You are on page 1of 26

FUNGSI BESSEL

DISUSUN OLEH
KELOMPOK III
Nama Anggota : Desrianah 2007.121.246
Titin Yuniarti 2007.121.254
Okta Herlaiza 2007.121.2
Septia Julita 2007.121.278
Dessy Adetia 2007.121.440
Esca Oktarina 2007.121.459
Semester : 6L
Program Studi : Pendidikan Matematika
Mata Kuliah : Matematika Lanjutan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
2009/2010
FUNGSI BESSEL
PERSAMAAN DIFERENSIAL BESSEL
Fungsi Bessel dibangun sebagai penyelesaian persamaan diferensial.
( )
x 2 y ' '+ xy '+ x 2 − n 2 y = 0 , n ≥ 0 (1)
yang dinamakan persamaan diferensial Bessel. Penyelesaian umum (1) diberikan
oleh
y = c1 J n ( x) + c 2Yn ( x) (2)

Penyelesaian J n (x) , yang mempunyai limit berhingga untuk x mendekati nol

dinamakan fungsi Bessel jenis pertama dan berorde n. penyelesaian Yn (x)


yang tak mempunyai limit berhingga [yaitu tak terbatas] untuk x mendekati
nol dinamakan fungsi Bessel jenis keduan dan berorde-n atau fungsi
Neumann.
Jika peubah bebas x pada (1) diganti λx di mana λ suatu konstanta,
persamaan yang dihasilkan adalah
x 2 y ' '+ xy '+ (λ2 x 2 − n 2 )y = 0 (3)
Yang mempunyai penyelesaian umum y = c1 J n (λx) + c 2Yn (λx) (4)

FUNGSI BESSEL JENIS PERTAMA


Didefinisikan fungsi Bessel jenis pertama berorde n sebagai

xn  x2 x4 
J n ( x) = n 1 − + − ... (5)
2 Γ(n + 1)  2(2n + 2 ) 2 ⋅ 4(2n + 2 )(2n + 4) 
n+ 2r


(− 1)  x 
r

Atau J n ( x) = ∑ 2 (6)


r = 0 r!Γ(n + r + 1)

Di mana Γ(n + 1) adalah fungsi gamma [Bab 9]. Jika n bilanngan bulat positif,
Γ(n + 1) = n!, Γ(1) = 1 . Untuk n = 0, (6) maka
x2 x4 x6
J 0 ( x) = 1 − + − + ... (7)
22 2242 224262
Deret (6) konvergen untuk setiap x. Grafik J 0 ( x) dan J 1 ( x) ditunjukkan pada
Gambar 10-1.
Jika n setengah atau bilangan ganjil positif, J n (x) dapat dinyatakan dalam
suku-suku sinus dan cosinus. Lihat Soal 10.4 dan 10.7.
Sebuah fungsi J − n (x) , n > 0 dapat didefinisikan dengan mengganti n oleh –n
pada (5) atau (6). Jika n suatu bilangan bulat, maka kita dapat menunjukkan
bahwa [lihat Soal 10.3]
J −n ( x) = (− 1) J n ( x)
n
(8)

Jika n bukan suatu bilangan bulat, maka J n (x) dan J − n (x) bebas linear, dan
untuk kasus ini penyelesaian umum (1) adalah
y = AJ n ( x) + B n J −n ( x) , n ≠ 0,1,2,3,... (9)

FUNGSI BESSEL JENIS KEDUA


Kita akan mendefinisikan fungsi Bessel jenis kedua berorde n sebagai
 J n ( x ) cos nπ − J − n ( x )
 n ≠ 0,1,2,3,...
 sin nπ
Yn ( x ) = 
J p ( x ) cos pπ − J − p ( x )
(10)
 n = 0,1,2,3,...
lim
p →n sin pπ

Untuk kasus di mana n =0,1,2,3,… diperoleh uraian deret berikut untuk Yn ( x ) .


2k − n
2   x  1 n −1 x
Yn ( x ) = ln  + γ  J n ( x ) − ∑ (n − k − 1)! 
π  2  π k =0 2
2k + n
 x
n −1  
− ∑ (− 1) {Φ (k ) + Φ (k + 1)}  
1 k 2
(11)
π k =0 k!(n + k )!
Di mana γ = 0,5772156... adalah konstanta Euler dan

Φ( p ) = 1 + Φ (0 ) = 0
1 1 1
+ + ... + , (12)
2 3 p
FUNGSI PEMBANGKIT UNTUK Jn (x ) (GENERATING FUNCTION)
x 1 ∞
 t− 
Fungsi e 2 t 
= ∑ J (x )t
n = −∞
n
n
(13)

dinamakan fungsi pembangkit untuk fungsi Bessel jenis pertama berorde


bulat, yang sangat banyak gunanya dalam memperoleh sifat-sifat fungsi ini
untuk nilai n bulat dan kemudian seringkali dapat dibuktikan berlaku untuk
semua n.

RUMUS-RUMUS PENGULANGAN (RECURRENCE FORMULA)


Hasil berikut ini berlaku untuk setiap nilai n.

1. J n +1 ( x ) = J n ( x ) − J n −1 ( x )
2n
x

2. J ' n ( x ) =
1
[J n−1 (x ) − J n+1 (x )]
2
3. xJ ' n ( x ) = nJ n ( x ) − xJ n +1 ( x )

4. xJ ' n ( x ) = xJ n −1 ( x ) − nJ n ( x )

5.
d n
dx
[ ]
x J n ( x ) = x n J n −1 ( x )

6.
d −n
dx
[ ]
x J n ( x ) = − x −n J n +1 ( x )

Jika n adalah suatu bilangan bulat rumus tersebut dapat dibuktikan dengan
fungsi pembangkit. Perhatikan bahwa hasil 3 dan 4 berturut-turut setara
dengan 5 dan 6.
Fungsi Yn ( x ) memenuhi hasil yang sama seperti di atas, di mana Yn ( x )

menggantikan J n ( x ) .

FUNGSI-FUNGSI YANG BERHUBUNGAN DENGAN FUNGSI BESSEL


1.Fungsi Hankel Jenis Pertama dan Kedua, yang berturut-turut
didefinisikan oleh
H n(1) ( x ) = J n ( x ) + iYn ( x ) , H n(2 ) ( x ) = J n ( x ) + iYn ( x )

2.Fungsi Bessel yang Dimodifikasi. Fungsi Bessel yang dimodifikasi jenis


pertama berorde n didiefinisikan oleh
nπi
I n ( x ) = i − n J n (ix ) = e 2 J
n (ix ) (14)

Jika n bilangan bulat, I − n ( x ) = I n ( x ) (15)

Tetapi jika n bukan bilangan bulat, I n ( x ) dan I − n (x ) bebas linear.


