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Kementerian Keuangan. 3. Perlunya tertib administrasi dalam proses penjatuhan hukuman disiplin terhadap Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang melakukan pelanggaran disiplin berupa tidak masuk kerja dan tidak menaati ketentuan jam kerja B. Maksud dan Tujuan 1. Meningkatkan pengetahuan seluruh PNS di lingkungan Kementerian Keuangan khususnya mengenai ketentuan jam kerja dan konsekuensi apabila tidak masuk kerja dan tidak menaati ketentuan jam kerja. 2. Meningkatkan pengawasan dan pembinaan dari atasan langsung terhadap PNS di lingkungan Kementerian Keuangan yang melanggar kewajiban berupa masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja dalam hal proses penjatuhan hukuman disiplin. 3. Menyamakan format dan alur administrasi dalam proses penjatuhan hukuman disiplin bagi PNS di lingkungan Kementerian Keuangan yang melanggar kewajiban berupa masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja. C. Ruang Lingkup 1. Surat Edaran ini merupakan acuan bagi seluruh PNS di lingkungan Kementerian Keuangan dan khususnya atasan langsung dalam hal pelaksanaan ketentuan jam kerja, KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT JENDERAL 2. Surat Edaran ini ditujukan kepada Para Direktur Jenderal/Kepala Badan, Inspektur Jenderal di lingkungan Kementerian Keuangan, dan Para Kepala Biro/Pusat/Sekretaris Pengadilan Pajak/Sekretaris Komite Pengawas Perpajakan/Direktur Utama LPDP di lingkungan Sekretariat Jenderal, untuk disebarluaskan kepada seluruh PNS di lingkungan masing-masing. D. Dasar 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2, Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135); 3. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 21 Tahun 2010 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraluran Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. E. Ketentuan 1. PNS yang dimaksud dalam Surat Edaran ini adalah PNS Kementerian Keuangan, PNS yang diperbantukan atau dipekerjakan di lingkungan Kementerian Keuangan dan Calon PNS Kementerian Keuangan. 2, Dalam rangka penerapan kedisiplinan ketentuan jam kerja di lingkungan Kementerian Keuangan, perlu kami sampaikan hal-hal sebagai berikut: @. Peningkatan pemahaman ketentuan jam kerja Guna meningkatkan pemahaman ketentuan jam kerja, maka: 1) Setiap pimpinan paling rendah pejabat eseon Ill/pimpinan satuan kerja di lingkungan Kementerian Keuangan wajib melakukan sosialisasi terhadap seluruh ketentuan yang terkait dengan jam kerja, konsekuensi pelanggaran jam kerja dan tindakan bagi pelanggaran alas jam kerja 2) Setiap pimpinan paling rendah pejabat eselon IV/pimpinan satuan kerja di lingkungan Kementerian Keuangan wajib melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan ketentuan jam kerja. 3) Setiap pejabat yang menangani daftar hadir di masing-masing unit wajib melaporkan daftar kehadiran PNS yang didapati/diketahui telah tidak masuk lanpa alasan yang sah paling banyak 3 (liga) hari kerja kepada atasan langsung yang bersangkutan, te KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT JENDERAL Penerapan bagi pelanggaran ketentuan jam kerja Setiap atasan langsung selaku pejabat yang berwenang melakukan pemeriksaan, apabila menerima laporan daftar kehadiran/mengetahui adanya pelanggaran ketentuan jam kerja sebagaimana huruf a angka 3) wajib melakukan tahapan sebagai berikut: 1) Melakukan konfirmasi atas laporan daftar kehadirar/ketidakhadiran pegawai di lingkungannya 2) Melakukan panggilan secara lisan dalam hal pegawai yang bersangkutan telah masuk kantor atau secara tertulis apabila pegawai yang bersangkutan belum masuk kantor. 3) Dalam hal yang bersangkutan hadir, konfirmasi dilakukan untuk mengetahui alasan ketidakhadiran pegawai yang bersangkutan disertai dengan nasihat agar tidak mengulangi perbuatannya. 