You are on page 1of 14

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Ilmu genetika mendefinisikan dan menganalisis keturunan atau konstansi dan perubahan pengaturan dari
berbagai fungsi fisiologis yang membentuk karakter organisme. Unit keturunan disebut gen yang
merupakan suatu segmen DNA yang nukleotidanya membawa informasi karakter biokimia atau fisiologis
tertentu. Pendekatan tradisional pada genetika telah mengidentifikasikan gen sebagai dasar kontribusi
karakter fenotip atau karakter dari keseluruhan stuktural dan fisiologis dari suatu sel atau organisme,
karakter fenotif seperti warna mata pada manusia atau resistensi terhadap antibiotik pada bakteri, pada
umumnya di amati pada tingkat organisme. Dasar kimia untuk variasi dalam fenotif atau perubahan
urutan DNA dalam suatu gen atau dalam organisasi gen.
Penelaahan tentang genetika pertama kali dilakukan oleh seorang ahli botani bangsa Austria, Gregor
Mendel pada tanaman kacang polongnya. Pada tahun 1860-an ia menyilangkan galur-galur kacang
polong dan mempelajari akibat-akibatnya. Hasilnya antara lain terjadi perubahan-perubahan pada
warna,bentuk, ukuran, dan sifat-sifat lain dari kacang polong tersebut. Penelitian inilah ia
mengembangkan hukum-hukum dasar kebakaan. Hukum kebakaan berlaku umum bagi semua bentuk
kehidupan. Hukum-hukum mendel berlaku manusia dan juga organisme percobaan dahulu amat populer
dalam genetika, yakni lalat buah Drosophila. Namun sekarang, percobaan-percobaan ilmu kebakaan
dengan menggunakan bakteri Escherichia coli. Bakteri ini dipilih karena paling mudah dipelajari pada taraf
molekuler sehingga merupakan organisme pilihan bagi banyak ahli genetika. Hal ini membantu
perkembangan bidang genetika mikroba. Jasad renik yang di pelajari dalam bidang genetika mikroba
meliputi bakteri, khamir, kapang, dan virus.
Genetika mikroba tradisional terutama berdasarkan pada pengamatan atau observasi perkembangan
secara luas. Variasi fenotif telah diamati berdasar kemampuan gen untuk tumbuh dibawah kondisi
terseleksi, misalnya bakteri yang mengandung satu gen yang resisten terhadap ampisilin dapat dibedakan
dari bakteri kekurangan gen selama pertumbuhannya dalam lingkungan yang mengandung antibiotik
sebagai suatu bahan penyeleksi. Catatan bahwa seleksi gen memerlukan ekspresinya dibawah kondisi
yang tepat dapat diamati pada tingkat fenotif. Genetika bakteri mendasari perkembangan rekayasa
genetika, suatu teknologi yang bertanggung jawab terhadap perkembangan di bidang kedokteran.
I.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:
• Apa pengertian dari genetika bakteri ?
• Apa saja komponen yang menyusun genetika dari bakteri ?

I.3 Tujuan Penulisan


Penulisan ini betujuan untuk mengetahui pengertian dari genetika bakteri dan komponen apa sajakah
yang menyusun genetika bakteri. Genetika merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan
bakteri. Tanpa adanya faktor genetika ini, kelanjutan spesies bakteri yang bersangkutan tentu sangat
dipertanyakan. Oleh karena pentingnya masalah ini, kelompok kami mencoba untuk membahas dan
mempresentasikannya pada presentasi kali ini.
Adapun terdapat beberapa tujuan dari pengambilan materi genetika bakteri ini, antara lain adalah:
 untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai faktor genetika bakteri.
 Penulis mendapat banyak pengetahuan tentang bagaimana genetika bakteri dapat berpindah dari
satu sel ke sel lainnya.
 Penulis dapat mengetahui lebih dalam bagaimana suatu sel bakteri dapat mengalami proses mutasi
dan menjadi mutagen dalam kesehariannya.
Semua tujuan-tujuan ini diharapkan dapat tercapai setelah terwujudnya laporan makalah ini. Selain itu,
pengetahuan-pengetahuan yang penulis dapat dari pembahasan materi ini bisa menjadi wawasan awal
yang dapat penulis ambil dan kembangkan menjadi pengetahuan yang lebih tinggi lagi berikutnya.
I.4 Manfaat penulisan
Penulisan ini memberikan beberapa manfaat. Aspek akademis memberikan informasi ilmiah kepada
masyarakat tentang pengertian dari genetika bakteri serta komponen apa sajakah yang menyusun
genetika bakteri. Mengetahui genetika dari mikroorganisme serta kompoen penyusunnya maka dapat
membuat mikoorganisme yang mempunyai kualitas yang sama yang digunakan dalam industri dengan
memanfaatkan genetika dari mikroorganisme yang mempunyai sifat unggul.
I.5 metode penulisan
Dalam pembahasan materi “Genetika Bakteri” ini, penulis menggunakan metode kepustakaan untuk
mendapatkan bahan materi yang menyeluruh. Kepustakaan yang penulis gunakan tak hanya memakai
beberapa buku untuk menjadi sumber acuan. Akan tetapi, penulis juga mencari bahan dari internet baik
berupa materi maupun gambar yang dapat melengkapi pembahasan materi sebelumnya