Fungsi Bessel yang dimodifikasi jenis kedua berorde n didefinisikan oleh
π  I − n ( x ) − I n ( x ) 
 2  sin nπ  n ≠ 0,1,2,3,...
  
K n (x ) =  (16)
 π  I − p (x ) − I p (x )
n = 0,1,2,3,...
 p→n 2  sin pπ
lim 

Fungsi ini memenuhi persamaan diferensial


(
x 2 y"+ xy '− x 2 + n 2 y = 0) (17)
dan penyelesaian umum persamaan ini adalah
y = c1 I n ( x ) + c2 K n ( x ) (18)

atau jika n ≠ 0,1,2,3,... y = AI n ( x ) + BI − n ( x ) (19)

3.Fungsi Ber, Bei, Ker, Kei. Fungsi Bern ( x ) dan Bein ( x ) adalah bagian riil
3πi
 3  3
 2
dan imajiner dari J n  i 2 x  di mana i 2 = e 4 =  (1 − i ) , yaitu
2 
   
 3 
J n  i 2 x  = Bern ( x ) + iBein ( x ) (20)
 
Fungsi Kern ( x ) dan Kein ( x ) adalah bagian riil dan imajiner dari
− nπi πi
 1  1
 2
e 2
K n  i 2 x  di mana i 2 = e 4 =  (1 + i ) , yaitu
2 
   
− nπi
 12 
e 2
K n  i x  = Kern ( x ) + iKein ( x ) (21)
 
Fungsi-fungsi ini berguna sehubungan dengan persamaan
(
x 2 y"+ xy'− ix 2 + n 2 y = 0 ) (22)
yang membangun teknik kelistrikan dan lapangan lainnya. Penyelesaian
umum dari persamaan ini adalah
 32   12 
y = c1 J n  i x  + c2 K n  i x 
  (23)
   

PERSAMAAN-PERSAMAAN YANG DITRANSFORMASIKAN KE DALAM


PERSAMAAN BESSEL
Persamaan
x 2 y"+(2k + 1)xy '−(α 2 x 2 r + β 2 )y = 0 (24)
di mana k, α , r, β konstanta mempunyai penyelesaian umum

  αx r   αx r  
−k

y = x c1 J k    
 + c2Yk  r  (25)
 r  r  r 

di mana K = k 2 − β 2 . Jika α = 0 , persamaannya dapat diselesaikan


sebagai persamaan Euler atau Cauchy [lihat halaman 83]

RUMUS ASIMTOTIK UNTUK FUNGSI BESSEL


Untuk nilai x besar kita mempunyai rumus asimtotik berikut ini

 π nπ   π nπ 
J n (x) ~  , Yn ( x )
2 2
cos x − − ~ sin  x − −  (26)
πx  4 2  πx  4 2 

NILAI NOL FUNGSI BESSEL


Kita dapat menunjukkan bahwa jika n suatu bilangan riil, J n ( x ) = 0
mempunyai tak berhingga banyaknya akar yang semuanya riil. Perbedaan di
antara akar-akar yang berurutan mendekati π jika nilai akarnya membesar.
Ini dapat dilihat dari (26). Kita dapat juga menunjukkan bahwa akar-akar
J n ( x ) = 0 terletak di antara J n −1 ( x ) = 0 dan J n +1 ( x ) = 0 . Catatan serupa dapat

juga dibuat untuk Yn ( x ) .

KETEGAK-LURUSAN (ORTHOGONALITY) FUNGSI BESSEL


Jika λ dan µ dua konstanta berbeda, kita dapat menunjukkan [lihat Soal
10.21] bahwa
µJ (λ )J ' (µ ) − λJ (µ )J ' (λ )
∫ xJ (λx )J (µx )dx =
1
n n n n
(27)
0
n n
λ −µ 2 2

sedangkan [lihat Soal 10.22]

1 2  n2  2 
xJ n2 (λx )dx = ( ) 1 − 2  J n (λ )
1
∫  J ' λ + (28)
0 2 n  λ  
Dari (27) kita lihat bahwa λ dan µ adalah dua akar berbeda dari persamaan

RJ n ( x ) + SxJ 'n ( x ) = 0 (29)


di mana R dan S konstanta, maka

∫ xJ (λx )J (µx )dx = 0


1
n n (30)
0

yang menyatakan bahwa fungsi x J n (λx ) dan x J n (µx ) tegaklurus pada

(0,1). Perhatikanlah bahwa sebagai kasus khusus (29) kita melihat bahwa λ
dan µ dapat merupakan dua akar berbeda dari J n ( x ) = 0 atau J 'n ( x ) = 0 .

Kita dapat juga mengatakan bahwa fungsi-fungsi J n (λx ) , J n (µx ) tegaklurus


terhadap fungsi kepadatan x.

DERET FUNGSI-FUNGSI BESSEL

Seperti pada kasus Deret Fourier, kita dapat menunjukkan bahwa jika f(x)
memenuhi syarat Dirichlet [di halaman 197] maka di setiap titik kekontinuan
f(x) pada selang 0 < x < 1 terdapat suatu uraian deret Bessel yang berbentuk

f ( x ) = A1 J n (λ1 x ) + A2 J n (λ2 x ) + ... = ∑ Ap J n (λ p x ) (31)
p =1

R
di mana λ1 , λ2 ,... adalah akar-akar positif (29) dengan ≥ 0 , S ≠ 0 dan
S
2λ2p
∫ xJ (λ x ) f (x )dx
1
Ap = n p (32)
 2
 λ p − n 2 + 2  J n2 (λ p )
R  2 0

 S 
Di titik ketak-kontinuan deret di ruas kanan (31) konvergen ke
1
[ f (x + 0) + f (x − 0)] yang dapat digunakan untuk menggantikan ruas kiri
2
(31).
Dalam kasus S = 0 sehingga λ1 , λ2 ,... adalah akar-akar dari J n ( x ) = 0 ,

xJ n (λ p x ) f ( x )dx
2 1

J n2+1 (λ p ) ∫0
Ap = (33)

