You are on page 1of 5

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT AN-NISA

NOMOR 006/PER/DIR/VIII/2015

TENTANG

KEBIJAKAN PELAYANAN INSTALASI GAWAT DARURAT


RUMAH SAKITAN-NISA

DIREKTUR RUMAH SAKIT ANNISA

Menimbang :
a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit AN-NISA,
maka diperlukan penyelenggaraan pelayanan InstalasiGawatDaruratyang
bermutu tinggi;

b. bahwa agar pelayananInstalasiGawatDarurat di Rumah Sakit AN-NISA dapat


terlaksana dengan baik, perlu adanya Peraturan Direktur tentang Kebijakan
Pelayanan Rumah Sakit AN-NISA sebagai landasan bagi penyelenggaraan
pelayanan InstalasiGawatDaruratdi Rumah Sakit AN-NISA;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b,


perlu ditetapkanKebijakanPelayananInstalasiGawatDaruratRumahSakit AN-
NISA dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit AN-NISA

Mengingat :.
1. Undang-UndangRepublik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentangRumah
Sakit.
2. KeputusanMenteriKesehatanRepublik Indonesia Nomor
856/Menkes/SK/IX/2009 tentangStandarInstalasiGawatDaruratRumah
Sakit.
3. KeputusanDirekturRumahSakit AN-NISA Nomor 050/PER/DIR/III/2015
tentangKebijakanPelayananRumahSakit AN-NISA.
MEMUTUSKAN:

Menetapkan :
Pertama : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT AN-NISATENTANG
KEBIJAKAN PELAYANANINSTALASI GAWAT DARURAT RUMAH
SAKIT AN-NISA

Kedua : Kebijakan PelayananInstalasiGawatDarurat Rumah Sakit AN-NISA


sebagaimana
dimaksuddalamDiktumKesatusebagaimanatercantumtercantum dalam
Lampiran Keputusan ini.

Ketiga : KebijakanPelayananInstalasiGawatDaruratRumahSakit AN-NISA


sebagaimanadimaksuddalamDiktumKeduaharusdijadikanacuandalammeny
elenggarakanpelayananInstalasiGawatDaruratRumahSakit AN-NISA.

Keempat : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila di kemudian

hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan

sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Tangerang
Pada tanggal01 Agustus 2015
Direktur Rumah Sakit AN-NISA,

dr. Ediansyah , MARS


Lampiran
Keputusan Direktur RumahSakit AN-NISA
Nomor : 006/PER/DIR/VIII/2015
Tanggal : 01 Agustus 2015

KEBIJAKAN PELAYANAN INSTALASI GAWAT DARURAT


RUMAH SAKIT AN-NISA TANGERANG

1. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat dilaksanakan 24 jam dalam sehari dan tujuh hari
dalam
seminggu, yang didukungdenganpelayananradiologidanlaboratorium 24 jam.
2. Pelayanan di IGD harus selalu berorientasi kepada mutu dan keselamatan pasien.
3. Dalam memberikan pelayanan harus selalu menghormati dan melindungi hak-hak pasien.
4. Semua petugas IGD wajib memiliki izin sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
5. Dokter yang bertugas di IGD harus memiliki sertifikat pelatihan kegawatdaruratan yang
masih berlaku.
6. Pada setiap shift jaga, salah satu perawat yang bertugas harus memilliki sertifikat
PPGD/BTCLS yang masih berlaku sebagai Penanggung Jawab Shift.
7. Setiap petugas atau staf Instalasi Gawat Darurat wajib meningkatkan kompetensinya
melalui pelatihan yang sudah diprogramkan.
8. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi ketentuan dalam K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja), termasuk penggunaan alat pelindung diri (APD)
serta
selalu mengacu pada pencegahan dan pengendalian infeksi.
9. Setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar prosedur operasional
yang berlaku, etika profesi, etiket, menghormati hak pasien, dan mengutamakan
keselamatan pasien.
10. Penyediaan tenaga harus mengacu kepada pola ketenagaan.
11. Obat dan alat kesehatan sesuai standar yang berlaku harus selalu tersedia di Instalasi
Gawat Darurat.
12. Peralatan di IGD harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
13. Setiap pasien yang datang ke IGD dilakukan triage untuk mendapatkan pelayanan yang
tepatdan sesuai dengan kondisi pasien.
14. Triage di IGD dilakukan oleh dokterjaga IGD atauperawatpenanggungjawab shift.
15. Skrining
 Skrining dilakukan pada kontak pertama untuk menetapkan apakah pasien dapat
dilayanioleh RS.
 Skrining dilaksanakan melalui kriteria triage, evaluasi visual atau pengamatan,
pemeriksaan fisik, psikologik, laboratorium klinik atau diagnostic imaging
sebelumnya.
 Kebutuhan darurat, mendesak, atau segera diidentifikasi dengan proses triage
berbasis bukti untuk memprioritaskan pasien dengan kebutuhan emergensi.
16. Selain menangani kasus “true emergency” IGD juga melayani kasus “false emergency”.
17. Pada pasien DOA tidak dilakukan resusitasi kecuali atas permintaan keluarga.
18. Observasi dilakukan pada pasien dengan kebutuhan khusus sesuai dengan sumber daya
yang tersedia.
19. Pasien yang akan ditransfer dari IGD harus dilakukan stabilisasi terlebih dahulu
sebelum dipindahkan.
20. Setiap pasien yang memerlukan pemeriksaan diagnostik / terapi / spesimen yang tidak
tersedia di rumah sakit dapat dilakukan rujukan ke rumah sakit lain, termasuk juga bagi
pasien yang memerlukan rujukan rawat inap yang diindikasikan karena penyakitnya.
21. Setiap tindakan medis yang mempunyai risiko tinggi harus mendapat persetujuan
tertulis dari pasien atau keluarganya / penanggung jawabnya, kecuali pada kondisi
gawat darurat yangmengancam kehidupannya.
22. DokterPenanggungJawabPelayanan (DPJP) ditetapkanpadasaatpasienmasukdari IGD
sesuaijadwaloncallatauberdasarkanpilihandaripasien.
23. Bila terjadi bencana, baik yang terjadi di dalam atau di luar rumah sakit, IGD siap untuk
melakukan penanggulangan bencana.
24. Untuk melaksanakan koordinasi dan evaluasi wajib dilaksanakan rapat rutin bulanan
minimal satu bulan sekali.
Tangerang, 01 Agustus 2015
Direktur RS AN-NISA

dr. Ediansyah, MARS

You might also like