BAB II
PEMBAHASAN
II. 1 Struktur DNA
Pada tahun 1953, Frances Crick dan James Watson menemukan model molekul DNA sebagai suatu
struktur heliks beruntai ganda, atau yang lebih dikenal dengan heliks ganda Watson-Crick.
Informasi genetika disimpan sebagai suatu urutan basa pada DNA. Kebanyakan molekul DNA adalah rantai
ganda, dengan basa-basa komplementer (A-T; G-C) berpasangan menggunakan ikatan hidrogen pada
pusat molekul. Sifat komplementer dari basa memungkinkan satu rantai (rantai cetakan, template)
menyediakan informasi untuk salinan atau ekpresi informasi pada suatu rantai yang lain (rantai
penyandi).
Pasangan-pasangan basa tersusun dalam bagian pusat double helix DNA dan menentukan informasi
genetiknya. Setiap empat basa diikatkan pada phosphor-2-deoxyribose membentuk suatu nukleotida.
Setiap nukleotida dibentuk dari tiga bagian yaitu:
1) Sebuah senyawa cincin yang mengandung nitrogen, disebut basa nitrogen. Dapat berupa purin atau
pirimidin.
2) Sebuah gugusan gula yang memiliki lima karbon (gula pentosa), disebut deoksiribosa.
3) Sebuah molekul fosfat.
Bagian-bagian tersebut terhubungkan bersama-sama dalam urutan basa nitrogen-deoksiribosa-fosfat.
Purin dan pirimidin yang membentuk nukleotida, masing-masing memiliki dua macam basa :
1) Purin yaitu adenine dan guanine,
2) Pirimidin yaitu cytosine dan thymine.