Jika R = 0 dan n = 0, maka deret (31) dimulasi dengan suku tetap

Ap = 2 ∫ x f ( x )dx
1
(34)
0

SOAL-SOAL DAN PENYELESAIANNYA

PERSAMAAN DIFERENSIAL BESSEL


10.1 Gunakan metode Frobenius untuk menentukan deret penyelesaian persamaan
(
diferensial Bessel x 2 y"+ xy '+ x 2 + n 2 y = 0 . )
Andaikan suatu jawaban berbentuk y = ∑ ck x k + β di mana k bergerak

dari − ∞ sampai ∞ dan ck = 0 untuk k < 0, maka

(x 2
)
+ n 2 y = ∑ ck x k + β + 2 −∑ n 2ck x k + β =∑ ck − 2 x k + β −∑ n 2ck x k + β

xy' = ∑ (k + β )ck x k + β

x 2 y" = ∑ (k + β )(k + β − 1)ck x k + β

Kemudian, dengan menjumlahkannya diperoleh


[
x 2 y" = ∑ (k + β )(k + β − 1)ck + (k + β )ck + ck −2 − n 2 ck x k + β = 0]
dan karena koefisien x k + β harus nol, diperoleh

[(k + β ) − n ]c
2 2
k + ck − 2 = 0 (1)

Andaikan k = 0 pada (1); karena c− 2 = 0 maka diperoleh persamaan awal

(β 2
)
− n 2 c0 = 0 ; atau andaikan c0 ≠ 0 , β 2 = n 2 . Kemudian, tinjaulah dua

kasus, β = −n dan β = n . Pertama akan dipandang kasus pertama β = n , dan


kasus kedua diperoleh dengan menggantikan n oleh –n.
Kasus 1, β = n .
Dalam kasus ini (1) menjadi
k (2n + k )ck + ck − 2 = 0 (2)

Ambillah k = 1,2,3,4,... secara berurutan pada (2), kita mempunyai


− c0 − c2 c0
c1 = 0 , c2 = , c3 = 0 , c4 = = ,…
2(2n + 2) 4(2n + 4 ) 2 ⋅ 4(2n + 2 )(2n + 4 )
Jadi deret yang diinginkan adalah
 x2 x4 
y = c0 x n + c2 x n + 2 + c4 x n + 4 + ... = c0 x n 1 − + − ... (3)
 2(2n + 2 ) 2 ⋅ 4(2n + 2 )(2n + 4) 
Kasus 2, β = −n .
Gantilah n oleh –n pada Kasus 1, diperoleh
 x2 x4 
y = c0 x − n 1 − + − ... (4)
 2(2n − 2 ) 2 ⋅ 4(2n − 2 )(2n − 4) 
Sekarang, jika n = 0 kedua deret sama. Jika n = 1,2,... deret kedua tidak
mungkin ada. Tetapi bila n ≠ 0,1,2,... kedua deret tersebut dapat ditunjukkan
bebas linear sehingga untuk kasus ini penyelesaian umumnya adalah
 x2 x4 
y = Cx n 1 − + − ...
 2(2n + 2 ) 2 ⋅ 4(2n + 2 )(2n + 4) 
 x2 x4 
+ Dx −n 1 − + − ... (5)
 2(2n − 2 ) 2 ⋅ 4(2n − 2 )(2n − 4 ) 
Kasus untuk n = 0,1,2,3,... akan dibicarakan kemudian [lihat Soal 10.15 dan
10.16].

FUNGSI BESSEL JENIS PERTAMA


Gunakan definisi (5) dari J n (x) yang diberikan pada halaman 240 untuk
menunjukkan bahwa jika n ≠ 0,1,2,3,... maka penyelesaian umum pada
persamaan bassel adalah y = AJ n ( x) + BJ −n ( x) untuk kasus n ≠ 0,1,2,3,...
2 2
1.Buktikanlah (a) J 1 2 ( x) = sin x, (b) J −1 2 ( x) = cos x,
πx πx

(−1) r ( x 2)1 2+ 2 r ( x 2)1 2 ( x 2) 5 2 ( x 2) 9 2
=∑ = − + − ...
r =0 r!r (r + 3 2) r (3 2) 1!r (5 / 2 ) 2!r (7 / 2)
( x 2) 1 2 ( x 2) 5 2 ( x 2) 7 2
(a) J1 2 ( x) = − + − ...
(1 / 2) π 1!(3 / 2)(1 / 2) π 2!(5 / 2 )(3 / 2)(1 / 2) π
( x 2) 1 2  x 2 x 4  ( x 2)1 2 sin x 2
= 1 − + − ...= = sin x
(1 / 2) π  3! 5!  (1 / 2) π x πx

(b) J −1 2 ( x ) = ∑

(− 1)r (x 2)−1 2+ 2 r = (x 2) −1 / 2 − (x / 2) 3 / 2 + (x / 2)7 / 2 − ...
r =0 r!r (r + 1 2) r (1 / 2) 1!r (3 / 2) 2!r (5 / 2)
(x 2)−1 2 1 − x 2 +
x4 
− ... =
2
=  cos x
π  2! 4!  πx

∫ x J (x )dx , ∫ x J (x )dx
4 3
2.Hitunglah (a) 1 (b) 3

(a) Metode 1.Metode pengintralan parsial memberikan


∫ x J 1 (x )dx = ∫ (x ) x J 1 (x )dx
4 2 2
[ ]
[
= x2 x2 J 2 (x )] − ∫ [x 2
]
J 2 ( x ) [2 xdx ]
= x 4 J 2 ( x ) − 2 ∫ x 3 J 2 ( x )dx
= x 4 J 2 (x ) − 2 x 3 J 2 (x ) + c
(b) Metode 2. Gunakanlah J1 ( x) = − J 0 ( x), diketahui

∫x
4
{
J1 ( x)dx = − ∫ x 4 J 01 ( x)dx = − x 4 J 0 ( x) − ∫ 4 x 3 J 0 ( x)dx }
∫x
2
J 0 ( x)dx = ∫ x 2 [xJ 0 ( x)dx] = x 2 [xJ1 ( x)] − ∫ [xJ1 ( x)][2 xdx]

∫x
2
{
J1 ( x)dx = − ∫ x 2 J 01 ( x)dx = − x 2 J 0 ( x) − ∫ 2 xJ 0 ( x)dx }
= x 2 J 0 ( x) + 2 xJ1 ( x)
Maka ∫x
4
[ {
J1 ( x )dx = − x 4 J 0 ( x ) + 4 x 3 J1 ( x) − 2 − x 2 J 0 ( x ) + 2 xJ1 ( x ) + c }]
= (8 x 2 − x 4 ) J 0 ( x) + (4 x 2 − 16 x ) J 1 ( x )

