Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lidah
Gambar 1A. Otot Intrinsik Lidah Gambar 1B. Otot Ekstrinsik Lidah
Gambar 1A. Otot Internal Lidah14 Gambar 1B. Otot Eksternal Lidah14
Arteri berasal dari arteri carotis externa. Arteri sublingualis berlanjut ke depan
untuk mensuplai darah ke glandula sublingualis musculus Mylohyoid dan mukosa
membran mulut menuju vena Jugularis interna. Di bawah lidah, mukosa membran ini
membentuk frenulum lingualis untuk mengarahkan pergerakan lidah. Vena Lingualis
merupakan vena commitantes mendampingi arteri Lingualis menuju vena Lingualis
interna. Ada vena Lingualis profundus, vena Lingualis dorsalis, dan vena commitantes
yang berasal dari percabangan nervus hypoglossi. 14
Saraf-saraf yang berperan pada lidah adalah nervus facial (VII), nervus
glossopharyngeal (IX), dan nervus vagus (X). Jalur syaraf pengantar ke otak adalah
dari nervus lingualis menuju chorda tympani (VII) dari 2/3 anterior lidah, melalui
nervus X dari pharynx dan epiglottis atau melalui nervus IX dari 1/3 lidah posterior
lidah.2
Tiga saraf cranial yang memainkan peranan dalam pengantaran impuls dari
lidah ke otak, yaitu nervus facial (VII) pada bagian 2/3 anterior lidah, nervus
glossopharyngeal (IX) pada bagian 1/3 posterior lidah, dan nervus vagus (X) pada
pharynx dan epiglottis. Diawali dari taste buds pada lidah, impuls menyebar sepanjang
nervus facial dan dari 1/3 posterior lidah melalui nervus glossopharyngeal. Impuls
dari daerah lain selain lidah berjalan melalui nervus vagus. Impuls di ketiga saraf
tersebut menyatu di medula oblongata untuk masuk ke nukleus traktus solitarius.
Dari sana, axon berjalan membawa sinyal dan bertemu dengan leminiskus medialis
kemudian akan disalurkan ke daerah insula. Impuls diproyeksikan ke daerah cortex
serebrum di postcentral gyrus kemudian dihantar ke thalamus yang akan memberi
persepsi pengecapan yang dirasa.21
Seluruh rasa dapat dirasakan oleh seluruh permukaan lidah, tetapi satu jenis
rasa akan lebih sensitif pada daerah tertentu. Rasa manis lebih sensitif dirasakan pada
daerah ujung depan lidah, rasa asin paling baik diapresiasi pada pinggir depan lidah,
PAHIT
ASAM
ASIN
MANIS
Proses Pengecapan :
Ujung saraf pengecap berada di taste buds pada seluruh permukaan lidah.
Dengan demikian zat-zat kimia yang terlarut dalam saliva akan mengadakan kontak
dan merangsang ujung-ujung serabut saraf pengecap kemudian timbul impuls yang
akan menjalar ke nervus facial (VII) dan nervus glossopharyngeal (IX). Impuls dari
daerah lain selain lidah berjalan melalui nervus vagus (X). Impuls di ketiga saraf
tersebut menyatu di medula oblongata untuk masuk ke nukleus traktus solitarius. Dari
sana, axon berjalan membawa sinyal dan bertemu dengan leminiskus medialis
kemudian akan disalurkan ke daerah insula. Impuls diproyeksikan ke daerah cortex
serebrum di postcentral gyrus kemudian dihantar ke thalamus dan sebagai hasilnya
kita dapat mengecap makanan yang masuk ke dalam mulut kita.21
Tiap rasa utama tersebut tidak mutlak sebagai proses spesifik, artinya rasa oleh
masing-masing ion atau molekul zat tersebut dapat bereaksi pada saat yang berlainan
dengan setiap epitel neuron ujung serabut syaraf pengecapan. Jadi setiap taste buds
dapat bereaksi untuk semua rasa walau dengan intensitas berbeda.16
4.Hal-hal lain yang dapat menghalangi identifikasi rasa pada taste buds
Kebiasaan mengkonsumsi rokok dapat menurunkan sensitivitas indera