Karena ada empat jenis basa, maka pada DNA dijumpai empat jenis nukleotida :
1) Deoksiadenosin-5’-monofosfat (adenine + deoksiribosa + fosfat),
2) Deoksiguanosin-5’-monofosfat (guanine + deoksiribosa + fosfat),
3) Deoksitidin-5’-monofosfat (cytosine + deoksiribosa + fosfat),
4) Timidin-5’-monofosfat (thymine + deoksiribosa + fosfat).
Keempat jenis nukleotida ini dihubungkan menjadi utasan polinukleotida DNA oleh ikatan-ikatan
fosfodiester, yaitu setiap gugusan fosfat menghubungkan atom karbon nomor 3 pada deoksiribosa sebuah
nukleotida dengan atom karbon nomor 5 pada deoksiribosa nukleotida berikutnya, dengan gugusan fosfat
terletak di luar rantai. Hasilnya ialah suatu rantai yang mengandung gugusan fosfat berselang-seling
dengan gugusan deoksiribosa dan basa-basanya yang mengandung nitrogen menonjol dari gugusan.
Ikatan-ikatan hidrogen menghubungkan basa dari satu rantai ke rantai yang lain. Muatan negatif
phosphodiester backbone dari DNA berhadapan dengan pelarut, dan muatan ini tersusun sepanjang
struktur linear dari molekul. Panjang molekul DNA pada umumnya tersusun dalam ribuan pasang DNA
ribuan pasang basa, atau kilobase pavis (kbp). Suatu kromosom Eshericia coli memiliki 4639 kbp. Panjang
keseluruhan kromosom E.coli diperkirakan I nm. Oleh karena keseluruhan dimensi sel bakteri diperkirakan
1000 kali lebih kecil dari pada panjangnya tersebut sehingga terbentuk lipatan yang melipat lagi atau
supercoiling, menyusun struktur fisik dari molekul in vivo.
Presentase basa nitrogen
Adenin Sitosin Guanin Timin
Kamir (yeast) 32 18 18 32
Mycrobacterium tuberculosis 16 34 34 16
Manusia 131 19 19 131
Antara setiap pasangan Adenin-Timin terbentuk dua ikatan hidrogen (A=T), sedangkan antara setiap
pasangan Guanin-Sitosin terbentuk tiga ikatan hidrogen (G≡C). Akibat dari pembentukan pasangan-
pasangan tersebut ialah bahwa kedua utasan heliks DNA bersifat anti-paralel, yang berarti bahwa setiap
utas menuju arah yang berlawanan sehingga yang satu diakhiri dengan gugusan hidroksil-3’ bebas dan
yang lain dengan gugusan fosfat-5’.
II. 2 Genetika Bakteri
Ada dua fenomena biologi pada konsep hereditas yaitu:
1. Hereditas yang bersifat stabil di mana generasi berikut yang terbentuk dari pembelahan satu sel
mempunyai sifat yang identik dengan induknya.
2. Variasi genetik yang mengakibatkan adanya perbedaan sifat generasi berikut dari sel induknya akibat
peristiwa genetik tertentu, misalnya mutasi.
Pada bakteri, unit herediternya disebut genom bakteri. Genom bakteri lazimnya disebut sebagai gen saja.
Gen bakteri biasanya terdapat dalam molekul DNA (asam deoksirinukleat) tunggal, meskipun dikenal pula
adanya materi genetik di luar kromosom (ekstra kromosomal), yang di sebut plasmid, yang tersebar luas
dalam populasi bakteri. Meskipun bakteri bersifat haploid, transimisi gen dari satu generasi ke generasi
berikutnya berlangsung secara linier, sehingga pada setiap siklus pembelahan sel, sel anaknya menerima
satu set gen yang identik dengan sel induknya.
Kromosom bakteri yang terdiri dari DNA mempunyai berat lebih kurang 2-3% dari berat kering satu sel.
Dengan mikroskop elektron, DNA tampak sebagai benang-benang fibriler yang menempati sebagian besar
dari volume sel. Molekul DNA bila diekstraksi dari sel bakteri biasanya mempunyai bentuk yang sirkuler,
dengan panjang kira-kira 1 mm. DNA ini mempunyai berat molekul yang tinggi karena terdiri dari
heteropolimer dari deoksiribonukleotida purin yaitu Adenin dan Guanin dan deoksiribonukleotida pirimidin
yaitu Sitosin dan Timin.
Watson dan Crick, dengan sinar X menemukan bahwa struktur DNA terdiri dari dua rantai
poliribonukleotida yang dihubungkan satu sama lain oleh ikatan hidrogen antara purin di satu rantai
dengan pirimidin di rantai lain, dalam keadaan antiparalel, dan disebut sebagai struktur double helix.
Ikatan hidrogen ini hanya dapat menghubungkan Adenin (6 aminopurin) dengan Timin (2,4 dioksi 5 metil
pirimidin) dan antara Guanin (2 amino 6 oksipurin) dengan Sitosin (2 oksi 4 amino pirimidin). Singkatnya
pasangan basa pada suatu sekuens DNA adalah A-T dan S-G. Karena adanya sistem berpasangan
demikian, maka setiap rantai DNA dapat dijadikan cetakan/template untuk membangun rantai DNA yang
komplementer. Waktu terjadinya proses replikasi DNA dalam pembelahan sel, molekul DNA dari sel
anaknya terdiri dari satu rantai DNA yang komplememter tapi dibuat baru, dengan kata lain, pemindahan
materi genetik dari satu generasi ke generasi berikutnya adalah dengan cara semikonservatif.
Fungsi primer DNA pada hakikatnya adalah sebagai sumber perbekalan informasi genetik yang dimiliki
oleh sel induk. Proses replikasi di kerjakan dengan amat lengkap sehingga sel anaknya mendapatkan pula
informasi genetik yang lengkap, sehingga terjadi kesetabilan genetik dalam suatu populasi
mikroorganisme. Satu benang kromosom biasanya terdiri dari lima juta pasangan basa dan terbagi atas
segmen atau sekuens asam amino tertentu yang akan membentuk stuktur protein. Protein ini kemudian
menjadi enzim-enzim, komponen membran sel dan struktur sel yang lain yang secara keseluruhan
menentukan karakter dari sel itu.
Mekanisme yang menunjukan bahwa sekuen nukleotida di dalam gen menentukan sekuens asam amino
pada pembentukan protein adalah sebagai berikut:
1. Suatu enzim amino sel bakteri yang disebut enzim RNA polimerase membentuk satu rantai
oliribonukleotida (= messesnger RNA = mRNA) dari rantai DNA yang ada. Proses ini diseut transkripsi.
Jadi pada transkripsi DNA, terbentuk satu rantai RNA yang komplementer dengan salah satu rantai double
helix dari DNA.
2. Secara enzimatik asam amino akan teraktifasi dan ditransfer kepada transfer RNA (= tRNA yang
mempunyai daptor basa yang komplementer dengan basa mRNA di satu ujungnya dan mempunyai asam
amino spesifik di ujung lainnya tiga buah basa pada mRNA di sebut triplet basa yang lazim disebut sebagai
kodon untuk suatu asam amino.
3. mRNA dan tRNA bersama-sama menuju kepermukaan ribosom kuman, dan disinilah rantai polipeptida
terbentuk sampai seluruhkodon selesai dibaca menjadi menjadi suatu sekwen asam amino yang
membentuk protein tertentu. Proses ini disebut translasi.
II. 3 DNA Bakteri
Bakteri memiliki kekurangan unsur-unsur yang mengacu pada stuktur komplek yang terlibat dalam
pemisahan kromsom-kromosom eukariota menjadi nukleid anak yang berbeda. Replikasi dari DNA bakteri
dimulai pada satu titik dan bergerak ke semua arah. Dalam prosesnya, dua pita lama DNA terpisah dan
digunakan sebagai model untuk mensistensiskan pita-pita baru (replikasi semikonservatif). Strukur dimana
dua pita terpisah dan sintesis baru terjadi disebut sebagai percabangan replikasi. Replikasi kromosom
bakteri sangat terkontrol, dan kromosom tiap sel yang tumbuh berkisar antara satu dan empat. Beberapa
plasmida bakteri bias memiliki sampai 30 tiruan dalam satu sel bakteri, dan mutasi yang menyebabkan
kontrol bebas dari relikasi plasmida bahkan bias menghasilkan tiruan yang lebih banyak.
Replikasi pita DNA ganda sirkular dimulai pada locus ori dan membutuhkan interaksi dengan beberapa
protein. Dalam E coli, replikasi kromosom berakhir pada suatu tempat yang disebut “ter“. Dua kromosom
anak terpisah, atau terpecah sebelum pembagian sel, sehingga tiap-tiap keturunan memiliki satu DNA
anak. Hal ini dapat disempurnakan dengan bantuan topoisomerase atau melakukan pengkombinasian.
Proses serupa yang mengacu pada replikasi DNA plasmida, kecuali pada beberpa kasus, replikasinya
adalah tidak terarah.
Transposon tidak membawa informasi genetika yang dibutuhkan untuk memasangkan replikasi sendiri
terhadap pembagian sel, sehingga perkembangbiakannya tergantung pada penyatuan fisiknya dengan
replika bakteri. Penyatuan ini dibantu oleh kemampuan transposon untuk membentuk tiruannya sendiri,
yang mungkin disisipkan dalam replika yang sama atau mungkin disatukan pada replika lainnya.
Spesifisitas dari rangkaian pada bagian sisipan biasanya rendah, sehingga transposon kadang cenderung
menyisip dalam sistem acak. Sebagian besar plasmida ditransfer antar sel-sel bakteri, dan penyisipan dari
sebuah transposon ke dalam suatu plasmida bisa menyebabkan penyebaran dalam sebuah populasi.