∫x
3
J 3 ( x )dx = ∫ x 5 x −2 J 3 ( x )dx [ ]
[ ] [
= x 5 − x −2 J 2 ( x) − ∫ − x −2 J 2 ( x) 5 x 4 dx ]
= − x 3 J 2 ( x) + 5∫ x 2 J 2 ( x)dx

∫x
2
J 2 ( x)dx = ∫ x 3 x −1 J 2 ( x) dx [ ]
[
= x 3 − x −1 J ( x)] − ∫ [− x
1
−1
]
J 1 ( x) 3x 2 dx
= − x 2 J 1 ( x) + 3∫ xJ 1 ( x)dx

∫ xJ ( x)dx = − ∫ xJ
1
1
0 [
( x)dx = − xJ 0 ( x) − ∫ J 0 ( x)dx ]
= − xJ 0 ( x) + ∫ J 0 ( x)dx

Maka ∫x J
3
2 ( x)dx = −x 3 J 2 ( x) + 5{− x 2 J1 ( x) + 3[− xJ 0 ( x) + J 0 ( x)dx]}
= − x 3 J 2 ( x) − 5 x 2 J1 ( x) − 15 xJ 0 ( x) + 15∫ J 0 ( x)dx
Integral ∫J 0 ( x)dx tidak dapat diperoleh dalam bentuk tertutup.secara umum ,

∫x J 0 ( x)dx dapat diperoleh dalam bentuk tertutup jika p + q ≥ 0 dan p + q


2

genap hasilnya dapat diperoleh dalam suku-suku ∫J 0 ( x)dx .


2 sin nπ
a) Buktikanlah J n ( x )J − n ( x ) − J ' − n ( x )J n ( x ) =
'

πx
b) Bahaslah arti hasil (a) dipandang dari kebergantungan linear J n ( x) dan J − n( x )
c) Karena J n ( x ), dan, J − n( x ) ,berturut-turut disingkat J n danJ − n ( x), memenuhi
persamaan bassel,maka
( )
x 2 J n" + xJ n' + x 2 − n 2 J n = 0, x 2 J −" n + xJ −' n + x 2 − n 2 J −n = 0 katakanlah( )
persamaan pertama dengan J − n dan kedua dengan J n dan kurangkanlah.
[ ] [
x 2 J n" J −n − J −" n J n + x J n' J −n − J −' n J n = 0 ]
[ J ]+ [J J ]
Maka yang dapat ditulis d '
x J n J −n − J −' n n
'
n −n − J −' n J n = 0
dx
Atau
d
dx
{[
x J n' J − n − J −' n J n = 0 ]}
c
Integralkanlah ,kita memperoleh J n' J − n − J −' n J n =
x
Untuk menentukan c gunakanlah uraian deret J n dan J − n ,diperoleh

xn x n +1 x −n x − n −1
Jn = − ..., J '
= − ..., J = − ..., J '
= − ...
2 n r (n + 1) 2 n r (n ) 2 −n r (− n + 1) 2 −n r (− n )
n −n −n

Dan kemudian subsitusikan pada (1), kita memperoleh


1 1 2 2 sin nπ
c= − = =
r (n)r (1 − n) r (n + 1)r (−n) r (n)r (1 − n) π
Dengan menggunakan hasil 1,dihalaman 227. Ini memberikan hasil yang diinginkan.

a) Bentuk J n' J − n − J −' n J n pada (a) adalah determinan Wronski dari J n dan J − n . Jika n
bilangan bulat kita lihat dari (a) bahwa determinan wronski ini nol;sehingga J n dan
J −n bergantungan linear dan dan juga jelas dari soal 10.3(a). dalam hal lain,jika n
bukan bilangan bulat , J n dan J − n keduanya bebas linear karena pada kasus ini
determinan wronskinya tak nol.

FUNGSI PEMBANGKIT DAN HASIL-HASIL LAINNYA


(x 2 )(t − 1t ) ∞
1)Buktikanlah e = ∑J
n = −∞
n ( x )t n

Kita mempunyai
 ∞ ( xt 2)r  ∞ (− x 2t )k  ∞ ∞ (−1) k ( x 2)r + k t r −k
e ( x 2 )(t −1 t ) = e xt 2 e − x 2 x = ∑ ∑  = ∑∑
 r =0 r!  k =0 k!  r = 0 k = 0 r!k!
Andaikan r − k = n sehingga n bergerak dari − ∞ sampai + ∞ , maka jumlahnya
menjadi
(−1) k ( x 2 ) t n (−1) k ( x 2 )
n+ 2k ∞  ∞ n+2k
∞ ∞ n ∞

∑ ∑ ( n + k )! k !
= ∑  ∑
n = −∞  k = 0 k ! ( n + k )!
t = ∑ J n ( x)t n
n = −∞ k = 0  n = −∞

2)Buktikanlah (a) cos( x sin θ ) = J 0 ( x ) + 2 J 2 ( x ) cos 2θ + 2 J 4 ( x) cos 4θ + ...


(b) sin( x sin θ ) = 2 J 1 ( x ) sin θ + 2 J 3 ( x ) sin 3θ + 2 J 5 ( x) sin 5θ + ...
Andaikan t = e iθ pada soal 1,maka
∞ ∞
= e ix sin θ = ∑ J n ( x)e inθ = ∑ J n ( x )[cos nθ + i sin nθ ]
1 x ( e iθ − e −iθ )
2
e
−∞ −∞

= {J 0 ( x) + [J −1 ( x) + J1 ( x)]cos θ + [J − 2 ( x) + J 2 ( x)]cos 2θ + ...}


+ i{[J1 ( x) + J −1 ( x)]sin θ + [J 2 ( x) + J −2 ( x)]sin 2θ + ...}
= {J 0 ( x) + 2 J 2 ( x) cos 2θ + ...} + i{2 J1 ( x) sin θ + 2 J 3 ( x) sin 3θ + ...}
Dimana kita telah menggunakan soal 10.3(a). samakan bagian riil dan imajinernya
untuk peroleh hasil yang diinginkan.