4) Dalam hal yang bersangkutan tidak hadir dan jumlah ketidakhadirannya menjadi paling sedikit 5 (lima) hari kerja, maka diambil tindakan untuk di proses berdasarkan ketentuan disiplin PNS, dengan tala cara sebagai berikut: a) Pada hari keenam ketidakhadiran, kepada pegawai yang bersangkutan diberikan surat panggilan sesuai format yang diatur dalam Peraturan Kepala BKN Nomor 21 Tahun 2010 tentang Ketentuan Pelaksanaan PP Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS. b) Dalam hal yang bersangkutan memenuhi panggilan maka dilakukan pemeriksaan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil untuk mengetahui alasan ketidakhadirannya yang dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) dengan ketentuan: i. Apabila alasannya dapat diterima (alasan sah), maka kepada yang bersangkutan hanya diberikan nasihat untuk tidak mengulangi kembali ii. Apabila alasannya tidak dapat diterima (alasan tidak sah), maka ditindaklanjuti dengan penyusunan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) dan rekomendasi penjatuhan hukuman disiplin. ¢) Dalam hal yang bersangkulan tidak memenuhi panggilan, maka pemeriksaan tetap dilakukan tanpa kehadiran yang bersangkutan, yang selanjutnya menghasilkan berita acara ketidakhadiran dan surat panggilan kedua. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT JENDERAL d) Surat panggilan kedua sebagaimana dimaksud dalam huruf c) dikeluarkan paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak tanggal seharusnya yang bersangkutan diperiksa pada pemanggilan pertama dengan ketentuan: i. Apabila yang bersangkutan memenuhi panggilan kedua, maka dilakukan pemeriksaan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil__ untuk —mengetahui_alasan ketidakhadirannya yang dituangkan dalam BAP dan dalam hal alasan yang disampaikan dapat dilerima (alasan sah), maka kepada yang bersangkutan hanya diberikan nasihat untuk tidak mengulangi kembali. ji, Apabila yang bersangkutan pada butir i. alasannya tidak dapat diterima (alasan tidak sah), maka ditindaklanjuti dengan penyusunan LHP dan rekomendasi penjatuhan hukuman disiplin dengan ketentuan jumlah ketidakhadiran sebagai dasar surat panggilan diakumulasi dengan jumlah hari sampai dengan yang bersangkutan hadir dalam pemeriksaan. ili. Apabila yang bersangkutan tidak hadir pada panggilan kedua, maka atasan langsung membuat berita acara ketidakhadiran dalam rangka pemeriksaan yang ditindaklanjuti dengan penyusunan LHP dan rekomendasi penjatuhan hukuman disiplin dengan ketentuan jumlah ketidakhadiran sebagai dasar surat panggilan diakumulasi dengan jumiah hari sampai dengan yang bersangkutan ‘seharusnya hadir dalam pemeriksaan. iv. Dalam hal yang bersangkutan setelah direkomendasikan/diprosesidijatuhi hukuman disiplin atas pelanggaran sebagaimana dalam butir ii. dan kembali tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah maka diambil tindakan berupa panggilan pertama dan seterusnya sebagaimana dalam butir i. dan apabila pada saat yang seharusnya bersangkutan hadir dilakukan pemeriksaan sudah mencapai 46 (empat puluh enam) hari atau lebih ketidakhadiran tanpa alasan yang sah maka direkomendasikan dalam LHP direkomendasikan untuk dijatuhi hukuman disiplin berupa pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS. v. Setiap penyusunan LHP dan menghasilkan rekomendasi hukuman disiplin, atasan langsung wajib membuat laporan kewenangan penjatuhan hukuman d sebagaimana format dalam Peraturan Kepala BKN Nomor 21 Tahun 2010 tentang Ketentuan Pelaksanaan PP Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS yang dityjukan kepada pejabat yang berwenang menghukum, kecuali apabila pejabat yang berwenang menghukum adalah atasan langsung, vi. Khusus dalam hal Menteri Keuangan sebagai pejabat yang berwenang menghukum, laporan kewenangan penjatuhan hukuman disiplin harus diajukan secara hierarki melalui pimpinan unit eselon |. yey KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT JENDERAL vii, Apabila terhadap pegawai yang telah dijatuhi hukuman disiplin sebagaimana dalam but ii. melakukan pelanggaran yang sama dalam tahun berjalan, maka diproses melalui pemanggilan pertama dan seterusnya sebagaimana dalam butir i, dengan ketentuan akumulasi ketidakhadiran ditambah dengan jumlah ketidakhadiran hukuman disiplin yang pertama, ©. Guna menyempurnakan tertib administrasi dalam proses penjatuhan hukumen disiplin ‘erkait dengan pelanggaran jam kerja yang penjatuhan hukuman disiplinnya kewenangan Menteri Keuangan maka setiap usul penjatuhan hukuman disiplin wajib melampirkan dokumen sebagai berikut: 1) Surat Panggilan | dan/atau Surat Panggilan Il; 2) Berita Acara Pemeriksaan (BAP)! Berita Acara Ketidakhadiran dalam hal PNS yang bersangkutan tidak hadir untuk dilakukan pemeriksaan pada tanggal yang telah ditentukan; 3) Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) sesuai format sebagaimana terlampir dalam Surat Edaran ini: 4) Laporan