Energi dalam bentuk ATP disediakan. Pada setiap nukleotida teraktivasi terikat dua gugusan fosfat yang
berasal dari peruraian dua ATP.
Berdasarkan struktur DNA heliks ganda (double helix), timbul tiga hipotesis mengenai pola replikasi DNA.
Ketiga hipotesis tersebut adalah:
1. Semikonservatif
Menurut hipotesis replikasi secara semi-konsevatif, setiap utas DNA menjadi cetakan bagi pembentukan
utas baru, sehingga pada akhir proses replikasi akan ditemukan dua utas ganda yang masing-masing
mengandung satu utas baru dan satu utas lama.
2. Konservatif
Menurut hipotesis replikasi secara konservatif, rantai polinukleotida induk tidak berpisah dan dua utas dari
dua utas ganda DNA secara bersama-sama membentuk dua utas ganda baru, sehingga akan dihasilkan
dua utas ganda baru dan dua utas ganda lama.
3. Dispersif
Menurut hipotesis replikasi secara dispersif, rantai polinukleotida induk putus-putus kemudian memisah
dan akhirnya membentuk rangkaian baru yang terdiri dari campuran antara potongan dari pasangan
nukleotida lama dan potongan dari polinukleotida yang baru disintesis.

II. 4. 2 Regulasi Replikasi DNA


Kromosom suatu bakteri yang khas ialah sebuah molekul DNA berutasan-ganda, yang mempunyai berat
molekul kira-kira 2,5 x 109 Dalton (satu Dalton sama dengan massa satu atom hidrogen). Jumlah
pasangan basanya kurang lebih 4 x 106. Bila kromosom tersebut ditarik secara linier dalam bentuk heliks-
ganda, ukurannya akan mencapai kira-kira 1,25 mm, yaitu beberapa ratus kali lebih panjang daripada sel
bakteri yang memilikinya.
a. Replikasi mensyaratkan situs awal
Syarat pertama agar suatu DNA dapat bereplikasi ialah bahwa pada DNA tersebut terdapat situs
awal replikasi. Hasil pengamatan terhadap kromosom E.coli memperlihatkan bahwa replikasi selalu dimulai
dari titik awal tertentu (Cairns, 1963). Situs awal replikasi dikenal dengan istilah titik ori (singkatan dari
origin of replication). Pada kromosom bakteri diketahui hanya ada satu titik ori, sedangkan pada
kromosom eukariot terbukti mempunyai banyak titik ori. DNA yang tidak mempunyai titik ori tidak akan
dapat bereplikasi.
b. Replikasi memerlukan untaian ganda
Persyaratan kedua untuk dapat berlangsungnya proses replikasi ialah bahwa asam nukleat harus
berada dalam bentuk untaian ganda. Hal ini telah diuraikan oleh Watson dan Crick (1953), yaitu bahwa
implikasi genetik dari heliks ganda ialah memungkinkan pembentukan DNA baru secara swaproduksi
(replikasi). Adanya dua untai polinukleotida serta per pasangan antiparalel antara basa-basanya akan
mendukung proses replikasi, yaitu setiap untaian akan menjadi model bagi pembentukan untai
pasangannya. Bukti bahwa untai ganda menjadi syarat dalam replikasi dapat dilihat pada DNA virus yang
sedang bereplikasi. Virus mempunyai genom bervariasi, baik beruntai ganda maupun tunggal, tetapi pada
saat bereplikasi virus selalu berada dalam keadaan untai ganda.
c. Replikasi DNA mengikuti pola hipotesis semikonservatif
Untuk dapat terjadi proses replikasi seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Watson dan Crick
mengajukan suatu usulan pola replikasi DNA yang disebut pola semikonservatif. Pola konservatif mula-
mula dibuktikan oleh Mathew Maselson dan Francis Stahl yang bekerja dengan E.coli yang telah
menggunakan teknik radio isotop, sentrifugasi, dan spektrofotometer. Dengan pola semikonservatif ini
akan terpenuhi dua hal. Pertama, fungsi pewarisan dalam replikasi satu utasan DNA. Kedua, fungsi
pemeliharaan sifat, yaitu struktur DNA yang baru akan sama dengan struktur DNA sebelumnya.
d. Sintesis DNA mempunyai arah pertumbuhan 5’  3’
Molekul nukleotida dalam keadaan bebas akan terbentuk nukleotida tripospat. Dalam proses
sintesis DNA, dua nukleotida digabungkan satu dengan yang lainnya dengan cara merangkaikan karbon
gula kelima (C5) yang mengandung fosfat dari satu nukleotida kepada karbon gula ketiga (C3) yang
mengandung –OH dari nukleotida lain dan membentuk ikatan 5’-3’ fosfodieter.
e. Replikasi berjalan secara bertahap
Dalam proses replikasi terjadi dua proses. Pertama, pelepasan heliks ganda menjadi untai tunggal
dan membentuk cabang replikasi. Kedua, sintesis rantai baru dengan menggunakan untaian tunggal
tersebut sebagai model. Pada situs awal replikasi, enzim DNA polimerase akan memutus pilinan heliks
ganda menjadi dua untaian tunggal. Dalam proses ini akan terbentuk struktur huruf Y, titik
persimpangannya disebut titik tumbuh. Replikasi bergerak berurutan dari titik tumbuh, baik pada satu
arah (replikasi satu arah) atau dua arah (replikasi dua arah). Situs awal dan titik tumbuh terikat pada
membran sel dan dari sinilah kedua utasan diduplikasi. Masing-masing utasan mempunyai urutan basa
pada utasan-utasan DNA yang mula-mula.
f. Sintesis DNA bersifat tidak sinambung
Utasan-utasannya direplikasi dalam bentuk segmen-segmen kecil yang disebut fragmen Okazaki,
dengan arah 5’ ke 3’. Fragmen-fragmen ini kemudian digabungkan menjadi satu oleh enzim DNA ligase.
Inisiasi (pengawalan) replikasi DNA membutuhkan suatu pancingan, yaitu sepotong pendek RNA yang
disintesis oleh RNA polimerase dan komplementer terhadap DNA. Dengan adanya pemula ini, DNA
polimerase dapat mulai mensintesis deoksiribonukleotida. Sekali pancingan mengena, DNA polimerase lalu
mencerna RNA tersebut dan menggantikannya dengan DNA. Berpartisipasinya RNA sebagai pancing
tampaknya ekstensif karena setiap fragmen Okazaki juga mengandung sebagian RNA sebagai pancing.
II. 5 Perpindahan Gen
Perpindahan gen merupakan suatu kegiatan yang dilakukan bakteri dengan mengirimkan informasi
genetik (DNA) dari sel donor ke sel resipien. Kegiatan perpindahan gen ini ada tiga yakni :
1. Transformasi
2. Konjugasi
3. Transduksi