π
1
3)Buktikanlah J n ( x) =
π ∫ cos(nθ − x sin θ )dθ , n = 0,1,2,...
0

Kalikan hasil pertama dan kedua soal 2.berturut-turut dengan cara cos nθ dan
sin nθ dan integralkan dari 0 sampai π dengan menggunakan
π π
0 m ≠ n 0 m≠n
∫0 cosmθ cos nθdθ =  π2 m = n ∫ sinmθ sin nθdθ =  π
0 2
m=n≠0
Kemudian jika n genap atau nol diperoleh :
π π
1 1
J n ( x) =
π ∫ cos( x sin θ ) cos nθdθ ,
0
0=
π ∫ sin( x sin θ ) sin nθdθ
0

Dan dengan menjumlahkannya diperoleh :


π π

∫ [cos( x sin θ ) cos nθ + sin( x sin θ ) sin nθ ]dθ = ∫ cos(nθ − x sin θ )dθ
1 1
J n ( x) =
π 0
π 0

Dengan cara serupa ,jika n ganjil ,maka


π π
1 1
J n ( x) =
π ∫ sin( x sin θ ) sin nθdθ ,
0
0=
π ∫ cos( x sin θ ) sin nθdθ
0

Dan dengan menjumlahkannya diperoleh


π
1
J n ( x) =
π ∫ cos(nθ − x sin θ )dθ
0

Jadi kita memperoleh hasil yang berlaku untuk n genap atua ganjil ,yaitu n=0,1,2,…

4)Buktikanlah hasil soal 10.6(b) untuk nilai bulat n dengan menggunakan fungsi
pembangkit.
Diferensialkan kedua ruas fungsi pembangkit terhadap t tanpa menuliskan limit
− ∞ sampai + ∞ untuk indeks n.
x 1
e ( x 2 )(t −1 t ) 1 + 2  = ∑ nJ n ( x)t n −1
2 t 
x 1
1 + 2 ∑ J n ( x)t = ∑ nJ n ( x)t
n n −1
Atau
2 t 
π 1
Yaitu ∑ 2 1 + t J ( x)t n = ∑ nJ n ( x)t n −1
2  n

Ini dapat ditulis sebagai
π π
∑ 2J n ( x)t n + ∑ J n ( x)t n − 2 = ∑ nJ n ( x)t n −1
2
π π
Atau ∑ 2J
( x)t n + ∑ t n = ∑ (n + 1) J n +1 ( x)t n
n
2
π π 
Yaitu ∑  J n ( x ) + J n + 2 ( x )t n = ∑ (n + 1) J n +1 ( x )t n
2 2 
Karena koefisien t n harus sama ,maka
π π
J n ( x) + J n + 2 ( x) = (n + 1) J n ( x)
2 2
Dan dari sini hasil yang diinginkan diperoleh dengan mengganti n oleh n-1.

FUNGSI BESSEL JENIS KEDUA

1 (a)Tunjukkan bahwa jika n bilangan bulat,penyelesaian umum persamaan


Bessel adalah

 J (x )cos nπ − J − n ( x ) 
y = EJ n ( x ) + F  n 
 sin nπ 

(b)Jelaskanlah bagaimana anda dapat menggunakan bagian (a) untuk


memperoleh penyelesaian umum persamaan bessel dalam kasus n bulat.

FUNGSI BESSEL

(a) Karena J − n dan J n bebas linear,Penyelesaian umum persamaan bessel


dapat ditulis :

y = c1 J n ( x ) + c2 J − n ( x )
dan hasil yang diinginkan diperoleh dengan mengganti konstanta sebarang
c1 ⋅ c2 oleh E dimana

F cos nπ − −F
c1 = E + , c2 =
sin nπ sin nπ

Perhatikanlah bahwa kita mendefinisikan fungsi bessel jenis kedua bila n


bukan suatu bilangan bulat dengan

J n ( x )cos nπ − J − n ( x )
Y n (x ) =
sin nπ

J n ( x )cos nπ − J − n ( x )
(b) Bentuklah
sin nπ

Menjadi suatu “tak tentu / indeterminate” yang berbentuk 0/0 untuk kasus
n suatu bilangan bulat.Hal ini disebabkan untuk suatu bilangan n,diketahui
cos nπ = (− 1) danJ − n ( x ) = (− 1) J n ( x ) lihat soal 10.3. “ bentuk tak tentu”
n n

ini dapat dihitung dengan rumus L’Hospital,yaitu

 J p ( x )cos pπ − J − n ( x ) 
lim  
p →n
 sin pπ 

Gunakanlah soal 1 untuk memperoleh penyelesaian umum persamaan untuk


n=0
Dalam kasus ini harus dihitung

 J p ( x )cos pπ − J − p ( x ) 
lim  
p →0
 sin pπ 

Gunakanlah rumus L’Hospital (turunkan pembilang dan penyebut terhadap


p)pada limit (1),diperoleh

 (∂J p / ∂p) cos pπ − (∂J − P / ∂Jp  1  ∂J P ∂J − P 


lim  =  − 
p →0
 π cos pπ  π  ∂p ∂p  p = 0
Dimana lambang yang digunakan menyatakan bahwa kita mengambil turunan
parsial dari J P ( x )danJ − p ( x ) terhadap p dan kemudian mengambil p=0.Karena
2 ∂J p
∂J − P / ∂ (− p ) = −∂J − p / ∂p. limit yang diinginkan juga sama dengan
π ∂p p =0

Untuk memperoleh ∂J p / ∂p diturunkan deret

J p (x ) = ∑

(− 1)r (x / 2)p + 2 r
r = 0 r!r ( p + r + 1)

Terhadap p dan diperoleh

∂J P ∞
=∑
(− 1) ∂  ( x / 2 )
r p + 2r

 
∂p r = 0 r! ∂p  r ( p + r + 1) 

Sekarang jika seandainya


(x / 2)p + 2r = G , maka
r ( p + r + 1)

Ln G = ( p + 2r )ln ( x / 2 ) − ln r ( p + r + 1)

Sehingga turunanya terhadap p memberikan

1 ∂G 1( p + r + 1)
= ln( x / 2 ) −
G ∂p r ( p + r + 1)

Maka untuk p=0 diperoleh

∂G
=
(x / 2)2r ln(x / 2) − r ' (r + 1)
∂p p =0
r (r + 1)  r (r + 1) 

Gunakan (2) dan (3) , diperoleh

2 ∂J p 2 ∞
(− 1)r (x / 2)2 r ln(x / 2) − r ' (r + 1)
π ∂p
= ∑
π r = 0 r!r (r + 1)  r (r + 1) 
p =0

 3
x4  1  
=
2
{ln(x / 2) + γ }J 0 (x ) + 2  x2 − 2 2 
1 +  + ...
π π 2 2 4  2 
Dimana deret terakhir diperoleh dengan menggunakan hasil (6)dihalaman
240.deret terakhir ini adalah deret untuk Y 0 ( x) .Dengan cara yang sama kita
dapat memperoleh deret (11) dihalaman 241 untuk Y n (x) dimana n sebuah
bilangan bulat.Jika n sebuah bilangan bulat,maka penyelesaian umumnya
diberikan oleh y = c1 J n ( x ) + c2Yn ( x )