Kewenangan Penjatuhan Hukuman Disi 5) Laporan Bulanan Ketertiban Pegawai/Daftar Kehadiran secara rinci yang membuktikan ketidakhadiran, keterlambatan, pulang sebelum waktunya, tidak mengisi daftar hadir Pada saat masuk dan/atau pulang kerja, dan/atau tidak mengganti waktu keterlambatan bagi pegawai yang bertugas di Provinsi DK! Jakarta; 6) Keputusan Kenaikan Pangkat Terakhir, 7) Surat Keterangan Pembayaran Gaji Terakhir yang mencantumkan masa kerja golongan (khusus bagi yang diusulkan penjatuhan hukuman disiplin berupa penurunan pangkat); 8) Tambahan informasi dalam usul atau surat keterangan terpisah yang menerangkan bersangkutan masih (erikal ikatan dinas dengan Kementerian Keuangan: dan 9) Keputusan tentang penjatuhan hukuman disiplin apabila PNS yang diusulkan pernah dijatuhi hukuman disiptin F. Lain-Lain 1. Dalam proses pemeriksaan, atasan langsung dapat dibantu oleh pegawai lain sebagai juru ketik guna mempermudah proses pemeriksaan, 2 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT JENDERAL, 6 Dalam hal terhadap pegawai yang diduga melakukan pelanggaran disiplin terkait ketentuan jam kerja dengan ancaman hukuman disiplin sedang/berat tidak terbukti, maka atasan fangsung membuat surat keterangan yang menyatakan bahwa pelanggaran disiplin tidak terbukti sesuai Instruksi Menteri Keuangan Nomor 359/IMK.01/2013 tentang Penundaan Usul Kenaikan Pangkat Bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Kementerian Keuangan. Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasama Saudara diucapkan terima kasih, Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 22 Mei 2015 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT JENDERAL Lampiran Sural Edaran Sekretaris Jenderal Nomor SE-WSJ/2015 Tanggal 22. Mei 2015 LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN Surat Nomor Tanggal Panggilan Periode Terjadinya Tanggal Masalah ____| Pelaksanaan lies - Nama Pejabat Pangkat NIP lipo Jabatan A. PENDAHULUAN / LATAR BELAKANG 1. Bahwa berdasarkan .. 2. dst B. DASAR HUKUM 1. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil; 2. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 21 Tahun 2010 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraluran Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil; 3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 214/PMK.01/2011 tentang Penegakan Disiplin dalam Kaitannya dengan Tunjangan Khusus Pembinaan Keuangan Negara di Kementerian Keuangan. ¢, TUJUAN DAN RUANG LINGKUP Tujuan pemeriksaan adalah untuk membuktikan apakah PNS yang bersangkutan benar atau tidak melakukan pelanggaran disiplin. Ruang lingkup pemeriksaan yaitu dugaan pelanggaran jam kerja yang telah terakumulasi sejumlah hari kerja... D. HASIL PENGUMPULAN BAHAN DAN KETERANGAN 1. Keputusan Hukuman Disiplin sebelumnya (apabila ada); 2. Berita Acara Permintaan Keterangan terhadap pihak-pihak yang terkait (apabila ada); 3. dst. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT JENDERAL HASIL PEMERIKSAAN 1. Pemeriksaan a. Fakta-fakta b. Perbuatan pelanggaran c. dst. 2. Peraturan yang dilanggar 3. Analisis Hasil kajian terhadap pemeriksaan dan peraturan yang dilanggar. F, SIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Sdr... telah terbukti melakukan pelanggaran Pasal 3 angka 11 Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil karena perbuatannya Tidak masuk kerja dan menaati kelentuan jam kerja tanpa alasan yang sah secara kumulalif selama ...hari sebagaimana Laporan Bulanan Ketertiban Pegawai / Daftar Kehadiran secara rinci yang membuktikan ketidakhadiran, keterlambatan, pulang sebelum waktunya, tidak mengisi daftar hadir pada saat masuk dan/atau pulang kerja, dan/atau tidak mengganti waktu keterlambatan bagi pegawai yang bertugas di Provinsi DK Jakarta periode... sampai dengan Atas perbuatan tersebut, Sdr..., Pelaksana pada .......direkomendasikan untuk : 1. Dijatuhi hukuman disiplin berupa *..." sebagaimana dimaksud dalam Pasal ...Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010. 2. Alas hukuman disiplin tersebut diberlakukan/tidak diberlakukan*) pemotongan Tunjangan Kinerja dan Tunjangan Tambahan pada unsur Tunjangan Khusus Pembinaan Keuangan Negara (apabila ada Tunjangan Tambahan) sebagaimana diatur dalam peraturan perundang- undangan secara proporsional sebesar ... Pejabat Pemeriksa, tid (Nama) (NIP) ” coret yang tidak perlu

You might also like