II. 5. 1 Transformasi
Transformasi pertama kali ditemukan oleh Frederick Griffith pada tahun 1928. Dia mempelajari
transformasi satu tipe Streptococcus pneumoniae menjadi tipe yang berbeda. S. pneumoniae dibagi
menjadi 100 tipe lain yang berbeda atas dasar perbedaan kimia pada kapsulnya. Jadi, tipe 1 menghasilkan
kapsul yang berbeda dengan tipe 2, dan seterusnya.
Transformasi ialah proses pemindahan DNA bebas sel yang mengandung sejumlah informasi genetik
(DNA) dari satu sel ke sel lainnya. DNA tersebut diperoleh dari sel donor melalui lisis sel alamiah atau
dengan cara ekstraksi kimiawi. Begitu fragmen DNA dari sel donor tertangkap oleh sel resipien, maka
terjadilah rekombinasi.
Manfaat yang didapat dari transformasi gen pada bakteri adalah :
a. Sarana penting dalam rekayasa genetika.
b. Memetakan kromosom bakteri.
c. Bermanfaat dalam penelitian-penelitian genetik bakteri di laboratorium.

II. 5. 2 Konjugasi
Konjugasi merupakan mekanisme perpindahan informasi genetik (DNA) dari sel donor ke sel resipien yang
terjadi akibat adanya kontak sel dengan sel. Konjugasi bakteri pertama kali ditemukan oleh Lederberg dan
Tatum pada tahun 1946. Mereka menggabungkan dua galur mutan Escherichia coli yang berbeda yang
tidak mampu mensintesis satu atau lebih faktor tumbuh esensiil dan memberinya kesempatan untuk
kawin.
Pada proses konjugasi, sel donor (jantan) memasukkan sebagian DNA ke dalam sel resipien melalui pili
seks yang dimiliki oleh sel jantan. Setelah DNA donor masuk ke dalam sel resipien, enzim-enzim yang
bekerja pada DNA resipien menggunting dan mengeksisi suatu fragmen DNA resipien. Kemudian DNA
donor dipadukan ke dalam kromosom resipien di tempat DNA yang tereksisi. Mekanisme ini sebenarnya
berlangsung juga pada kegiatan transformasi dan transduksi.
Dengan adanya proses konjugasi ini, gen-gen tertentu yang membawa sifat resistensi pada obat dapat
berpindah dari populasi bakteri yang resisten ke populasi bakteri yang tidak resisten. Oleh karenanya, bila
hal tersebut terjadi pada populasi bakteri bisa timbul multi drug resistance.