FUNGSI-FUNGSI YANG BERHUBUNGAN DENGAN FUNGSI BESSEL

2. Buktikanlah rumus pengulangan untuk fungsi bessel jenis pertama


yangtelah dimodifikasi l n (x)yang diberikan oleh

I n +1 ( x ) = I n −1 ( x ) −
I n (x )
2n
x
Dari soal 10.6(b)kita memperoleh

2n
J n +1 ( x) = J n ( x) − J n −1 ( x)
x

Gantilah x dengan ix untuk memperoleh

− 2in
J n +1 (ix) = J n (ix) − J n −1 (ix)
x

Sekarang menurut definisinya I n ( x) = i − nJ n (ix) atau i n I n (x) sehingga


2in n
(2)menjadi i n +1I n +1 ( x) = − i I n ( x) − i n −1I n ( x)
x
Bagilah dengan i n +1 ,maka hasil yang diinginkan tercapai.

3. Jika n bukan suatu bilangan bulat,tunjukkanlah bahwa


J ( x) − e −inx J n ( x)
(a) H n(1) ( x) = − n
i sin nπ
Menurut definisi H n(1) ( x)danYn ( x), maka
 J ( x ) cos nπ − J − n ( x ) 
H n(1) ( x ) = J n ( x ) + iYn ( x ) = J n ( x ) + i  n 
 sin nπ 
J n ( x) sin nπ + iJ n ( x) cos nπ − iJ − n ( x)
=
sin nπ
 J n ( x)(cos nπ − i sin nπ ) − J − n ( x) 
= i 
 sin nπ 
 J ( x)e −inx − J − n ( x) 
= i n 
 sin nπ 
− inx
J ( x) − e J n ( x)
= −n
i sin nπ

einx J n ( x) − J − n ( x )
(b) H n( 2 ) ( x) =
i sin nπ
Karena H n ( x) = J n ( x ) − iYn ( x ), denhan mengganti i oleh –i pada hasil (a)
(2)

maka diperoleh

J − n ( x) − einx J n ( x )
H n( 2) ( x) =
− i sin nπ
einx J n ( x ) − J − n ( x )
=
i sin nπ

x4 x8
4. Tunjukkanlah (a) Ber 0 ( x ) = 1 − + − ...
22 42 2 2 426282

x2 x6 x10
Bei 0 ( x) = − + − ...
22 22 4262 22 426282102

FUNGSI BESEEL
Diketahui:

2 4 6 8
 i 3 2 z   i 3 2 z   i 3 2 z   i 3 2 z 
r0  i 2 z  = 1 −  2  +  2 2 −  2 2 2 + 2 2 2 2 − ...
3

  2 2 4 2 4 6 2 4 6 8
3 2 6 4 9 6 12 8
i z i z i z i z
= 1 − 2 + 2 2 − 2 2 2 + 2 2 2 2 − ...
2 2 4 2 4 6 2 4 6 8
2 4 6
iz z iz z8
= 1 + 2 − 2 2 − 2 2 2 + 2 2 2 2 − ...
2 2 4 2 4 6 2 4 68
 z 4
z 8
  z2 z8 
= 1 − 2 2 + 2 2 2 2 − ...  + i 2 − 2 2 2 + ... 
 2 4 2 4 68  2 2 4 6 

Dan hasil yang diinginkan tercapai dengan mengingat bahwa


J  3 3 2  = Ber0( z ) + iBei( z ) dan menyamakan bagian riil dan imajinernya.perlu
0 i z
 
dicat bahwa kadang-kadang menghilangkan indeks nol dalam
Ber0 ( z )danBei0 ( z ).

PERSAMAAN-PERSAMAAN YANG DITRANSFORMASIKAN NKE DALAM


PERSAMAAN BESSEL

1.. tentukan penyelesaian umum persamaan xy ' '+ y '+ ay = 0.


Pesamaan tersebut dapat ditulis sebagai x z y ' '+ xy '+ axy = 0 dan merupakan
suatu ------khusus dari persamaan (24) di halaman 242dimana
k = 0, a = a, r = 1 maka penyelesaian seperti diberikan 242
2, β = 0
adalah
(
y = c1 J 0 2 ax + c 2 y 0 2 ax ) ( )

KETEGAK LURUSAN FUNGSI BESEEL

µJ n (λ )J n' (µ ) − λJ n (µ )J n' (λ )
xJ (λx )J n (µx )dx =
1
2.Buktikanlah ∫0 n jika λ ≠ µ .
λ2 − µ 2
Dari (3) dan (4) dihalaman 240,kelihatan bahwa y1 = J n (λx ) dan
y 2 = J n (µx )
Adalah penyelesaian persamaan
( )
x 2 y1 + xy1 + λ2 x 2 − n 2 y1 = 0, x 2 y 2 + xy 2 + µ 2 x 2 − n 2 y 2 = 0
'' ' '' '
( )

Dengan pengalikan persamaan dengan y 2 dan 2 dengan y1 dan kemudian


kurangkan, kita memperoleh

[ '' ''
] [ ' '
]
x 2 y 2 y1 − y1 y 2 + x y 2 y1 − y1 y 2 = (µ 2 − λ2 )x 2 y1 y 2

Setelah dibagi dengan x dapat ditulis sebagai berikut

x
d
dx
[ ' ' '
] [ '
] (
y 2 y1 − y1 y 2 + y 2 y1 − y1 y 2 = µ 2 − λ2 xy1 y 2 )
Atau
d
dx
{[ ]} (
x y 2 y1 − y1 y 2 = µ 2 − λ2 xy1 y 2
'' '
)
Kemudian integralkan dan hilangkan konstanta pengintegralannya,
(µ 2
− λ2 )∫ xy y dx = x[y
1 2 2 y1 − y1 y 2
' '
]
Lalu gunakan y1 = J n (λx ), y 2 = J n (µx ) dan bagikan dengan µ 2 − λ2 ≠ 0,
maka

[
x λJ n (µx )J n (λx ) − µJ n (λx )J n (µx )
' '
]
∫ xJ n (λx )J n (µx )dx = µ 2 − λ2
λJ n (µ )J n ' (λ ) − µJ n (λ )J n ' (µ )
xJ n (λx )J n (µx )dx =
1
Jadi ∫
0 µ 2 − λ2

Yang ekivalen dengan hasil yang diinginkan.