pengecap. Hal ini dapat dikarenakan saat rokok dihisap, nikotin yang terkondensasi
2.3 Rokok
Uji sensitivitas indera pengecap pada manusia dapat dilakukan dengan dua
cara yakni:
1. Chemogustometry dimana pengujian ini menggunakan larutan manis,
asam, asin, dan pahit yang ditempatkan pada lidah dengan menggunakan
sepotong kertas saring atau yang lebih dikenal dengan Taste strips.33
2. Electrogustometry (EGM) merupakan perangkat stimulator
listrik bertenaga baterai yang terdiri dari dua elektroda untuk mengukur
ambang rasa pada kedua sisi lidah di pusat-pusat rasa yang berbeda
kemudian menghasilkan stimulus galvanik yang mengakibatkan sensasi
rasa seperti metal. Ambang saat ini harus kurang lebih sama di kedua sisi
lidah. Apabila terdapat ketimpangan yang signifikan, maka mungkin
terjadi gangguan di saraf V (trigeminus).34,35
Lidah sebagai indera pengecap mempunyai taste buds yang meliputi seluruh
permukaannya. Taste buds mengandung reseptor rasa yaitu asam, asin, manis, pahit,
dan umami.1,2 Sensitivitas indera pengecap dipengaruhi oleh banyak faktor,
diantaranya adalah usia, suhu makanan, penyakit, oral hygiene, dan kebiasaan
merokok yang paling berpotensi menyebabkan sensitivitas indera pengecap ini
menurun.3
Rongga mulut sangat mudah terpapar efek yang merugikan akibat merokok
karena merupakan awal terjadinya penyerapan zat hasil pembakaran rokok.3 Efek
negatif rokok terhadap gigi dan jaringan lunak mulut bervariasi, tergantung pada umur,
jenis kelamin, gaya hidup, jenis rokok, cara merokok, lamanya merokok, serta
banyaknya konsumsi rokok per harinya.4,5
Pada tahun 2008 Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan Indonesia
sebagai negara terbesar ke tiga sebagai pengguna rokok di dunia yakni sekitar 65 juta
perokok. Di Indonesia, rokok kretek merupakan jenis rokok yang lebih populer. Dari
kelas sosialnya, perokok kretek umumnya kelas menengah ke bawah.6,9
Pada umumnya tukang becak masuk dalam kategori masyarakat
berpenghasilan rendah dan mempunyai latar pendidikan yang juga rendah. Sebuah
penelitian di Amerika Serikat pernah mengkonfirmasikan adanya hubungan yang erat
antara kebiasaan merokok dengan latar pendidikan sang perokok.10
Selain hal tersebut telah diketahui bahwa tukang becak mempunyai kebiasaan
buruk yang dapat menggangu kesehatan seperti kebiasaan merokok, hal ini dapat
dilihat dari penelitian yang dilakukan oleh Prof Boedi Darmojo dikatakan bahwa
prevalensi merokok sebanyak 96,1% pada tukang becak di Semarang.11 Tingginya
prevalensi merokok pada tukang becak ini disebabkan oleh beberapa faktor
diantaranya: minimnya pengetahuan para tukang becak tentang bahaya rokok, bahkan
sangat sulit bagi mereka untuk memahami tulisan peringatan yang ada pada setiap
label rokok. Faktor lingkungan juga berpengaruh besar terwujudnya dorongan untuk
3.1 Hipotesis
Hipotesa dari penelitian ini adalah:
1. Terdapat perbedaan sensitivitas indera pengecap antara perokok kretek dengan
non perokok.
2. Terdapat perbedaan sensitivitas indera pengecap antara rasa manis dan rasa
pahit pada perokok kretek.
Taste buds
Taste pore
Mikrovili
Lama merokok:
> 3 tahun
Cara merokok:
Asap Non Perokok
Perokok kretek
dikeluarkan dari
mulut
Jenis kelamin :
Jumlah laki-laki
konsumsi rokok
per harinya : Usia : 40-60
> 5 batang tahun
Tidak memiliki
kelainan sistemik
Tidak terdapat
Menempelnya nikotin luka/ kelainan Taste buds
pada taste buds pada lidah normal
Pemeriksaan sensitivitas
indera pengecap
Rasa manis
Rasa Pahit