II. 5. 3. Transduksi
Beberapa jenis virus berkembang biak di dalam sel bakteri. Virus-virus yang inangnya adalah bakteri
seringkali disebut bakteriofage atau fage. Pada waktu fage menginfeksi bakteri, fage memasukkan DNA-
nya ke dalam bakteri tersebut. DNA fage ini kemudian bereplikasi di dalam sel bakteri atau berintegrasi
dengan kromosom bakteri. Inilah yang dikenal dengan transduksi. Jadi, transduksi adalah proses
perpindahan gen dari suatu bakteri ke bakteri lain oleh bakteriofage lalu oleh bakteriofage tersebut
plasmid ditransfer ke populasi bakteri. Transduksi ditemukan oleh Norton Zinder dan Joshua Lederberg
pada tahun 1952. Pada waktu DNA fage dikemas di dalam pembungkusnya untuk membentuk bakteri-
bakteri fage baru, DNA fage tersebut dapat membawa sebagian dari DNA bakteri yang telah menjadi
inangnya. Selanjutnya, bila fage menginfeksi bakteri lainnya, maka fage akan memasukkan DNA-nya yang
mengandung sebagian dari DNA bakteri inang sebelumnya. Dengan demikian, fage tidak hanya
memasukkan DNA-nya sendiri ke dalam sel bakteri yang diinfeksinya, tetapi juga memasukkan DNA dari
bakteri lain yang ikut terbawa pada DNA fage. Jadi, secara alami fage memindahkan DNA dari satu sel
bakteri ke bakteri lainnya.
Ada dua tipe transduksi, yaitu:
1. Transduksi terbatas
Pada proses ini tidak semua gen dapat ditransfer. Transduksi terbatas terjadi saat profage telah
terintegrasi pada kromosom bakteri. Gen-gen bakteri yang mengalami transduksi terbatas adalah yang
berdekatan dengan profage yang terintegrasi.
2. Transduksi umum
Transduksi umum terjadi bila suatu fage memindahkan gen dari kromosom bakteri atau plasmid. Pada
saat fage memulai siklus litik, enzim-enzim virus menghidrolisis kromosom bakteri menjadi potongan-
potongan kecil DNA. Setiap bagian dari kromosom bakteri tersebut dapat digabungkan dengan kepala fage
selama perakitan fage. Fage yang telah berisi DNA sel bakteri dapat menginfeksi sel lain dan mentransfer
gen bakteri di dalam sel resipien DNA bakteri dan bergabung dengan rekombinasi homolog menggantikan
gen dalam sel resipien. Transduksi ini terjadi pada bakteri gram positif dan gram negatif.

II. 6 Mutasi
Mutasi adalah perubahan di dalam rangkaian nukleotida suatu gen. Mutasi menimbulkan ciri genetik yang
baru atau genotif berubah. Sel atau organisme yang menimbulkan efek mutasi disebut mutan. Mutasi
pada gen akan menyebabkan produk protein yang dihasilkan.
II. 6. 1 Mutagenesis
Mutagenesis merupakan suatu teknik biologi molekuler di mana suatu mutasi diciptakan pada suatu
bagian molekul DNA tertentu, yang dikenal sebagai plasmid.
Mekanisme dasar:
1. Mensintesis DNA yang di dalamnya terdapat bagian yang ingin dimutasi.
2. Hasil sintesis ini harus dihibridisasi dengan DNA lain dari gen yang diinginkan.
3. Fragmen tersebut diperluas lagi oleh DNA polimerase.
4. Molekul yang diperoleh akan diadaptasikan ke dalam sel inang dan dikloning.
5. Pemilihan mutan.
II. 6. 2 Mutagen
Bahan-bahan yang menyebabkan terjadinya mutasi disebut mutagen. Mutagen terbagi menjadi tiga, yaitu:
1. Mutagen bahan kimia
Mutagen bahan kimia, contohnya adalah kolkisin dan zat digitonin. Kolkisin adalah zat yang dapat
menghalangi terbentuknya benang-benang spindel pada proses anafase dan dapat menghambat
pembelahan sel pada anafase. Mutagen bahan kimia dapat menimbulkan mutasi melalui beberapa cara.
Gugusan alkil aktif dari bahan mutagen kimia dapat ditransfer ke molekul lain pada posisi dimana
kepadatan elektron cukup tinggi seperti phosphate groups dan juga molekul purine dan pyrimidine yang
merupakan penyusun struktur deoxyribonucleic acid (DNA). Seperti diketahui umum, DNA merupakan
struktur kimia yang membawa gen. Basa-basa yang menyusun struktur DNA terdiri dari adenine, guanine,
thyimine, dan cytosine. Adenine dan guanine merupakan basa bercincin ganda (double-ring bases) disebut
purines, sedangkan thymine dan cytosine bercincin tunggal (single-ring bases) disebut pyrimidines.
Struktur molekul DNA berbentuk pilitan ganda (double helix) dan tersusun atas pasangan spesifik Adenine-
Thymine dan Guanine-Cytosine. Contoh mutasi yang paling sering ditimbulkan oleh mutagen kimia adalah
perubahan basa pada struktur DNA yang mengarah pada pembentukan 7-alkyl guanine.
2. Mutagen bahan fisika
Mutagen bahan fisika, contohnya sinar ultraviolet, sinar radioaktif, dan lain-lain. Sinar ultraviolet dapat
menyebabkan kanker kulit. Mutagen fisika bersifat sebagai radiasi pengion (ionizing radiation) yang dapat
melepas energi (ionisasi), begitu melewati atau menembus materi. Mutagen fisika termasuk diantaranya
sinar-X, radiasi gamma, radiasi beta, neutron, dan partikel dari aselerators sudah umum digunakan dalam
pemuliaan tanaman. Karakteristik untuk masing-masing jenis radiasi disajikan dalam tabel di bawah ini.
Begitu materi reproduksi tanaman diradiasi, proses ionisasi akan terjadi dalam jaringan dan dapat
menyebabkan perubahan pada jaringan itu sendiri, sel, genom, kromosom, dan DNA atau gen. Perubahan
yang ditimbulkan pada tingkat genom, kromosom, dan DNA atau gen dikenal dengan istilah mutasi
(mutation).
3. Mutagen bahan biologi
Diduga virus dan bakeri dapat menyebabkan terjadinya mutasi. Bagian virus yang dapat menyebabkan
terjadinya mutasi adalah DNA-nya.
II. 7 DNA Rekombinan
DNA rekombinan adalah sebuah teknik membuat susunan DNA baru dengan cara menyisipkan
potongan DNA asing ke dalam DNA organisme sehingga menghasilkan molekul DNA rekombinan yang
aktif. Dan pada saat organism tersebut membelah diri molekul DNA rekombinan tersebut ikut bereplikasi.
Sebenarnya pada tahun 1973 telah muncul dan dikembangkan teknik untuk mengisolasi dan
menggabungkan potongan-potongan DNA yang tak sama sehingga dapat dihasilkan molekul DNA
rekombinan yang aktif. Teknik ini memungkinkan adanya isolasi, manipulasi, dan produksi dalam jumlah
besar ruas DNA apa saja yang diinginkan dari tipe sel apa saja. Pada pokoknya sel-sel bakteri semacam itu
telah menerima gen asing dan merupakan organisme baru. Sifat serta kemampuannya bias sangat
berbeda dari inang maupun donornya.
II. 7. 1 PROSES
Proses rekombinasi DNA diawali dengan enzim endonuklease restriksi yang memotong susunan DNA.
Potongan DNA tersebut biasanya mengandung beberapa gen dari kromosom tipe apapun. Tumbuhan,
hewan, bakteri ataupun virus. Potongan-potongan ini mempunyai ujung yang lengket atau kohesif yang
akan dengan mudah digabungkan secara perpasangan basa pada daerah-daerah berutasan tunggal
dengan utasan-utasan DNA lain. Dengan cara ini, fragmen-fragmen yang diperoleh dari kromosom sel
apapun atau virion dapat disambungkan ke plasmid atau genom fage dengan bantuan enzim lain, seperti
polinukleotide ligase. Intinya sel-sel bakteri seperti itu telah menerima gen asing dan merupakan
organisme batu yang sifatnya dapat amat berbeda dengan inang maupun donornya. Sehingga saat
mereka memperbayak diri, komponen DNA tersebut ikut juga tereplikasi.