1 2  2   n2
∫0 xJ n (λx )dx = 2  J n (λ ) + 1 − λ2
 J n (λ ).
1 2
3. buktikan
  
misalkan µ → λ pada hasil soal no 2.dengan mengunakan rumus L hospital
diperoleh

λJ n ' (µ )J n ' (λ ) − J n (λ )J n ' (µ ) − µJ n (λ )J n (µ )


∫0 xJ n (λµ )dx = lim
1 2

µ →λ 2µ

λJ n'2 (λ ) − J n (λ )J n ' (λ ) − λJ n (λ )J n '' λ


=

Tetapi karena λ2 J n (λ ) + λJ n (λ ) + (λ2 − n 2 )J n (λ ) = 0, dengan menyelesaikan


'' '

untuk J n'' (λ ) dan mensubstusikannya diperoleh

1  '2  n2 2 
∫0 xJ (λx )dx = 2  J n (λ ) + 1 − λ2
 J n ( x )
1
2
n
 
4.buktikan bahwa jika λdanµ adalah dua akar berbeda dari prsamaan
N RJ n ( x ) + SxJ n' ( x ) = 0 dimana R dan S kostanta, maka

∫ xJ (λx )J (µx )dx = 0


1
n n
0

Yaitu x J n (λx ) dan x J n (µx ) saling tegak lurus pada (0,1).

Karena λ dan µ akar dari RJ n ( x ) + SxJ n' ( x ) = 0, kita mempunyai


RJ n (λ ) + SxJ N' ( x ) = 0, RJ n (µ ) + S µ J n' (µ ) = 0

Kemudian, jika R ≠ 0, S ≠ 0 dari (1) kita memperoleh

µJ n (λ )J n' (µ ) − µJ n (µ )J n' (λ ) = 0

Sehingga dari soal 2.kita mendapatkan hasil yang diinginkan

∫ xJ (λx )J (λx )dx = 0


1
n n
0

Dalam kasus R ≠ 0, S ≠ 0 atau R ≠ 0, S = 0, hasil tersebut juga dapat


dibuktikan dengan mudah.

DERET FUNGSI BESSEL


1.Jika f ( x ) = ∑ A p J n (λ p x ),0 < x >1, dimana λ p , p = 1,2,3,..., akar positif dari

J n ( x ) = 0, ditunjukkan bahwa

( )
(λ ) ∫ xJ λ x f (x )dx
2 1
AP = 2 n p
J n +1 p
0

Kalikan deret untuk f(x) dengan xJ n (λk x ) dan integralkan suku demi suku
dari 0 sampai 1.maka

xJ n (λk x ) f ( x )dx = ∑ A p ∫ xJ n (λ k x )J n (λ p x )dx
1
∫0
p =1

= Ak ∫ xJ n2 (λk x )dx
1

= AK J N'2 (λ k )
1
2
Dimana kita telah menggunakn soal 10.22.dan 10.23 bersama-sama dengan
kenyataan bahwa

xJ (λ x ) f ( x )dx
2 1

(λ ) ∫
AK = '2 n k
J n k
0

Untuk memperoleh hasil yang diinginkan dari sini,digunakan rumus


pengulangan 3 dihalaman 240 yang ekivalen denga rumus 6 dihalaman itu,
kita memperoleh

λ k J n' (λk ) = nJ n (λ k ) − λJ n +1 (λk )


Atau karena J n (λ k ) = 0
J n' (λ k ) = − J n +1 (λ k )

2.uraikan f(x)=1 dalam suatu deret yang berbentuk

∑ A J (λ x )
p =1
p 0 p

Untuk 0<x<1,jika λ p ,p=1,2,3,…, adlah akar positif dari J 0 ( X ) = 0,


2
( )
1 2 λp
vJ 0 (v )dv
Ap =
J 1
2
(λ ) ∫ xJ λ x dx = λ
p
0
0 p 2
p J 1
2
(λ ) ∫
p
0

vJ 1 (v ) 0 p =
2 λ 2
λ J (λ p ) λ p J 1 (λ p )
= 2 2
p i

Dimana kita telah menggunakan penggantian v = λ p x dalam intergralnya


dan hasil soal 10.8 dengan n=1
Jadi kita memperoleh deret yangdiinginkan

f (x ) = 1 = ∑ J 0 (λ p x )
2
p =1 λ k J 1 (λ p )

J 0 (λ1 x ) J 0 (λ2 x ) 1
Yang dapat ditulis sebagai + + ... =
λ1 J 1 (λ1 ) λ2 J 2 (λ2 ) 2

SOAL-SOAL TAMBAHAN

PERSAMAAN DEFERENSIAL BESSEL

10.26. Tunjukanlah bahwa jika x diganti oleh λx dimana λ kostanta, maka


( )
persamaan Bessel x 2 y '' + xy ' + x 2 − n 2 y = 0 ditransformasikan menjadi
'' '
(
x y + xy + λ x − n y = 0
2 2 2 2
)

FUNGSI BESSEL JENIS PERTAMA


x x5 x5 x7
10.27.(a) tunjukan J 1 ( x ) = − 2 + 2 2 − 2 2 2 + ... dan periksalah bahwa
2 2 4 2 4 6 2 4 68
selang kekonvergenan adalah − ∞ <x< ∞
10.28.tunjukan J 01 ( X ) = − J 1 ( x ).

10.29. tunjukanlah
d
[xJ 1 (x )] = xJ 0 (x )
dx

10.30.Hitunglah (a) J 5 2 ( x ) dan (b) J − 5 ( x ) dalam suku-suku sinus dan cosinus.


2

10.31.tentukanlah J 3 (3) dalam suku-suku J 0 ( x )danJ 1 ( x ).

1
[J n−2 (x ) − 2 J n (x ) + J n+ 2 (x )]
J n'' ( x ) =
10.32. buktikanlah bahwa (a ) 2
J n''' ( x ) = [J n −3 ( x ) − 3J n −1 ( x ) + 3J n +1 ( x ) − J n +3 ( x )]
1
4
Dan buatlah perumusan hasil ini.

∫ x J (x )dx, ∫ x J (x )dx J 0 ( x )dx


1
∫x
3 3 2
10.33 hitunglah (a) 2 (b). 0 (c).
0

J 2 (x )
10.34 hitunglah (a) ∫ J ( x )dx
1
3
(b). ∫ x2
dx

10.35.hitunglah ∫ J (x )sin xdx.


0

FUNGSI PEMBANGKIT DAN HASIL-HASIL TAMBAHAN


10.36 gunakanlah fungsi pembangkit untuk membuktikan bahwa
J n' ( x ) = [J n −1 ( x ) + J n +1 ( x )] untuk kasus dimana n bulat.
1
2

10.37 gunakanlah fungsi pembangkit untuk mengerjakan soal 10.30 dalam kasus n
bulat.

π
10.38 tunjukanlah J 0 ( x ) = cos( x sin θ )dθ
2
π ∫
0
2


J 0 (t )dt = 2∑ J 2 k +1 ( x )
x
10.39 tunjukanlah ∫0
k =0

FUNGSI BESSEL JENIS KEDUA

10.40. Buktikanlah Y0' ( x ) = −Y 1 ( x )


10.41. hitunglah (a). Y1 2 ( x ), (b). Y−1 2 ( x ).

10.42.buktikanlah J n ( x )Yn' ( x ) − J n' ( x )Yn ( x ) = 2 πx

2 π 2
10.54. Tunjukanlah I 0 ( x) =
π
∫ 0
cosh ( x sin θ )dθ .

10.55. Tunjukanlah (a) sinh x = 2[I1 ( x) + I 3 ( x) + ...]


(b) cosh x = I 0 ( x) + 2[I 2 ( x) + I 4 ( x) + ...]

2 sinh x 
10.56. Tunjukanlah (a) I 3 2 ( x) =  cosh x − 
πx  x 
2 cosh x 
(b) I − 3 2 ( x) =sinh x − .
πx  x 
2n
10.57. (a) Tunjukanlah K n +1 ( x) = K n −1 ( x) + K ( x)
x n
(b) Jelaskanlah mengapa fungsi K n ( x) memenuhi rumus pengulangan yang
sama seperti untuk I n ( x) dengan I n ( x) diganti dengan K n ( x) .

10.58. Berikan rumus asimtotik untuk (a) I n(1) ( x) , (b) H n( 2) ( x) .

10.59. Tunjukanlah
π (x 2) 
1  (x 2)  1 1 1 
8

Ker0 ( x) = −{ln(x 2) + γ }Ber0 ( x) + Bei0 ( x) + 1 − 2 1 +  + 1 + + +  − ...


4 2!  2  4!2  2 3 4 

PERSAMAAN-PERSAMAAN YANG DUTRANSFORMASIKAN KEDALAM


PERSAMAAN BESSEL

10.60. Selesaikan 4xy”+4y’+y = 0.

10.61. Selesaikan (a) xy”+2y’+xy = 0, (b) y”+x2y = 0.

10.62. Selesaikanlah y”+e2xy = 0. (misalkan ex = u).

10.63. Tunjukanlah dengan pergantian langsung bahwa y = J 0 (2 x ) adalah suatu


penyelesaian dari y"+xy = 0 dan (b) tuliskanlah penyelesaian umumnya.
2 
10.64. (a) Tunjukan dengan pergantian langsung bahwa y = x J1 3 x 3 2  adalah
3 
suatu jawaban dari y”+xy = 0 dan (b) tuliskan penyelesaian
umumnya.

10.65. (a) Tunjukanlah bahwa persamaan Bessel x 2 y ,, + xy , + (x 2 − n 2 ) y = 0 dapat


d 2u  n 2 − 1 4 
ditransformasikan kedalam + 1 − u = 0 dimana y = u x .
dx 2  x2 
(b) Bahaslah kasus dimana x besar dan jelaskan hubungannya dengan rumus
asimtotik dihalaman 243.

DERET TEGAK LURUS FUNGSI-FUNGSI BESSEL

10.66. Lengkapilah soal 10.23 dihalaman 253 untuk kasus (a) R ≠ 0, S = 0 ,


(b) R = 0, S ≠ 0

x) dx = [ J n ( λ x) ] − J n ( λ
x2 2 nx
10.67. Tunjukanlah ∫ xJ ( λ 2
x) + J n2+1 ( λ x) J n +1 ( λ
x) + c
n
2 αλ

10.68. Buktikanlah hasil

1 − x2 ∞ ( )
J 0 λp x
10.69. Tunjukanlah
8
= ∑ λ J (λ ).......0 < x < 1 dimana
3 λp adalah akar positif
p =1 p 1 p

dari J 0 ( λ) = 0 .

∞ ( )
J1 λp x
10.70. Tunjukanlah x = 2 ∑
Jλ (λ )
....... − 1 < x < 1 dimana λ p adalah akar positif
p =1 2 p

dari J1 ( λ) = 0 .

∞ ( ) ( )
2 8 − λ2p J1 λp x
10.71. Tunjukanlah x = 2
∑ λ J (λ )
3 .......0 ≤ x < 1 dimana λ p adalah akar
p =1 p 1 p

positif dari J1 ( λ) = 0 .

1 1
10.72. Gunakanlah soal 10.73 dan 10.75 untuk menunjukan ∑λ 2 =
4
dimana λp
p

adalah akar positif dari J 0 ( λ) = 0 .


JAWABAN SOAL-SOAL TAMBAHAN

2  (3 − x 2 )sin x − 3 x cos x  2  3 x sin x − (3 − x 2 ) cos x 


πx  
πx  
10.28. (a) (b)
x2  x2 
 8 − x2  4
10.29.  2  J1 ( x) − J 0 ( x)
 x  x

10.31. (a) x 3 J 3 ( x) + c (b) 2 J 0 (1) − 3 J1 (1) (c) x 2 J1 ( x) + xJ 0 ( x) − ∫ J 0 ( x) dx

10.32. (a) 63 x J1 (3 x ) − 33 x 2 J 0 (3 x ) + c
J 2 ( x) j1 ( x) 1
(b) − − + ∫ J 0 ( x)dx
3x 3 3

10.33. xJ 0 ( x) sin x − xJ1 ( x) cos x + c

10.42. (a)
1
(b)
a2 + b2 − a
(c)
( a 2 + b2 − a )
n

a2 + b2 b a 2 + b2 bn a 2 + b2

2 2
10.48. (a) − cos x (b) sin x
πx πx

10.50. (a) x 3Y3 ( x) + c (b) − Y2 ( x) − 2Y1 ( x) / x + c


1 1 1 1
(c) − Y1 ( x) − Y2 ( x) − 2 Y3 ( x) + ∫ Y0 ( x) dx
15 15 x 5x 15

10.63. y = AJ 0 ( x ) + BY0 ( x )

A sin x + B cos x  1   1 
10.64. (a) y = (b) y = x  AJ1 / 4  x 2  + BJ −1 4  x 2 
x  2   2 

10.65. y = AJ 0 (e x ) + BY0 (e x )

You might also like