Perangkat yang dibutuhkan :


• Enzim endonuklease restriksi : Untuk memotong DNA dengan sangat spesifik sehingga sekuennya
disebut molindrom (MOM). Dapat memotong DNA dari sistem biologi apapun apabila mempunyai sekuens
yang sama.
• Enzim ligase : Enzim yang menggabungkan potongan DNA, beberapa diantaranya dapat
menggabungkan fragmen-fragmen DNA yang berbeda.
• Plasmid : sebagai vektor untuk mengklonkan gen atau fragmen DNA, dan juga untuk mengubah sifat
bakteri.
• Pustaka genom : untuk menyimpan gen atau fragmen DNA yang telah diklonkan
II. 7. 2 KEUNTUNGAN
Bakteri yang dapat menghasilkan kromosom insulin telah ditemukan.
 Bakteri suatu spesies Pseudomonas telah dikembankan dan dipatenkan efektif membersihkan
tumpahan minyak (tapi jika dimasukkan ke sumur minyak justru akan sangat merugikan, oleh karena itu,
harus sangat hati-hati dalam menggunakan teknik ini).
 Dalam bidang pertanian dapat dilakukan untuk penambatan nitrogen oleh prokariota untuk
peningkatan kesuburan tanah. Gen untuk fiksasi nitrogen (nif) membentuk tandan pada kromosom
Klebsiella pneumoniae dan dapat dipindahkan. Gen-gen tersebut dapat terpadu ke dalam atau
bersegregasi dari DNA kromosom maupun plasmid, dan plasmid yang mengandung nif dapat
mendapatkan sifat-sifat baru melalui rekombinasi. Dan mungkin pada akhirnya dapat membuat tumbuhan
dapat menambat nitrogen oleh dirinya sendiri.
II. 7. 3 KEKHAWATIRAN
Teknologi ini menimbulkan beberapa kekhawatiran diantara para ahli :
 Kekhawatiran bahwa produksi molekul-molekul DNA rekombinan yang fungsional in vivo dapat terbukti
berbahaya secara biologis. Sebagai contoh : bila bakteri tersebut dibawa ke mikroba seperti Escherichia
coli yang merupakan bakteri komensal di usus manusia dan dapat mempertukarkan informasi genetis
dengan tipe-tipe bakteri yang lain dan dapat menyebar luas diantara manusia, hewan, tumbuhan, dan
yang lainnya.
 Kekhawatiran terbentuknya palsmid-plasmid bakteri baru yang dapat bereplikasi secara swantantra
yang bila tidak diawasi secara ketat, dapat memasukkan determinan genetis untuk resistensi antibiotik
atau pembentukan toksin bakteri ke dalam galur-galur bakteri yang pada waktu tersebut tidak membawa
determinan semacam itu.
 Percobaan untuk menghubungkan semua segmen DNA virus onkogenik ataupun virus hewani yang
lain menjadi unsur-unsur DNA yang melangsungkan replikasi secara swantantra, seperti plasmid bakteri
atau DNA viral lainnya, sebab penyebaran molekul DNA dengan cara seperti itu mungkin meningkatkan
terjadinya kanker ataupun penyakit yang lain.

BAB III
PENUTUP

III. 1 Kesimpulan
DNA adalah sebuah molekul panjang yang menyerupai tali, biasanya terdiri dari dua utas, saling membelit
membentuk heliks ganda (double helix). Setiap utas terdiri dari nukleotida-nukleotida yang tergabung
membentuk rantai polinukleotida.
Untuk memperbanyak dirinya, DNA melakukan suatu proses yang disebut replikasi. Replikasi dapat
dikatakan merupakan reaksi kimia yang memungkinkan senyawa kimia dapat membentuk dirinya untuk
menghasilkan senyawa baru yang mirip dengan dirinya. Replikasi DNA mengikuti pola semi konservatif
yang sintesisnya dimulai dari titik ori dan arah pertumbuhannya ialah 5’  3’
Perpindahan gen yang dilakuakan bakteri melalui tiga cara, yaitu : konjugasi, transformasi, dan transduksi.
Konjugasi merupakan proses perpindahan gen bakteri melalui kontak antar selnya. Transformasi
merupakan proses perpindahan gen bakteri melalui sel bebas. Transduksi merupakan proses perpindahan
gen dari suatu bakteri ke bakteri lain dengan bantuan bakteriofage.
Mutagenesis merupakan suatu teknik untuk menciptakan mutasi yang meliputi lima tahap/proses.
Mutagen adalah bahan yang menyebabkan terjadinya mutasi. Mutagen terbagi menjadi tiga : mutagen
bahan kimia, mutagen bahan fisika, dan mutagen bahan biologi.
DNA rekombinan adalah DNA yang telah mengalami proses rekombinasi atau penyusunan kembali. Proses
ini diawali oleh terpotongnya struktur DNA oleh enzim restriksi endonuklease kemudian potongan DNA
tersebut disisipkan pada DNA resipien dan digabungkan kembali oleh enzim ligase. Struktur DNA yang
baru ini akan ikut bereplikasi apabila organism pembawanya berkembangbiak. Meskipun banyak
kontroversi teknologi baru ini, teknologi ini cukup mendatangkan manfaat bagi kehidupan umat manusia.

DAFTAR PUSTAKA

Pelczar J. Michael, Jr. Dasar-dasar mikrobiologi. 1986. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
Staff Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Mikrobiologi Kedokteran. 1993. Jakarta :
Binarupa Aksara.
Anonim. http//:wikipedia.com/genetika bakteri/. 12 Maret 2010. Pk. 15.00.
Anonim. http//:google.com/genetika bakteri dan virus/. 12 Maret 2010. Pk. 16.30.

Genetika mikrobia telah mengungkapkan bahwa gen terdiri dari DNA, suatu pengamatan yang melekat
dasar bagi biologi molekuler. Penemuan selanjutnya dari bakteri telah mengungkapkan adanya restriction
enzymes (enzim restriksi) yang memotong DNA pada tempat spesifik, menghasilkan fragmen potongan
DNA. Plasmida diidentifikasikan sebagai elemen genetika kecil yang mampu melakukan replikasi diri pada
bakteri dan ragi. Pengenalan dari sebuah fragmen potongan DNA kedalam suatu plasmid memungkinkan
fragmen di perbanyak (teramplifikasi). Amplifikasi regio DNA spesifik dapat di capai oleh enzim bakteri
menggunakan polymerase chain reaction (PCR) atau metode amplifikasi nukleotida berdasar enzim yang
lain (misalnya amplifikasi berdasar transkripsi). DNA yang di masukkan kedalam plasmid dapat di kontrol
oleh promoter ekspresi pada bakteri yang mengamati protein, di ekspresi pada tingkat tinggi.

http://netblog-mointi.blogspot.co.id/2012/05/makalah-genetika-mikroba.html

You might also like

  • 2 Bab I
    2 Bab I
    Document5 pages
    2 Bab I
    Rizka dwi khairunnisa
    No ratings yet
  • 2 Bab I
    2 Bab I
    Document5 pages
    2 Bab I
    Rizka dwi khairunnisa
    No ratings yet
  • 2 Bab I
    2 Bab I
    Document6 pages
    2 Bab I
    imelliaputri
    No ratings yet
  • 2 Bab I
    2 Bab I
    Document5 pages
    2 Bab I
    Rizka dwi khairunnisa
    No ratings yet
  • Rev 2 Daftar Tabel
    Rev 2 Daftar Tabel
    Document1 page
    Rev 2 Daftar Tabel
    imelliaputri
    No ratings yet
  • Abs Trak
    Abs Trak
    Document1 page
    Abs Trak
    imelliaputri
    No ratings yet
  • Mikroba
    Mikroba
    Document9 pages
    Mikroba
    imelliaputri
    No ratings yet